Anda di halaman 1dari 23

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN DEWASA

Nama Mahasiswa : Yoga Rosi Susanto

NIM : 212311101106

Tempat Pengkajian : RS Baladhika Husada Tk. III Jember

Tanggal : 21 Desember 2021

I. Identifikasi Klien
Nama : Nn. F No.RM : 083328
Umur : 21 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Jenis Klamin : Perempuan Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam Tanggal MRS : 21-12-2021
Pendidikan : Mahasiswa Tanggal pengkajian : 21 Desember 2021
Alamat : Patrang Sumber informasi : Primer dan Sekunder
II. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik:
TB Relaps
2. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak napas disertai batuk dan dada terasa seperti tertekan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan tahun 2019 yang lalu masuk rumah sakit dengan diagnosis TB
paru MDR. Klien mengatakan telah menyelesaikan pengobatan selama 9 bulan
dan dinyatakan sembuh. Klien mengatakan 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
menyelesaikan AKK kemudian mengelami batuk sampai beberapa minggu
sebelum masuk rumah sakit. 3 hari sebelumnya batuknya semakin parah pada
malam hari dan disertai dengan sesak napas dan terasa dada yang semakin
memberat. Klien juga mengatakan napsu makannya berkurang sejak 1 minggu
yang lalu.
4. Riwayat Kesehatan Terdahulu
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan pernah menderita TB MDR .
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):
Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, minuman
maupun obat-obatan. Klien mengatakan ketika cuaca dingin klien mengalami
batuk-batuk
c. Imunisasi:
Klien mengatakan terakhir diimunisasi bada waktu kecil dulu
d. Kebiasaan/pola hidup/life style:
Klien mengatakan jarang berolahraga, kegiatan hariannya berkuliah dan
membantu neneknya untuk berjualan.
e. Obat-obat yang digunakan:
Pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat apapun, namun ketika sakit
klien membeli obat diapotik dan berkonsultasi mengenai gejala yang
dirasakannya.
5. Riwayat Penyakit keluarga
Pasien mengatakan bapaknya dan ibunya meninggal akibat penyakit paru saat
dirinya masih kecil.
Genogram:

Ny. F
keterangan:

= Laki-Laki = Meninggal

= Wanita = Tinggal Serumah

III. Pengkajian Keperawatan


1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan pergi kedokter untuk memeriksakan kesehatannya ketika sakit
saja. Klien mengatakan ketika sakit biasanya hanya membeli obat di apotik, dan
apabila tidak kunjung sembuh, klien akan memeriksa kondisi kesehatannya ke
dokter. Ketika kondisinya semakin memburuk klien mengatakan keluarga selalu
menyarankannya untuk pergi ke Rumah sakit dikarenakan riwayat penyakit yang
diderita oleh klien.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)Antropometri:
a. Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien saat ini adalah sebagai berikut:
IMT = BB/TB2 = 38/155 = 15,8. Hal ini menunjukkn bahwa IMT pasien
berada pada kategori kurang berat badan.
b. Biomedical Sign :

Jenis Indikator Hasil


Analisa gas darah SPO2 88%
Analisa darah lengkap Hb 13,9
Trombosit 44700
Eritrosit 5,48
Leukosit 15530
Rapid antigen Covid-19 Negatif
SGOT 59.9
SGPT 40,4
GDA 140
c. Clinical Sign :

- Mukosa bibir sedikit kering


- CRT <2 dtk
- Konjungtiva anemis
- Turgor kulit nampak menurun
- GDA : 140 mg/dl
d. Diet pattern:
Keluarga mengatakan Nn. F memiliki nafsu yang kurang sejak beberapa hari
yang lalu. Klien mengatakan lebih senang mengkonsumsi cemilan
dibandingkan dengan dengan makanan berat. Klien mengakatan selama
menderita TB selalu memperhatikan dan menjaga makanan yang
dikonsumsinya
3. Pola Eliminasi
BAK
- Frekuensi : sering
- Warna : Kuning bening
- Bau : anomiak
- Alat Bantu :-
- Kemandirian : Mandiri
BAB
- Frekuensi :2x/hari
- Konsistensi : lembek
- Warna : Kuning kecoklatan
- Bau : Khas
- Alat Bantu :-
- Kemandirian : Mandiri
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Saat ini Nn. F dapat melakukan aktivitas harian secara mandiri namun dengan
pengawasan oleh keluarga.
Aktivitas harian (Activity Daily Living)

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan / minum √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi / ROM √

Ket: 0: tergantung total, 1: dibantu petugas dan alat, 2: dibantu


petugas, 3:dibantu alat, 4: mandiri
- Status Oksigenasi : Nn. F saat dilakukan pengkajian klien
mempunyai RR 20x/ mnt dengan SPO2 dibawah normal yaitu
88%
- Fungsi kardiovaskuler : Frekuensi nadi 120x/mnt, irama
reguler.
- Terapi Oksigen: NRM 15lpm
5. Pola tidur & istirahat
- Tidur siang: Nn. F mengatakan sebelum masuk rumah sakit salalu membantu
neneknya untuk berjualan dan berkuliah. Klien mengatakan jarang tidur
siang.
- Tidur malam: pasien mengatakan sulit tidur pada beberapa hari yang lalu
dikarenakan diganggu oleh batuknya. Namun sejak masuk rumah sakit klien
merasa lebih nikmat untuk tidur dan tidak merasa sesak meskipun kadang
kali terbangun akibat batuk-batuk.
6. Pola Kognitif & perseptual
Nn. F masih bisa bersosialisasi dengan baik sebelum sakit, pasien juga sepulang
kuliah selalu membantu neneknya berjualan.
7. Fungsi dan Keadaan Indera
Nn. F mengatakan penglihatan masih normal, pendengaran maupun penciuman
masih normal.
8. Pola Persepsi Diri
a. Gambaran Diri
Nn. F selama masuk rumah sakit tidak dapat melakukan tugas yang biasanya
dilakukannya dirumah. Klien mengatakan tidak bisa masuk kuliah dan tidak bisa
membantu neneknya untuk berjualan. Klien mengatakan dirinya adalah anak
yang patuh dan selalu membantu neneknya dirumah. Klien mengatakan bahwa
dirinya merupakan orang yang baik terhadap keluarga dan teman-temannya.
b. Identitas Diri
Keluarga mengatakan Nn. F merupakan anak yang baik meskipun ditinggal oleh
ayah dan ibunya sejak kecil. Keluarga mengatakan bahwa Ny. F anak yang
mandiri dan menjadi contoh dalam keluarga dikarenakan sifat dan
perilakukannya yang baik.
c. Harga Diri
Nn. F mengatakan semenjak klien menderita sakit TB jarang bersosialisasi
dengan orang-orang baru dan selalu menggunakan masker untuk aktivitas diluar
rumah. Hal tersebut membuatnya sulit untuk aktualisasi diri.
d. Ideal Diri
Nn. F berharap dirinya bisa menjadi kebanggaan keluarganya dan dapat
membahagiakan nenek dan pamannya yang menjadi peran pengganti sosok orang
tuanya
e. Peran Diri
Nn. F memiliki peran sebagai perawat rumah dan membantu untuk membantu
keluarga dalam mencukupi kebutuhan keluarga dengan membantu neneknya
berjualan.
9. Pola seksualitas & reproduksi
Nn. F mengatakan selama menderita TB siklus haidnya tetap normal.
10. Pola peran & hubungan
Peran Nn. F tetap dijalankan dengan baik sebagai anak yang mempunyai
kewajiban untuk belajar, selain itu Nn. F juga membantu pendapatan keluarga
dengan membantu neneknya untuk berjualan.
11. Pola manajemen koping-stress
Klien mengatakan sering pergi ke taman kota untuk melepas penak dalam belajar
dan kadang juga menonton film
12. System nilai & keyakinan
Nn. F menjalankan sholat 5 waktu
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Compos mentis, dengan GCS : E4 V5 M6
Tanda Vital:
- Tekanan Darah : 120/80 mmHg
- Nadi : 120 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
- Suhu : 36˚C
- SPO2 : 88%
Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1. Kepala
I : Kepala simetris, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, berketombe,
warna rambut hitam namun sebagian ada yang putih.
P : tidak ada nyeri tekan.
2. Mata
I : Sklera normal, konjungtiva anemis, mata tampak segar dan sehat.
P : tidak ada nyeri tekan.
3. Telinga
I : Telinga simetris, daun telinga tidak ada lesi, ada sedikit kotoran ,Nn.
F tidak menggunakan alat bantu dengar.
P : Tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
I : Hidung bersih, distribusi rambut bagian depan cenderung berkurang.
P : Tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
I : Mulut tampak sedikit kering, tidak sianosis, gigi terlihat bersih,
tidak terlihat plak dan karang gigi, dan tidak ada sairawan.
P :-

