Anda di halaman 1dari 42

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA

DASAR I

DISUSUN OLEH TIM


KIMIA DASAR

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Ilmu kimia pada hakekatnya adalah ilmu yang bersifat eksperimental, maka teknik
untuk meningkatkan skill penggunaan alat-alat di laboratorium dan melakukan
percobaan kimia adalah salah satu langkah penting dalam pengembangan ilmu yang
berkaitan dengan kimia. Buku penuntun Praktikum Kimia Dasar ini disusun untuk
memenuhi harapan tersebut.
Dalam buku penuntun praktikum ini telah diberikan beberapa aturan yang harus
ditaati oleh mahasiswa yang mengikuti Praktikum Kimia Dasar, hal ini bertujuan agar
pratikum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Mudah-mudahan buku ini dapat bermanfaat dalam menjalankan pratikum di
Laboratorium Kimia Dasar sehingga apa-apa yang ditargetkan pada materi kuliah
dapat tercapai. Terima kasih.

Laboratorium Kimia Dasar


FMIPA Universitas Riau

TIM KIMIA DASAR

2
PENGENALAN LABORATORIUM

Laboratorium Kimia adalah tempat untuk mempelajari dan memahami kimia melalui
percobaan. Pada dasarnya Kimia adalah ilmu yang deskriptif/nyata yang mempelajari
perubahan fenomena alam. Dengan melakukan praktikum Kimia di laboratorium, Anda
diharapkan dapat lebih memahami fenomena yang muncul dalam reaksi-reaksi kimia, yang
mendukung dalam mempelajari teori dalam perkuliahan.
Laboratorium Kimia adalah suatu tempat Anda akan berhadapan langsung dengan zat-
zat berbagai (dapat berbahaya) dan peralatan beragam, akan tetapi dirancang khusus
sehingga memungkinkan kita bekerja dengan aman, dengan syarat harus mengerti aturan dan
tahu cara bekerja yang baik.
Berikut dijelaskan aturan/tata tertib bekerja di laboratorium Kimia Dasar dan
pengenalan beberapa peralatan laboratorium Kimia Dasar. Sebelum Anda memulai kegiatan
praktikum, terlebih dahulu WAJIB untuk membaca, mempelajari, dan memahami ketentuan-
ketentuan ini.

Ketentuan Umum – Kronologis Kegiatan


Periode praktikum Kimia Dasar: pagi dimulai tepat jam 07.30 s/d 10.00 dan 10.30 s/d 12.30,
dan sore dimulai jam 13.30 s/d 15.00.

Kronologis kegiatan:
1. Sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, praktikan dipersilakan masuk melalui pintu
Utama Laboratorium Kimia Dasar dengan tertib, tidak boleh memakai sandal atau
sepatu terbuka, tidak memakai kaos oblong, dan harus memakai jas laboratorium.
2. Tanda tangani daftar hadir yang telah disediakan.
3. Kumpulkan buku catatan praktikum (jurnal praktikum) di meja yang tersedia.
4. Segera berkumpul di bagian depan dalam Laboratorium Kimia Dasar untuk
mendengarkan penjelasan dari Pemimpin Praktikum sambil membawa penuntun
praktikum dan buku catatan lain (jika diperlukan)
5. Setelah itu, kembalilah ke tempat kerja masing-masing (sesuai dengan tema pada jadwal
praktikum). Pada dasarnya, setiap mahasiswa/praktikan akan bekerja perkelompok di
bawah pengawasan asisten.
6. Sebelum memulai praktikum, periksalah peralatan yang ada telah disediakan, jumlah
maupun keutuhan peralatan sudah sesuai dengan “daftar inventaris alat” yang ada.

3
Kalau belum, segera lengkapi dengan cara meminta petugas laboratorium. Pelajari
nama,kegunaan dan cara menggunakan peralatan tersebut (lihat peralatan dasar
laboratorium kimia).
7. Buku catatan praktikum (jurnal praktikum) harus dikerjakan sebelum praktikum
dimulai (JANGAN mengerjakan di sekitar laboratorium) dan wajib dibawa saat
praktikum. Apabila tugas ini tidak dibuat, praktikan tidak diberikan nilai untuk
percobaan tersebut, atau tidak diperkenankan mengikuti praktikum tersebut.
8. Aspek yang dinilai dari pelaksanaan percobaan antara lain adalah: kesiapan,
keterampilan, jawaban atas pertanyaan/diskusi yang diberikan oleh asisten, kerapian
dan pengaturan tempat kerja, kemampuan bekerja sama kelompok,
kebenaran/kejujuran dalam pencatatan data, ketaatan pada instruksi atau peraturan,
penguasaan materi praktikum dan kemampuan kerja. Hasil pengamatan segera dicatat
dalam buku catatan. Data lain dapat ditanyakan kepada asisten atau pemimpin praktikum.
9. Setelah selesai bekerja, cucilah peralatan praktikum masing-masing dan akan diperiksa
oleh petugas Laboratorium.
10. Di akhir periode praktikum akan dilakukan Tes Praktikum sekitar 15-20 menit.
Pastikan alat sudah dicuci dan meja telah dibersihkan sebelum tes praktikum
dilaksanakan.
11. Petugas akan mencatat kekurangan atau pemecahan alat, disaksikan oleh praktikan, diakhiri
dengan membubuhkan tanda tangannya.

CATATAN: Untuk s e m u a percobaan, akan diminta dibuatkan LAPORAN praktikum.


Selain bekerja secara individu, praktikan juga dilatih bekerja secara kelompok. Dalam
keadaan seperti ini, tanggung jawab keberhasilan percobaan ditanggung bersama. Demikian
pula dengan peralatan yang digunakan bersama, misalnya buret atau peralatan distilasi.
Apabila ada kerusakan atau hilang harus ditanggung bersama. SELAMAT BEKERJA !

