Anda di halaman 1dari 10

YAYASAN DARUL MA’ARIF AL-INSAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
IZIN MENDIKNAS NO: 105/D/O/2001
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 687 C. Telp. (0735) 326072 Fax. 0735-326072. Baturaja

DAFTAR TILIK PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN


PEMERIKSAAN KEHAMILAN
(Palpasi Abdominal dan Menghitung Denyut Jantung Janin)

NO KOMPONEN YANG DINILAI NILAI KET


1. PERSIAPAN ALAT
1. Tensimeter + Stetoskop 1 2 menit
2. Jam dengan second 1
3. Termometer 1
4. Selimut / Kain penutup 1
5. Pita meter 1
6. Monoskop 1
7. Hammer 1
8. Talk dalam tempatnya 1
9. Timbangan Berat Badan + Pengukur Tinggu Badan 1
2. PERSIAPAN PASIEN
1. Beritahu pada pasien 1 5 menit
2. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan, anjurkan ibu 1
untuk bertanya.
3. Siapkan Lingkungan 1
4. Siapkan Pasien (anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung 1
kemih)
3. PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Melakukan pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan 2
2. Mengukur Vital Sign 15 menit
2
3. Menyisikan pakaian ibu hingga seluruh bagian perut ibu 1
tampak jelas
4. Meminta ibu untuk meletakkan kedua telapak kaki pada 1
ranjang, pada possisi fleksi pada sendi paha dan lutut.
5. Menutup paha dan kaki ibu dengan selimut / kain penutup 1
6. Mencuci tangan dengan sabun dan membilas dengan air 2
bersih lalu dikeringkan dengan handuk kering.
LEOPOLD I
7. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu. 1
8. Meletakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri 3
untuk menentukan batas tinggi fundus.
9. Mengangkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi 3
uterus bawah) kemudian mengatur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
10. Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus 3
uteri, merasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut
dengan jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak
tangan kiri dan kanan secara bergantian.
11. Mengukur tinggi fundus uteri, dari pinggir atas simpisis ke 3
fundus uteri.
LEOPOLD II
12. Meletakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral 3
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri
ibu, secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.
13. Menekan dengan lembut secara bergantian atau bersamaan 3
(stimultan) telapak tangan kiri dan kanan mulai dari bagian
atas kemudian mengeser kebagian bawah dan merasakan
adanya bagian bayi. Bagian rata dan memanjang (punggung)
atau bagian – bagian kecil (ekstremitas).
LEOPOLD III
Meletakkan telapak tangan kiri pada fundus uteri dan telapak tangan 3
kanan pada pinggir atas simpisis, untuk mementukan bagian
terbawah janin.
LEOPODL IV
14. Pemeriksa menghadap kebagian kaki ibu. 2
15. Meletakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral 2
kiri dan kanan uterus bawah. Ujung-ujung tangan kiri dan
kanan berada pada tepi atas simpisis.
16. Mempertemukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian 3
merapatkan semua jari-jari tangan yang meraba dinding
bawah uterus
17. Memperhatikan sudut yang dibentuk jari-jari kiri dan kanan 3
(konvergen / divergen)
18. Memindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian 3
terbawah janin.
19. Memfiksasi bagian terbawah kearah PAP kemudian
meletakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan 2
simpisis untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah janin
telah memasuki PAP
PEMERIKSAAN AUSKULTASI
20. Mengangkat kedua tangan dari dinding perut ibu, kemudian 2
mengambil monoskop (fetoskop) dengan tangan kiri,
kemudian menempelkan ujungnya pada dinding perut ibu
sesuai dengan posisi punggung bayi. (bagian yang memanjang
dan rata)
21. Menempelkan telinga kiri pemeriksa pada monoskop, dan 2
mendengarkan denyut jantung janin.
22. Memastikan DJJ atau aorta dengan meraba pols ibu 2
23. Mendengarkan dan menghitung DJJ selama 1 menit 2

PEMERIKSAAN PERKUSI
24. Ibu dalam posisi duduk dengan kaki dijuntai disisi pinggir 1
tempat tidur.
25. Pemeriksa menghadap ke bagian lutut ibu, kemudian lakukan 1
pemeriksaan dengan cara mengetuk tendon patella ibu 2
26. Pastikan apakah reflek patella ada atau tidak. 1
27. Merapikan alat-alat yang telah digunakan 1
28. Merapikan ibu 1
29. Mencuci tangan 1

KOMUNIKASI DAN KONSELING


30. Menyampaikan Diagnosa Pasien dan mendiskusikan hasil
pemeriksaan kepada ibu dan suami (pendamping) 1
31. Melakukan Konseling Terhadap Permasahan Pasien 1
32. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan 1
4. KRITERIA HASIL 2 menit
1. Sistematis 3
2. Tanpa bantuan 3
3. Tepat dan lengkap 3
4. Efektivitas waktu 3

5. RESPONSI 6 6 menit
JUMLAH 100 30 menit
YAYASAN DARUL MA’ARIF AL-INSAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
IZIN MENDIKNAS NO: 105/D/O/2001
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 687 C. Telp. (0735) 326072 Fax. 0735-326072. Baturaja

DAFTAR TILIK PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN


RESUSITASI
N KOMPONEN YANG DINILAI NILAI KET
O
I Persetujuan Tindakan Medik

1. Sapa keluarga untuk menjelaskan tindakan pada bayi


2. Jelaskan tentang diagnostik, penatalaksanaan dan komplikasi
3. Jelaskan bahwa tindakan klinik juga mengandung resiko
4. Pastikan ayah/wali pasien memahami berbagai aspek tersebut
5. Buat persetujuan tindakan medik
(Bila sangat emergency, persetujuan medik dapat dimintakan
kemudian.
II Persiapan keluarga

Sebelum melakukan pertolongan bayi baru lahir,lakukan


komunikasi terapeutik dengan keluarga mengenai kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi pada bayi dan persiapan resusitasi

III Persiapan Ruangan dan tempat resusitasi

a. Ruangan harus hangat dan terang


b. Tempat resusitasi datar,rata,cukup keras,bersih,kering dan
hangat,misalnya :meja,dipan atau diatas lantai beralas
tikar,upayakan dekat dengan pemancar panas dan tidak
berangin seperti jendela atau pintu terbuka.

IV Persiapan alat resusitasi

Alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai sebagai berikut


a. Kain/bedong 3 buah:
1) Kain ke -1 : untuk mengeringkan bayi
2) Kain ke -2 : untuk menyelimuti bayi
3) Kain ke -3 : untuk ganjal bayi
b. Alat penghisap lendir De lee atau bola karet
c. Alat ventilasi : balon dan sungkup,jika mungkin sungkup
anatomis dengan bantalan udara dengan ukuran untuk bayi
cukup bulan dan bayi prematur
d. Kotak alat resusitasi
e. Sarung tangan
f. Jam atau pencatat waktu

IV Persiapan Penolong

Pastikan penolong sudah memakai alat pelindung diri yang


bertujuan untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi ,antara
lain:
a. Memakai alat pelindung diri seperti celemek
plastik,masker,penutup kepala,kacamata,sepatu tertutup
b. Lepaskan perhiasan ,cincin,jam tangan sebelum cuci tangan
c. Cuci tangan dengan air mengalir menggunakan sabun atau
cairan disinfektan, Setelah itu tangan dikeringkan dengan
tisu / kain bersih lalu menggunakan alkolol dan gliserin

V DETEKSI BBL DENGAN ASFIKSIA


1. Penilaian
a. Sebelum bayi lahir:
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih ,bercampur mekonium (warna
kehijauan)?

b. Segera setelah bayi lahir (Jika bayi cukup bulan):


1) Menilai apakah bayi menangis atau bernafas/tidak
megap-megap?
2) Menilai apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
2. Keputusan
Memutuskan bayi perlu resusitasi,jika:
a. Bayi tidak cukup bulan dan atau
b. Air ketuban bercampur mekonium dan atau
c. Bayi megap-megap/tidak bernafas dan atau
d. Tonus otot bayi tidak baik atau bayi lemas

3. Tindakan
Mulai melakukan resusitasi ,jika:
a. Bayi tidak cukup bulan atau bayi megap-megap/tidak
bernafas dan atau tonus otot bayi tidak baik/bayi lemas.
b. Air ketuban bercampur mekonium.

