Oleh :
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................` 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 5
1. Ta’lim....................................................................................... 5
2. Tarbiyah.................................................................................... 5
3. Ta’dib........................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14
i
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung:PT. Al-
Ma’arif, 1980), hlm. 94
2
Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana
Ilmu, 1998), hlm. 1.
prosespembentukan individu berdasrkan ajaran-ajaran Islam yangdiwahyukan
Allah SWT kepada Muhammad SAW. Melalui prosesseperti ini individu
menunaikan fungsinya sebagai khalifah di mukabumi dan berhasil mewujudkan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.Berbeda dengan Langgulung, Endang Saefudin
Anshari telahmerinci beberapa anasir (unsur-unsur) yang terdapat di
dalampendidikan sebelum mendefenisikan pendidikan Islam. Unsur-unsurtersebut
yaitu: (a) asas dasar pendidikan; (b) tujuan pendidikan; (c)subjek pendidikan; (d)
objek pendidikan; (e) materi pendidikan; (f)metode pendidikan; (g) alat
pendidikan dan (h) evaluasi pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Ta’lim?
2. Apa Tarbiyah?
3. Apa Ta’dib?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Apa itu Ta;lim
2. Untuk Mengetahui apa itu tarbiyah
3. Untuk mengetahui apa itu ta’dib
3
Endang Saefuddin Anshori, Wawasan Islam: pokok-Pokok Fikiran Tentang Islam dan
Umatnya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 172-175
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tarbiyah
Satu hal yang harus dicatat adalah bahwa istilah tarbiyah untuk
pembaharuan pendidikan di dunia Arab pada permpat kedua abad ke-20, oleh
4
Al-Qur’an Surah Al-Baqarah:2/151
5
Heri, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 8-9
5
6
latin educare dan educatio yang bahasa inggrisnya educate dan education.
bersifat fisik dan material. Atau kalau toh dalam istilah educatio maupun
kata raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabba-rabiya-
yarba yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, kata rabba-yarubbu yang
Rab yang mempunyai akar kata yang sama dengan kata tarbiyah berarti
Makna dasar istilah-istilah tersebut (rab, rabiya dan rabba) tidak secara
6
Muhammad Munir Mursa, al-Tarbiyah al-Islamiyah: Ushuluha wa Ththawwuruha Fi al-
Bilad al_arabiyah, (Kairo: ‘Alam al-Kutub , 1977), hlm. 17.
7
Muhammad al-Naquib al-Attas, The Concept of Education in Islam:A Frame Work for
an Islamic Phylosophy of Education, Terj. Haidar Bagir, (Bandung: Mizan, 1996), hlm. 64-65
7
oleh al-Asma'i berarti memberi makan, memelihara, mengasuh; yakni dari kata
ghadza-yaghdzu. Makna ini mengacu kepada segala sesuatu yang tumbuh seperti
hasil yang sudah matang dan menjinakkan. Penerapannya dalam bahasa Arab
tidak hanya terbatas pada manusia saja, tetapi meluas kepada spesies-spesies lain
dan medan-medan sematik lainnya, untuk mineral, tumbuh- tumbuhan dan hewan.
Karena tarbiyah sebagai sebuah istilah dan konsep yang dapat diterapkan untuk
berbagai spesies, maka menurut Naquib al-Attas, ia tidak cukup cocok untuk
manusia saja.
kami waktu kamu masih kank-kanak dan kamu tinggal bersama kami
(c)mengarahkan seluruh fitrah dan bakat agar menajdi baik dan sempurna;
yaitu ampunan atau kasih sayang. Istilah itu mempunyai arti pemberian makna
dan kasih sayang, pakaian dan tempat berteduh serta perawatan; pendeknya
pemeliharaan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-ankanya. Huruf kaf
dalam ayat irham huma kama rabbayani shaghira adalah kaf al-Tasybih, yaitu kaf
karena kemiripan yang ada antara konsep bawaan yang ada dalam kata-kata yang
diperbandingkan, yang dalam kasus ini mengacu kepada irham huma (yaitu
rahmah) dan rabbayani (yaitu tarbiyah). Jadi, kata tarbiyah disini sama artinya
maka semuanya itu adalah tindakan-tindakan rahmah atau kasih sayang. Apabila
keturunannya, maka hal itu disebut tarbiyah. Memang, pengertian utama al-Rabb,
sebagai yang telah dikemukakan di atas, yaitu membawa sesuatu kepada keadaan
kelengkapan secara berangsur, tetapi tindakan itu sebagai tindakan rahmah dan
atau kondisi fisik dan material daripada kondisi rasional dan intelektual. Kondisi
Oleh sebab itu, ketika Fir'aun berkata kepada Nabi Musa: "alam nurabbika
pengetahuan bisa disusupkan dalam konsep rabba, maka makna tersebut mengacu
karenanya, hal itu tidak mengacu pada pendidikan dalam arti yang kita
rabbaniy ummat, sebagimana Ali ibn Abi Thalib juga membagi manusia pada tiga
tingkatan dan tingkatan yang pertama adalah 'alim rabbaniy. Dan Ali sendiri
pernah menyebut dirinya sebagai rabbaniy-nya umat ini. Sejalan dengan al-Attas,
Abdul Fattah jalal, ahli pendidikan Universitas al-Azhar, juga menjelaskan bahwa
adalah pendidikan yang berlangsung pada fase bayi dan kanak-kanak masa anak
kedua orang tuanya. Dengan demikian pengertian pendidikan yang digali dari kata
tarbiyah terbatas pada pemeliharaan dan pengasihan anak manusia pada masa
kecil. Oleh karen itu pula bimbingan dan penyuluhan yang diberikan sesudah
3. Ta’dib
adalah adab. Arti dasar istilah ini yaitu "undangan kepada suatu perjamuan" Ibn
adalah orang yang mulia dan adanya banyak orang yang hadir, dan bahwasanya
yang hadir adalah orang-orang yang menurut perkiraan tuan rumah pantas
mendapatkan kehormatan untuk diundang dan, oleh karen itu, mereka adalah
laku sesuai dengan keadaan, baik dalam berbicara, bertindak maupun etiket.
11
Pengertian seperti itu sejalan dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn
muka bumi, maka pelajarilah (santaplah) hidangan tersebut". Qur'an suci adalah
undangan Tuhan kepada suatu perjamuan ruhaniyah, dan pencapaian ilmu yang
menurut al- Attas, dalam kenyataannya adalah ta'dib karena adab sebagimana
Keterkaitan konseptual kedua istilah itu, 'ilm dan adab, di dalam hadis lain
digunakan istilah ta'dib (yang diartikan pendidikan) dari kata addaba yang berarti
mendidik. Kata ini, menurut al-Zajjaj, dikatakan sebagai cara Tuhan mendidik
hadis ini sebagai berikut: "Tuhanku telah membuatku mengenali dan mengakui,
dengan apa (yaitu adab) yang secara berangsur-angsur telah ditanamkan ke dalam
yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian dan sebagai akibatnya, Ia telah
membuat pendidikanku yang paling baik". Sehingga, dengan demikian tidak perlu
ada keraguan bahwa konsep dan proses pendidikan telah tercakup di dalam istilah
ta'dib dan bahwa istilah yang tepat untuk menunjukkan "pendidikan" di dalam
12
Islam sudah cukup terungkapkan olehnya. Istilah ta'dib mengandung arti ilmu,
Tidak ditemui unsur penguasaan pemilikan terhadap objek atau anak didik,
Islam, yang dapat dan harus dididik hanyalah manusia, al- hayawan al-natiq.
sebagai pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu
ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan
wujud kepribadian.
pengertian aslinya dan dalam penerapan dan pemahaman kaum Muslimin pada
sayang (rahmah) dan bukannya pengetahuan ('ilm). Sementara dalam kasus ta'dib
pengetahuan lebih ditonjolkan dari pada unsur kasih sayang. Dalam struktur
(ta'lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Oleh karen itu, ta'dib, ungkapnya
lebih lanjut, merupakan istilah yang paling tepat dan cermat untuk menunjukkan
pendidikan Islam.
pendidikan dan proses pendidikan adalah hilangnya adab, yang berarti hilangnya
13
14