MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu
Disusun oleh :
3C
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas kelompok dari mata kuliah
“Keperawatan Gerontik” mengenai ADL (Activity of Daily Living)
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
rekan-rekan yang telah membantu dalam menulis makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.5.6 Patofisiologi 16
2.5.8 Penatalaksanaan 19
2.5.9 Komplikasi 20
2.5.10 Pencegahan 25
3.1 Kesimpulan 36
3.2 Saran 36
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
embolisme serebral, iskemia, dan hemoragi serebral. Penderita stroke saat ini
dalam setahun. Bila ditinjau dari segi usia terjadi perubahan dimana stroke bukan
hanya menyerang usia tua tapi juga menyerang usia muda yang masih produktif.
bagi usia muda untuk mengetahui informasi mengenai penyakit stroke, sehingga
mereka dapat melaksanakan pola gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit
stroke.
serangan stroke dan 25% atau 125.000 meninggal dan sisanya mengalami cacat
ringan atau berat. Saat ini stroke menempati urutan ketiga sebagai penyakit
sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihat angka penderita stroke yang terus
meningkat dari tahun ke tahun di Indonesia. Karena penanganan stroke yang cepat,
tepat, dan akurat akan meminimalkan kecacatan yang ditimbulkan. Untuk itulah
kepada pasien dengan stroke khususnya stroke dengan perdarahan atau stroke
hemoragik.
dilihat dari segi kesehatan adalah semakin meningkatnya usia harapan hidup
peningkatan, populasi lansia di Dunia pada tahun 2013 mencapai 13,4% dan
akan meningkat pada tahun 2050 menjadi 25,3%. Jumlah lansia di Amerika
pada tahun 2000 adalah 18,4 juta orang berusia 65-74 tahun, 12,4 juta berusia
75-85 tahun, dan 4,2 juta berusia di atas 85 tahun. Diperkirakan pada tahun
2030 populasi lansia akan mencapai 70 juta orang. Peningkatan ini disebabkan
harapan hidup di Indonesia dari 68,6 tahun menjadi 70,8 tahun dan proyeksi
tahun 2030- 2035 mencapai 72,2 tahun. Berdasarkan sumber dari World
pada tahun 2015 adalah 6,8%. Angka Beban Tanggungan menurut provinsi,
tertinggi ada di Nusa Tenggara Timur (66,74) dan Sumatera Utara merupakan
fisik maupun psikis. Kurang imobilitas fisik merupakan masalah yang sering
dijumpai pada pasien lanjut usia akibat berbagai masalah fisik, psikologis,
2013, penyakit terbanyak pada lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular
(PTM) antara lain hipertensi, artritis, stroke, penyakit paru obstruktif kronik,
Hasil dari penelitian yang dilakukan Rina, Agus dan Anastasia (2016)
hidup dan kesehatan lanjut usia, maka harus dihilangkan atau diminimalisir
sehari- hari atau ADL (Activity of Daily Living) penting untuk mengetahui
memiliki selisih yang besar yaitu 45,5% berada pada tingkat mandiri dan
54,5% berada pada tingkat tidak mandiri. Penelitian ini menunjukan jumlah
lansia yang tidak mandiri lebih besar dari pada lansia yang mandiri.
yang dapat dipakai untuk menilai ADL (Activity of Daily Living) adalah
Sakit Dr. Kariadi Semarang hanya 17,91% yang memiliki kemandirian pada
semua hal yang dinilai pada indeks katz. Penelitian ini menggambarkan
bahwa tingkat kemandirian lanjut usia pada semua aspek yang dinilai pada
PEMBAHASAN
hari yang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal (Ediawati,
ADL (Activity of Daily Living) dasar yaitu keterampilan dasar yang harus
minum, toileting, mandi dan berhias. Ada juga yang memasukan kontinensi
buang air besar dan buang air kecil dalam katagori ADL (Activity of Daily
Living) ini.
