Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP KEPERAWATAN ANAK DAN SISTEM PERLINDUNGAN ANAK

(Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak)

Dosen Pengampu :Irisanna T, S.Kep.,Ners., M.KM

Oleh

MARISA NUR MELIANI

Tingkat 3C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah kepada saya untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Keperawatan Anak”.

Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa
Internet. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Saya sadar
makalah ini belumlah sempurna maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.

Garut, 06 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah..............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keperawatan Anak........................................................................3
A. pengertian Anak.....................................................................................3
B. Perspektif Keperawatan Anak................................................................3
C. Kedudukan Anak di Indonesia...............................................................3
D. Filosofi Keperawatan Anak...................................................................3
E. Prinsip Keperawatan Anak.....................................................................4
F. Paradigma Keperawatan Anak...............................................................5
G. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak..............................................6
H. Lingkup Praktik Keperawatan Anak......................................................8
2.2 System Perlindungan Anak.........................................................................9
A. Pengertian..............................................................................................9
B. Hak Hak Anak........................................................................................9
C. Jenis Perlindungan Anak Khusus...........................................................11
D. Sistem Perlindungan Anak.....................................................................12
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak dipandang sebagai individu yang
unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan
berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak
merupakan individu yang sedang berada dalam
proses tumbuh kembang dan mempunyai
kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang
sehat-sakit, Anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat
terus berjalan. Orang tua diyakini sebagai
orang yang paling tepat dan paling baik dalam
memberikan perawatan pada anak, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.

Proses tumbuh kembang merupakan proses


yang berkesinambungan mulai dari konsepsi
sampai dewasa yang mengikuti pola tertentu
yang khas untuk setiap anak. Dimana terjadi
proses interaksi terus menerus serta rumit
antara faktor genetika dan faktor lingkungan,
baik lingkungan sebelum anak dilahirkan
maupun lingkungan setelah dilahirkan.

Dalam tindakan keperawatan faktor


komunikasi yang baik antara perawat dengan
kliennya sangat mempengaruhi keberhasilan
tindakan keperawatan. Komunikasi merupakan
bagian penting dalam membangun

1
kepercayaan Tetapi, dalam mencapai tujuan komunikasi
diri kita dengan yang baik ini tidaklah mudah, misalnya saja
klien. Melalui anak yang belum bisa bercerita. Kadang kala
komunikasi dalam komunikasi
akan terjalin
rasa percaya,
rasa kasih
sayang, dan
selanjutnya
anak akan
memiliki
suatu
penghargaan
pada dirinya.
Dalam
tinjauan ilmu
keperawatan
anak, anak
merupakan
seseorang
membutuhkan
suatu perhatian
dan kasih
sayang, sebagai
kebutuhan
khusus anak
yang dapat
dipenuhi
dengan cara
komunikasi
baik secara
verbal maupun
2
dengan anak, seorang dalam tindakan keperawatannya dapat
membuat/menyebabkan anak menjadi menangis, marah, dan lain
sebagainya yang bisa membuat hati dan pikiran si klien (anak) menjadi tidak
enak.

