18620015
Kepadatan
Penduduk, Tingkat
Pendidikan Tingkat Pendapatan, Tutupan Lahan,
Tingkat Debit Air, Tingkat
Kesejahteraan Pencemaran
2. Bagaimana prospek perkembangan ekologi lanskap kedepannya dalam tata guna
lahan?
Jawab:
Dewi (2018), menyatakan bahwa lanskap merupakan lahan dengan segala kegiatan
kehidupan dan apa saja yang ada didalamnya, bersifat alami dan non alami serta saling
berhubungan antara keduanya. Perencanaan adalah proses untuk menentukan tindakan di
masa depan dengan menentukan kegiatan-kegiatannya. Dengan adanya ruang lingkup lanskap
berkelanjutan umumnya menggambarkan suatu lanskap yang mendukung kualitas lingkungan
dan memelihara sumberdaya alam dimasa mendatang. (Perencanaan lanskap yang
berkelanjutan tidak hanya membatasi cara pandang yang mengabaikan “dunia nyata” dan
“realita masyarakat” tetapi mencakup pengelolaan masalah serta perencanaan jangka panjang
yang komprehensif, sehingga perencanaan lanskap harus memahami aspek-aspek ilmiah dan
seni (art) dari lanskap. Proses perencanaan lanskap secara umum meliputi penetapan sasaran
dan tujuan, analisis, evaluasi (diagnosis), pilihan (prognosis), implementasi (sinteresis),
verifikasi. Pembangunan berkelanjutan adalah perubahan positif sosial ekonomi yang tidak
mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat bergantung padanya. Oleh karena
itu prospek ekologi lanskap untuk kedapanya dalam tata guna lahan sangat dibutuhkan.
Sumber:
Dewi, R. (2018). Perencanaan Lanskap Untuk Pengembangan Wisata Alam Di Sempdan
Sungai Kemiri Kecamatan Margadana : Kota Tegal. Jurnal Rekayasa Teknologi dan
Sains. Volume 2. No. 1
Tutorial:
1) Download file SHP peta masing-masing daerah yang dituju pada laman web
“Tanah air Indonesia”
Indonesia Geospatial Portal
2) Download data persebaran Covid-19 didaerah yang dituju pada laman web
resmi Covid-19/ pada laman web satgas Covid daerah masing-masing
✔ SATGAS COVID-19. KAB. MALANG (malangkab.go.id)
3) Buka aplikasi Qgis pada PC dan klik proye baru atau klik Ctrl+N dan muncul
tampilan baru, kemudian klik dua kali pada new empety project.
4) Setelah itu drag file shp administrasi desa yang sudah didownload tadi, setelah
itu klik tab menu vektor pilih peralatan geoprosesing dan pilih larut.
Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut:
5) Lalu pada tombol titik tiga pada menu Dissolve field(s) pilih menu
WADMKC untuk menampilkan peta kecamatan. Setelah itu simpan data
dengan klik tanda titik tiga pada menu Dissolved dan pilih berkas yang dituju.
Kemudian klik jalankan dan ok. Maka akan muncul tampilan peta yang sudah
difilter berdasarkan kecamatan sbg berikut:
6) Kemudian beri nama pada masing-masing wilayah dengan klik kanan pada
layer kecamatan 2, pilih properties, klik label dan pada menu paling atas no-
labels diganti dengan single labels
Kemudian pada bagian nilai pilih WADMKC (karena data perkecamatan), jika
model font tidak sesuai bisa diganti dan begitu juga dengan warna font. Setelah
diedit klik ok. Maka akan muncul seperti ini:
Setelah muncul tampilan seperti ini pada bagian nama ketik JMLH_VIRUS dan pada
bagian komentar ketik Jumlah penyebaran virus corona. Setelah itu edit kolom tabel
jumlah penyebaran virus corona pada tiap masing-masing kecamatan yang sudah
dipilih.
8) Setelah itu edit pilih graduated pada bagian atas, pada bagian nilai pilih JMLH
Virus, klik kelaskan dan ok
9) setelah itu eksport dengan memilih New Print Layout (Ctrl+P) dan pilih adss
new peta to the layout
6. Review Jurnal:
Judul Penelitian Distribution Record of Leptophryne borbonica (Tschudi,
1838) (Anura: Bufonidae) from Malang, East Java:
Description, Microhabitat, and Possible Threats
Peneliti Muhamad Prayogi Erfanda, Luhur Septiadi, Sandra Rafika
Devi, Berry Fakhry Hanifa
Publikasi Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology
Volume 04, Issue 02 (2019): 82 — 89
Waktu Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Januari sampai 1 Maret 2019
Lokasi Penelitian Lokasi spesifik di sebelah Barat Daya salah satu lereng
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang
termasuk dalam wilayah Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Metode Visual Encounter Survey (VES) yang dikombinasikan
dengan metode Time Search Sampling
Hasil dan Pembahasan Sebanyak 24 spesimen L. borbonica Tercatat, sering
ditemukan turun pada substrat batuan lembab (97-
99% kelembaban) di tepi aliran air lambat, tepi tebing
lembab dengan vegetasi lumut lumut.
Deskripsi berdasarkan pengamatan jantan dewasa
dari Leptophryne borbonica sebagai berikut: Kodok
ukuran kecil (♂ SVL = ± 23,5 mm; ♀ SVL = 26,10
mm), habitus ramping, dengan kaki depan panjang
dan kaki belakang pendek; puncak tulang tidak ada,
moncong menonjol sedikit di atas mulut dalam profil,
ujung jari membulat (tidak melebar), korset dada
firmisternal muncul setelah pembedahan, kelenjar
paratoid tidak jelas, punggung dengan tanda jam-kaca
hitam, timpanum berbeda, vokal subgular median
kantung dan celah vokal hadir pada laki-laki; kulit di
atasnya berkerut dan tersebar di semua bagian
termasuk permukaan punggung di kaki depan dan
belakang, tidak ada lipatan supratimpani; Ventrum
bergranulasi lemah terutama di dada, bantalan nuptial
ada di jari pertama laki-laki. Pewarnaan termasuk
punggung coklat berbintik-bintik dengan bintik hitam
di kepala, punggung, dan tungkai; permukaan
selangkangan dan perut bagian depan dan kaki
belakang berwarna kemerahan, dan anyaman
berwarna kemerahan di bagian punggung dan bagian
perut; perut dengan warna hitam dan putih cenderung
kecoklatan, dada dan tenggorokan kehitaman,
anggota badan dengan garis hitam jelas di punggung,
bibir atas dengan garis hitam; pupil horizontal, iris
keemasan dengan pola hitam netted.
Distribusinya yang terisolasi sangat rentan terhadap
gangguan ekologi, perkembangan ekowisata masa
depan, penyakit menular, hilangnya populasi, dan
rawan kepunahan lokal. Data penelitian dan upaya
konservasi perlu dilakukan untuk kelestarian spesies.
Analisis molekuler, morfologi dan vokalisasi lebih
lanjut juga diperlukan untuk mengkonfirmasi spesies
amfibi ini.
Lampiran:
(6) (PDF) Distribution Record of Leptophryne borbonica (Tschudi, 1838) (Anura: Bufonidae) from
Malang, East Java: Description, Microhabitat, and Possible Threats (researchgate.net)