VI Pelaksanaan Tindakan

Tahap I :Langkah awal

Langkah Awal dilakukan dalam waktu 30 detik


1. Jaga bayi agar tetap hangat
a. Letakkan bayi diatas kain ke -1 diatas perut ibu atau
± 45 cm dari perinium.
b. Selimuti bayi kecuali bagian wajah,dada dan perut
tetap terbuka lalu potong tali pusat.
c. Pindahkan bayi dan letakkan bayi diatas kain ke-2
ditempat meja resusitasi.
d. Jaga bayi tetap hangat dibawah pemancar panas
dengan bagian wajah dan dada tetap terbuka
2. Atur posisi bayi
a. Baringkan bayi dengan posisi telentang dan kepala
bayi dekat dengan penolong.
b. Posisikan kepala bayi pada posisi menghidu (Posisi
kepala agak ekstensi dengan mengganjal bahu.
3. Isap lendir
Gunakan alat penghisap lendir De lee dengan cara:
a. Isap lendir dari mulut dahulu baru hidung.
b. Lakukan penghisapan lendir pada saat alat ditarik
keluar , TIDAK pada waktu memasuk alat
c. Masukan alat kedalam mulut tidak lebih dari 5 cm
karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi
menurun /melambatatau tiba-tiba bayi henti
nafa.untuk dihidung alat tidak melebihi cuping
hidung
Gunakan bola karet penghisap dengan cara:
a.Tekan bola karet diluar mulut dan hidung
b. Masukkan ujung penghisap bola karet kedalam
mulut lalu lepaskan tekanan pada bola ( Sekret/lendir
akan terhisap).
c. Masukkan ujung penghisap bola karet kedalam
hidung lalu lepaskan ( tidak melebihi cuping hidung)

4. Keringkan dan rangsang taktil


a. Keringkan dengan kain ke-1 mulai dari muka,kepala
dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit tekanan
untuk merangsang bayi bernafas.
b. Lakukan rangsang taktil lainnya seperti
menyentil/menepuk telapak kaki bayi secar gentle
atau menggosok punggung,perut,dada,tungkai bayi
dengan telapak tangan.
c. Singkirkan kain ke-1,bayi berada dikain ke-2.
d. Selimuti bayi dengan kain ke -2,kecuali wajah dan
dada tetap terbuka untuk memudahkan memantau
pernafasan bayi.
5. Atur kembali posisi kepala bayi
Mengembalikan posisi kepala bayi pada posisi menghidu

Lakukan penilaian bayi


Setelah melakukan langkah awal lakukan penilaian pada
bayi,apakah bayi bernafas normal,tidak bernafas atau megap-
megap.
a. Apabila bayi bernafas normal.lakukan perawatan pasca
resusitasi.
b. Apabilabayi megap-megap atau tidak bernafas.maka mulai
lakukan ventilasi.

Tahap II: Ventilasi

Ventilasi adalah memasukkan sejumlah udara kedalam paru untuk


membuka alveoli parudengan tekanan positif agar bayi dapat
bernafas spontan dan teratur
Langkah-langkah ventilasi:
1. Pasang sungkup
Pilih sungkup sesuai ukuran dengan bentuk anatomis lalu
pegang sungkup menutupi dagu,mulut,hidung
2. Ventilasi 2 kali
a.Pompa balon dengan tekanan 30 cm air.Pompa balon
penting dilakukan untuk menguji apakah jalan nafas bayi
terbuka sertauntuk membuka alveoli agar bayi bisa mulai
bernafas.
b.Lihat apakah dada bayi mengembang pada saat dilakukan
tiupan atau remasan.Jika tidak mengembang :
1) Perikasa posisi sungkup dan pastikan tidak ada udara yang
bocor.
2) Periksa posisi kepala dan pastikan posisi sudah menghidu.
3) Periksa cairan atau lendir dimuluit,bila ada lakukan
penghisapan.
4) Lakukan remasan 2 kali,jika dada mengembang lakukan
tahap selanjutnya.
3. Ventilasi 20 kali dalam30 detik
a. Remas balon resusitasi sebanyak20 kali selama 30 detik dengan
tekanan 20 cm air sampai bayi mulai bernafas spontan atau
menangis.
b. Pastikan dada mengembang pada saat dilakukan tiupan atau
remasan. Setelah 30 detik lakukan penilaian ulang nafas.
Jika bayi mulai bernafas normal/tidakmegap-megap dan atau
menangis.maka hentikan ventilasi secara bertahap
a. Perhatikan dada bayi apakah ada retraksi atau tidak
b. Hitung frekuensi nafas permenit.
Jika Frekuensi nafas bayi > 40 x/menit dan tidak ada retraksi berat
maka ventilasi tidak dilakukan lagi,letakkan bayi didada ibu untuk
asuhan kontak kulit dan lanjutkan asuhan BBL serta pantau tiap 15
menit untuk pernafasan dan kehangatan
c. Jangan tinggalkan bayi sendiri
d. Lakukan asuhan pasca resusitasi
Jika bayi megap-megap dan atau tidak bernafas.lakukan ventilasi.
a. Ventilasi,setiap 30 detik hentikan dan lakukan penilaian
ulang nafas.
b. Lanjutkan ventilasi 20 kali selama 30 detik dengan tekanan
20 cm air.
c. Setiap 30 detik hentikan ventilasi,kemudian lakukan
penilaian ulang,apakah bayi bernafas,tidak bernafas atau
megap-megap.
Jika bayi mulai bernafas normal/tidak megap-megap dan atau
menangis maka hentikan ventilasi secara bertahap kemudian
lanjutkan asuhan pasca resusitasi.
Jika bayi megap-megap /tidakbernafas,teruskan ventilasi 20 kali
selama 30 detik dengan tekanan 20 cmair,kemudian lakukan
penilaian ulang nafas setiap 30 detik.
a. Siapkan rujukan jika bayi belum bernafas spontan sesudah 2
menit resusitasi.
b. Jelaskan pada ibu dan keluarga apa yang terjadi dan apa
yang telah dilakukan serta alasannya.
c. Mintalah keluarga untuk mempersiapkan rujukan
d. Teruskan lakukan ventilasi selama mempersiapkan rujukan.
e. Lakukan pencatatan tentang keadaan bayi pada formulir
rujukan dan formulir rekam medik.
f. Lanjutkan ventilasi,nilai ulang nafas dan nilai denyut jantung
g. Lanjutkanventilasi 20 kali dalam 30 detik dengan tekanan 20
cm air.
h. Setiap 30 detik hentikan ventilasi kemudian lakukan
penilaian ulang nafas dan denyut jantung.
Jika dipastikan denyut jantung tidak terdengar,maka lanjutkan
ventilasi selama10 menit. Hentikan resusitasi jika denyut jantung
tetap tidak terdengar. Berikan penjelasan pada ibu dan keluarga,
berikan dukungan moril kepadanya kemudikan lakukan pencatata.
Bayi yang mengalamihenti jantung 10 m,enitndiperkirakan
mengalami kerusakan otak yang permanen.

KOMPRESI DADA
6. Indikasi
Bila setelah 30 detik melakukan VTP dengan O2 100%,
Frekuensi jantung ≤ 60x/menit.
7. Pelaksana menghadap kepala bayi dengan kedua tangan dalam
posisi yang benar.
8. Kompresi dilakukan di 1/3 bagian bawah tulang dada, dengan
cara menyusuri lengkung tulang iga dengan jari sampai
menemukan sifoid. Lalu tempatkan jari-jari sedikit diatas sifoid.
HATI-HATI jangan sampai menekan prosesus sifoideus.
9. Kedua tangan melingkari dada bayi bagian lateral, tempatkan
jedua ibu jari di lokasi kompresi, sedangkan jari-jari yang lain
pada punggung bayi.
10. kedua ibu jari diletakkan bersampingan (untuk bayi yang kecil,
ibu jari diletakkan diatas ibu jari yang lain)
11. dengan posis jari-jari dan tangan yang benar, tekan tlulang dada
kira-kira sedalam 1/3 diameter anterior, kemudian tekanan
dilepas untuk kemungkinan penghisapan jantung. (1 kompresi :
satu tekanan diikuti dengan pembebasan)
12. Rasio kompresi dada dan ventilasi dala 1 menit ialah 90 kopresi
dada dan 30 ventilasi (ratio 3 : 1).
13. Evaluasi frekuensi denyut jantung bayi.
 Bila denyut jantung ≥ 60x/menit dan bernafas spontan,
lakuakan asuhan bayi normal
 Bila dnyut jantung ≥ 60x/menit tetapi belum bernafas
spontan atau megap-megap, lakuakan VTP saja tanpa
kompresi dada, nilai bayi setiap 30 detik.
 Bila denyut jantung ≤ 60x/menit, berikan pengobatan
epinefrin melalui ET atau IV. Kemudian lakukan
kompresi dada dan VTP selama 30 detik dan evaluasi
keadaan bayi.

14. Keputusan menghentikan resusitasi bila setelah 15 menit


melakukan tindakan resusitasi dengan benar, tetap tidak ada
denyut jantung
15. Membuat catatan tindakan resusitasi
16. Bereskan alat
17. Pencegahan infeksi
18. Cuci tangan

KRITERIA HASIL
1. Sistematis
2. Tanpa bantuan
3. Tepat dan lengkap
4. Efektivitas waktu

RESPONSI

JUMLAH
YAYASAN DARUL MA’ARIF AL-INSAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
IZIN MENDIKNAS NO: 105/D/O/2001
Jl. Dr. Moh. Hatta No. 687 C. Telp. (0735) 326072 Fax. 0735-326072. Baturaja

DAFTAR TILIK PELAKSANAAN ASUHAN KEBIDANAN


CARA MENYUSUI YANG BAIK

NO KOMPONEN YANG DINILAI NILAI KET


I Persiapan alat
1. Kapas basah
2. Bantal
3. Selimut
II Persiapan Pasien
1. Beritahu pada klien / keluarga
2. Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3. Pasien dalam posisi yang nyaman
4. Siapkan lingkungan
III Pelaksanaan Tindakan
1. Duduk dalam posisi santai dan tegak
2. Menggunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi
3. Menidurkan bayi diatas pangkuan ibu dengan cara kepala
bayi berada pada siku bagian dalam lengan kiri
4. Mengkadapkan bayi kepada ibu
5. Meletakkan tangan kanan bayi diseputar punggung ibu dan
tangan kiri ibu memegang bokong bayi (bila dimulai dengan
payudara kiri)
6. Membersihkan puting susu dan sekitarnya dengan
menggunakan kapas basah.
7. Menyanggah payudara kiri dengan keempat jari tangan kanan
dan ibu jari menekan payudara bagian atas areola.
8. Menyentuh mulut bayi dengan puting payudara, tunggu
sampai mulut bayi terbuka lebar.
9. Masukan secepatnya seluruh putting susu ibu sampai areola
kedalam mulut bayi hingga terletak antara lidah dan langit-
langit.
10. Mendekatkan bayi ketubuh ibu dengan lengan kiri hingga
ujung hidung bayi menyentuk payudara ibu
11. Menekan sedikit payudara bagian atas dengan tangan kanan,
hingga hidung bayi tidak tertutup dan bayi dapat bernapas
dengan baik.
12. Melapas putting susu bila bayi sudah selesai menetek dengan
cara :
 Menekan dagu bayi
 Memijit hidung bayi
 Memasukkan kelingking ibu yang bersih kedalam
sudut mulut bayi.
13. Menyendawakan bayi dengan cara :
 Menggendong bayi agak tinggi, bersandar dipundak
ibu, perut bayi merapat di dada kiri ibu, sedangkan
dagunya menempel di bahu ibu, punggung bayi
ditepuk-tepuk perlahan sampai bayi bersendawa.
 Menelungkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu
mengusap punggung bayi sampai bayi bersendawa.
VI KRITERIA HASIL
1. Sistematis
2. Tanpa bantuan
3. Tepat dan lengkap
4. Efektivitas waktu

V RESPONSI
JUMLAH

Anda mungkin juga menyukai