Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

BEDAH PLASTIK POST FRAKTUR MANDIBULA

oleh:
Yoga Rosi Susanto, S.Kep
NIM 212311101106

PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2022

FKEP UNEJ 2021 1


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN BEDAH

Nama Mahasiswa : Yoga Rosi Susanto, S. Kep


NIM : 212311101106
Tempat Pengkajian : Ruang mawar
Tanggal : 3 Januari 2022

I. Identitas Klien
Nama : Tn H No. RM : 295xxx
Umur : 16 Tahun Pekerjaan : Pelajar
Jenis Kelamin : Laki-laki Status Perkawinan : Lajang
Agama : Islam Tanggal MRS : 3-1-22 (15.00)
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 3-1-22 (21.00)
Alamat : Bondowoso Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosis Medis:
Post Fraktur Mandibula
2. Keluhan Utama:
Nyeri saat terkena cuaca dingin, membuka mulut, dan menengok
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pasien pernah mengalami kecelakaan dengan kendaraan bermotor yang
membuat rahang bawahnya fraktur, pasien mendapat pemasangan ORIF dan
mendapatkan 2x oprasi sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan terdahulu:
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien tidak memiliki riwayat penyakit lain.
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat apapun
c. Imunisasi:
Ketika diterima di IGD pasien diberikan vaksin tetanus.
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Klien mengatakan setelah mengalami kecelakaan takut untuk berolah raga
sepak bola, klien mengatakan juga selama masuk sekolah untuk pelajaran
olah raga selalu ijin dan tidak mengikuti olah raga fisik yang dapat
membahayakan rahangnya.
e. Obat-obat yang digunakan:
Klien menggunakan obat yang disarakan oleh dokter ketika nyeri menyerang

FKEP UNEJ 2021 2


5. Riwayat penyakit keluarga:
Tidak terdapat data pada jurnal laporan kasus.

Genogram:
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Menikah
: Pasien
: Meninggal
: Tinggal serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan apapun ketika sakitnya tidak
mengganggu aktivitas yang dilakukannya. Klien mengatakan ketika nyeri
rahangnya sakit selalu meminum obat yang disarankan oleh dokternya dan
membeli diapotik ketika obatnya habis. Namun selama rahangnya sakit, klien
mengatakan jarang berolah raga sepak bola karena takut terjatuh dan rahangnya
patah kembali.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
- Antropometry:
BB = 45 kg, TB = 150 cm, IMT= 20 (berat badan normal).

- Biomedical sign :
Tanda biomedis yang dapat dilihat :
Hb : 12,9 (-)
Eritrosit : 5,3
Leukosit : 8,0
Albumin : 30 g/dl (-)
- Clinical Sign :
Pada pemeriksaan lokal nampak adanya bekas jahitan dengan panjang
kurang lebih 7 cm, kemerehan, dan ada nyeri tekan pada area mid
mandibula.
- Diet Pattern (intake makanan dan cairan)
No Pola Nutrisi Sebelum MRS Saat di RS
Makanan
1. Frekuensi makan 3 kali/hari, teratur tiap jam 3 kali/hari, jam
7 pagi, jam 1 siang dan menyesuaikan dengan
jam 7 malam pembagian makanan dari
RS
2. Porsi makan 1 piring/makan 1 piring/makan
3. Varian makanan Karbohidrat, protein, Karbohidrat, protein,
sayuran,mineral sayuran,mineral
4. Nafsu makan Baik Baik

FKEP UNEJ 2021 3


5. Keluhan makan Tidak ada Tidak ada
Minuman
1. Jumlah +/- 1500 ml +/- 1500 ml
2. Jenis Air putih Air putih
3. Keluhan minum Tidak ada Tidak ada
Interpretasi: intake makanan dan minuman tidak ada gangguan
3. Pola eliminasi:
BAK : 700 ml/ 7 jam
BAB : normal
4. Pola aktivitas & latihan
Aktivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan / minum √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi / ROM √
Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu petugas, 3:
dibantu alat, 4: mandiri
Kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
a. Status Oksigenasi : pasien tidak terpasang oksigen, RR= 20 x/menit
b. Fungsi kardiovaskuler: TD= 110/70 mmHg dan Nadi 102x/menit
c. Terapi oksigen: tidak ada

