Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Nama : Risky Mustika Sari

NIM : 19.0.P.251

Prodi : S1 Keperawatan Semester 5

“Contoh korupsi masif di Indonesia”

1. KPK menetapkan 3 tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek jalan di Bengkalis,
Riau. Kasus ini telah menyeret Bupati Bengkalis nonaktif Amril Mukminin sebagai
tersangka. Deputi Penindakan KPK Karyoto mengatakan ketiga tersangka itu di antaranya
Project Manager PT Wijaya Karya, Didiet Hartanto (DH), staf pemasaran PT WIKA,
Firjan Taufa (FT), dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tirtha Adhi Kazmi (TAK).
“Hari ini kami akan menyampaikan perkembangan penyidikan terkait dugaan TPK pada
Proyek Multiyears Peningkatan Jalan Lingkar Pulau Bengkalis, Kabupaten Bengkalis,
tahun anggaran 2013 sampai dengan 2015," kata Deputi Penindakan KPK Karyoto, dalam
konferensi pers, Jumat (3/9/2021). KPK sebelumnya telah menetapkan 10 orang
tersangka," sambungnya. Atas perbuatannya, para tersangka disangkakan melanggar
Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Dampak : Pada kasus ini tentu sangat merugikan bagi masyarakat dimana pembangunan
proyek jalan ini seharusnya dapat bermanfaat bagi masyarakat tetapi disalahgunakan dan
kasus ini juga menyeret bupati yang seharusnya dapat tegas menolak keras tindakan
korupsi tetapi malah menjadi tersangka.

2. Palembang, CNN Indonesia -- Mantan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin, disebut
menerima aliran dana dugaan korupsi Masjid Raya Sriwijaya Palembang sebesar Rp2,4
miliar. Hal tersebut terungkap dalam sidang perdana empat terdakwa kasus dugaan
korupsi pembangunan Masjid Raya Sriwijaya Palembang yang merugikan negara Rp116
miliar di Pengadilan Tipikor Palembang, Selasa (27/7).
Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Tinggi Sumsel Naimullah mengatakan, nama Alex
Noerdin muncul dalam dakwaan berdasarkan hasil keterangan penyidik yang dilimpahkan
ke pengadilan. Alex Noerdin sesuai uraian dakwaan yang dibacakan. Ini kan berdasarkan
fakta di sesuai di lapangan ada aliran dana ke mantan Gubernur Sumsel Rp2,4 miliar,"
ujar Naimullah.
Dalam surat dakwaan, diketahui terdapat pencairan uang muka pembayaran sebesar
Rp48,299 miliar kepada PT Brantas Abipraya dan PT Yodya Karya yang memenangkan
tender pembangunan masjid tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp5 miliar diambil
oleh terdakwa Dwi Kridayani yang merupakan Kerjasama Operasional (KSO) PT Brantas
Abipraya-PT Yodya Karya.
Dana Rp5 miliar tersebut disebut akan digunakan untuk operasional proyek padahal
kenyataannya diberikan kepada terdakwa Syarifudin MS yang merupakan PNS Dinas
Perhubungan Kabupaten Ogan Ilir yang juga sebagai Ketua Panitia Lelang Pembangunan
sebesar Rp1,049 miliar, Rp2,4 miliar diberikan kepada Alex Noerdin dan sewa helikopter
yang digunakan Alex Rp300 juta. Sementara mantan Ketua Panitia Pembangunan Masjid
Sriwijaya Palembang 2015-2018, Eddy Hermanto, didakwa menerima suap Rp684 juta.

Dampak : Pada kasus korupsi ini jelas merugikan negara yang mana mantan Gubernur
Sumatra Selatan tidak melakukan tugas sebagaimana mestinya. Sehingga sangat
berdampak terhadap pembangunan yang seharusnya dapat terealisasikan menjadi
terhambat. Sudah seharusnya Indonesia menegakkan hukum korupsi secara lebih tegas
untuk membuat jera para koruptor.

Anda mungkin juga menyukai