6. Leher
I : Keadaan leher tidak ada lesi dan tidak terlihat adanya benjolan
P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena
jugularis
7. Dada
a. Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, frek. Nafas 20x/ mnt
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada
Perkusi : sonor
Auskultasi : ada sedikit suara tambahan suara ronchi pada lobus kiri
b. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba normal tidak ada benjolan
Perkusi : pekak
Auskultasi : Suara S1 dan S2 normal (tidak ada suara tambahan)
8. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi, warna kulit terang, terlihat perut membuncit.
Auskultasi : Peristaltic usus 12 x / menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
9. Urogenital
Inspeksi : pasien tidak terpasang kateter
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada bagian pinggang belakang
10. Ekstremitas
Inspeksi : Nn. F bisa menggerakkan tangan dan kaki dengan bebas
+5 +5
+5+5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

11. Kulit dan kuku


Inspeksi : kuku bersih namun sedikit panjang, turgor kulit elastis, warna
kulit terang kuning langsat, sebaran rambut merata di area
ekstremitas
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, CRT < 2 dtk
12. Keadaan lokal
K/U compos mentis. Nn. F saat pengkajian klien nampak mengalami ortopneu
yang jelas.
V. Terapi
Nama Obat Farmakodinamik Farmakokinetik
Aminofilin Mekanisme kerjanya yaitu Obat golongan xantin
dengan menghambat enzim seperti Aminophylline
fosfodiesterase (PDE) cepat diabsorbsi setelah
sehingga mencegah pemberian oral, rektal
pemecahan cAMPdan ataupun parenteral. Setelah
cGMP masing-masing pemberian per-oral, obat
menjadi 5’-AMP dan 5’- ini diabsorpsi dengan
GMP. Penghambatan PDE cepat, sehingga kadang-
menyebabkan akumulasi kadang terjadi lonjakan
cAMP dan cGMP dalam kadar dalam darah yang
sel sehingga menyebabkan menimbulkan gejala efek
relaksasi otot polos samping
termasuk otot polos
bronkus
Neurobion Neurobion adalah
suplemen vitamin
neurotropik yang
mengandung vitamin B
kompleks dosis tinggi,
termasuk vitamin B1
(thiamine), vitamin B6
(pyridoxine), dan vitamin
B12 (cyanocobalamin).
Ketiga vitamin ini penting
untuk metabolisme tubuh,
terutama di sistem saraf
perifer dan pusat.
Omeprazole Omeprazole menghambat Absorpsi omeprazole
sistem enzim H+, K+ ATP terjadi di usus halus,
ase (pompa proton) pada sekitar 3─6 jam. Onset
sel parietal mukosa kerja obat, yaitu efek
lambung secara spesifik antisekresi setelah satu
sehingga produksi asam jam konsumsi per oral.
lambung tahap akhir Efek tersebut berlangsung
dihambat. selama 73 jam.
Konsentrasi puncak dalam
plasma darah adalah
0,5─3,5 jam. Karena
waktu paruh yang pendek
(0, 5-1 jam), dan tidak
semua pompa enzim dapat
diaktifkan, maka perlu
waktu sekitar 3 hari untuk
mencapai kadar yang
stabil dalam darah untuk
menghambat sekresi asam
lambung
Metilprednisolon Methylprednisolone Methylprednisolone oral
menghambat kaskade diabsorpsi dengan cepat,
respon imun awal dalam dalam onset 1-2 jam sudah
respon inflamasi serta mencapai puncak, dan
menginisiasi resolusi dari bertahan selama 30-36
proses inflamasi tersebut jam. Pemberian secara
sehingga berefek dapat intramuskular mencapai
meenurunkan nyeri yang puncak dalam 4-8 hari dan
terjadi dari proses inflamasi bertahan selama 1-4
tersebut. minggu..