5. Pola tidur & istirahat (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Istirahat dan Tidur Sebelum sakit Saat sakit
Durasi Siang hari Malam hari
Pukul 12.00-13.00 WIB Pukul 23.00-06.00 WIB
(1 jam) (5 jam)
Malam hari
Pukul 22.30-05.30 WIB
(7 jam)
Gangguan tidur Nyeri Nyeri
Keadaan bangun tidur - -
Interpretasi : Klien mengalami gangguan tidur.
6. Pola kognitif & perceptual
a. Fungsi Kognitif dan Memori :
Klien mengatakan masih bisa mengingat sesuatu dengan jelas
b. Fungsi dan keadaan indera :
Klien mengatakan bahwa keadaan dan fungsi inderan baik (tidak terdapat
gangguan)
.

FKEP UNEJ 2021 4


7. Pola persepsi diri
a. Gambaran diri :
Klien mengatakan merasa tidak percaya diri setelah kejadian patah rahang
bawah dikarenakan teman-temannya sering menjadikannya bahan
bercandaan.
b. Ideal diri:
Klien mengatakan ingin seperti dulu lagi dan pulih dengan seutuhnya. Klien
ingin sekali bisa sepakbola lagi.
c. Harga diri:
Klien mengatakan kurang percaya diri dengan perubahan yang ada pada
dirinya
d. Identitas diri:
Klien mampu menyebutkan bahwa dirinya adalah anak ke 4 bapak R dan ibu
Y.
e. Peran diri:
Klien mengatakan dengan kondisinya saat ini masih bisa bersekolah dengan
normal dan tidak ada hambatan dalam melakukan belajar
Interpretasi: klien mengalami gangguan gambaran dan peran diri.
8. Pola seksualitas & reproduksi
- Pola seksualitas : klien mengatakan mempunyai cewek temennya 1 kelas
- Fungsi reproduksi : -
9. Pola peran & hubungan
Keluarga mengatakan bahwa pasien anak yang nurut dengan kedua orang tuanya
Interpretasi: tidak ada dalam peran dan hubungan klien.
10. Pola manajemen koping-stress

Klien mengatakan bahwa jika klien memiliki masalah, terbuka dan bercerita
dengan keluarganya.

Interpretasi: klien memiliki pola manajemen koping-stress yang baik.


11. Sistem nilai & keyakinan
Klien memiliki keyakinan bahwa ujian sakit yang dialaminya merupakan sebuah
takdir
Interpretasi: sistem nilai dan keyakinan klien tidak terganggu.
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Kesadaran komposmentis, GCS : E4V5M6, klien nampak ada keterbatasan
pergerakan rahang ditandai dengan klien nampak tidak nyaman dalam berbicara,
Pasien tidak demam saat dilakukan pengkajian.
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 102 X/mnt
- RR : 20 X/mnt
- Suhu : 36,50C

