Nomor : 501/A/KMHDI/XII/2020
Lampiran : 1 (satu) Berkas
Perihal : Himbauan
Kepada Yth:
Ketua Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang KMHDI se Indonesia
Di _
Tempat
OM Swastyastu,
OM Ano Badrah Kratavo Yantu Visvatah
Teriring salam dan doa, semoga senantiasa mendapatkan Waranugraha-Nya dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawab sehari-hari.
Sehubungan dengan telah ditetapkannya pelaksanaan Mahasabha XII KMHDI yang
dilaksanakan pada tanggal 27 Januari – 1 Februari 2020 di Bogor, Jawa Barat. Berkaitan dengan hal
tersebut Pimpinan Pusat akan melaksanakan kegiatan Konsolidasi Nasional yang akan membahas
sistem kepemimpinan PP KMHDI. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Jumat, 18 Desember 2020
Waktu : 19.00 WIB – Selesai
Peserta : Seluruh Kader KMHDI se Indonesia
Apikasi : Zoom
Dengan demikian Pimpinan Pusat KMHDI menghimbau kepada Pimpinan Daerah dan Pimpinan
Cabang KMHDI se-Indonesia agar dapat mengikuti kegiatan tersebut.
Demikian kami sampaikan, semoga setiap langkah kecil yang dilakukan dapat berguna. Hyang
Widhi Merestui Karma Yoga Ini.
OM Shanti, Shanti, Shanti OM
Jakarta,16 Desember 2020
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
KETUA PRESIDIUM, SEKRETARIS JENDERAL,
Om Swastyastu
Tabe Salamat Lingu Nalatai Salan Sujud Karendem Malempang
Om Wilaheng Sekaring Bhawono Langgeng, Suro Dir Joyo Ningrat Lebur Tening Pangastuti
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cita-cita luhur setiap insan manusia adalah dapat memberikan manfaat di dalam
lingkungan hidupnya. Memberi kontribusi nyata dalam setiap ruang sosial akan dapat
menjadikan dirinya memiliki tempat di hati masyarakat. Hal ini lah yang kemudian
mengilhami langkah dibentuknya organisasi Kesatuan Mahasiswwa Hindu Dharma
Indonesia (KMHDI). Menyatukan diri untuk bersama-sama bergerak dalam sebuah wadah
organisasi diyakini dapat memberi sumbangsih dan mengabdi terhadap pembangunan
masyarakat bangsa dan negara.
Sebuah langkah nyata telah diambil mahasiswa hindu pada tahun 1991 hingga
akhirnya dapat merealisasikan tujuannya di tahun 1993 yakni berjuang membentuk
organisasi legal tingkat nasional. Bahwa sangat pentingnya saat itu wadah organisasi untuk
dapat menyatukan gerakan mahasiswa hindu. Karena sebelumnya belum ada wadar formal
yang menapung semangat perjuangan mahasiswa hindu secara luas dan terstruktur.
Diharapkan dari berdirinya KMHDI tidak hanya menjadi wadah perkumpulan semata, tetapi
juga sebagai wadah untuk berproses menjadi kader intelektual. Dimasa yang akan datang
diyakini bahwa tantangan generasi muda terutama mahasiswa hindu akan semakin berat.
Bila tidak mampu mempersiapkan generasi-generasi yang siap berjuangan untuk
kepentingan masyarakat dan bangsa dikhawatirkan hindu idak memiliki perwakilannya di
setiap fungsi masyarakat dan pemerintahan. Berangkat dari situasi yang demikian dapat
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
menambah kencangnya animo dari mahasiswa hindu dari berbagai daerah di indonesia
untuk sesegera membentuk wadah formal dan nasonal.