ADL (Activity of Daily Living) instrumental yaitu ADL (Activity of Daily Living) yang
seperti menyiapkan makanan, menggunakan telepon, mengelola uang kertas serta hal-
Living) yang berhubungan dengan pekerjaan atau kegiatan sekolah. ADL (Activity of
Daily Living) non vokasional yaitu ADL (Activity of Daily Living) yang bersifat
b. Kesehatan Fisiologis
c. Fungsi Kognitif
d. Fungsi Psikososial
sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu cara yang
2007).
e. Tingkat Stress
f. Ritme Biologi
tubuh, dan hormon. Beberapa faktor yang ikut berperan pada irama
g. Status Mental
(Hardywinoto, 2007).
h. Pelayanan Kesehatan
ke posyandu, kualitas hidupnya akan lebih baik dari pada lansia yang
atau sedang. Bila lansia tidak dapat melakukan ADL (Activity Of Daily
defisit status fungsional dasar dan mencoba memperoleh cara mengatasi dan
berikut:
1. Mandi
Mandiri (1) : bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti punggung
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi sendiri.
2. Berpakaian
3. Toileting
Mandiri (1): masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian membersihkan
4. Berpindah
Bergantung (0): bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
5. Kontinen
6. Makanan
Bergantung (0): bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring dan
No Penilaian Kriteria
5 Tergantung Mandiri dari semua fungsi di atas, kecuali salah satu dari
fungsi lainnya.
Total
2007).
otak tersebut.
2.5.3 Etiologi
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Ras
d. Riwayat keluarga
attack)
f. Fibromuscular dysplasia.
a. Merokok
b. Konsumsi alkohol
c. Obesitas
d. Kurang berolahraga
e. Hipertensi
f. Kolestrol tinggi
g. Diabetes mellitus
h. Aterosklerosis
2.5.5 Manifestasi Klinis
A. Infark pada Sistem Saraf Pusat. Tanda dan gejala infark arteri
kortikospinal),
3. Infark lakunar :
- Hemianopia homonim.
1. Hemiparesis,
3. Disfasia,
2) Vertebrobasilar:
C. Perdarahan Subarakhnoid
CT scan.
2.5.6 Patofisiologis
2009).
1. Pemeriksaan Laboratorium
PA).
(PTT)
iskemik.
2007).
5. Pemeriksaan Enzim Jantung
6. Pemeriksaan Radiologi
a. CT Scan
b. MRI
c. Angiografi
2.5.8 Penatalaksanaan
sebesar 6%. Diet rendah lemak trans dan jenuh serta tinggi
lemak omega-3 juga direkomendasikan.
2. Aktivitas fisik
b. Penatalaksanaan Farmakologi
Hess, 2008).
Activator/ tPA)
Antiplatelet
(Tatro, 2008).
Pemberian Neuroprotektan
(McEvoy, 2008).
Pemberian Antikoagulan
Hess, 2008).
dilakukan pada klien stroke menurut Brunner dan Suddarth (2002) adalah
kardiovaskuler
2.5.9 Komplikasi
2. Dekubitus
3. Pneumonia
2.5.10 Pencegahan
dalam pencegahan primer dan sekunder stroke. Faktor resiko yang dapat
fisik. Faktor resiko lain termasuk umur dan jenis kelamin, penyakit
paling penting pada stroke, meningkatkan 3-4 kali faktor resiko stroke.
2009).
2009).
nonfatal atau stroke fatal, dan resiko stroke atau TIA jika dibandingkan
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi identitas klien (nama, umur, jenis kelamin, status, suku,
agama, alamat, pendidikan, diagnosa medis, tanggal MRS, dan
tanggal pengkajian diambil) dan identitas penanggung jawab (nama,
umur, pendidikan, agama, suku, hubungan dengan klien, pekerjaan,
alamat).
b. Keluhan Utama
Kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi dan penurunan tingkat kesadaran.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Serangan stroke hemoragik sering kali berlangsung sangat mendadak
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala,
mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, kelumpuhan
separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia, riwayat
trauma kepala, kotrasepsi oral yang lama, penggunan obat-obat anti
koagulasi, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, DM, atau
adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Mengalami penurunan kesadaran, suara bicara, kadnag mengalami
gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/afasia, TTV
meningkat, nadi bervariasi.
a) B1 (Breathing)
Pada infeksi didapatkan klien batuk, peningkatan sputum, sesak naps,
penggunaan alat bantu napas, dan peningkatan frekuensi napas. Pada
klien dengan kesadaran CM, pada infeksi peningkatan pernapasannya
tidak ada kelainan, palpasi thoraks didapatkan taktil fremitus
seimbang, auskultasi tidak didapatkan bunyi napas tambahan.
b) B2 (Blood)
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler didapatkan renjatan (syok
hipovolemik) yang sering terjadi pada klien stroke. Tekanan darah
biasanya terdapat peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif
(tekanan darah >200 mmHg)
c) B3 (Brain)
Stroke yang menyebabkan berbagai defisit neurologis, tergantung pada
likasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran arean
perfusinya tidak adekuat, dan aliran darah kolateral (sekunder atau
aksesori). Lesi otak yang rusak dapat membaik sepenuhnya.
Pengkajian B3 (Brain) merupakan pemeriksan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya
d) B4 (Bladder)
Setelah stroke klien mungkin mengalami inkontinensia urine
sememntara karena konfusi, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan dan ketidakmampuan mengendalian kandung kemih karena
kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang kontrol sfingter urine
eksternal hilang atau berkurang selama periode ini, dilakukan
kateterisasi intermitten dengan teknik steril. Inkontinensia urine yang
berlanjut menunujukkan kerusakan neurologis luas.
e) B5 (Bone)
Pada kulit, jika klien kekurangan O2 kulit akan tampak pucat dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan buruk. Selain itu, perlu juga
tanda-tanda dekubitus terutama pada daerah yang menonojol karena
klien stroke mengalami masalah mobilitas fisik. Adanya kesulitan
untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau
paralise/hemiplegi serta mudah lelah menyebabkan masalah pada pola
aktivitas dan istirahat
2) Pengkajian Tingkat Kesadaran
Pada klien lanjut usia kesadaran klien stroke biasanya berkisar pada
tingkat latergi, stupor dan koma
3) Pengkajian Fungsi Serebral
Pengkajian ini meliputi status mental, fungsi intelektual, kemampuan
bahasa, lobus frontal dan hemisfer
4) Pangkajian Saraf Kranial
Umumnya terdapat gangguan nervus cranialis VII dan XII central
5) Pengkajian Sistem Motorik
Hampir selalu terjadi kelumpuhan/kelemahan pada salah satu sisi tubuh
6) Pengkajian Reflek
Pada fase akur refleks fisiologis yang lumpuh akan menghilang setelah
beberapa hari reflek fisiologian muncul kembali didahului refleks
patologis
7) Pengkajian Sistem Sensori
Dapat terjadi hemihipertensi.
8) Pola istirahat dan tidur
Klien mengalami penurunan kesadaran, yaitu stupor. Klien hanya
berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila
dibangunkan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
No Diangnosa NOC NIC Rasional
keperawatan
1 Ketidakefektifan Goal : Pasien 1) Lakukan 1) untuk
perfusi jaringan akan pengkajian menskrining
serebral mempertahankan neurologis penurunan
aliran daraha ke setiap 1-2 tingkatan
b.d penurunan
otak yang efektif jam pada kesadaran dan
aliran darah ke
selama dalam awalnya status
otak
perawatan Objektif 2) Ukur ttv neurologis
: Dalam jangka pasien 2) untuk
waktu 3x24 jam setiap 1-2 mendeteksi
pasien akan jam pada secara dini
1). Tekanan awalnya. tanda-tanda
systole dan 3) Atur penurunan
posisi
diastole dalam tekanan
pasien 15-
rentang yang perfusi
30°c.
diharapkan serebral
4) Pertahanka
(120/80 3)untuk
n
mmHg) menurunkan
lingkungan
2).Tidak ada tekananarteri
dan
tanda- tanda dengan
pasien tetap
peningkatan meningkatkan
tenang
tekanan drainase dan
5) Pertahanka
intrakranial meningkatkan
n tirah
(tidak lebih dari sirkulasi
baring
15 mmHg) 4)untuk
6) Anjurkan
3). Pasien tidak mengurangi
pasien
pusing peningkatan
untuk
4. Tidak TIK
mengurangi
mengalami 5)istirahat total
kecemasan
nyeri kepala dan
7) Ajarkan
ketenangan
terapi
mungkin
relaksasi
diperlukan
dan
6)untuk
napas
mengurangi
dalam
8) Kolaborasi tingkatan stres
pemberian yang membuat
analgetik tekanan darah
Beri meningkat.