FKEP UNEJ 2021 5


Pengkajian Fisik Head to toe (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
Inspeksi : bentuk kepala simetris antara kanan dan kiri, nampak adanya luka
bekas jahitan pada rahang bawah kiri, tengah dan bibir bawah kiri.
Nampak adanya benjolan pada area moskulo maseter namun tidak
teraba nyeri
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada area mid mandibula
2. Mata
Inspeksi : mata kanan kiri simetris, bulat, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis,
tidak menggunakan alat bantu penglihatan (kacamata)
Palpasi : tidak terdapat odem dan terdapat nyeri tekan pada mata, tidak terdapat
peningkatan TIO
3. Telinga
Inspeksi : bentuk normal,warna coklat, tidak terdapat lesi, tidak terdapat odem,
tidak terdapat serumen, kotoran maupun perdarahan
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
4. Hidung
Inspeksi : keadaan kulit tidak terdapat lesi, tidak terdapat pembengkakan, lubang
hidung simetris, rambut hidung bersih.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada tulang hidung, pada sinis-sinus hidung
tidak mengalami nyeri tekan.
5. Mulut
Inspeksi : mulut bersih, mukosa bibir lembab dan tidak terlihat sianosis, gigi
graham kiri tidak ada, terdapat luka bekas jahitan
Palpasi : terdapat nyeri tekan, nampak adanya benjolan.
6. Leher
Inspeksi : bentuk leher simetris,warna kulit leher ikterus tidak adanya
pembengkakan, tidak terdapat pembesaran tiroid
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat pembesaran limfe.
7. Dada
Jantung
Inspeksi : bentuk dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat odem, tidak
terdapat peradangan, tidak tampak adanya ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat massa, kesimetrisan ekspansi
dada normal.
Perkusi : suara pekak ICS 2-5
Auskultasi : terdapat suara S1 dan S2 dan tidak ada suara tambahan.
Paru
Inspeksi : dada tampat simetris, bentuk dada normal dan pengembagan
keduanya seimbang. Tidak adanya penggunaan otot bantu
pernapasan
Palpasi : tidak nampak adanya nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak adanya wheezing, spasme, dan crepitasi pada kedua paru.
8. Abdomen

FKEP UNEJ 2021 6


Inspeksi : Abdomen berbentuk simetris, bersih, tidak terdapat
pembesaran abdomen (ascites), tidak ada bekas luka.
Auskultasi : terdapat suara bising usus 20 kali/menit.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada bagian abdomen

9. Genetalia dan Anus


Inspeksi : nampak bersih dan tidak berbau
10. Ekstremitas
Atas
Inspeksi : tidak nampak adanya kemerahan, benjolan.
Palpasi : akral terasa hangat, tidak ada nyeri tekan.
Bawah
Inspeksi : tidak terdapat atrofi maupun hipertrofi pada ekstremitas bawah,
tidak terdapat kontraktur, tidak terdapat kelemahan (paralisis).
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat krepitasi.
Kekuatan otot:.
5555 5555
5555 5555
Oedema:
- -
- -

11. Kulit dan kuku


Inspeksi: kulit warna coklat kekuningan, tidak ada benjolan, lesi, ataupun
clubbing finger.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada kulit, kulit kering, turgor kulit elastis, CRT <
2 detik.
12. Keadaan lokal
Keadaan umum somnolen dengan pasien memperhatikan, kooperatif, orientasi
baik dengan kondisi fraktur antebrancii sinistra
Pengkajian PQRST:
P: klien mengatakan nyeri ketika menggerakan rahangnya.
Q: klien mengatakan nyeri seperti linu
R: klien mengatakan terdapat nyeri di pada daerah patah tulangnya
S: skala nyeri 3
T: Pasien mengakatan nyeri sudah 2 minggu berlangsungg.
13. Pemeriksaan Penunjang :
AGD Ginjal
-Leukosit 4,71 - Natrium 130
-Lymfosit 5,7 - Kalium 4,1
-Monosit 2,0 - Kalsium 1,05
-Eosinofil 0,2 - Klorid 100
-Eritrosite 3,67
-Hb 10,5
-Hematocrit 29,1
-Trombosit 221.000
-GDS 132

FKEP UNEJ 2021 7


FKEP UNEJ 2021 8
IV. Terapi
Jenis Farmakodinamik dan Dosis, Rute
No Indikasi dan Kontra Indikasi Efek Samping
Terapi Farmakokinetik Pemberian
1. Infusan Merupakan salah satu cairan 500ml / 24 Indikasi :  Ruam, plebitis, odema, dan
Pz / kristaloid yang berguna jam Pasien dengan ketidakseimbangan kelebihan cairan dan elektrolit
Sodium untuk pemeliharan atau elektrolit dalam tubuh tubuh
Chloride pengganti cairan tubuh yang Kontraindikasi : 
hilang. Hipersensitivitas