Combiven Combivent mengandung


bahan aktif ipratropium
bromide dan salbutamol
sulfat. Gabungan bahan
aktif ini merupakan
bronkodilator yang bekerja
dengan cara melebarkan
bronkus dan melemaskan
otot-otot saluran
pernapasan,
sehingga aliran udara ke
paru-paru akan meningkat.
Pulmicort Kortikosteroid mengontrol
kecepatan sintesis protein,
inhibisi migrasi leukosit
polimorfonuklear (PMN)
dan fibroblas,
mengembalikan
permeabilitas kapiler, dan
stabilisasi lisosom.
Aktivitas ini terjadi pada
proses inflamasi, baik
alergi maupun nonalergi.
Sehingga Budesonide
inhaler dan cairan nebulizer
dapat bekerja untuk
meredakan peradangan
pada saluran pernapasan,
sehingga sering digunakan
pada asma dan croup.

VI. Pemeriksaan Penunjang


Rogten Thoraks
ANALISA DATA (PROBLEM LIST)
No DIAGNOSA ETIOLOGI MASALAH
1 DO: Imun tubuh menurun Bersihan jalan napas
- Terdapat suara napas tidak efektif
tambahan ronchi Aktifasi bakteri
- Nadi: 120 x/mnt
- RR: 20 x/mnt Respon inflasi
- Suhu: 36,0˚C
- SPO2 : 88% Terbentuknya turberkel
dalam alveoli
DS:
- Klien mengatakan
Trakeobronkial
batuk sejak 3 minggu
yang lalu
Penumpukan Sekret
- Klien mengatakan
sesak sejak 3 hari yang
Bersihan jalan nafas
lalu dan semakin
tidak efektif
memberat
2 DO: Imun tubuh menurun Gangguan pola tidur
- Klien nampak gelisah
- Klien nampak sedikit Aktifasi bakteri
lesu
DS: Respon inflasi
- Pasien mengatakan
batuknya mengganggu Terbentuknya turberkel
dalam alveoli
tidur dan istirahatnya
selama beberapa hari
Trakeobronkial
- Klien mengatakan
ketika malam hari
Penumpukan Sekret
batuknya semakin
memberat disertai
dengan sesak Batuk saat beristirahat

Gangguan pola tidur


3 DO: Proses fagosit bakteri Defisit nutrisi
oleh sistem imun tubuh
- IMT 15,8 (kurang)
- SGOT : 59,9 (0-37)
Terbentuknya turbelkel
- Mukosa bibir nampak
dalam alveoli
kering
- Konjungtiva anemis Proses pertukaran gas
- Turgor kulit nampak terganggu
menurun
DS: Gangguan metabolisme
energi dalam tubuh
- Klien mengatakan
selama beberapa hari
Defisit nutrisi
napsu makannya
menurun
- Klien mengatakan
sejak menderita sakit
TB berat badannya
susah untuk bertambah
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar Diagnosa Keperawatan (sesuai prioritas):


Tanggal Tanggal
No Diagnosa
perumusan pencapaian
1. Bersihan jalan napas tidak efektif 21 Desember 2021
(D.0001) b.d trakeobronkial d.d suara
napas tambahan mengi, auskultasi
paru terdapat suara krepitasi halus.
2. Gangguan Pola tidur (D.0055) b.d 22 Desember 2021
proses fisiologis tubuh batuk d.d
pasien nampak cemas dan letargi

3 Defisit nutrisi (D.0019) b.d gangguan 22 Desember 2021


metametabolisme basal d.d penurunan
berat badan derastis
PERENCANAAN/ NURSING CARE PLAN