kesempatan
7)untuk
pasien
untuk mengurangi
beristirahat
2 Hambatan 1) Mampu
Goal:Pasien mengenai
1) Bantu fungsiona;
1)untuk
3 Implementasi Keperawatan
setelah rencana intervensi ditunjukan dan disusun pada nursing orders dalam
tindakan. Dalam hal ini, jika seorang perawat dalam melakukan suatu
tersebut.
Asuhan yang efektif merupakan asuhan yang harus sesuai dengan apa
pasien.
menyelesaikan masalah.
4 Evaluasi Keperawatan
Nama : Ny. Y
Umur : 60 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
Pekerjaan : Wiraswasta
Diagnosa medis : SH (ICH)
Tanggal masuk : 28-6-2015
BB sebelum sakit : 65 kg
BB sesudah sakit : 61 kg
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 65 th
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Suku : Indonesia
Hub. dengan klien : Suami
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jetis Menoreh Salaman
4.1.1.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Genogram
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-Laki
= Pasien
= Meninggal
= Tinggal dalam satu rumah
= Menikah
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
a. Tensi : 110/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/mnt
c. RR : 24 x/ mnt
d. Suhu : 36° C
e. BB : 61 Kg
f. TB : 160 cm
g. IMT :
h. Borbowith klien termasuk: (Kurus/Ideal/Gemuk)
2. Keadaan umum : klien tampak lemah
3. Pemeriksaan fisik persistem
- Sistem Pernafasan
Saat diinspeksi tidak ada pembengkakan ginjal dan kandung kemih, kebersihan
saluran kencing terjaga, tidak ada lesi dan benjolan, BAK 6-8x/ hari, warna
kuning jernih
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembengkakan
Saat diperkusi kandung kemih kosong
Meliputi : Genitalia eksterna : Pria/ Wanita
Tidak terkaji karena pasien menolak untuk dikaji pada bagian genitalia
- Sistem Endokrin
- Sistem Integumen
Saat diinspeksi kebersihan kulit terjaga, warna kulit sawo matang, kulit kering ,
tidak ada lesi, tidak ada luka
Saat dipalpasi turgor kulit elastis, kulit pasien lembab
- Sistem Muskuloskeletal
a. Ekstremitas Atas
Saat diinspeksi pasien mudah dalam pergerakan, tidak ada pembengkakan,
tidak ada kemerahan, tidak ada fraktur dan dislokasi, keadaan otot anggota
badan bagian kanan lemah, tidak ada hipotoni, atoni, dan hipertoni. Pada
bagian tangan sebelah kiri terpasang infus
4 2
4 2
b. Ektermitas Bawah
Saat diinspeksi tidak terdepat luka pada kaki , tidak ada kesulitan dalam
pergerakan, tidak terdapat edema, tidak ada kemerahan, tidak ada fraktur
dan dislokasi, keadaan otot normal tidak ada hipotoni, atoni, dan hipertoni.
4 2
4 2
- Sistem Penglihatan
Saat diinspeksi bentuk mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan bola
mata normal, sclera tidak ikterik, pupil isohor, kornea jernih, tidak ada
strabismus, tidak memakai kacamata, tidak ada lesi, tidak ada secret. Fungsi
penglihatan baik, pasien mampu melihat papan nama perawat. Reaksi terhadap
cahaya mata kanan dan kiri positif.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan.
- Wicara dan THT
Saat diinspeksi bentuk telinga, hidung dan tenggorokan simetris, tidak ada secret
dan lesi, kebersihan telinga dan hidung terjaga.
Saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan dan pembengkakan.
Fungsi pendengaran baik, terbukti pada saat test pendengaran dengan teknik
rine, weber, swabah menggunakan garputala
1. Riwayat Psikologis
a. Status emosi
Klien memiliki perasaan hati yang sedih karena riwayat penyakit yang di
derita klien memiliki tingkah laku yang aktif menjadi pendiam karena
aktifitas yang terbatas.
Suasana yang membahagiakan Klien ketika klien berkumpul dan diberi
dukungan oleh keluarga
b. Gaya komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara dengan pola komunikasi yang
lambat. klien tidak menolak untuk diajak berkomunikasi , klien
berkomunikasi dengan jelas,dan tidak menggunakan bahasa isyarat.
c. Pola interaksi
Klien berespon hanya kepada orang terdekat seperti teman,keluarga dan
orang yang dipercaya seperti perawat, Klien berinteraksi dengan aktif dan
kepribadian terbuka
d. Pola pertahanan
e. Keluarga selalu memberikan dukungan kepada pasien agar mengurangi stress
f. Dampak dirawat di rumah sakit
Secara fisik klien tidak mengalami perubahan tetapi secara psikologisnya
klien dirumah mempunyai perasaan khawatir dan sedih ketika dirumah sakit
g. Kondisi emosi/perasaan klien
1) Apa suasana hati yang menonjol pada klien (sedih)
2) Apakah emosinya sesuai dengan ekspresi wajahnya (ya)
h. Kebutuhan Spiritual Klien :
1) Kebutuhan untuk beribadah (terpenuhi)
2) Masalah – masalah dalam pemenuhan kebutuhan spiritual : Tidak
memiliki masalah kebutuhan spiritual
3) Upaya untuk mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan spritual : Tidak
ada upaya untuk mengatasi masalah
i. Konsep Diri Klien
a. Identitas diri : Klien masih belum bisa menerima/memahami
dirinya dan mengerti mengenai keadaannya
b. Ideal diri : Pasien berharap semoga penyakit yang
dideritanya bisa cepat sembuh dan pulih agar pasien dapat pulang
c. Gambaran diri : Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang
di benci dan pasien bersyukur mempunyai tubuh seperti ini walaupun
dalam keadaan sakit
d. Harga diri : Pasien mengatakan merasa tidak malu dengan
keadaan saat ini
e. Peran : Peran pasien sebagai seorang istri berperan baik
dikeluarganya
ANALISA DATA
Defisit neurologi
Hemister kiri
Hemiparase/plegi kanan
3 Ds : - Stroke Hemoragik Defisit perawatan diri
Do :
- Pasien tampak
lemah Peningkatan Tekanan Sistemik
- Pasien tampak
mengalami
penurunan Pendarahan
kesadaran Arachnoid/ventrikel
- Pasien tidak
dapat
melakukan Hematama serebral
personal
hygiene sendiri
karena Vasoparhe anteri serebral/saraf
mengalami serebral
kelemahan
anggota gerak
- seluruh Iskemik/infark
aktifitas pasien
dibantu
perawat Defisit neurologi
Hemistes kiri
hemiparase/plegi kanan
B. Diagnosa Keperwatan
1. Gangguan perfusi jaringan serebral b/d suplai darah kejaringan serebral tidak adekuat
2. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
3. Defisit perawatan diri b/d imobilitas fisik
C. Rencana Keperawatan
No Tujuan No Rencana tindakan Rasional TTD
pp px
1 30 Juni 2015 Jam I 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui Rengga
15.00 WIB setelah kesadaran pasien keadaan umum
dilakukan tindakan 2. Monitor TTV pasien
keperawatan 2 x 24 pasien 2. TTV dalam batas
jam diharapkan refusi 08.00 3. Posisikan klien normal
jaringan otak dapat
Supinasi menunjukan
efektif kembali
4. Monitor adanya perbaikan kondisi
dengan KH
tanda-tanda PTIK 3. Mengurangi
- TTV dalam 5. Berikan obat terjadinya PTIK
batas normal sesuai dengan 4. Mengetahui
- Tingkat advis dokter keadaan umum
kesadaran pasien
membaik 09.00 5. Dapat digunakan
- Tidak ada untuk mencegah
tanda-tanda pendarahan serta
PTIK memperbaiki
aliran darah
serebral
2 30 Juni 2015 jam II 1. Monitor TTV 1. TTV menunjukan Rengga
15.00 WIB setelah 2. Kaji kemampuan perubahan kondisi
dilakukan tindakan pasien dalam 2. Mengetahui
keperawatan 2 x 24 Mobilisasi kemampuan
jam diharapkan pasien 09.00 3. Kaji kekuatan otot mobilisasi pasien
tidak mengalami
pasien 3. Mengetahui
gangguan mobilitas
4. Latih rentang kekuatan otot
fisik dengan KH
gerak rom pasien
- Nilai 5. Ubah posisi klien 4. Melatih
kekuatan otot pergerakan otot
meningkat 09.00 agar tidak kaku
- Dapat 5. Mencegah
menggerakan kekakuan
Ekstremitar
tangan kanan
dan kaki
kanan
3 30 Juni 2015 jam III 1. Kaji kemampuan 1. Melihat Rengga
15.00 WIB setelah klien dalam kemampuan klien
dilakukan tindakan perawatan diri dalam perawatan
keperawatan 2 x 24 2. Bantu klien dalam diri
jam diharapkan personal hygie 2. Membantu
kebutuhan perawatan
3. Rapihkan tempat memenuhi
diri pasien terpenuhi
tidur klien jika kebutuhan
dengan KH
kotor / personal hygie
- Klien bersih berantakan klien
rapi dan tidak 4. Libatkan keluarga 3. Menjaga
bau dalam melakukan kerapiahn klien
- Dapat perawatan diri 4. Mengajarkan
melakukan pasien keluarga
personal melakukan
hygiene perwatan diri
sendiri ketika dirumah
D. Implementasi Keperawatan
CATATAN KEPERAWATAN
No Hari/tgl/jam No Tindakan Respon / hasil TTD
pp px
1 1 Juli 2016 I - Mengkaji tingkat Ds : - Rengga
kesadaran pasien
07. 30 Do : Tingkat kesadaran
pasien Komposmentis
GCS : E4 M6 V5
- Memonitor TTV Ds : -
Pasien
Do : TD = 163/92 mmhg
N = 64 x / menit
RR = 24 x / menit
S = 362 0C
- Memposisikan
klien supinasi
Ds : -
- Inj. piracetam 1gr
Do : pasien dalam posisi
supinasi
- Memonitor
- Obat masuk
adanya tanda-
tanda PTIK
Ds : -
Do : Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- Pasien
mengalami
kesulitan bicara
- Kelemahan
ekstremitas
tangan kanan
2 1 Juli 2016 II - Memonitor TIV Ds : - Rengga
- Mengkaji
Ds : -
kekuatan otot
pasien Do : Kekuatan otot
0 5
- Melatih gerak
3 5
rom
Ds : -
Ds : -
Do : Pasien posisi
supinasi pada tepi bed
3 1 Juli 2016 III - Mengkaji Ds : - Rengga
kemampuan
07.30 WIB Do : Pasien tampak
klien dalam lemah
perawatan diri
- Pasien
mengalami
penurunan
kesadaran
- Pasien tidak
dapat
melakukan PH
Ds : -
Ds : -
- Merapikan
Do : Tempat tidur
tempat tidur tampak rapih dan bersih
CATATAN PERKEMBANGAN
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
2 Rabu 1 Juli S=- Rengga
2015
O=
Jam 09.30 - Pasien mengalami kelemahan ekstremitas
tangan sebelah kanan
- Gerakan terbatas, hanya tidur ditempat tidur
- Kekuatan otot 0 5
- 3 5
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
3 Rabu 1 Juli S= Rengga
2015
O = Pasien tampak lemah, mengalami penurunan
Jam 09.30 kesadaran, tidak melakukan PH sendiri. Seluruh
aktivitas bergantung pada perawat. Lemah ekstremitas
kanan
P = Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70 % kasus stroke hemoragik terjadi pada
menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
b. Hemoragik sub arachnoid: perdahan yang terjadi pada ruang sub arachnoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asuhan
PKeperawatan. Jakarta : EGC.
Adib, M. 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung,
Jakarta: EGC.
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Panduan Penyusunan Asuhan
Keperawatan Profesional Jilid 2. Yogyakarta: Media Action Publishing.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 4.
Jakarta:EGC
Edisi9.Jakarta:EGC