2. ketorolac Merupakan salah satu 30 mg/8 jam Indikasi: Perut tidak enak, konstipasi, diare,
OAINS yang memiliki efek (Injeksi) Penanganan jangka pendek untuk gastritis, pendarahan saluran cerna,
antipiretik rendah namun nyeri pada luka, prosedur paska mual muntah, stomatitis, halusinasi
memiliki antiinflamasi yang bedah.
tinggi. Cara kerjanya adalah Kontraindikasi:
dengan menghambat Gangguan fungsi ginjal sedang
sintesis prostaglandin. Obat sampai berat, anak dibawah 16
ini dianggap sebagai tahun.
analgetik yang berkerja
pada perifer
3 Paracetam Merupakan salah satu 3 X 250mg Indikasi: Minim efek samping dalam
ol OAINS yang memiliki efek injeksi Penanganan jangka pendek untuk pemberian secara terhitung, namun
antipiretik tinggi namun nyeri pada luka, prosedur paska mukosa bibir kering, menggigil,
memiliki antiinflamasi yang bedah. dan kantuk sering dijumpai
rendah. Kontraindikasi:
Gangguan fungsi ginjal sedang
sampai berat, hipersensitivitas

FKEP UNEJ 2021 9


WOC

Trauma langsung, tidak langsung, patologis


Kegagalan tulang
menahan energi yang
menekan
Fraktur mandibula

Diskontinuitas fragmen tulang Luka ter buka Reaksi inflamasi

Kerusakan jaringan dan sel Pintu masuk invasi bakteri Edema

Degranulasi sel mast Resiko Infeksi Penekanan pada jaringan


vaskuler
Pelepasan mediator kimia Lepasnya lipid pada sumsum
tulang Penurunan aliran darah pada
organ dan saraf
Korteks selebri
Terabsorbsi masuk ke aliran
Perfusi perifer tidak efektif
Nyeri Akut darah

Terapi Restriktif Emboli Prosedur pembedahan

Gangguan Pertukaran Gas Ansietas


Resiko Ketidakstabilan Elektrolit

Gangguan Integritas jaringan

FKEP UNEJ 2021 10


ANALISIS DATA PRE DAN POST OPS

N KEMUNGKINAN Paraf &


DATA PENUNJANG MASALAH
O ETIOLOGI Nama
1. DS: Trauma Gangguan Integritas
- ↓ jaringan/kulit
(D.0129)
Y
Inkontinuitas
DO: frakmen tulang
- Nampak adanya bekas insisi dengan

panjang 7 cm
- Skala nyeri 3 Kerusakan jaringan
- Hasil rogten fraktur mandibula dan sel sekitar
komunitif patahan

Pembedahan

Gangguan integritas
jaringan/kulit
2 DS: Trauma Resiko infeksi
- ↓ Y
Inkontinuitas
DO: frakmen tulang
- Nampak adanya bekas insisi dengan

panjang 7 cm
- Luka nampak mengalami Pembedahan
pembengkakan dengan pitting – ↓
- Keluar saliva tak terkontrol dari Luka terbuka pada
dalam mulut dengan bercampur kulit
darah ↓
Barier tubuh terbuka

Resiko infeksi
3 DS: Trauma Nyeri akut
- Klien mengeluh nyeri ketika
membuka mulut dengan lebar
↓ (D.0077) Y
Fraktur tulang
- Klien mengeluh sulit memulai tidur ↓
dalam beberapa hari seblum masuk
Pembedahan
rumah sakit

- Terdapat keterbatasan gerak akibat Degranulasi sel mast
nyeri ↓
Pelepasan mediator
DO:
- Skala nyeri 3 nyeri
- terdapat nyeri tekan pada area mid ↓
mandibula Nyeri akut
4 DS : Trauma Resiko
-
DO:
↓ Ketidakseimbangan
elektrolit
Y
Inkontinuitas
- Prosedur pembedahan frakmen tulang
- Nampak cairan saliva keluar tanpa

terkontrol bercampur dengan darah
- Natrium 130 Kerusakan jaringan
- Kalium 4,1 dan sel sekitar
- Kalsium 1,05 patahan
- Klorid 100 ↓
Pembedahan

