Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ALAM SEMESTA

Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ilmu

Alamiah Dasar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Program

Studi Perbankan Syariah Semester 1 Kelompok 6

Disusun

Oleh : Kelompok 3

Alvina Dwi Arti

612062019171

Kasmiani

612062019168

Wahyu Apriadi

612062019175

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BONE

2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atau kehadirat Allah SWT. Atas karuniah dan

rahmat-Nya sehinga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Alam

Semesta” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi

dalam pembuatan makalah ini.

Manusia selalu memiliki rasa ingin tahu terhadap sesuatu, begitupun

terhadap alam semesta ini. Dalam makalah ini kami mencoba menjelaskan tentang

alam semesta termasuk tata surya yang didalamnya juga membahas tentang

susunan dan bagian-bagiannya.

Semoga makalah ini mampu menambah pengetahuan, khususnya bagi kami

sebagai penyusun dan umumnya bagi pembaca. Kami juga mengharapkan kritik

dan saran dari pembaca itupun demi kesempurnaan dan kemajuan makalah ini.

Watampone, 21 Oktober 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab I (Pendahuluan)

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 2

Bab II (Pembahasan)

A. Pengertian Alam Semesta 3

B. Teori tentang pembentukan Alam Semesta 4

C. Penciptaan Alam Semesta dari ketidakadaan 11

Bab III (Penutup)

A. Kesimpulan 14

B. Saran 14

Daftar Pustaka 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tingga?

Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah,

kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam

semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan

menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu

bayangkan? Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak

begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan

di kotamu, dari timur kebarat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh

keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain

yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi

dunia. Tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa luas

alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika

dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.

Mungkin kamu terkejut, tetapi memang begitu kenyataanya; planet bumi

hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan

dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa pengertian alam semesta?

2. Apa saja teori tentang pembentukan alam semesta?

3. Bagaimana penciptaan alam semesta dari ketidakadaan?

1
2

C. Tujuan

Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan :

1. Mengetahui pengertian alam semesta

2. Mengetahui teori pembentukan alam semesta

3. Mengetahui penciptaan alam semesta dari ketidakadaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alam Semesta

Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang dan waktu

dimana semua energi dan materi berpadu. Alam semesta, kadang disebut alam

raya atau mayapada. Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia

sejak dahulu. Dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan akal pikiran

manusia yang diikuti oleh kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam

semesta semakin luas.

Terbentuknya alam semesta menjadi teka teki yang menyibukkan bagi

umat manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum

ada yang dapat membuktikan secara empirik kebenarannya. Hal ini

dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam raya. Manusia adalah sesuatu

yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia dengan susah payah

mencari cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering terhalang

keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat dengan

pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa

pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.

Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan

makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran

yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya.

Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang

sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi. Para ahli astronomi

menggunakan istilah alamsemesta dalam pengertian tentang ruang angkasa

dan benda-benda langit yang ada didalamnya.

3
4

B. Teori tentang Pembentukan Alam Semesta

Para ahli astronomi telah lama berusaha merumuskan berbagai teori yang

dapat menjelaskan tentang kejadian alam semesta. Salah satu teorinya disebut

teori dentuman dahsyat (big bang ). Teori ini pertama kali dikemukakan oleh

kosmolog Abbe Lemaitre pada tahun 1920-an. Menurutnya alam semesta ini

bermula dari gumpalan super-atom raksasa yang isiny tidak bisa kita

bayangkan tetapi kira-kira seperti bola api raksasa yang suhunya antara 10

milyar sampai 1 trilyun derajat celcius (air mendidih suhunya hanya 100 ºC).

Gumpalan super –atom tersebut meledak sekitar 15 milyar tahun yang lalu.

Hasil sisa dentunan dahsyat tersebut meyebar menjadi debu dan awan

hidrogen. Setelah berumur ratusan juta tahun, debu dan awan hidrogen

tersebut membentuk bintang-bintang dalam ukuran yang berbeda-beda.

Seiring dengan terbentuknya bintang-bintang, diantara bintang-bintang

tersebut berpusat membentuk kelompoknya masing-masing yang kemudian

kita sebut galaksi.

Teori bing bang merupakan teori mutakhir tentang penciptaan alam

semesta. Sebelumnya telah berlaku berbagai teori kejadian alam semesta

dengan sejumlah pendukung dan penentangnya. Seperti Teori Keadaan Tetap

(Steady State Theory ) yang diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi, T.

Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge (Tjasyono, 2006;51). Menurut

teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Dalam teori

keadaan tetap tidak ada asumsi bola api kosmik yang besar dan pernah

meledak. Alam semesta akan datang silih berganti berbentuk atom-atom

hidrogen dalam ruang angkasa, membentuk galaksi baru dan menggantikan

galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.


5

Teori lainnya yang cukup akomodatif dari kedua teori di atas adalah teori

osilasi. Keyakinan tentang kejadian alam semesta sama dengan Teori Keadaan

Tetap yaitu bahwa alam semesta tidak awal dan tidak akan berakhir. Tetapi

model osilasi mengakui adanya dentuman besar dan nanti pada suatu saat

gravitasi menyedot kembali efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan

mengempis (collepse) yang pada akhirnya akan mengumpal kembali dalam

kepadatan yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan akan terjadi

dentuman besar kembali. Setelah big-bang kedua kali terjadi, dimulai kemblai

ekspansi kedua dan suatu saat akan mengempis kembali dan meledak untuk

ketiga kalinya dan seterusnya.

Ditempat lain para ilmuwan sibuk mengusulkan teori lain tentang

terciptanya tata surya. Bagi para ilmuwan, formasi tata surya sangat menarik

karena keteraturan planet-planet mengelilingi matahari. Bersamaan dengan itu,

satelit planet juga mengitari planet induknya. Adalah Izaac Newton (1642-

1727) yang memberi dasar teori mengenai asal mula tata surya. Ia menyusun

Hukum Gerak Newton atau Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya

antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan

berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. Teori Newton

menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir

kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasuk didalamnya teori monistik dan

teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal

dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan

bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbentuk pada waktu yang

berbeda.
6

Tahun 1745, George Comte de Buffon (1701-1788) dari perancis

mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa

tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari

terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahan dari teori

Buffon tidak bisa menjelaskan asal datangnya komet. Ia hanya mengasumsikan

bahwa komet jauh lebih masif dari kenyataanya.

Filsuf prancis, Rene Descrates (1596-1650) mempercayai bahwa ruang

angkasa terisi oleh Fluida alam semesta dan planet planet terbentuk dalam

pusaran air. Teori ini tidak didukung oleh dasar ilmiah yang kuat sehingga

banyak yang menolaknya. Namun demikian, nampaknya menjadi inspirasi bagi

immanuel Kant (1724-1804) bahwa ada kemungkinan bahwa alam semesta itu

berasal dari sesuatu “lembut” dan lebih lebih dari fluida yaitu adanya awan gas

yang berkontraksi dibawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi

pipih. Gagasan Kant didasarkan dari Teori Pusaran Descrates yang merubah

asumsi dari fluida menjadi gas.

Setelah adanya teleskop, William Herschel (1938-1822) mengamati

adanya nebula yang awalnya dianggap sebagai kumpulan gas yang gagal

menjadi bintang. Tahun 1791, ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi oleh

hallo yang terang. Asumsi inilah yang kemudian berkembang dan menarik

kesimpulan sementara bahwa bintang itu terbentuk dari nebula dan hallo

merupakan sisa dari nebula.

Teori nabula semakin mantap setelah Pierre Laplace (1749-1827)

menyatakan awan gas dan debu yang berputar secara perlahan akan menjadi

padu akbiat gravitasi. Pada saat padu, momentum sudut dipertahankan melalui

putaran yang dipercepat sehingga terjadilah pemimpihan.