No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi


Keperawatan (SDKI) Hasil (SLKI) (SIKI)
1 Bersihan jalan napas Setelah dilakukannya Manajemen jalan napas
tidak efektif tidakan asuhan Observasi
keperawatan selama 4x24 1. Monitor pola napas
jam diharapkan 2. Monitor bunyi napas
Kriteria hasil : 3. Monitor sputum
Bersihan jalan napas Terapeutik
1. Produksi sputum 4. Posisikan semi-woler
dipertahankan pada atau fowler
derajat 3 sedang 5. Berikan minum hangat
ditingkatkan menjadi 6. Berikan oksigen
derajat 5 menurun Edukasi
2. Mengi 7. Anjurkan asupan cairan
dipertahankan pada 2000ml/hari
derajat 3 sedang 8. Ajarkan teknik batuk
ditingkatkan pada efektif
derajat 5 menurun Kolaborasi
9. Kolaborasikan
pemberian
bronkodilator
2 Gangguan Pola Tidur Tujuan : Terapi Relaksasi
Setelah dilakukan Observasi
tindakan asuhan 1. Identifikasi reknik
keperawatan selama relaksasi yang pernah
3x24 jam diharapkan efektif digunakan
Kriteria Hasil : Terapeutik
Pola Tidur 2. Ciptakan lingkungan
1. Keluhan sering yang tenang dan tanpa
terjaga gangguan dengan
dipertahankan pada pencahayaan dan suhu
skala 2 (cukup ruangan yang nyaman
menurun) jika memungkinkan
ditingkatkan pada 3. Gunakan pakaian
skala 4 (cukup longgar
meningkat). Edukasi
2. Keluhan tidak puas 4. Demonstrasikan dan
tidur dipertahankan latih teknik relaksasi
pada skala 2 (cukup (misalnya napas dalam,
menurun) peregangan, atau
ditingkatkan pada imajinasi tembimbing)
skala 4 (cukup 5. Anjurkan sering
meningkat) mengulangi teknik yang
dipilih

3 Defisit Nutris Tujuan: Manajemen nutrisi


Setelah dilakukanObservasi:
tindakan asuhan1. Identifikasi status nutrisi
keperawatan selama 3 x 2. Monitor asupan makanan
24 jam diharapkan Terapeutik:
Kriteria Hasil: 3. Berikan makanan tinggi
Nafsu makan kalori dan tinggi protein
1. Kemampuan 4. Berikan makanan yang
menikmati makanan sesuai dengan minat
ditingkatkan dari5. Berikan suplemen bila
skala 3 (sedang) ke perlu
skala 4 (cukup Edukasi
membaik) 6. Anjurkan makan
2. Asupan makan dengan posisi duduk
ditingkatkan dari 7. Ajarkan diet yang