Keluarnya cairan dari
dalam tubuh

Resiko
ketidakseimbangan
elektrolit
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan Prioritas)

N TANGGAL
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KETERANGAN
O PERUMUSAN
1. Resiko ketidakseimbangan elektrolit d.d eletrolit dalam 2/11/2021
darah tidak seimbang, prosedur pembedahan
2. Gangguan Integritas Jaringan b.d faktor mekanis d.d 2/11/2021
kerusakan jaringan, pendarahan, nyeri
3 Resiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit, prosedur 2/11/2021
pembedahan
4 Nyeri Akut b.d cedera traumatis, nekrosis jaringan, 2/11/2021
kerusakan integritas kulit d.d skala nyeri 3
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Tanggal/Jam :
DIAGNOSIS TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
1. Resiko Setelah dilakukan asuhan Manajemen Elektrolit Menajemen elektrolit pada pasien post
ketidakseimbangan keperawatan 1x24 jam 1. Identifikasi tanda dan gejala ops sangat penting mengingat prosedur
eletrolit diharapkan masalah dapat 2. Identifikasi penyebab pembedahan yang dilakukan beresiko
teratasi ketidakseimbangan eletrolit mengeluarkan cairan dan elektrolit
Keseimbangan elektrolit 3. Berikan cairan dalam tubuh pasien. Hal tersebut sangat
1. Natrium dari skala 3 4. Berikan diet yang tepat dan penting dalam proses penyembuhan
(sedang) ke skala 5 sesuai luka dan proses kesimbangan tubuh.
(meningkat) 5. Pasang akses intravena
2. Kalium dari skala 3 6. Kolaborasikan pemberian
(sedang) ke skala 5 infus cairan kristaloid 1-2 L
(meningkat) 7. Kolaborasikan pemberian
suplemen eletrolit bila perlu

2. Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan Perawatan Luka (I.14564) Pasien dengan pembedahan plastik
jaringan keperawatan 2x24 jam 1. Monitor tanda-tanda infeksi beberapa kali ditempat yang sama
diharapkan masalah teratasi 2. Monitor karakteristik luka memilik penanganan pada luka
Integritas kulit dan 3. Bersihkan dengan cairan pembedahan yang cenderung lebih sulit
jaringan (L.14125) NaCl dalam regenerasi sel untuk membentuk
1. Kerusakan jaringan dari 4. Bersihkan jaringan nekrotik jaringan yang baru. Biasanya jika
skala 3 (sedang) ke skala 5 5. Ganti balutan sesuai dengan penanganan yang dilakukan salah,
(menurun) jumlah eksudat dan drainase jaringan yang diinsisi selama beberapa
2. Kerusakan lapisan kulit 6. Berikan diet tinggi kalori dan kali akan mengalami kegagalan dalam
dari skala 3 (sedang) ke tinggi protein bersatu yang membuat jaringan yang
skala 5 (menurun) 7. Jelaskan tanda dan gejala diinsisi tersebut menjadi nekrosis.
infeksi
8. Kolaborasi prosedur
debridement
9. Kolaborasikan pemberian
antibiotik
3 Resiko infeksi Setelah dilakukannya tidakan Pencegahan inveksi Pasien dengan pembedahan pada raktur
asuhan keperawatan selama memiliki 3x beresiko mengalami infeksi
1. Monitor tanda dan gejala
1x24 jam diharapkan diokarenakan kulit sebagai barier utama
infeksi lokal maupun infeksi
Kriteria hasil : tubuh dilakukan pembukaan sehingga
sistemik
Tingkat Infeksi (L.02011) membuat bakteri dapat masuk dengan
2. Batasi jumlah pengunjung
1. Kemerahan dari skala 3 mudah, perawatan yang dapat dilakukan
(sedang) ke skala 5
3. Berikan perawatan kulit
adalah penggantian balutan luka secara
(menurun) yang terjadi edema
periodik dan mempertahankan
2. Nyeri dari skala 3 (sedang) 4. Cucitangan sebelum dan
kebersihan luka dapat mengurangi
ke skala 5 (menurun) sesudah kontak dengan
resiko terjadinya infeksi
3. Bengkak dari skala 3 pasien
(sedang) ke skala 5 5. Pertahankan teknik aseptik
(menurun) pada pasien beresiko tinggi
6. Anjurkan cara meningkatkan
asupan nutrisi
4 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri • Nyeri yang terjadi pada klien
keperawatan 2x24 jam 1. Identfikasi lokasi, disebakan adanya jaringan
diharapkan nyeri akut yang karakteristik, durasi, disekitarnya mengalami hipoksia dan
dirasakan klien dapat teratasi frekuensi, kualitas, intensitas mati.
Tingkat nyeri L.08066 nyeri • Pemberikan terapi distraksi nyeri
1. Keluhan nyeri dari 2. Identifikasi skala nyeri nonfarmaka difungsikan untuk
skala 3 (sedang) ke 3. Identifikasi respon nyeri non pengalihan prose nyeri yang terjadi,
skala 5 (menurun) verbal sehingga klien sedikit
2. Kesulitan tidur dari 4. Berikan teknik non menghilangkan fokus terhadap nyeri
skala 3 (sedang) ke famakologis untuk yang terjadi. teknik yang digunakan
skala 5 (menurun) mengurangi rasa nyeri (terapi seperti hipnosis 5 jari, purslip
relaksasi nafas dalam dan breating, relaksasi napas dalam, dan
aromaterapi)
5. Ajarkan teknik non istirahat tidur
famakologis untuk • Analgesik dapat diberikan guna
mengurangi rasa nyeri mengurangi produksi hormon
kepada klien dan keluarga pencetus nyeri.
6. Kolaborasi pemberian
analgetik
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Paraf
Tanggal/ No. Dx
IMPLEMENTASI JAM EVALUASI FORMATIF dan
Jam KEP
Nama