7

Selama dalam kontraksi, materi di pusat pusaran menjadi matahari dan materi

yang terlepas dan memisahkan diri dari piring pusaran membentuk sejumlah

cincin. Material di sekitar cincin juga membentuk pusaran yang lebih kecil dan

terciptalah planet-planet.

Teori Laplace ditentang oleh Clerk Maxwell (1831-1879). Menurut

Maxwell teori cincin hanya bisa stabi jika berdiri dari partikel partikel padat.

Jika bahannya dari gas seperti pendapat Laplace maka tidak akan berbentuk

planet. Menurut Maxwell cincin tidak bisa berkondensasi menjadi planet

karena gaya inersianya akan memisahkan bagian dalam dan luar cincin.

Seandainya proses pemisahan bisa terlewati, massa cincin masih jauh lebih

masif dibanding massa planet yang terbentuk.

Thomas C. Chamberlin (1843-1928) ahli geologi dan Forest R. Moulton

(1872-1952) seorang ahli astronomi mengajukan teori lain yaitu Teori

Planetesimal. Menurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari

bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa, entah kapan, ada sebuah

bintang berpapasan pada jarak yang tidak jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa

pasang naik pada permukaan matahari. Sebagian dari masa matahari itu

tertarik ke arah bintang lewat. Material yang tertarik ada yang kembali ke

matahari dan sebagian lainnya terlepas dan menjadi planet-planet.

Teori lain yang mirip dengan teori Chamberlin dan Moulton adalah teori

pasang surut yang dikemukakan oleh Sir Jeans (1877-1946) dan Harold

Jeffreys (1891) yang keduanya berkebangsaan inggris, peristiwa pasang

surutnya digambarkan oleh jeans dan jeffeys adalah seperti cerutu. Artinya

ketika bintang lewat mendekati matahari, pada waktu itu masa matahari tertarik

dengan bentuk menjulur keluar seperti cerutu.


8

Teori lainnya adalah dari Carl Von Weizsaeker seorang ahli astronomi

Jerman. Teorinya dikenal dengan nama Teori Awan Debu (The Dust-Cloud

Theory). Gagasannya adalah bahwa tata surya awalnya terbentuk dari

gumpalan awan gas dan debu. Awan gas dan debu mengalami proses

pemampatan membentuk bola dan mulai berpilin. Lama- kelamaan gumpalan

gas itu memipih menyerupai bentuk cakram yaitu bulat dan pipih yang

dibagian tengahnya tebal sedangkan. Partikel dibagian tengah saling menekan

sehingga menimbulkan panas dan menyala yang kemudian menjadi matahari.

Sedangkan bagian luar berpusing sangat cepat sehingga banyak yang terlempar

dan menjadi gumpalan gas dan kumpulan debu padat. Bagian yang kecil-kecil

itu kemudian menjadi planet-planet.

Sebagian ahli juga percaya bahwa ketika matahari mulai memijar, angin

matahari berhembus sangat kencang sehingga menerepa gumpalan-gumpalan

debu calon planet. Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars terkena dampak

langsung sehingga debu calon planet sebagian terhempas dan “telanjanglah”

planet-planet tersebut. Sementara Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus

masih tetap seperti planet “debu” sehingga bentuknya masih berukuran raksasa.

Dengan landasan pada asumsi dan teori ini, maka sangat aneh adanya planet

pluto yang berwujud terestrial (padat). Pertanyaan inilah yang belum dapat

dijawab dan untuk sementara “ditunda” statusnya sebagai planet. Adapun bulan

atau satelit padat di sekitar planet-planet debu berukuran besar itu karena lebih

dulu memadat yang kemudian bergerak mengitari planet induknya.


9

Teori Terbentuknya Alam Semesta

1. ANAXIMANDER (Geosentris)

2. ARISOTELES (Geosentris)

3. PTOLOMEUS (Geosentris)

4. ARISTARCHUS (Heliosentris)

5. COPERNICUS (Heliosentris)

6. GALILEO-GALILEI (Helliosentris)

Teori terbentuknya Alam semesta

a. Steady State Theory

-Alam semesta sudah ada sejak dulu dan akan selalu tetap seperti ini

-alam semesta tanpa awal dan tanpa akhir

b. Big Bang Theory

-Berasal dari volume nol “alam semesta berasal dari ketiadaan”

-ada dentuman besar untuk memulai alam semesta

-masa sangat besar, masa jenis sangat besar, volume nol

-ada reaksi inti (dentuman)

-alam semesta selalu mengembang

-terdapat radiasi yang ditinggalkan dari ledakan besar

c. Berkat penemuan astronomi, semakin jelas pula kesalahan pernyataan

bahwa alam semesta selalu ada. Penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa

sebagaimana benda lainnya, alam semesta pun memiliki asal mula

d. Orang pertama yang membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal

mula adalah seorang astronom yang bernama Edwin Hubble

e. Pada suatu hari di tahun 1929, dengan menggunakan teleskop berukuran

raksasa, ia mendapati bahwa bintang-bintang itu bergerak


10

f. Gerakan mereka bukanlah pergerakan yang biasa. Bintang-bintang terus

menerus bergerak menjauhi kita. Selain itu, mereka juga bergerak saling

menjauh satu dengan lainnya. Bila segala sesuatu yang ada di dalam alam

semesta bergerak saling menjauh satu sama lain berarti alam semesta terus

menerus bertambah besar.

g. Belum genap seratus tahun manusia memahami hal tersebut. Sekarang,

semua ilmuwan sepakat bahwa bintang-bintang bergerak saling menjauh

satu sama lain sebagaimana mereka juga bergerak menjauhi bumi

h. Pergerakan bintang-bintang tersebut memberikan informasi yang sangat

penting mengenai penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa bintang

bintang saling menjauh satu dengan yang lainnya menunjukkan bahwa

dahulu kala mereka itu saling berdekatan. Menurut para ilmuwan, 15

milyar tahun yang lalu akan semesta merupakan suatu titik tunggal sebesar

ujung jarum. Alam semesta kita ini muncul ketika titik kecil tadi meledak.

i. Summary

-Bintang- bintang terus menerus bergerak

-bintang-bintang selalu bergerak menjauhi kita

-jika kita dapat memutar mengundur waktu, kita akan melihat bahwa

bintang bintang terus akan saling mendekat. Hingga akhirnya seluruh alam

semesta berkumpul dalam suatu titik.

-jika kita lanjutkan terus, titik tersebut akan menghilang. Berarti alam

semesta muncul dari sesuatu yang tidak ada: Allah telah menciptakannya.
11

C. Penciptaan Alam Semesta dari Ketidakadaan

Dalam bentuk standarnya, teori Dentuman Besar (Big Bang)

mengsumsikan bahwa semua bagian jagat raya mulai mengembang secara

serentak. Namun bagaimana semua bagian jagat raya yang berbeda bisa

menyelaraskan awal pengembangan mereka? Siapa yang memberikan

perintah?

Andre Linde, Profesor Kosmologi 2

Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang

diabaikan para ahli astronomi. Alasannya adalah peneri-maan umum atas

gagasan bahwa alam semesta telaha ada sejak waktu tak terbatas. Dalam

mengkaji alam semesta, ilmuan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah

akumulasi materi dan tidak mempunyai awal. Tidak ada momen “penciptaan”,

yakni momen ketika alam semesta dan segala isinya muncul.

Gagasan “keberadaan abadi” ini sesuai dengan pandangan orang eropa

yang berasal dari Filsafat materialisme. Filsafat ini, yang awalnya

dikembangkan di dunia Yunani kuno, menyatakan bahwa materi adalah satu-

satunya yang ada di jagat raya dan jagat raya ada sejak waktu tak terbatas dan

akan ada selamanya. Filsafat ini bertahan dalam bentuk bentuk berbeda selama

zaman Romawi, namun pada akhir kekaisaran Romawi dan Abad pertengahan,

materialisme mulai mengalami kemun-duran karena pengaruh filsafat gereja


12
katolik dan kristen, setelah Renaisans, materialisme kembali mendapatkan

penerimaan luas di antara pelajar dan ilmuwan Eropa, sebagian besar karena

kesetiaan mereka terhadap filsafat Yunani kuno.

Immanuel Kant-lah yang pada masa Pencerahan Eropa, menyatakan dan

mendukung kembali materialisme. Kant menyatakan bahwa alam semesta ada

selamanya dan bahwa setiap probabilitas, betapapun mus-tahil, harus dianggap


11

mungkin. Pengikut Kant terus mempertahan-kan gagasannya tentang alam

semesta tanpa batas beserta materialisme. Pada awal abad ke-19, gagasan

bahwa alam semesta tidak mempunyai awal-bahwa tidak pernah ada momen

ketika jagat raya di ciptakan-secara luas diterima. Pandangan ini dibawa ke

abad ke-20 melalui karya-karya materialis dia lektik seperti Karl Marx dan

Friendrich Engels. Pandangan tentang alam semesta tanpa batas sangat sesuai

dengan ateisme. Tidak sulit melihat alas-annya. Untuk menyakini bahwa alam

semesta mempunyai permulaan, bisa berarti bahwa ia di-ciptakan dan ikut

berarti, tentu saja, memerlukan pencipta , yaitu Tuhan. Jauh lebih mudah dan

aman untuk menghindari isu ini dengan mengajukan gagasan bahwa “alam

semesta ada selamanya”, meskipun tidak ada dasar ilmiah sekecil apapun

untuk membuat klaim seperti itu. Georges Politzer, yang mendukung dan

mempertahankan gagasan ini dalam buku-bukunya yang di terbitkan pada

awal abad ke-20, adalah pendukung setia Marxisme dan Materialisme.

Dengan mempercayai kebenaran model “jagat raya tanpa batas”, polizer

menolak gagasan penciptaan dalam bukunya Principes Fonda –mentaux de

Philosophie ketika dia menulis. Alam semesta bukanlah objek yang

diciptakan, jika memang demikian, maka jagat raya harus diciptakan secara

seketika oleh Tuhan dan muncul dari ketiadaan. Untuk mengakui penciptaan,

orang harus mengakui, sejak awal, keberadaan momen ketika alam semesta

tidak ada, dan bahwa sesuatu muncul dari ketiadaan. Ini pandangan yang tidak

bisa diterima sains. Polizer menganggap sains berada di pihaknya dalam

pemebelaan-nya terhadap gagasan alam semesta tanpa batas. Kenyataannya,

sains merupakan bukti bahwa jagat raya sungguh-sungguh mempunyai per-

mulaan. Dan seperti yang dinyatakan polizer sendiri, jika ada penciptaaan

maka harus ada penciptanya.


13

Benda – Benda Angkasa

1. Galaksi

2. Bintang

3. Tata surya

4. Planaet

5. Satelit

6. Komet

7. Meteor

8. meteorit
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang maha besar

yang didalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta didalamnya

terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan manusia maupun

tidak.

Dari pembahasan diatas, ditemukan beberapa teori dari bebarapa

ilmuwan serta dari pandangan islam berdasarkan al-qur’an. Teori terciptanya

alam semesta meliputi teori keadaan tetap (steady state theory), teori

dentuman besar (big bang) dan teori osilasi. Sedasngkan pembentukan tata

surya dibahaskan dalam teori bintang kembar, teori nebular dan teori tidal atau

pasang surut.

B. Saran

Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi

bahasan makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan karena

terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referansi yang kami peroleh

hubungannya dengan makalah ini, penulis banyak berharap kepada pembaca

yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi

sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis

para pembaca khusus pada penulis.

14
Daftar Pustaka

http://www.slideshare.net/fitriewijaya/makalah-ilmu-kealaman-dasar-2

https://www.academia.edu/763092/ALAM_SEMESTA_TATA_SURYA

15

Anda mungkin juga menyukai