Proses kaderisasi yang dilakukan adalah sebagai alat untuk mencapai visi dan misi
Organisasi, maka sangat penting kemudian organisasi ini memiliki sebuah landasan etis dan
ideologis untuk digunakan sebagai pedoman dalam berpikir dan bertindak. Setiap persoalan
yang dihadapi memerlukan solusi. Setiap solusi yang diambil haus mengacu pada nilai-nilai
ideologi pancasila dan ideologi organisasi. Sehingga KMHDI menjadikan ideologi sebagai
pondasi untuk bergerak memberi kemanfaatan untuk anggotanya, masyarakat, bangsa dan
negara. Disamping itu, proses penanaman ideologi kepada mahasiswa hindu dituntut harus
terus dilakukan. KMHDI tidak akan pernah memaksanakan semua mahasiswa Hindu untuk
menjadi KMHDI tetapi MHDI memiliki tanggung jawab lebih untuk menanamkan nilai-nilai
universal Hindu kepada setiap mahasiswa Hindu. Melalui proses pendidikan kaderisasi
KMHDI terus berupaya memberikan bekal materi intelektual kepada setiap mahasiswa
Hindu.
Proses kaderisasi di internal KMHDI bukanlah sebuah hal yang singkat. Butuh waktu
dan butuh energi untuk dapat menjalankan kaderisasi itu. Laksana sebuah pohon, baru akan
bisa memberikan manfaat saat ketika dahan-dahannya yang rindang memberikan
keteduhan, saat ketika telah berbuah dan bisa dinikmati. Proses kaderisasi KMHDI pun
demikian, memerlukan waktu yang panjang untuk dapat memberi hasil terbaik untuk
mendidik kader-kader yang siap sedia berjung di jalan dharma.
Proses kaderisasi tidak lepas dari sebuah dinamika. Hal itu adalah sebuah keniscayaan
dalam proses dan gerak sebuah materi. Dinamiki ini lah yang kemudian mengasa
kemamuan organisasi untuk terus berkembang dan konsisten dalam menemukan
perbaikan-perbaikan demi kemajuannya. Bila dilihat dari segi usia, Saat ini KMHDI telah
memberikan pengabdiannya selama 25 tahun atau setengah abad. Usia ini bukan lagi
menjadi usia muda, tetapi sudah dewasa. Kedewasaan ini ditunjukkan oleh beberapa kader-
kader terbaik KMHDI telah mengisi ruang-ruang strategis dalam fungsi solisal masyarakat
dan pemerntahan. Dalam perjalanan kaderisasi ini tentu ada banyak sekali perubahan-
perubahan. Sekali lagi hal itu demi perbaikan organisasi. Salah satu perubahan yang paling
fundamental adalah mengenai struktur organisasi.
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
Mengapa struktur menjadi sangat penting ? tentu karena dalam struktur yang ideal
akan mampu memberikan kejelasan fungsi dari masing-masing komponen. Struktur KMHDI
dalam tahap awal mempercayakan organisasi dipimpin oleh ketua umum tahun 1993-1999,
kemudian oleh pertimbangan situasi saat itu struktur KMHDI dipimpin oleh seorang
presidium murni (tugas dan wewenang pimpinan adalah sepadan sejajar). Tentu situasi saat
dulu jauh sangat berbeda dengan situasi saat ini. Karena setiap insan pasti sangat setuju
bahwa hanya perubahan yang menajdi sebuah keabadian.
1.2 Tujuan
Tujuan dibuatnya rancangan materi dan kajian ini adalah untuk:
1. Memberikan analisa kitis terhadap kondisi obyektiff organisasi
2. Memberikan informasi dan gambaran terhadap sistem Presidium, Ketua Presidium,
Ketua Umum
3. Membantu penyusunan sistem dan mekanisme kerja organisasi terhadap struktur
Presidium, Ketua Presidium, Ketua Umum
4. Dan lain-lain
Periode ini menjadi satu catatan penting karena Indonesia mengalami 2 fase
genting sepanjang sejarah. Periode ini memasuki masa dimana reformasi sedang
digagas sampai pada akhirnya reformasi pecah dan berubahnya sistem
pemerintahan di Indonesia. Pimpinan Pusat periode 1996-1999 dipimpin oleh Bli
Ketut Wiriana dari PD KMHDI Jawa Barat. Pimpinan Pusat pada periode tersebut
terlibat aktif dalam penyusunan skema reformasi dengan berbagai organisasi
kepemudaan di Jakarta. Beberapa pertemuan Ketua Umum kemudian diwakilkan
karena pimpinan pusat semua bekerja dan beberapa berada di daerah.