4
Buku Catatan Praktikum (Jurnal Praktikum) & Laporan
Setiap praktikan mempunyai buku penuntun praktikum sendiri. Lengkapi dengan buku
catatan praktikum, dan alat-alat tulis. Simpanlah buku catatan di atas meja praktikum,
jangan sampai tersiram zat atau rusak.
Buku penuntun praktikum, akan terdiri dari: tata tertib, aturan kerja dan keselamatan, dan
modul percobaan 1 s/d 10.
Setiap percobaan akan dilengkapi dengan Lembar Data (yang akan berisi pengamatan
dan ditanda tangani oleh asisten ybs.) dan Lembar Tes Praktikum. Lembaran ini
disiapkan pada saat praktikum dan saat tes praktikum dilakukan (biasanya di akhir waktu
praktikum).

Aturan Keselamatan
A. Aturan Umum
1. Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul mengenai peraturan
di laboratorium dan menguasai materi praktikum dengan sebaik-baiknya, mulai dari
tujuan, konsep dasar, prosedur dan teknik-teknik pengerjaan yang akan dilakukan.
2. Jangan bekerja sendirian di laboratorium, minimal berdua, dan untuk praktikum kimia
dasar harus disertai asisten atau instruktur laboratorium, sesuai dengan jadwal yang
diberikan.
3. Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan, dan minum.
Diharuskan memakai baju yang rapi (bukan kaos oblong), memakai jas laboratorium
lengan panjang yang memenuhi syarat, memakai sepatu tertutup (bukan sandal).
Hal ini demi keselamatan dan kesehatan kerja anda sendiri.
4. Selalu dipelihara kebersihan meja kerja, bak cuci, dan sekitarnya. Buanglah sampah
pada tempatnya.
5. Jika membuang zat cair pekat, dituangkan ke bak cuci sambil diguyur air yang banyak.
Hati-hati dengan H2SO4 pekat, ada caranya sendiri.
6. Zat padat dan logam-logam buang ke wadah yang tersedia (jangan dibuang ke
washbak)!
7. Larutan yang mengandung logam berat (seperti: Pb, Cd, Cu, Cr, Hg, Ag, As, Zn,
Ni) harus dibuang ke wadah/botol tersendiri yang sudah disediakan. Jangan sekali-
kali dibuang ke washbak!

5
8. Apabila bekerja dengan gas-gas atau zat berasap/pekat, bekerjalah di dalam lemari
asam (fume hood), jangan sampai terhirup gas-gas beracun. Jangan sekali-kali
meninggalkan percobaan yang sedang berjalan, tunggu sampai prosesnya berhenti.
9. Laboratorium Kimia adalah tempat yang khusus serius untuk belajar dan bekerja.
Dilarang ngobrol, bercanda atau main-main dengan teman. Janganlah membuang-buang
waktu percuma.
10. Bekerjalah yang tekun, percaya diri dan jangan ragu-ragu. Catatlah setiap kejadian
dan pengamatan percobaan dengan teliti dan cermat, sebab salah satu kegiatan
terpenting dalam praktikum adalah pengamatan dan pengumpulan data. Jangan ragu
untuk bertanya kepada asisten, dan jawablah setiap pertanyaan yang diajukan asisten
dengan singkat dan jelas.

B. Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
1. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan. Akan tetapi laboratorium adalah
tempat yang banyak bahayanya, baik bahaya keracunan maupun kebakaran. Kalau
terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dan utama harus dilakukan adalah:
JANGAN PANIK!
2. Apabila kulit anda terkena zat kimia, agar secepatnya dicuci dengan air kran dan
menggunakan sabun cuci. Jika yang kena adalah mata atau muka, semprot langsung
dengan air kran di atas bak cuci. Jangan sekali-kali digosok dengan tangan, apa
lagi sebelum cuci tangan. Secepatnya hubungi petugas/asisten untuk minta
pengobatan darurat.
3. Apabila anggota badan yang terkena, apa lagi jumlahnya banyak, gunakan shower
(jika tersedia) atau air kran yang besar, segera lepas baju laboratorium atau penutup
lain di bagian yang kena zat. Segera lapor ke petugas untuk mendapat pengobatan
selanjutnya.
4. Bila terjadi kebakaran di atas meja kerja, misalnya larutan dalam gelas kimia, pertama-
tama jangan panik, jangan coba memadamkan sendiri apa lagi membanting gelas
yang terbakar. Menjauhlah dari meja, segera laporkan ke petugas/asisten. Bila tidak
ada yang menolong, tutup gelas yang terbakar dengan lap basah atau keset basah,
biarkan mati sendiri atau disemprot dengan alat pemadam kebakaran yang tersedia.
5. Bila tangan atau kulit terbakar (jumlah kecil), taruh air es di sekitar yang terbakar, lalu
obati dengan obat analgesik misalnya salep atau larutan rivanol. Mintalah pada
petugas/asisten.

6
C. Zat Kimia & Pereaksi
1. Zat kimia dan pereaksi yang diperlukan untuk Praktikum Kimia Dasar ini pada
umumnya sudah disediakan.
2. Apabila pemakaian nya diserahkan kepada masing-masing praktikan, maka zat-zat
tersebut dan pereaksi-pereaksi, akan disimpan di atas meja khusus untuk ini. Biasanya di
letakkan di meja-meja pinggir meja kerja laboratorium.
3. Setiap praktikan WAJIB memelihara kebersihan meja zat ini, dan paling utama adalah
menjaga pereaksi-pereaksi jangan sampai rusak atau terkontaminasi akibat
kecerobohan pengambilan. Misalnya salah menggunakan pipet untuk mengambil zat.
Setiap pereaksi dilengkapi dengan pipet sendiri-sendiri (pipet-pipet tidak boleh
ditukar), atau kalau botol reagen tidak ada pipetnya berarti pengambilannya dengan
cara dituangkan ke dalam gelas ukur.
4. Bila akan melakukan tes reaksi, bawalah tabung reaksi bersih di atas rak tabung reaksi
ke meja pereaksi. Pencampuran dilakukan di sini juga, dengan catatan harus bekerja
dengan tertib, cari tempat yang kosong, dan jangan mencampuradukan pipet tetes.
5. Setiap botol zat dan pereaksi, ada labelnya yang jelas berisi nama, rumus kimia, dan
konsentrasi atau identitas lain. Bacalah dengan teliti sebelum anda menggunakannya.
Tidak diperbolehkan menukar tutup botol.
6. Zat kimia yang pekat misalnya HCl, H2SO4, NaOH, harus disimpan di lemari asam.
Juga apabila bekerja dengan zat-zat tersebut.