Anak-anak merupakan generasi bangsa yang akan datang, kehidupan anak-


anak merupakan cermin kehidupan bangsa dan negara. Kehidupan anak-anak
yang diwarnai dengan keceriaan merupakan cermin suatu negara memberikan
jaminan kepada anak-anak untuk dapat hidup berkembang sesuai dengan
dunia anak-anak itu sendiri, sedangkan kehidupan anak-anak yang diwarnai
dengan rasa ketakutan, traumatik, sehingga tidak dapat mengembangkan
psikososia anak, merupakan cermin suatu negara yang tidak peduli pada anak-
anak sebaga generasi bangsa yang akan datang. Meski Indonesia telah
meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak Anak dan telah mengeluarkan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, secara
obyektif yang terjadi di kehidupan anak-anak adalah masih belum teratasinya
masalah anak yang terjadi di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep keperawatan anak ?
b. Bagaimana sistem perlindungan anak?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep keperawatan anak.
b. Untuk mengetahui sistem perlindungan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP KEPERAWATAN ANAK
A. Pengertian Anak
Menurut UU RI No. IV th 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
menikah. Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42 disebutkan
bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan
yang sah.
Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian anak
adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.
B. Perspektif Keperawatan Anak
Perspektif keperawatan anak merupakan landasan berpikir bagi seorang
perawat anak dalam melaksanakan pelayanan keperawatan terhadap klien anak
maupun keluarganya.
C. Kedudukan Anak di Indonesia
Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris keluarga, yaitu penerus keluarga
yang kelak akan melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap sebagai
seseorang yang bisa memberikan perawatan dan perlindungan ketika kedua
orang tua sudah berada pada tahap lanjut usia (jaminan hari tua). Anak masih
dianggap sebagai sumber tenaga murah yang dapat membantu ekonomi
keluarga. Keberadaan anak dididik menjadi pribadi yang mandiri.
D. Filosofi Keperawatan Anak
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus memahami
bahwa semua asuhan keperawatan anak harus berpusat pada keluarga (family
center care) dan mencegah terjadinya trauma (atraumatic care)
Family center care (perawatan berfokus pada keluarga) merupakan unsur
penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari anggota
keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga.,
Untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal
atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak yang dapat mempengaruhi
status kesehatan anak.
Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan keperawatan
yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada anak dan keluarga
dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg diberikan. Prinsip dari
atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah dampak perpisahan dari
keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan
pada anak, mencegah dan mengurangi cedera (injury) dan nyeri (dampak
psikologis), tidak melakukan kekerasan pada anak dan modifikasi lingkungan
fisik.
E. Prinsip Keperawatan Anak
Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip
keperawatan anak adalah :
a. Anak bukan miniatur orang dewasa
b. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan
c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan & peningkatan
derajat kesehatan, bukan mengobati anak sakit
d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada
kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara
komprehensif dalam memberikan askep anak
e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga
untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran
dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral (etik)
& aspek hukum (legal)
f. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /
kematangan
g. Berfokus pada pertumbuhan & perkembanga
F. Paradigma Keperawatan Anak
a. Manusia
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari keluarga merupakan
salah satu sasaran dalam pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan masa tumbuh
kembangnya, anak di kelompokkan berdasarkan masa tumbuh
kembangnya yaitu :
 Bayi : 0 – 1 th

 Toddler : 1 – 2,5 th

 Pra Sekolah : 2,5 – 5 th

 Sekolah : 5 – 11 th

 Remaja : 11 – 18 th

Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan keperawatan antara


orang dewasa dan anak sebagai sasarannya. Perbedaan itu dapat dilihat
dari struktur fisik, dimana secara fisik anak memiliki organ yang belum
matur sepenuhnya. Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak
lebih banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa sudah
berupa tulang keras.

Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan anak dalam


membentuk zat penangkal anti peradarangan belum sempurna sehingga
daya tahan tubuhnya masih rentan dan mudah terserang penyakit. Pada
aspek kognitif, kemampuan berfikir anak serta tanggapan terhadap
pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa, pengalaman
yang tidak menyenangkan selama di rawat akan di rekam sebagai suatu
trauma, sehingga pelayanan keperawatan harus meminimalisasi dampak
traumatis anak.
b. Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik
fisik, mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya bebas dari penyakit atau
cacat. Konsep sehat & sakit merupakan suatu spektrum yang lebar & setiap
waktu kesehatan seseorang bergeser dalam spektrum sesuai dengan hasil
interaksi yang terjadi dengan kekuatan yang mengganggunya.
c. Lingkungan

Lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya suatu kondisi sehat maupun


sakit serta status kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan berupa lingkungan Internal dan lingkungan external .
Lingkungan Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti tahap
perkembangan, latar belakang intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik,
faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan lingkungan external yang
mempengaruhi status kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi,
budaya.
d. Keperawatan

Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif


meliputi biologi, psikologis, social dan spiritual yang ditujukan pada
individu, keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang mengutamakan
pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diberikan
dalam kondisi sehat maupun sakit.
G. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak
a. Pemberi Perawatan
Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai
dengan masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana
sampai yang kompleks. Contoh peran perawat sebagai pemberi perawatan
adalah peran ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti memberi
makan, membantu pasien melakukan ambulasi dini.
b. Sebagai Advocat Keluarga
Sebagai client advocate, perawat bertanggung jawab untuk memebantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan daninfo rmasi yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepadanya. Peran perawat sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan
dengan memberikan penjelasan tentang prosedur operasi yang akan di
lakukan sebelum pasien melakukan operasi.
c. Pendidik
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan
lainya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah
aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu
sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa berperan sebagai
pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Memberi
penyuluhan kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah satu
contoh peran perawat sebagai pendidik ( health educator )
d. Konseling
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi
klien terhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan pola interaksi ini
merupakan dasar dalam perencanaan tindakan keperawatan. Konseling
diberikan kepada individu, keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan masalah difokuskan
pada; masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan
pola interaksi).
e. Kolaborasi
Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team kesehatan lain
berupaya mengidentfikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan termasuk
tukar pendapat terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian
dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari berbagai professional
pemberi palayanan kesehatan. Sebagai contoh, perawat berkolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak dengan
nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi dengan dokter untuk menentukan
dosis yang tepat untuk memberikan Antibiotik pada anak yang menderita
infeksi
f. Peneliti
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam
ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat tanggap
terhadap rangsangan dari lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh
diperoleh melalui penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah
melakukan evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah
diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat mengerakan orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan
aspirasi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu
perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan
media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu
perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka mengembagkan ilmu
keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.
H. Lingkup Praktik Keperawatan Anak
Dalam memberikan askep pada anak harus berdasarkan kebutuhan dasar anak
yaitu: kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti asuh, asih dan
asah
a. Kebutuhan asuh
Kebutuhan dasar ini merupakan kebutuhan fisik yang harus dipenuhi dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan ini dapat meliputi kebutuhan
akan nutrisi atau gizi, kebutuhan pemberian tindakan keperawatan dalam
meningkatkan dan mencegah terhadap penyakit, kebutuhan perawatan dan
pengobatan apabila anak sakit, kebutuhan akan tempat atau perlindungan
yang layak dan lain-lain.
b. Kebutuhan asih
Kebutuhan ini berdasarkan adanya pemberian kasih sayang pada anak atau
memperbaiki psikologi anak.
c. kebutuhan asah
kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi pada anak, untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal dan sesuai
dengan usia tumbuh kembang.
2.2 System Perlindungan Anak
A. Pengertian
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sistem perlindungan anak diatur
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014,
dimana pada Pasal 55 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah
(Pemda) wajib menyelenggarakan pemeliharaan, perawatan dan rehabilitasi
sosial anak terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.
B. Hak Hak Anak
Hak anak merupakan hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan
dipenuhi orang tua, keluarga dan masyarakat, pemerintah dan negara. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014, hak-hak anak
meliputi:
a. Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi.
b. Identitas diri sejak kelahirannya.
c. Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai
tingkat kecerdasannya dan usianya dalam bimbingan orang tua.
d. Untuk mengetahui orang tuannya, dibesarkan dan diasuh orang tuanya
sendiri bila karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh
dan kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut
berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang
lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan
fisik, mental, spiritual dan sosial.
f. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya,
anak yang harus memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan
pendidikan khusus.
g. Untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima mencari dan
memberikan informasi sesuai tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan.
h. Untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak
sebaya beriman, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan
tingkat kecerdasannya untuk mengembangkan diri.
i. Mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik
ekonomi maupun seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan dan
penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya.
j. Diasuh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan atau ada aturan
hukum yang sah menunjukkan bahwa perpisahan tersebut adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.

Sedangkan setiap anak penyandang disabilitas selain memiliki hak tersebut di


atas maka memiliki hak lainnya yaitu:

a. Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus.


b. Memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial dan pemeliharaan dalam taraf
kesejahteraan sosial anak bagi anak dengan disabilitas.

