Anda di halaman 1dari 2

Nama : Evan kurniawan

Nim : 5200611200
Matkul : Agama Islam B

IJTIHAD SEBAGAI SUMBER PENGEMBANGAN HUKUM ISLAM

1. IJTIHAD.
Pengertian ijtihad

Ijtihad adalah pengerahan segenap daya upaya untuk menemukan hukum sesuatu
secara rinci. Hal ini diupayakan oleh ulama untuk menjawab segala persoalan yang
muncul ketika dalam sumber utama agama Islam tidak ditemukan dalil atau ketentuan
hukum yang jelas.

Dasar hukum ijtihad

Ijtihad mempunyai landasan yang kuat dalam al-Qur’an dan Hadist. Di antara ayat-
ayat al-Qur’an yang dijadikan dasar ijtihad oleh ahli usul fiqih adalah firman Allah
swt.dalam surat al-Nisa’ ayat 105 yang artinya: ”Sesungguhnya Kami telah
menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili
antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-
orang yang khianat. (QS. Al-Nisa>’:105)

Syarat syarat ijtihad:

 Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam,


 Memiliki pemahaman mendalam tentang bahas Arab, ilmu tafsir, usul fiqh,
dan tarikh (sejarah),
 Mengenal cara meng-istinbat-kan (perumusan) hukum dan melakukan qiyas,
 Mengetahui maqashidusy syari’ah (maksud ditetapkannya hukum Islam).
 Mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurud.
 Mengetahui IPTEK.
 Memiliki akhlaqul qarimah.
Bentuk bentuk ijtihad

1. Ijma’
Ijma' adalah kesepakatan para ulama mujtahid dalam memutuskan suatu perkara
atau hukum. Ijma' dilakukan untuk merumuskan suatu hukum yang tidak
disebutkan secara khusus dalam kitab Al-Quran dan sunnah.
Ijma’ada dua:
 Ijma’ sharih: jelas pendapatnya/ mempraktikkannya.
 Ijma’ sukuti: tidak jelas pendapatnya/ diam.

2. Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan hukum suatu masalah yang belum ada kedudukan
hukumnya dengan masalah lama yang pernah karena ada alasan yang sama.

3. Maslahah mursalah
Maslahah Mursalah adalah cara dalam menetapkan hukum yang berdasarkan atas
pertimbangan kegunaan dan manfaatnya.

4. Istihsan
Meninggalkan qiyas jali/ nyata(kulli/ umum) untuk menjalankan qiyas yang
khafi/tidak nyata(istisna’ / pengecualian) karena adanya dalil yang menurut logika
membenarkannya.

5. Istishhab
Menetapkan hukum menurut keadaan yang terjadi sebelumnya sampai ada dalil
yang merubahnya.

6. ‘urf ( adat )
Kebiasaan yang baik, berupa perkataan atau perbuatan.
‘urf ada 2:
 ‘Urf shahih
Contohnya: peringatan maulud Nabi Muhammad Saw., Isra’ Mi’raj,dll.
 ‘Urf yang fasid(rusak)
Contohnya: kebiasaan mabuk, labuhan, dll.

7. Saddudz Dzari’ah
Mencegah sesuatu yang menjadi perantara kerusakan.

8. MadzhabShahabi
Hukum yang ditetapkan oleh sahabat Nabi Muhammad Saw.

Anda mungkin juga menyukai