7
TATA TERTIB LABORATORIUM

1. UMUM
1. Praktikum dimulai pada jadwal yang telah ditetapkan. Praktikan yang datang terlambat
tidak dibenarkan mengikuti praktikum kecuali ada alasan sah yang dapat
dipertimbangkan.
2. Praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum harus memberi tahu secara tertulis
kepada Dosen atau Asisten pembimbing atau kepada Kepala lab.
3. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum tiga kali berturut-turut tanpa alasan sah tidak
dibenarkan mengikuti praktikum selanjutnya (dinyatakan gagal) dan harus mengulangi
pada tahun berikutnya.
4. Selama kegiatan praktikum, praktikan harus memakai jas praktikum berwarna putih.
5. Selama kegiatan praktikum berlangsung, praktikan harus bersikap sopan, tidak
dibenarkan merokok, memakai sandal/sepatu terbuka, atau melakukan kegiatan lain
yang dapat mengganggu kelancaran jalannya praktikum.

2. KHUSUS
1. Setiap praktikan harus memiliki penuntun praktikum (dapat diunduh dari
classroom/website).
2. Sebelum melakukan praktikum pelajarilah terlebih dahulu penuntun praktikum
yang berhubungan dengan objek percobaan yang akan anda lakukan.
3. Laporan lengkap praktikum dikerjakan pada blanko laporan yang telah disediakan.
4. Praktikum hanya dibenarkan melanjutkan praktikum berikutnya setelah menyerahkan
laporan lengkapnya dari minggu sebelumnya.

3. LAIN-LAIN
A. Praktikan yang merusak atau memecahkan alat-alat laboratorium diwajibkan
mengganti dengan alat yang sama, sebelum ujian praktikum dilaksanakan.
B. Praktikan hanya dibenarkan mengikuti ujian praktikum setelah seluruh masalah
dengan laboratorium diselesaikan.
C. Praktikan harus berhati-hati pada waktu melakukan pemanasan, mengambil dan
menuangkan zat-zat berbahaya dan beracun. Untuk ini minta petunjuk kepada
dosen atau asisten pembimbing.

8
D. Pada waktu pemanasan tabung reaksi, mulut tabung jangan dihadapkan pada diri
atau kepada teman anda. Bila reaksi mungkin memercik atau reaksinya sangat keras,
lebih baik lakukan di lemari asam dengan mulut tabung reaksi dihadapkan kepada
dinding lemari.
E. Hal-hal lain yang belum diatur dalam tata tertib ini, akan diatur lebih lanjut oleh
kepala lab dalam bentuk pengumuman tersendiri

9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2


TATA TERTIB LABORATORIUM ............................................................................................. 8
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ 10
PERCOBAAN I TEKNIK PENGGUANAAN PERALATAN DASAR LABORATORIUM ... 11
PERCOBAAN II LARUTAN BUFFER ...................................................................................... 14
PERCOBAAN III INDIKATOR DAN PENENTUAN PH ........................................................ 19
PERCOBAAN IV TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRI) .................................................... 25
PERCOBAAN V REAKSI SENYAWA ORGANIK.................................................................. 28
PERCOBAAN VI REAKSI PENYABUNAN (SAPONIFIKASI) PADA LEMAK .................. 34
PERCOBAAN VII SISTEM KOLOID ....................................................................................... 39

10
PERCOBAAN I
TEKNIK PENGGUANAAN PERALATAN DASAR LABORATORIUM

7. Peralatan Dasar Laboratorium


Peralatan Lab sederhana yang biasa digunakan di lab kimia dasar, umumnya terdiri dari
peralatan gelas yang sering digunakan dan sangat diperlukan sebagai sarana dan alat bantu
untuk melakukan percobaan sederhana. Beberapa peralatan yang umum dipakai di Lab
adalah :
F. Gelas kimia (beaker), berbagai ukuran yang ditulis di bagian luar, ukuran ini sesuai
dengan kapasitas penampungnya. Digunakan untuk menampung cairan atau larutan,
juga memanaskannya, terbuat dari dari gelas bahan kuat pemanasan misalnya merk
pyrex.
G. Erlemeyer, seperti halnya gelas kimia, karena berbentuk labu, erlemeyer ini bisa
digunakan untuk mengaduk cairan melalui pengocokan, seperti untuk titrasi.
H. Gelas ukur, untuk mengukur volume cairan yang terdapat di dalamnya, terdiri dari
beberapa ukuran/kapasitas.
I. Labu ukur, tersedia dalam berbagai volume, digunakan untuk menempatkan volume
cairan dalam pembuatan larutan dengan ukuran volume tertentu.
J. Pipet, pipet adalah peralatan untuk memindahkan sejumlah tertentu cairan dari satu
tempat ke tempat lain.
K. Buret, fungsinya sama seperti pipet berukuran, hanya buret memiliki kran untuk
mengatur keluarnya cairan, kita tidak perlu membaca setiap waktu ukurannya. Alat ini
terutama digunakan untuk melakukan metoda analisa titrasi.
L. Tabung reaksi, terbuat dari gelas, berbagai macam ukuran. Digunakan untuk
melakukan reaksi kimia dalam jumlah sedikit.
M. Kaca arloji, terbuat dari gelas bening, berbagai ukuran diameter, digunakan untuk
wadah menimbang zat padat juga untuk penguapan sederhana.
N. Corong, terbuat dari gelas atau porselen, digunakan untuk menyaring secara gravitasi.
O. Corong buchner, jenis corong yang terbuat dari porselen. Corong ini digunakan untuk
penyaringan cepat dengan cara penyedotan melalui pengisap vakum, juga dilengkapi
dengan labu isapnya.
P. Corong pisah, terbuat dari gelas. Digunakan untuk memisahkan dua lapisan cairan atau
lebih yang tidak bercampur dalam metode ekstraksi.
Q. Cawan, terbuat dari poselen dan digunakan untuk menguapkan larutan.