skala 3 (sedang) ke diprogramkan

skala 4 (cukup
membaik)
IMPLEMENTASI

Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Formatif Paraf


21 Desember 1. Memonitor pola napas 1. TD : 110/70 mmHg
2021/Jam 07.00 WIB 2. Memonitor bunyi N : 80 x/menit
napas RR : 22 x/menit
3. Memonitor SPO2 SPO2 : 98%
4. Memposisikan semi- 2. Masih terdengar suara Yoga Rosi
woler atau fowler tambahan pada
5. Menganjurkan aukultasi dada
memberikan minum 3. Klien nampak lebih
hangat nyaman dengan flow
6. Memberikan oksigen oksigen yang tinggi
dengan NRM 15 Lpm 4. Klien mempraktikan
7. Memberikan cairan dengan baik saat
2000ml/hari dengan diajarkan batuk efektif
28 tpm 5. Klien nampak lebih
8. Mengajarkan teknik nyaman saat diberikan
batuk efektif nebul
9. Berkolaborasi
pemberian
bronkodilator
(combivent dan
pulmicrot)
22 Desember 1. Mengidentifikasi reknik 1. TD : 120/70 mmHg
2021/Jam 20.00 WIB relaksasi yang pernah N : 80 x/menit
efektif digunakan RR : 20 x/menit
2. Menciptakan S : 36 °C
lingkungan yang tenang 2. Klien mengatakan Yoga Rosi
dan tanpa gangguan lebih nyaman tidur
dengan pencahayaan dengan posisi fowler
dan suhu ruangan yang 3. Klien mengatakan
nyaman jika selama dirumah sakit
memungkinkan sesaknya sudah
3. Menganjurkan untuk membaik dan dapat
menggunakan pakaian memulai tidur
longgar 4. Klien mengatakan
4. Mendemonstrasikan selalu menggunakan
dan latih teknik babidol untuk tidur
relaksasi (misalnya dan tidak
napas dalam, menggunakan ac
peregangan, atau karena tidak suka
imajinasi tembimbing) dingin
5. menganjurkan sering 5. Klien mengetahuii dan
mengulangi teknik yang mendengarkan apa
dipilih yang disampikan
tentang terapi guiden
imageri
22 Desember 1. Mengidentifikasi status 1. GDA : 140
2021/Jam 19.00 WIB nutrisi IMT : 15,80
2. Memonitor asupan TD : 120/90
makanan 2. Keluarga mengatakan Yoga Rosi
3. Memberikan makanan klien makan 3 sendok
tinggi kalori dan tinggi saja setiap kali makan
protein 3. Keluarga mengatakan
4. Memberikan makanan pasien tidak suka
yang sesuai dengan makan bubur dan
minat dibawakan nasi dari
5. Memberikan suplemen rumah
bila perlu 4. Klien mengatakan
6. Menganjurkan makan selalu menikmati
dengan posisi duduk makannya dengan
7. Mengajarkan diet yang makan secara duduk
dapat dilakukan dan juga makan
dirumah pisang
5. Klien menerima
dengan baik informasi
dan akan mencoba
menerapkannya
dirumah
CATATAN PERKEMBANGAN
Tangaal/Jam Evaluasi Paraf
21 Desember S:
2021/Jam 21.00 WIB - Klien mengatakan masih sesaknya
- Klien mengatakan lebih nyaman saat Yoga Rosi
DIAGNOSA 1 diposisikan setengah duduk
O:
- RR : 24 x/menit
- SPO2 90%
A : mengi skala 3 cukup
P : Masalah belum teratasi
22 Desember S:
2021/Jam 14.00 WIB - Klien mengatakan sesaknya sudah
membaik dan sudah jarang batuk lagi
DIAGNOSA 1 - Klien mengatakan lebih nyaman saat Yoga Rosi
melakukan teknik pernapasan yang
diajarkan
O:
- RR : 20 x/menit
- SPO2 98%
A : mengi skala 4 cukup membaik
P : Masalah belum teratasi
23 Desember S:
2021/Jam 14.00 WIB - Klien mengatakan sesaknya kembali
meningkat namun batuknya sudah jarang
DIAGNOSA 1 O: Yoga Rosi
- RR : 18 x/menit
- SPO2 87%
A : mengi skala 3 cukup
P : Masalah belum terasi
24 Desember S:
2021/Jam 08.00 WIB - Keluarga mengatakan sesaknya kembali
meningkat sejak tadi malam
Yoga Rosi
DIAGNOSA 1 O:
- RR : 18 x/menit
- SPO2 93%
A : mengi skala 4 cukup
P : Masalah belum teratasi
25 Desember S:
2021/Jam 08.00 WIB - Keluarga mengatakan pasien tidak bisa
tidur tadi malam dikarenakan sesaknya
Yoga Rosi
DIAGNOSA 1 meningkat
O:
- RR : 26 x/menit
- SPO2 97%
A : mengi skala 4 menurun
P : Masalah belum teratasi
21 Desember S:
2021/Jam 07.00 WIB - Klien mengatakan tadi malam tidak
bisa tidur dengan nyenya Yoga Rosi
DIAGNOSA 2 O : klien nampak gelisah
A: keluhan sering terjaga dipertahankan 3
cukup mengganggu
P : masalah teratasi sebagian
22 Desember S:
2021/Jam 14.00 WIB - Klien mengatakan dapat melakukan
relaksaasi ditempat tidur
Yoga Rosi
DIAGNOSA 2 - Klien mengatakan dapat lebih
menikmati tidurnya
O : klien nampak lebih segar
A: keluhan sering terjaga menurun 5
P : masalah teratasi
22 Desember S:
2021/Jam 17.00 WIB - Klien mengatakan napsu makannya
sudah mulai muncul
DIAGNOSA 3 - Klien mengatakan babnya berwarna
coklat tua dan bertekstur padat Yoga Rosi

- Keluarga mengatakan setiap kali


makan pasien habis sampai dengan 5
sendok
O:
- input kalori sekitar 800-900 gr / hari
A: asupan makanan pada skala 3 cukup
P : masalah belum tertasi
23 Desember S:
2021/Jam 17.00 WIB - Klien mengatakan napsu makannya
meningkat Yoga Rosi
DIAGNOSA 3 - Klien mengatakan mengkonsumsi
pisang untuk selingan makan berat
O:
- Klien nampak lebih segar
A: asupan makanan pada skala 4 cukup
membaik
P : masalah belum teratasi
24 Desember S:
2021/Jam 8.00 WIB - Klien mengatakan mengkonsumsi
pisang untuk selingan makan berat
DIAGNOSA 3 O: Yoga Rosi
- Klien nampak lebih segar
A: asupan makanan pada skala 4 cukup
membaik
P : masalah belum teratasi

Anda mungkin juga menyukai