3-1-22 1 1. Mengidentifikasi tanda dan gejala (tumor, dolor, 15.30 1. Klien mengatakan tidurnya lebih nyaman
(20.00) rubor, fungsio laesa) saat berada dirumah sakit
2. Mengidentifikasi penyebab ketidakseimbangan 15.30 2. Hasil pemeriksaan GCS 456
eletrolit 3. Klien mengatakan nampak lebih merasa
3. Memberikan cairan (persiapan operasi ronde 3 03.00 vit saat dirumah sakit
pada hari selanjutnya) 4. Klien kooperatif saat dilakukan
4. Memberikan diet yang tepat dan sesuai (sediakan pemasangan meskipun mengatakan sakit
makan TKTP sediaan cair) 20.00 5. Klien kooperatif saat dilakukan
5. Memasang akses intravena pengaturan posisi
6. Berkolaborasikan pemberian infus cairan 20.00 6. Klien merasa lebih nyaman
kristaloid 1-2 L (PZ)
7. Berkolaborasikan pemberian suplemen eletrolit 20.15
bila perlu (Vit K)
5-1-22 2 1. Memonitor tanda-tanda infeksi (warna eksudat, bau, 05.00 1. klien mengatakan lebih nyaman dengan
(07.00) hasil analisa darah) kondisinya saat ini
2. Memonitor karakteristik luka (bentuk luka, 05.15 3. klien mengatakan tidak terlalu mensukai
kedalaman luka, inflamasi yang terjadi) daging dan telor
3. Membersihkan dengan cairan NaCl 07.30 4. klien mengatakan memahami apa yang telah
4. Membersihkan jaringan nekrotik (pembersihan luka 07.30 disampaikan oleh perawat
dan jaringan yang sudah menghitam atau rusak) 5. klien diberikan tramadol terkait nyeri yang
5. Mengganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat 08.00 mungkin akan dirasakan
dan drainase
6. Meberikan diet tinggi kalori dan tinggi protein 11.00
7. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi 08.15
8. Berkolaborasi prosedur debridement 10.00
9. Berkolaborasikan pemberian antibiotik 07.00
04-1-22 3 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal maupun 05.15 1. nampak adanya pembengkan paska oprasi
(07.00) infeksi sistemik 2. klien kooperatif saat dilakukan perawatan
2. Membatasi jumlah pengunjung 07.30 post operasi
3. Memberikan perawatan kulit yang terjadi edema 07.30 3. klien nampak lebih nyaman
4. Cucitangan sebelum dan sesudah kontak dengan 4. klien mengatakan mengetahui fungsi dari
pasien 08.00 vaksin tetanus
5. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien 08.30 5. klien mengatakan tidak menikmati makanan
beresiko tinggi yang diberikan oleh pihak rumah sakit karena
6. Menganjurkan cara meningkatkan asupan nutrisi 10.00 rasanya hambar.
3-1-22 4 1. Mengdentfikasi lokasi, karakteristik, durasi, 15.30 1. Klien mengatakan nyeri saat menggerakan
(20.00) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri (PQRST) pergelangan tangan, nyeri pada area
2. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal 15.30 patahan, skala nyeri 3, dan nyeri terasa
(identifikasi adanya kemerahan, edema, dan seperti ngilu sakit gigi
bengkak) 2. Klien lebih nyaman dengan teknik non
3. Memberikan teknik non famakologis untuk 03.00 farmaka napas dalam, RR. 20x/m
mengurangi rasa nyeri (terapi relaksasi nafas dalam 3. Klien nampak lebih tenang dan tidak gelisah
dan aromaterapi) 4. Klien mengatakan setelah disuntik tadi
4. Mengajarkan teknik non famakologis untuk 20.00 nyerinya berkurang
mengurangi rasa nyeri kepada klien dan keluarga 5. Klien mengatakan akan memperaktekan
5. Berkolaborasi pemberian analgetik (tramadol) 20.20 sendiri nantik ketika merasa nyeri
CATATAN PERKEMBANGAN