11
R. Cawan krusible, bentuknya lebih tinggi dari cawan biasa, digunakan untuk
menguapkan dilanjutkan dengan pemijaran zat padatnya.
S. Plat tetes, terbuat dari porselen, digunakan untuk pengujian warna reaksi kimia dalam
jumlah kecil.
T. Spatula, dengan berbagai ukuran, terbuat dari besi dan gelas, gunanya untuk
mengambil sejumlah zat padat.
U. Batang pengaduk, terbuat dari gelas digunakan untuk mengaduk larutan.
V. Kasa asbes, kawat yang dilapisi asbes, digunakan untuk menahan dan menyebarkan
panas yang berasal dari api bunsen.
W. Kaki tiga, terbuat dari besi yang menyangga kasa asbes, digunakan untuk memanaskan.

8. Cara Penggunaan
A. Cara Membaca Volume (gelas ukur)
Gelas ukur digunakan untuk mengatur jumlah cairan yang terdapat
didalamnya. Oleh karena itu skala 0 mL terletak di bagian bawah. Masukkan
jumlah zat cair yang akan diukur volumenya, lalu tepatkan skala yang diinginkan
dengan pipet tetes. Cara membaca skala harus dibaca garis singgung skala dengan
bagian bawah lengkungan cairan.
B. Cara Menggunakan Pipet
Secara umum pipet ada 3 jenis :
a. Pipet tetes, digunakan untuk memindahkan cairan dimana volumenya tidak diukur.
Untuk pengambilan cairan digunakan karet bagian atas setelah ujung pipet berada
dalam cairan.
b. Pipet seukuran, biasanya disebut pipet gondok, ukurannya tertera di permukaan
gelas. Digunakan untuk memindahkan volume tertentu (dengan teliti) cairan. Cara
menggunakan pipet ini : celupkan bagian bawah pipet ke dalam cairan, lalu cairan
disedot dengan ball pipettor sampai melebihi garis batas kemudian dikeluarkan
cairan sedikit demi sedikit sampai tepat garis batas.
C. Cara Menggunakan Buret
Cara menyiapkan buret : bagian dalam pipa harus bersih, kran ditutup,
masukkan larutan dari atas melalui corong gelas. Isi sampai melebihi skala 0 mL, lalu
dengan membuka sedikit kran tepatkan permukaan cairan pada skala 0 mL.
D. Cara menggunakan buret (dalam titrasi)

12
Siapkan labu titrasi (erlemeyer) yang sudah diisi sejumlah tertentu larutan di
bawah kran buret. Pegang kran buret dengan tangan kiri dimana telapak tangan
menggenggam seluruh kran dan telunjuk-ibu jari bisa memutar kran. Labu titrasi
dipegang mulutnya dengan tangan kanan. Sambil menggoyangkan bagian bawah
labu titrasi, kran buret dibuka berulang – ulang kali sampai sudah mendekati titik
ekivalen. Jika sudah mendekati titik ekivalen, atur pengeluaran tetes demi tetes sampai
terjadi titik akhir titrasi.
E. Cara Memanaskan Cairan/larutan
a. Cara memanaskan cairan dalam tabung reaksi : jangan mengarahkan mulut
tabung reaksi pada teman atau diri sendiri. Jepit tabung reaksi dekat mulutnya.
Miringkan kearah yang aman, panaskan sambil sebentar-sebentar dikocok.
b. Cara memanaskan tabung reaksi dalam penangas air : beaker gelas diisi dengan
air kemudian dipanaskan diatas api bunsen dengan menggunakan kaki tiga dan kasa
asbes. Kemudian tabung rekasi yang akan dipanaskan diletakkan dalam beaker
gelas tadi.

13
PERCOBAAN II

LARUTAN BUFFER

Maksud Percobaan
Memperkenalkan cara membuat larutan buffer, pengaruh pengenceran,
pengaruh penambahan asam basa pada buffer.

Teori
Larutan buffer atau larutan penyangga adalah suatu larutan yang terdiri dari
campuran asam lemah dengan garamnya, atau campuran basa lemah dengan
garamnya. Cara kerja larutan buffer berkaitan dengan penagruh ion sejenis/
senama. Fakta bahwa penambahan ion senama dalam larutan asam lemah atau
basa lemah menghasilkan pergeseran kesetimbangan ke arah molekul asam atau
basa yang tidak terurai. Oleh karena itu larutan buffer dapat didefenisikan sebagai
campuran asam lemah dengan basa konjugasinya atau basa lemah dengan asam
konjugasinya.

1. Pembuatan Larutan Buffer


Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Pengaduk
Gelas ukur
Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
Larutan CH3COOH 1M
Larutan CH3COONa 1M
Larutan NH4OH 1M
Larutan NH4Cl 1M
Kertas indicator Universal
Cara kerja :
A. Isi sebuah tabung reaksi dengan 10 ml larutan CH 3COOH 1M. Tambahkan ke
dalam tabung ini 10 ml larutan CH3COONa 1M. Aduklah larutan tersebut.
Teteskan larutan itu diatas kertas indicator universal sebanyak 1 tetes.

14
Keringkan dan tentukan pH larutan tersebut dengan membandingkan warna
kertas dengan warna standar.
B. Isi sebuah tabung reaksi dengan 10 ml larutan NH4OH 1M. Tambahkan ke
dalam tabung ini 10 ml larutan NH4Cl 1M. Aduklah larutan tersebut dan periksa
pH larutan ini dengan kertas indicator universal.

2. Pengenceran Larutan Buffer


Alat-alat yang digunakan :
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
Larutan Buffer A (CH3COOH + CH3COONa)
Larutan Buffer B (NH4OH + NH4Cl)
Indikator Universal
Cara kerja :
Masukkan 5 ml larutan buffer A ke dalam tabung reaksi dan encerkan dengan 5 ml
air. Kocok dan periksa pH larutan tersebut dengan kertas indicator. Dengan cara
yang sama encerkan 5 ml larutan buffer B dengan 5 ml air dan periksa pHnya.

3. Penambahan sedikit asam/basa pada larutan buffer


Alat-alat yang digunakan :
Rak tabung reaksi
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
Larutan Buffer A (CH3COOH + CH3COONa)
Larutan Buffer B (NH4OH + NH4Cl)
Indikator Universal
Larutan HCl 0,1M
Larutan NaOH 0,1M

15
Cara kerja :
Masukkan 5 ml larutan buffer A ke dalam 2 buah tabung reaksi. Tambahkan
pada tabung reaksi pertama 1 tetes larutan HCl 0,1 M dan pada tabung reaksi ke
dua tambahkan 1 tetes larutan NaOH 0,1M. Kocok masing-masing larutan dan
periksa pH larutan tersebut dengan kertas indicator. Ulangi percobaan ini dengan
menggunakan larutan buffer B.

16
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan:
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN II
LARUTAN BUFFER

1. Pembuatan Larutan Buffer


No. Larutan pH
1.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (larutan Buffer A)
1.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Larutan Buffer B)

2. Pengenceran Larutan Buffer


No. Larutan Pengenceran pH
2.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (Buffer A) Air Suling
2.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Buffer B) Air Suling

3. Penambahan Sedikit Asam/Basa Pada Larutan Buffer


No. Larutan Penambahan asam pH
basa
3.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (Buffer A) HCl 0,1 M
3.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Buffer B) HCl 0,1 M
3.a CH3COOH 1 M + CH3COONa 1 M (Buffer A) NaOH 0,1 M
3.b NH4OH 1 M + NH4Cl 1 M (Buffer B) NaOH 0,1 M

4. Pertanyaan
1. Larutan buffer adalah……………………………………………………………………………………….

17
2. Sebutkan sifat-sifat larutan buffer !
3. Tulislah contoh larutan buffer yang kamu ketahui (minimal 3)!

18
PERCOBAAN III

INDIKATOR DAN PENENTUAN PH

Tujuan Percobaan
Menentukan pH dari berbagai bahan.

Teori
Indikator adalah suatu senyawa organik yang warnanya akan berubah pada
suatu pH tertentu. Misalnya indikator lakmus mempunyai daerah perubahan
warna antara pH 5,5 sampai 8,0. Dibawah pH 5,5 warna lakmus adalah merah, dan
diatas pH 8,0 warnanya adalah biru. Indikator ini dapat dibuat dalam bentuk
kertas ataupun larutan. Beberapa indikator yang dibuat dalam bentuk larutan
adalah :
-Metil orange dengan daerah perubahan warna antara pH 3,1 – 4,4
-Bromtimol biru dengan daerah perubahan warna antara pH 6,0 - 7,6
-Phenolphtalein dengan daerah perubahan warna antara pH 8,2 – 10,0
Indikator yang dibuat dalam bentuk kertas antara lain adalah kertas lakmus
dan kertas indicator universal (kertas pH). Indikator universal ini mempunyai
warna tertentu pada setiap harga pH. Dengan memakai indikator dapat
diperkirakan harga pH suatu larutan.

1. Penentuan Warna Indikator Larutan Dalam Asam dan Basa


Alat-alat yang digunakan :
Plat tetes
Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
Air suling
HCL 0,01 M
NaOH 0,01 M
Indikator metil orange
Indicator bromtimol biru
Indicator phenolphthalein

19
Cara Kerja :
Disiapkan sebuah plat tetes dan dibersihkan dengan air dan dikeringkan.
Kemudian masing-masing diisikan sebanyak 2 tetes air suling, larutan HCl 0,01 M
dan NaOH 0,01 M. Kemudian ditambahkan masing-masing dengan 1 tetes
indikator metil orange. Diamati warna yang terjadi. Diulangi percobaan di atas
dengan menggunakan indikator pp dan bromtimol biru.

2. Indikator Dari Tumbuh-Tumbuhan


Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Gunting
Pipet tetes
Plat tetes
Lampu spritus
Beaker gelas
Bahan-bahan yang digunakan :
3 jenis bunga (dibawa dari rumah)
HCL 0,01 M
NaOH 0,01 M
Cara kerja :
Disiapkan 3 jenis bunga yang warnanya berbeda (dibawa dari rumah).
Dihaluskan mahkota bunga, kemudian ditambah dengan 5 mL alkohol dan
dipanaskan di penangas air. Masing-masing ekstrak bunga ditambahkan ke dalam
larutan HCl 0,01M dan larutan NaOH 0,01 M. Dicatat perubahan warna yang terjadi

3. Penentuan pH
Teori
Pada Percobaan ini, akan digunakan kotak Bjerrum. Kotak ini terdiri dari dua
bagian yang masing-masing berbentuk segitiga. Ke dalam salah satu kotak diisikan
200 ml basa NaOH 0,1 M. Ke dalam larutan tadi ditambahkan 20 tetes larutan
indikator.
Melalui bagian depan dari kotak Bjerrum ini, dapat terlihat seluruh daerah
perubahan warna indikator dari keadaan asam sampai basa. Sel percobaan yang

20
mempunyai tebal yang sama dengan tebal kotak tadi diisi dengan 50 mL yang pH
nya akan ditentukan. Tambahkan 5 tetes larutan indikator yang sama. Sel
percobaan ini kemudian digerakkan sepanjang bagian atas dari kotak Bjerrum,
sampai warna yang terlihat dari depan kotak, sama dengan warna yang terlihat
dalam sel percobaan.
Dengan mengetahui tetapan indikator pH larutan tadi dapat dihitung dengan
menurunkan persamaan berikut.
pH = KIn + log [In-]/[HIn]
Jadi warna indikator terlihat pada kotak adalah warna asam dan basa dari
indikator yang terdapat dalam perbandingan tertentu. Karena kedua warna ini,
terdapat dalam dua wadah yang terpisah satu sama lain maka perbandingan
konsentrasinya pada setiap tempat sepanjang kotak dapat segera diketahui dan
dihitung.
[In-]/[HIn] = x/y = a/b
Di dalam sel percobaan kedua bentuk asam dan basa juga ada, tetapi
perbandingan tidak diketahui. Dengan cara membandingkan warna antara sel
percobaan dan kotak, pH larutan dapat diketahui dari rumus berikut.
pH = pKIn + log a/b
Indikator hijau-bromkesol dipakai untuk menguji kotak Bjerrum.pH indikator
adalah 3,8-5,4 pKIn = 4,7

Alat-alat yang digunakan :


Kotak Bjerrum
Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
NaOH 0,1 M
HCl 0,1 M
Indikator Brom-kresol hijau
Buffer asetat
Cara kerja :
Diisi masing-masing bagian dari kotak bjerrum dengan larutan NaOH dan HCl
0,1 M. Kemudian ditambahkan pada larutan asam dan basa tadi indikator brom-
kesol hijau (untuk 200 ml larutan 20 tetes).