Khusus bagi anak yang dirampas kebebasannya selain memiliki hak tersebut di
atas maka memiliki hak:
a. Mendapat perlakuan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan
sesuai umurnya.
b. Pemisahan dari orang dewasa.
c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif.
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasi.
e. Pembebasan dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang
kejam, tidak manusiawi serta merendahkan martabat dan derajatnya.
f. Penghindaran dari publikasi atas identitasnya.
g. Pemberian keadilan di muka pengadilan anak yang objektif, tidak memihak
dan dalam sidang yang tetutup umum.
C. Jenis Perlindungan Anak Khusus
Semua anak perlu mendapat perlindungan terutama perlindungan dari orang
tuanya tetapi terdapat anak-anak khusus yang memerlukan perlindungan baik
dari pemerintah maupun lembaga. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 2014 pasal 59 menyatakan bahwa Pemerintah,
Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga lainnya berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak, di
mana anak yang memerlukan perlindungan khusus tersebut adalah:
a. Anak dalam situasi darurat.
b. Anak yang berhadapan dengan hukum.
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.
d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual.
e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya.
f. Anak yang menjadi korban pornografi.
g. Anak dengan HIV/AIDS.
h. Anak korban penculikan, penjualan dan atau perdagangan.
i. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis.
j. Anak korban kejahatan seksual.
k. Anak korban jaringan terorisme.
l. Anak penyandang disabilitas.
m. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
D. Sistem Perlindungan Anak
Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk
mencegah dan menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan
penelantaran anak. Pemerintah pusat dan daerah memerlukan keselarasan
peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat adalah
mengembangkan pedoman. Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis
sistem terhadap perlindungan anak merupakan sebuah langkah yang positif.
Perlindungan anak melalui pendekatan berbasis sistem meliputi (1) Sistem
perlindungan anak yang efektif melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran, (2) Sistem perlindungan anak
yang efektif mensyaratkan adanya komponen-komponen yang saling terkait,
(3) Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari
layanan pencegahan primer dan sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef
Indonesia, 2012).
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014,
dimana pada Pasal 73a menyatakan bahwa (1) Dalam rangka efektivitas
penyelenggaraan perlindungan anak, kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang perlindungan anak harus melakukan koordinasi
lintas sektoral dengan lembaga terkait, (2) Koordinasi dilakukan melalui
pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan perlindungan anak. Pada
pasal 74 menyatakan bahwa (1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas
pengawasan penyelenggaraan pemenuhan hak anak, dengan undang-undang ini
dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat
independen, (2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapat membentuk
Komisi Perlindungan Anak Daerah atau lembaga lainnya yang sejenis untuk
mendukung pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.
Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan
seksual dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual banyak dilakukan
oleh orang yang dikenal oleh anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:
1. Bangun komunikasi dengan anak.
a. Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
b. Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju.
c. Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan,
tanyakan anak bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.
d. Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak. Jangan cepat
mengkritik atau mencela cerita anak.
2. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau
kekerasan seksual:
a. Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat berbicara
kepada Anda atau orang dewasa yang dapat dipercaya.
b. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun
yang salah. Yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut
kepadanya.
c. Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.
d. Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana
menolong anak tersebut.
e. Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
f. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor
yang akan menjadi beban dan penderitaan mental anak. Dalam undang-
undang hak anak: anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak
untuk dirahasiakan namanya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN

Paradigma keperawatan anak merupakan landasar berfikir dalam penerapan ilmu


keperawatan anak, dimana landasar berfikir tersebut terdiri atas empat komponen
yaitu anak, rentang sehat sakit, lingkungan dan keperawatan.

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sistem perlindungan anak diatur
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, dimana
pada Pasal 55 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pemda)
wajib menyelenggarakan pemeliharaan, perawatan dan rehabilitasi sosial anak
terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.

3.2 SARAN

Calon perawat harus mengetahui konsep dasar keperawatan anak dan


memperhatikan pasien, anak atau keluarga klien untuk melakukan asuhan
keperawatan di dunia kerja maupun didunia praktek klinik keperawatan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2007). Family Centered Care. Diakses tanggal 1 Juli 2013 dari
http://www.familycenteredcare.org. American Academy of Paediatric. (2003).
Family Centered Care and The Pediatrician’s Role. Pediatrics. Vol. 112 (3); pp.
691-696. -------------- Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI. Supartini
(2004). Buku ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta. Undang-
undang Perlindungan Anak RI. Nomor 35 tahun 2015. Wong, D.L. dan Perry, S.E.
(1997). Maternal Child Nursing Care. Missouri; Mosby Year Book. Wong, D.L, et
all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.). Missouri; Mosby.

Anda mungkin juga menyukai