Oleh
Tingkat 3C
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
anugerah kepada saya untuk dapat menyusun makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Keperawatan Anak”.
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa
Internet. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. Saya sadar
makalah ini belumlah sempurna maka dari itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah..............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keperawatan Anak........................................................................3
A. pengertian Anak.....................................................................................3
B. Perspektif Keperawatan Anak................................................................3
C. Kedudukan Anak di Indonesia...............................................................3
D. Filosofi Keperawatan Anak...................................................................3
E. Prinsip Keperawatan Anak.....................................................................4
F. Paradigma Keperawatan Anak...............................................................5
G. Peran Perawat dalam Keperawatan Anak..............................................6
H. Lingkup Praktik Keperawatan Anak......................................................8
2.2 System Perlindungan Anak.........................................................................9
A. Pengertian..............................................................................................9
B. Hak Hak Anak........................................................................................9
C. Jenis Perlindungan Anak Khusus...........................................................11
D. Sistem Perlindungan Anak.....................................................................12
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak dipandang sebagai individu yang
unik, yang punya potensi untuk tumbuh dan
berkembang ( Supartini, Yupi ). Anak
merupakan individu yang sedang berada dalam
proses tumbuh kembang dan mempunyai
kebutuhan yang spesifik. Sepanjang rentang
sehat-sakit, Anak membutuhkan bantuan
perawat baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat
terus berjalan. Orang tua diyakini sebagai
orang yang paling tepat dan paling baik dalam
memberikan perawatan pada anak, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
1
kepercayaan Tetapi, dalam mencapai tujuan komunikasi
diri kita dengan yang baik ini tidaklah mudah, misalnya saja
klien. Melalui anak yang belum bisa bercerita. Kadang kala
komunikasi dalam komunikasi
akan terjalin
rasa percaya,
rasa kasih
sayang, dan
selanjutnya
anak akan
memiliki
suatu
penghargaan
pada dirinya.
Dalam
tinjauan ilmu
keperawatan
anak, anak
merupakan
seseorang
membutuhkan
suatu perhatian
dan kasih
sayang, sebagai
kebutuhan
khusus anak
yang dapat
dipenuhi
dengan cara
komunikasi
baik secara
verbal maupun
2
dengan anak, seorang dalam tindakan keperawatannya dapat
membuat/menyebabkan anak menjadi menangis, marah, dan lain
sebagainya yang bisa membuat hati dan pikiran si klien (anak) menjadi tidak
enak.
Toddler : 1 – 2,5 th
Sekolah : 5 – 11 th
Remaja : 11 – 18 th
Khusus bagi anak yang dirampas kebebasannya selain memiliki hak tersebut di
atas maka memiliki hak:
a. Mendapat perlakuan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan
sesuai umurnya.
b. Pemisahan dari orang dewasa.
c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif.
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasi.
e. Pembebasan dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang
kejam, tidak manusiawi serta merendahkan martabat dan derajatnya.
f. Penghindaran dari publikasi atas identitasnya.
g. Pemberian keadilan di muka pengadilan anak yang objektif, tidak memihak
dan dalam sidang yang tetutup umum.
C. Jenis Perlindungan Anak Khusus
Semua anak perlu mendapat perlindungan terutama perlindungan dari orang
tuanya tetapi terdapat anak-anak khusus yang memerlukan perlindungan baik
dari pemerintah maupun lembaga. Menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 35 tahun 2014 pasal 59 menyatakan bahwa Pemerintah,
Pemerintah Daerah (Pemda) dan lembaga lainnya berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak, di
mana anak yang memerlukan perlindungan khusus tersebut adalah:
a. Anak dalam situasi darurat.
b. Anak yang berhadapan dengan hukum.
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi.
d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual.
e. Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya.
f. Anak yang menjadi korban pornografi.
g. Anak dengan HIV/AIDS.
h. Anak korban penculikan, penjualan dan atau perdagangan.
i. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis.
j. Anak korban kejahatan seksual.
k. Anak korban jaringan terorisme.
l. Anak penyandang disabilitas.
m. Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
D. Sistem Perlindungan Anak
Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk
mencegah dan menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan
penelantaran anak. Pemerintah pusat dan daerah memerlukan keselarasan
peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat adalah
mengembangkan pedoman. Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis
sistem terhadap perlindungan anak merupakan sebuah langkah yang positif.
Perlindungan anak melalui pendekatan berbasis sistem meliputi (1) Sistem
perlindungan anak yang efektif melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,
perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran, (2) Sistem perlindungan anak
yang efektif mensyaratkan adanya komponen-komponen yang saling terkait,
(3) Rangkaian pelayanan perlindungan anak di tingkat masyarakat dimulai dari
layanan pencegahan primer dan sekunder sampai pelayanan tersier (Unicef
Indonesia, 2012).
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014,
dimana pada Pasal 73a menyatakan bahwa (1) Dalam rangka efektivitas
penyelenggaraan perlindungan anak, kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintah di bidang perlindungan anak harus melakukan koordinasi
lintas sektoral dengan lembaga terkait, (2) Koordinasi dilakukan melalui
pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan perlindungan anak. Pada
pasal 74 menyatakan bahwa (1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas
pengawasan penyelenggaraan pemenuhan hak anak, dengan undang-undang ini
dibentuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat
independen, (2) Dalam hal diperlukan, Pemerintah Daerah dapat membentuk
Komisi Perlindungan Anak Daerah atau lembaga lainnya yang sejenis untuk
mendukung pengawasan penyelenggaraan perlindungan anak di daerah.
Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan
seksual dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual banyak dilakukan
oleh orang yang dikenal oleh anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan:
1. Bangun komunikasi dengan anak.
a. Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
b. Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju.
c. Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan,
tanyakan anak bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.
d. Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak. Jangan cepat
mengkritik atau mencela cerita anak.
2. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau
kekerasan seksual:
a. Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat berbicara
kepada Anda atau orang dewasa yang dapat dipercaya.
b. Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun
yang salah. Yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut
kepadanya.
c. Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.
d. Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana
menolong anak tersebut.
e. Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
f. Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor
yang akan menjadi beban dan penderitaan mental anak. Dalam undang-
undang hak anak: anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak
untuk dirahasiakan namanya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sistem perlindungan anak diatur
berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, dimana
pada Pasal 55 menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pemda)
wajib menyelenggarakan pemeliharaan, perawatan dan rehabilitasi sosial anak
terlantar baik di dalam lembaga maupun di luar lembaga.
3.2 SARAN