Tangaal/Jam Evaluasi Paraf

3-1-22 S:
Jam 21.00 WIB
- Klien mengatakan lebih nyaman saat
dirumah sakit Yoga Rosi
DIAGNOSA 1
O:
- Natrium 130 (-)
- Kalium 4,1 (+)
- Klorid 100 (+)

A : Masalah keperawatan resiko


ketidakseimbangan eletrolit masih terjadi
dengan hasil
- natrium skala 4 cukup membaik
- Kalium skala 5 membaik

P : lanjutkan intervensi
1. Memberikan cairan
2. Memberikan diet yang tepat dan sesuai
(sediakan makan TKTP sediaan cair)
3. Memasang akses intravena
4. Berkolaborasikan pemberian infus
cairan kristaloid 1-2 L (PZ)
4-1-22 S:
Jam 07.00 WIB
- Klien nampak lebih nyaman
O: Yoga Rosi
DIAGNOSA 1
- Natrium 150 (+)
- Kalium 4,7 (+)
- Klorid 120 (+)

A : masalah keperawatan resiko


ketidakstabilan elektrolit dapat diatasai
dengan hasil :
- natrium skala 5 membaik
- Kalium skala 5 membaik

P : hentikan intervensi

4-1-22 S:
- Nampak luka post ops bengkak dengan
Jam 12.00 WIB kemerahan disekitarnya Yoga Rosi
- Klien kooperatif saat dilakukan
DIAGNOSA 2 perawatan
O:
- Hb : 9,12
- Albumin : 4,3 g/dl
- TD : 132/100 mm/Hg
A : Masalah keperawatan gangguan
integritas kulit belum teratasi dengan hasil :
- Kerusakan lapisan kulit skala 3 cukup
P : lanjutkan intervensi :
1. Memonitor tanda-tanda infeksi
2. Memonitor luka
3. Membersihkan dengan cairan NS
4. Membersihkan jaringan nekrotik
5. Kolaborasi pemberian antibiotik
5-1-22 S:
Jam 07.00 WIB
- Nampak luka post ops bengkak sudah
mengecil
Yoga Rosi
DIAGNOSA 2
- Kemerahan semakin nampak terlihat
- Klien kooperatif saat dilakukan
perawatan
O:
- Hb : 12,10
- Albumin : 4,3 g/dl
- TD : 90/70 mm/Hg
A : Masalsah keperawatan gengguan
integritas jaringan dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
- Kerusakan lapisan kulit skala 4
membaik
- Kerusakan jaringan skala 4 membaik
P : Hentikan intervensi

4-1-22 S:
Jam 12.00 WIB
- Pasien mengatakan tidak mencium bau
namun air liurnya tidak dapat dikontrol
Yoga Rosi
DIAGNOSA 3
bercampur darah
- Klien mengatakan tidak bisa menengok
karena nyeri.
O:
- Suhu 36,3
- Tidak nampak adanya eksudat
- Nampak adanya jaringan yang berwarna
merah segar sbg tanda penyembuhan
berjalan baik
- Sedikit nampak adanya pendarahan
melalui bibir bagian dalam
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum
teratasi dengan hasil :
- Nyeri skala 4 cukup menurun
- Kemerahan skala 3 cukup
- Bengkak skala 4 cukup menurun
P : Masalah belum teratasi :
1. Memberikan perawatan kulit
2. Mempertahankan teknik aseptik
3. Menganjurkan asupan nutrisi
5-1-22 S:
Jam 20.00 WIB
- Klien mengatakan tidak merasakan
gatal, demam. Namun masih Yoga Rosi
DIAGNOSA 3
merasakan linu
O:
- Suhu 36,7
- Tidak nampak adanya eksudat
- Sudah tidak nampak adanya pendarahan
melalui bibir bagian dalam
A: masalah keperawatan resiko infeksi tidak
terjadi dengan hasil :
- Nyeri skala 4 cukup menurun
- Kemerahan skala 4 cukup menurun
- Bengkak skala 4 cukup menurun
P : Hentikan intervensi
3-1-22 S:
Jam 20.00 WIB
- Klien mengatakan dapat melakukan
relaksaasi ditempat tidur
Yoga Rosi
DIAGNOSA 4
- Klien mengatakan dapat lebih
menikmati tidurnya
O : klien nampak lebih segar
A: masalah keperawatan nyeri akut dapat
teratasi dengan hasil :
- keluhan sering terjaga menurun 5
P : hentikan intervensi
4-1-22 S:
Jam 14.00 WIB
- Klien mengatakan dapat melakukan
relaksaasi ditempat tidur
Yoga Rosi
DIAGNOSA 4
- Klien mengatakan tidak bisa merasakan
nyerinya
O : klien nampak mendengarkan edukasi
yang dilakukan dengan baik
A: masalah keperawatan nyeri akut pasca
operatif belum teratasi dengan hasil :
- skala nyeri menurun 3 cukup
P : lanjutkan intervensi
`1. Memberikan teknik nonfarmaka yang
dapat dilakukan (hipnosis 5 jari)
2. Berkolaborasi pemberian obat analgesik
5-1-22 S:
Jam 8.00 WIB
- Klien mengatakan ketika nyeri
menggunakan relaksasi yang diajarkan
Yoga Rosi
DIAGNOSA 4
- Klien mengatakan nyerinya muncul ketika
mencoba untuk membuka mulut saat makan
dan minum
O : klien nampak meringis saat dilakukan
palpasi
A: masalah keperawatan nyeri akut dapat
diatas dengan hasil
skala nyeri menurun 4
P : hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai