Anda di halaman 1dari 2

UAS ISLAM DAN BUDAYA JAWA

Nama : Mustika Rini

NIM : 213141018

Budaya Jawa adalah segala bentuk budaya yang berasal dari Jawa, baik itu yang berbau ritual, mistis,
norma, ataupun kepercayaan. Budaya di Jawa memang banyak sekali ragamnya seperti ; sekatenan,
sadranan, malam satu suro, mitoni dan masih banyak lagi. Perkembangannya mungkin saat ini masih
dilakukan, terutama di daerah seminar Keraton. Karena disana masih kental akan adat dan ritualnya.
Ritual disana hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan saja atau abdi dalemnya. Dulu jaman nenek
moyang, perkembangan budaya Jawa terus dilestarikan, karena juga terdapat hal positfnya seperti, tata
krama atau unggah ungguh, disini unggah ungguh mengajarkan kita untuk menghormati orang yang
lebih tua. Ada juga membungkuk saat lewat di depan orang terutama orang tua, ini adalah salah satu hal
yang patut dipertahankan. Tetapi ada sisi negatifnya juga seperti, masih percaya dengan roh dan
bebatuan dimana kepercayaan itu bisa mendatangkan keberuntungan dan kenikmatan. Saat ini masih
ada Budaya Jawa yang masih eksis di Indonesia ini, seperti upacara adat sebelum pernikahan atau yang
disebut dengan siraman yang gunanya untuk mensucikan diri jiwa dan raga untuk mempelai laki-laki
ataupun perempuan, ada juga sekatenan yang untuk menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW,
ritual pernikahan yang diadakan saat resepsi masih dikembangkan hingga saat ini. Dengan masih
banyaknya eksistensi budaya jawa, tetapi ada juga yang tergerus akibat zaman yang maju ini. Banyak
sekali tantangan yang harus dihadapi saat budaya jawa ini mulai menghilang. Anak muda yang mulai
tergoda dengan budaya barat dibandingkan budaya jawa menjadi tantangan tersendiri pasalnya budaya
barat dan budaya jawa sangat bertolak belakang. Bisa dilihat dari cara berpakain yang terbuka
sedangkan di jawa sendiri memakai baju yang terbuka adalah hal yang tidak sopan atau bahasanya
disebut dengan "saru", perkataan kasar dimana itu adalah suatu hal yang tidak baik untuk dikatakan bagi
orang jawa. Tidak hanya cara berpakain dan gaya bicaranya yang tidak sopan, anak muda sekarang juga
lupa akan segala macam budaya jawa. Seperti wayang, gamelan, permainan tradisional seperti engklek,
dakon, gasingan dll semua itu teralihkan dan memilih memainkan smartphone yang lebih canggih. Tidak
hanya itu, teknologi yang semakin canggih mulai mengalihkan budaya-budaya ini semakin banyaknya
orang yang acuh tak acuh terhadap kebudayaan jawa terutama tentang unggah ungguh yang dimana
hanya mementingkan teknologi tanpa memerdulikan orang lain disekitarnya. Hal-hal seperti itu harus
dihindari karena, jika dibiarkan begitu saja maka budaya jawa ini akan tergusur dan pastinya akan
kehilangan sebuah norma dan adat kebudayaan yang sudah dibawa nenek moyang dahulu. Lau
bagaimana cara mengatasi hal tersebut? Apa yang kita lakukan untuk mempertahankan kebudayaan
jawa ini? Sebagai generasi milenial yang baik, ada baiknya kita jangan lupa akan kebudayaan kita,
budaya yang telah diturunkan oleh nenek moyang kita. Setidaknya kita harus tahu sedikit tentang
budaya jawa misalnya Sekaten, dilaksanakan saat lahirnya nabi Muhammad SAW dan dari situ kita ikut
berpatisipasi dalam penyambutan lahirnya nabi melalui acara sekaten. Tidak hanya berpatisipasi saja
atau sekedar melihatnya kita juga bisa mencatat hal-hal yang positif di dalamnya seperti kebersamaan
dalam perayaan sekaten, keharmonisan dan kekompakan antar masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai