Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KARBOHIDRAT : SIFAT PEREDUKSI DAN HIDROLISIS KARBOHIDRAT

Widya Ratna Sari, NIM : 180103055

ABSTRAK

Karbohidrat adalah polihidroksialdehida, polihidroksiketon, atau senyawa lain yang menghasilkan


senyawa tersebut jika terhidrolisis. Karbohidrat secara struktur terbagi menjadi monosakarida,
disakarida, dan polidisakarida. Sampel yang digunakan adalah glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan
pati. Dalam menganalisis karbohidrat dilakukan berbagai uji diantaranya uji fehling dan uji iodin untuk
hidrolisis karbohidrat dengan katalis asam , basa dan enzim. Glukosa, fruktosa, dan laktosa memberikan
hasil positif pada uji fehling dengan terbentuknya endapan merah bata sedangkan pada sukrosa dan pati
tidak terbentuk endapan merah bata sehngga menghasilkan hasil negatif. Ketika karbohidrat
terhidrolisis karbohidrat akan terpecah menjadi molekul yang lebih sederhana

Kata Kunci : karbohidrat, pereduksi, hidrolisis, asam, basa, enzim

TUJUAN : Mengenal sifat pereduksi dan non pereduksi dari karbohidrat dan mengamati hidrolisis
karbohidrat dengan asam, basa, dan enzim amylase.

Pendahuluan amilum atau pati. Analisis karbohidrat dapat


dilakukan dalam berbagai uji yaitu uji Fheling, uji
karbohidrat adalah polihidroksialdehida, iodin, uji seliwanof dan uji benedict.
polihidroksiketon, atau senyawa lain yang
menghasilkan senyawa tersebut jika terhidrolisis Bahan dan metode
Karbohidrat tersusun oleh tiga unsur utama yaitu
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Atom- Sampel yang digunakan sukrosa 2% , fruktosa 2%,
atom tersebut membedakan karbohidrat satu glukosa 2%, dan laktosa 2%. Larutan yang digunakan
dengan yang lainya. Sehingga ada karbohidrat yang adalah reagen fehling A dan B, H 2SO4 3M, iodin 0.01
masuk kelompok struktur sederhana seperti M dalam KI dan saliva.
monosakarida dan disakarida dan dengan struktur
Karbohidrat Pereduksi dan Nonpereduksi
komplek polisakarida seperti pati. Monosakarida Sebanyak masing masing 20 tetes larutan fehling A
merupakan bentuk karbohidrat yang tidak dapat di dan fehling B dipipet ketempat tabung reaksi yang
hidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana. bersih dan kering. Kemudian ditambahakan 10 tetes
Monoskarida terdiri dari satu unit gula contohnya sampel glukosa (tabung 1), fruktosa (tabung 2),
glukosa sebagai gula darah dan fruktosa sebagai gula sukrosa (tabung 3), laktosa (tabung 4), dan pati
buah. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas (tabung 5). Kelima tabung dipanaskan di penangas
dua satuan monosakarida dan dapat dihidrolisis air mendidih selama 5 menit kemudian diamati
menjadi monoskarida, contohnya sukrosa dan endapan merah bata.
laktosa. Ikatan antara dua molekul monosakarida
disebut ikatan glikosidik. Polisakarida adalah Hidrolisis Karbohidrat
karbohidrat yang tersusun lebih dari sepuluh satuan Hidrolisis Sukrosa (katalis asam versus basa)
monosakarida dan dapat berantai lurus atau Kedalam dua buah tabung reaksi yang bersih
bercabang. Hidrolisis sebagian polisakarida dimasukan masing masing 3 ml sukrosa 2%. Ke
menghasilkan disakarida dan dapat digunakan untuk dalam tabung reaksi pertama ditambahkan 3 mL air
menentukan struktur polisakarida, Contohnya dan 3 tetes H2SO4 3M. sementara itu pada tabung
reaksi kedua 3 ml air dan 3 tetes NaOH 3M. kedua fruktosa, laktosa memberikan hasil positif pada uji
tabung dipanaskan di penangas air mendidih selama fehling dengan terbentuknya endapan merah bata,
5 menit, angkat dan dinginkan pada suhu ruang. sementara sukrosa dan pati memberikan hasil
Kedalam tabung pertama ditambahkan 10 tetes negativ karna berwarna biru dan tidak terbentuk
NaOH 3M hingga kertas lakmus merah menjadi biru. endapan merah bata. Hasil tersebut sesuai dengan
Uji beberapa tetes campuran dari kedua tabung teori yang menunjukan bahwa glukosa , fruktosa dan
dengan reagen fehling A dan fehling B dipanaskan laktosa termasuk sebagai gula pereduksi, sedangkan
kembali kedua tabung pada penangas air mendidih sukrosa dan pati bukan termasuk gula pereduksi.
kemudian diamati perubahan warna menjadi merah Percobaan dalam tabel 1.
bata.
Tabel 1 sifat pereduksi berbagai karbohidrat
Hidrolisis Pati (katalis asam dan enzim) Berdasarkan uji fehling
Kedalam dua buah tabung reaksi yang bersih Tabung Zat Endapan Sifat
dimasukan masing masing 2 mL larutan pati 2% merah pereduksi
kedalam tabung pertama ditambahkan 2 mL saliva bata (+/-)
(air liur) sedangkan pada tabung reaksi kedua di 1 Glukosa + Ya
2 Fruktosa + Ya
masukan 2 mL H2SO4. Kedua tabung dipanaskan di
3 sukrosa - Tidak
penangas air pada suhu 45’C kemudian di diamkan
4 Laktosa + Ya
selama 30 menit. Beberapa tetes larutan dari kedua 5 Pati - Tidak
tabung dipindahkan ke pelat tetes menggunakan
pipt yang berbeda kemudian ditambahan 2 tetes Hidrolisis Karbohidrat
larutan iodin. Diamati warna yang terbentuk. Hidrolisis sukrosa dengan asam dan basa kuat.
Sukrosa bersifat nonpereduksi, namun jika
Hidrolisis pati yang dikatalis asam terhidrolisis menjadi monomernya yakni glukosa dan
bDalam tabung reaksi bersih di masukan 5 mL fruktosa maka kedua monosakarida tersebut bersifat
larutan pati dan 1 mL H2SO4 3M kocok agar pereduksi dan memberikan hasil positif pada uji
tercampur kemudian dipanaskan larutan dalam air fehling. Percobaan ini membandingkan hidrolisis
mendidih selama 5 menit. 3 tetes larutan pati di asam dan basa kuat. Hidrolisis pada karbohidrat
pindahkan ke pelat tetes dan di tambahkan 2 tetes disakarida akan terjadi lebih cepat apabila dalam
larutan iodin. Diamati perubahan warna kondisi pemanasan dan dalam kondisi asam. Sukrosa
yang ditambahka dengan H2SO4 menunjukan adanya
HASIL DAN PEMBAHASAN reaksi positif dan ada endapan yang berarti
mengalami hidrolisis. Sementara pada tabung
Karbohidrat pereduksi dan nonpereduksi sukrosa yang ditambah dengan NaOH tidak
Gula yang memiliki gugus aldehid atau gugus keton mengalami perubahan warna (tetep biru). Sukrosa
bebas akan mereduksi ion Cu 2+ dalam suasana alkalis dalam suasana alkali bersifat stabil, tidak
menjadi Cu+ yang mengendap menjadi Cu 2O terhidrolisa. Jika sukrosa berada dalam keaadan
berwarna merah bata. Gula reduksi adalah gula yang alkalis, maka sukrosa akan menghasilkan hasil
memiliki gugus –OH bebas pada C anomeriknya. negatif pada uji fehling. Larutan alkalis tidak mampu
Fungsi dari reagen fehling A dan fehling B adalah menghidrolisis ikatan glikosidik dalam sukrosa
sebagai oksidator Cu+ serta sebagai indikator gula sehingga sukrosa tetap memiliki sifat nonpereduksi.
pereduksi. Percobaan ini menggunakan 2 sampel Dalam hal ini larutan fehling yang ditambahkan tidak
monosakarida yakni fruktosa dan glukosa, 2 sampel tereduksi dan warna larutanya tetap meskipun
disakarida yakni laktosa dan sukrosa, dan satu sudah dipanaskan.
sampel polisakarida yakni pati, kemudian sampel
dipanaskan guna mempercepat laju reaksi. Glukosa,
Sampel Kondisi Hasil uji Sukrosa Pada pemanasan menit ke 20 sampel tidak lagi
hidrolisis fehling terhidrolisis berwana biru melainkan coklat yang artinya pati
(+/-) telah terhidrolisis.
1 Asam + Ya Tabel 4 hidrolisis pati oleh asam
(H2SO4 3M)
Pengujian Pemanasan Hasil Pati
2 Basa - Tidak
uji iod terhidrolisis
(NaOH)
(+/-)
1 5 + Ya
Hidrolisis pati (Katalis asam dan enzim) 2 10 + Ya
Pati adalah monosakarida yang terdiri dari monomer 3 15 + ya
glukosa. Pati terdiri dari 2 jenis polisakarida glukosa 4 20 + Ya
yakni amilosa dan amilopektin. Hidrolisis pati dapat
dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan Kesimpulan
dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul Pada uji fehling glukosa, fruktosa dan laktosa
yang lebih kecil, dan hasilnya adalah glukosa. merupakan gula pereduksi sedangakan pada
Hidrolisis pati juga dapat dilakukan oleh kegiatan sukrosa dan pati bukan gula pereduksi. Sukrosa
enzimatis. Dalam percernaan enzim amylase
lebih stabil pada keaadan basa tetapi tidak
memecah pati menjadi maltosa. Ketika suhu rendah
stabil dalam keadaan asam sehingga sukrosa
mendekati titik beku tidak merusak enzim, namun
terhidrolisis. Pada hidrolisis pati dengan asam
enzim tidak dapat bekerja. Dengan inkubasi maka
terjadi kenaikan suhu sehingga enzim mulai bekerja. dan enzim, pati terhidrolisis dengan katalis
Kecepatan reaksi enzimatis mencapai puncaknya asam.pati yang utuh terdiri dari amilosa dan
pada suhu optimum dalam tubuh manusia sekitar amilopektin, ketka pati terhidrolisis dengan
45’C. penamabahan iodin dan pemanasan pati akan
Tabel 3 hidrolisis pati oleh asam dan amylase saliva. berwarna coklat. Ketika karbohidrat terhidrolisis
Sampel Kondisi Hasil Pati karbohidrat akan memecah menjadi molekul
terhidrolisis uji iod terhidrolisis
yang lebih sederhana.
(+/-)
1 Asam (H2SO4 + Ya DAFTAR PUSTAKA
3M)
2 Enzim - Tidak Risnoyatiningsih S. (2011): Hidrolisis pati ubi jalar
amilase
kuning menjadi glukosa secara enzimatis, jurnal
teknik kimia, 5, 417-430.
Hidrolisis pati yang dikatalis asam
Pati terhidrolisis oleh asam menjadi monomer
Sulistiyono A. (2012): Penentuan jenis karbohidrat
glukosa. Tingkat hidrolisisnya dapat diketahui
dengan uji kualitatif menggunakan reagen pada
dengan penambahan iodin. Pati yang utuh (tidak
sampel mie instan, Jurnal karbohidrat, 1-9.
terhidrolisis) terdiri dari amilosa dan amilopektin
yang akan mengikat iodin dan menghasilkan warna
biru. Tes iod dilakukan untuk mengidentifikasi pati.
Ketika sampel amylum (pati) yang telah ditambahkan
dengan H2SO4 dipanaskan di penangas air mendidih
pada menit ke 5, 10, dan 15 hasil tes iodin positif
berwarna biru, hal ini karena reaksi antara pati
dengan iodin membentuk rantai poliiodida.
Polisakarida umumnya membentuk rantai helix
melingkar sehingga dapat berkaitan dengan iodium.

Anda mungkin juga menyukai