21
Ke dalam sel percobaan dimasukkan 50 ml larutan buffer. Kemudian
ditambahkan 10 tetes larutan indikator. Dibandingkan warna larutan dalam sel
percobaan terhadap warna dalam kotak bjerrum. Kemudian tandai tempat kotak
bjerrum dimana warna larutan dalam kotak mempunyai warna larutan dalam sel.
Kemudian ukur jarak dari tepi kotak ketempat sel. Hitung pH larutan berdasarkan
rumus.

22
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan:
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN III
INDIKATOR dan PENENTUAN pH

1. Penentuan Warna Indikator Larutan Dalam Asam dan Basa

Larutan Warna dengan indikator

Phenolphtalein Bromtimol biru Metil orange


Air suling

HCl 0,01 M

NaOH 0,01 M

2. Indikator Dari Tumbuh-Tumbuhan

Nama bunga Warna ekstrak Warna dalam


HCl 0,01 M NaOH 0,01 M

23
3. Penentuan pH
Hitung pH larutan berdasarkan rumus !

1. Pertanyaan
6. Indikator adalah ...................................................................................................................
7. a. Asam kuat adalah ………………………………………………………………………………
b. Asam lemah adalah …………………………………………………………………………...
8. Jelaskan perbedaan konsep asam basa menurut Arrhenius dan Bronsted-Lowry!

24
PERCOBAAN IV

TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRI)

Tujuan
Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang
mengandung asam. Menstandarisasi larutan pentitrasi.

Teori
Konsentrasi suatu asam dan basa dapat ditentukan dengan cara titrasi asam
basa, karena dalam reaksi asam basa akan terjadi reaksi asam basa membentuk
garam. Caranya dengan menambahkan tetes demi tetes larutan basa (yang sudah
distandarisasi) kepada larutan asam sehingga terjadi reaksi, penetesan dihentikan
pada saat jumlah mol H+ setara dengan mol OH-. Saat itu larutan bersifat netral
berarti titik ekivalen sudah tercapai. Titik ekivalen dapat diketahui dengan
menggunakan indikator, karena zat ini memperlihatkan perubahan warna pada pH
tertentu. Cara seperti ini disebut titrasi, yaitu analisis dengan mengukur jumlah
larutan yang diperlukan untuk bereaksi tepat sama dengan larutan lain. Analisis ini
disebut juga analisis volumetri, karena yang diukur volume larutan basa yang
dipakai dengan volume tertentu larutan asam. Jika suatu asam/basa dititrasi,
setiap penambahan pereaksi akan mengakibatkan perubahan pH. Grafik yang
diperoleh dengan mengalurkan pH terhadap volume pereaksi yang ditambahkan
disebut kurva titrasi. Untuk mengamati titik ekivalen dipergunakan indikator yang
perubahan warna disekitar titik ekivalen.
Alat-alat yang digunakan :
Buret
Statip
Erlenmeyer
Pipet tetes
Bahan-bahan yang digunakan :
Larutan NaOH standar
Larutan sampel
Indikator phenolphtalein

25
Cara kerja:
Siapkanlah peralatan untuk melakukan titrasi seperti gambar di bawah ini.
Bilaslah buret yang bersih dengan larutan NaOH yang akan dipergunakan.
Masukkan larutan NaOH (sudah distandarisasi/disiapkan) ke dalam buret sampai
tanda garis. Ambil 10 mL larutan sampel HCl ke dalam erlenmeyer 25 mL dengan
menggunakan pipet volume. Tambahkan 1 tetes larutan indikator pp. Lakukan
titrasi sampai tercapai titik ekivalen/warna merah muda (dilakukan tiga kali
pengulangan). Tentukanlah konsentrasi HCl yang dipergunakan.

26
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Jurusan/Kelas :
Tanggal Percobaan:
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN IV
TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRI)

A. Titrasi Asam Basa


No. Volume HCl Volume NaOH terpakai
1 10 mL
2 10 mL
3 10 mL

1. B. Perhitungan

C. Pertanyaan
1. Titik ekivalen adalah ………………………………………………………………………………..
2. Buret sebelum dipergunakan perlu dibilas dengan larutan yang akan di pakai (yang
akan dimasukkan), kenapa hal ini dilakukan ?

27
PERCOBAAN V

REAKSI SENYAWA ORGANIK

Tujuan Percobaan
Mengenal sifat fisik dan kimia beberapa senyawa organik dan meninjau reaksi
adisi, reaksi esterifikasi, dan reaksi redoks.

Teori
Sifat fisik dari suatu senyawa organik dapat diamati melalui bau, warna , gas
yang terbentuk, suhu dan terjadinya endapan. Sedangkan sifat kimia dapat
dianalisis melalui suatu reaksi kimia antara lain reaksi iodoform, adisi, esterifikasi
dan reaksi oksidasi-reduksi.
Senyawa-senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsinya.
Contohnya adalah: Alkohol dapat dibedakan menjadi tiga golongan karena
berbedaan letak gugus fungsinya, yaitu alkohol primer, sekunder, dan tersier.
Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan suatu
oksidator menjadi aldehid dan keton.
Senyawa ester dapat dibuat dengan mereaksikan suatu asam karboksilat dan
alkohol. Ester biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang khas, seperti
bau bunga dan buah-buahan.

1. Reaksi Iodoform
bahan-bahan yang digunakan :
alkohol 50 %
larutan Iodium (I2)0,2 M
larutan NaOH 1 M
Alat- lat yang digunakan :
tabung reaksi
gelas ukur
pipet tetes
lampu spritus
kaki tiga dan kawat kasa
beaker gelas

28
Cara kerja :
Diisi tabung reaksi dengan 2 ml I2 dan 2 ml alkohol.
Kemudian ditambahkan tetes demi tetes larutan NaOH 1 M sampai larutan
berwarna kuning pucat
Tutup tabung reaksi dengan gabus dan letakkan kedalam beaker gelas yang
berisi air panas selama beberapa menit
Dinginkan dan amati perubahan yang terjadi. Cium bau larutan
2. Reaksi Adisi
Bahan-bahan yang digunakan ;
Aseton
NaHSO3 40%
Alkohol
Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Cara kerja
Ke dalam sebuah tabung reaksi masukkan 1 ml aseton dan 3 ml larutan
NaHSO3
Kemudian tambahkan 2 tetes alkohol dan goyang tabung reaksi, amati
perubahan yang terjadi
Jika terbentuk senyawa padat encerkan dengan aquades 3 ml, amati
perubahannya.

3. Reaksi Esterifikasi
Bahan-bahan yang digunakan :
Alkohol 50 %
Larutan CH3COOH 6M
H2SO4 pekat
Alat-alat yang digunakan :
Tabung reaksi
Pipet tetes
Gelas ukur

29
Beaker gelas
Lampu spritus, kawat kasa dan kaki tiga

Cara kerja :
Diisi sebuah tabung reaksi dengan 1 ml alkohol
Kemudian ditambahkan dengan 1 ml larutan asam asetat, dan 5 tetes H2SO4
pekat
Panaskan tabung reaksi ini pada penangas air selama beberapa menit
Tuang larutan ini ke dalam tabung reaksi yang sudah berisi 1 ml air, dan
cium bau larutan tersebut.

30
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan:
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN V
REAKSI SENYAWA ORGANIK

1. Reaksi Iodoform
Pengamatan
Zay-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan Bau
Alkohol
Alkohol + I2 + NaOH

Pertanyaan
Zat yang dihasilkan adalah................................................................................... 
Warnanya................................................................................................................ 
Rumus kimianya.................................................................................................... 
Tulis reaksi lengkapnya ……………………………………………………………………

2. Reaksi Adisi
Pengamatan
Zat-zat yang direaksikan Pengamatan hasil reaksi
Aseton + NaHSO3
Setelah ditambah alkohol

31
Pertanyaan
Adisi adalah peristiwa ........................................................................................... 
Tulis reaksi lengkap yang terjadi …………………………………………………………

3. Reaksi Esterifikasi
Pengamatan
Bau larutan setelah esterifikasi......................................................................................
Pertanyaan
Esterifikasi adalah peristiwa.................................................................................... 
Tulis persamaan reaksi lengkap yang terjadi ………………………………………...

32
PERCOBAAN VI

REAKSI PENYABUNAN (SAPONIFIKASI) PADA LEMAK

Tujuan :
1. Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksi
dan natrium hidroksida.
2. Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen
Teori:
Saponifikasi adalah reaksi pembentukan sabun, dimana trigliserida akan dihidrolisa oleh
basa NaOH atau KOH membentuk gliserol dan sabun. Trigliserida dapat berupa ester asam
lemak membentuk garam karboksilat. Prinsip saponifikasi adalah hidrolisis lemak berupa
trigliserida oleh basa alkali menghasilkan gliserol dan sabun (Clayden, 2012). Reaksinya
sebagai berikut:

Sabun adalah garam logam alkali dari asam-asam lemak, sabun mengandung garam
dengan C16 atau C18, namun sabun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan
bobot atom yang lebih rendah. Sabun kalium (RCOOK) terbuat dari lemak dengan KOH,
sifatnya lunak dan umumnya digunakan untuk sabun mandi cair, sabun cuci dan peralatan
rumah tangga. Sabun natrium (RCOONa) sifatnya keras dan umumnya digunakan sebagai
sabun cuci.
Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu
pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,
detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik

34
serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

Alat dan Bahan:


Alat : Penangas air, corong bucher, cetakan sabun, peralatan gelas, dan kertas saring.
Bahan: Minyak kelapa, natrium hidroksida, etanol, natrium klorida dan akuades.
Cara Kerja
A. Sabun Keras
1. Buat larutan 7 gram NaOH dalam 7 ml air
2. Timbang 25 gram minyak kelapa/minyak makan dan masukkan kedalam cawan
penguap.
3. Sambil diaduk, tambahkan larutan NaOH diatas ke dalam minyak dan panaskan cawan
penguap di atas penagas air.
4. Campuran diaduk terus sampai lapisan minyaknya tidak kelihatan lagi.
5. Jika isi cawan penguap sudah homogen, tuangkan ke dalam cetakan.

B. Sabun Lunak
1. Buat larutan 1,6 gr KOH dalam air 5 ml
2. Isikan 10 gr minyak makan atau minyak kelapa ke dalam gelas beaker 100 ml.
3. Panaskan minyak di atas kawat kasa sampai asap minyak tidak keluar lagi (jaga jangan
sampai hangus minyaknya)
4. Tambahkan larutan KOH sedikit-demi sedikit ke dalam minyak.
5. Didihkan larutan tersebut sampai agak kental (sambil terus diaduk).
6. Turunkan dari pemanas (pindahkan pemanas) kemudian berturut-turut sambil
diaduk tambahkan 20 ml alkohol dan 50 ml air suling.
7. Biarkan dingin.

Sifat Pengemulsian Sabun


1. Didihkan air suling sebanyak ±80 ml

35
2. Larutkan masing-masing 0,5 gr sabun keras dan sabun lunak hasil percobaan ke dalam
2 buah akuades yang telah di didihkan, aduk hingga membentuk larutan sabun yang
homogen ( larutan ini dinginkan untuk pengujian A dan B).
3. Sediakan 3 buah tabung reaksi, masing-masing tabung diisi dengan 5 tetes minyak
kelapa.
4. Pada tabung I, tambahkan 5 ml akuades; tabung II tambahkan 5 ml larutan sabun
keras; tabung III tambahkan 5 ml sabun lunak, masing-masing tabung dikocok dengan
kuat selama
± 1 menit
5. Amati tingkat pengemulsian masing-masing tabung, yang ditandai dengan
terbentuknya buih dan lenyapnya butiran minyak dalam cairan.

Siafat dalam air sadah


1. Ambil 4 buah tabung reaksi besar.
2. Tabung I dan II diisi dengan 5 ml larutan sabun keras dan tabung III dan IV diisi
dengan 5 ml larutan sabun lunak.
3. Pada tabung I dan II yang telah berisi larutan sabun keras masing-masing tambahkan
2 ml larutan 1 % CaCl2 dan 2 ml larutan 1 % MgCl2, kemudian kocok kuat-kuat.
4. Amati apa yang terjadi dan tuliskan reaksinya.
5. Lakukan pula dengan cara yang sama untuk tabung III dan IV yang telah berisi larutan
sabun lunak. Tulislah reaksi yang terjadi selama proses percobaan berlangsung.

36
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN VI
REAKSI PENYABUNAN (SAPONIFIKASI) PADA LEMAK

A. Massa Sabun
NO Sabun Massa (g)

1 Lunak

2 Keras

B. Sifat Pengemulsian Sabun

NO Hasil Pengamatan
Larutan
Sebalum Daduk Setelah Diaduk
1

37
C. Sifat Sabun dalam Air Sadah

Hasil Pengamatan
NO Jenis Sampel Penambahan Larutan
Sebelum Daduk Setelah Diaduk

Larutan CaCl2 1%
1 Sabun Keras
Larutan MgCl2 1%

Larutan CaCl2 1 %
2 Sabun Lunak
Larutan MgCl2 1 %

D. Pertanyaan
1. Tulis reaksi pembuatan sabun!
2. Apa beda sabun dengan detergen!
3. Sebutkan beberapa rumus kimia detergen

38
PERCOBAAN VII

SISTEM KOLOID

Tujuan Percobaan
Untuk memperlihatkan beberapa cara pembuatan koloid dan mengenal beberapa sifat-
sifatnya.

Teori
Sisitim koloid adalah suatu senyawa kimia yang tedisperst dalam suatu pelarut dimana
ukuran partikelnya lebih besar dari ukuran partikel larutan dan lebih kecil dari ukran
partikel suspensi dimana ukuran partikelnya adalah antara 1 mμ-100 mμ. Contoh sistem
koloid adalah larutan kanji yang sangat encer.

1. Pembuatan Koloid Dengan Sistem Emulsi.


Bahan-bahan yang digunakan.
Minyak tanah.
Deterjen.
Alat-alat yang digunakan:
Tabung reaksi.
Rak tabung.
Pipet tetes.
Gelas ukur.
Spatula.
Batang pengaduk
StopWatc
Cara kerja:
Masukkan kedalam sebuah tabung reaksi 5 mL larutan minyak tanah dan 10 mL air,
lalu dikocok.
Catat waktu yang diperlukan untuk pemisahan larutan tersebut.
Kedalam tabung reaksi tersebut, ditambahkan sedikit bubuk deterjen.

39
Kocok larutan tersebut. Kemudian catat waktu yang diperlukan untuk pemisahan
larutan tersebut.
Bandingkan waktu yang diperkirakan untuk pemisahan dengan hasil pemisahan
tanpa ditambahkan deterjen.

2. Pembuatan Koloid Dengan Cara Hidrolisa.


Bahan-bahan yang digunakan:
Larutan FeCl3 1 M.
Alat-alat yang digunakan:
Beaker gelas.
Gelas ukur.
Pipet tetes.
Kaki tiga dan kawat asbes.
Lampu spritus.
Cara kerja:
Diisi sebuah beaker gelas dengan 50 mL air suling yang mendidih.
Kemudian ditambahkan kedalamnya 5 mL FeCl3, dinginkan larutan dan amati koloid
yang terbentuk.

2 Pembuatan Gel

Bahan-bahan yang digunakan:


Alkohol
Larutan jenuh
Ca(CH3COO)2
Alat-alat yang digunakan:
Beaker gelas
Gelas ukur
Pipet tetes.

40
Cara kerja:
Sediakan dua buah beaker gelas ( A dan B).
Ke dalam beaker gelas A diisi dengan 5 ml alkohol.
Ke dalam beaker gelas B diisi dengan 1 ml larutan (CH3COO)2Ca

Kemudian dituangkan larutan pada beaker gelas A ke dalam beaker gelas B


Tuang kembali Campuran larutan tersebut ke beaker gelas A.
Teruskan sampai terjadi perubahan.

4. Efek Tyndall
Bahan-bahan yang dipakai :
Larutan K2Cr2O7 0,1 M
Larutan koloid Fe(OH)3 0,1M

Alat-alat yang digunakan :


tabung reaksi
rak tabung reaksi
lampu senter
karton yang berlubang
gelas ukur
pipet tetes
Cara Kerja
Isi Tabung reaksi A dengan 5 ml larutan K2Cr2O7
isi tabung reaksi B dengan 5 ml larutan koloid Fe(OH)3
kemudian sorotkan cahaya sumber kepada tabung reaksi A
amati larutan yang terkena cahaya tersebut
lakukan hal yang sama untuk tabung reaksi B

41
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM KIMIA DASAR II

Nama :
NIM :
Fakultas/Jurusan :
Tanggal Percobaan :
Asisten :
Paraf Asisten :

PERCOBAAN VII
SISTEM KOLOID

Pembuatan Koloid Dengan Sistem Emulsi.


Pengamatan
Zat yang dicampurkan Waktu yang diperlukan
untuk
Pemisahan kedua cairan
Minyak tanah + air ........................................................detik
Minyak tanah dan air + detergen ........................................................detik

Pertanyaan
Emulsi adalah............................................................................................................
Yang menghasilkan emulsi pada percobaan diatas adalah campuran......................
Yang berfungsi sebagai emulgator adalah zat..........................................................

2. Pembuatan Koloid Dengan Cara Hidrolisa.


Pengamatan
Air suling mendidih + larutan FeCl3...............................................................................

Pertanyaan
Reaksi yang terjadi adalah........................................................................................
Koloid yang terbentuk adalah zat.............................................................................

42
Koloid yang terbentuk bermuatan............................................................................

3 Pembuatan Gel
Pengamatan
Zat yang dicampurkan Hasil pengamatan

Pertanyaan
Gel adalah.......................................................................................................................

4. Efek Tyndall
Pengamatan
Larutan Pengamatan
K2Cr2O7
Kloid Fe(OH)3

43

Anda mungkin juga menyukai