Masa sebelum reformasi membawa organisasi pada situasi banyaknya
keputusan taktis juga mendesak yang harus segera diputuskan yang kemudian
ditandatangani saat itu juga yang menuntut kehadiran Ketua Umum secara penuh
di Jakarta. Kondisi faktual pada masa tersebut yang kemudian membuat
Departemen Litbang dibawah kepemimpinan Bli Ketut Wiriana mencoba
menemukan formula untuk memcahkan kondisi diatas. Pada periode ini menjadi titik
balik perjuangan KMHDI yang sempat berjalan dengan sisa energinya, lalu
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
waktu dan sistem kaderisasi yang tepat, padahal dimasa tersebut KMHDI masih
belum memiliki infrastruktur untuk membangun sistem kaderisasinya sendiri
sehingga poin ini menjadi salah satu hambatan landasan yang bersifat mendesak
untuk merubah sistem kepemimpinan KMHDI.
2.1.4 Perubahan dari Ketua Umum menjadi Presidium
Dari poin hambatan diatas, kemudian didapatlah sebuah sistem kepemimpinan yang
diharapkan dapat menjawab berbagai permasalahan diatas. Perubahan ini ditelaah dan
disepakati oleh seluruh konstituen dalam Kongres Nasional Mahasabha KMHDI III tahun
1999, walaupun gagasan tersebut tidak pernah diamini oleh Ketua Umum KMHDI 1996-
1999 Bli Ketut Wiriana. Beberapa pertimbangan dalam poin-poin diatas kemudian
diberikan dan akhirnya disepakati menyepakati perubahan sistem kepemimpinan Ketua
Umum menjadi Presidium. Presidium berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia
didefinisikan sebagai pimpinan suatu badan yang terdiri atas beberapa orang yang
berkedudukan sama.
Sistem kepemimpinan presidium memungkinkan lebih dari satu orang dengan
memimpin jalannya organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab yang sama.
Salah satu permasalahan yang dihadapi tentang kehadiran ketua umum dalam beberapa
pertemuan dan undangan penting dengan organisasi maupun stakeholder lintas sektor
diharapkan mampu terjawab. Ada beberapa etika organisasi yang tidak memungkinkan
jika KMHDI lebih sering mengirim ketua departemen dibanding ketua umum dalam
beberapa bahasan yang menuntut adanya kebijakan taktis strategis. Dengan perubahan
menjadi presidium, hal ini diharapkan dapat teratasi.
Pertimbangan berikutnya adalah jika satu orang pimpinan bekerja diasumsikan ia
hanya bisa memberikan waktu dan energinya bagi organisasi sebesar 25%. Untuk itu
paling tidak KMHDI membutuhkan 4 orang untuk menggenapi 25% menjadi 100% namun
dalam perihal kepemimpinan tidak dimungkinkan dalam jumlah genap maka ditambah 1
orang lagi untuk menggenapi sistem kepemimpinan Presidium. Inilah yang menjadi
landasan mengapa muncul hitungan 5 orang yang kemudian duduk sebagai presidium.
Perubahan dari Ketua Umum menjadi presidium juga sebagai jawaban atas
minimnya jumlah kader Mahasiswa Hindu berkualitas untuk menduduki posisi strategis di
pucuk pimpinan. Dengan mengusung 5 pimpinan di kursi presidium, maka terjadi
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
percepatan kaderisasi. Hal ini juga menjadi strategi untuk mewujudkan misi KMHDI yakni
memperbanyak jumlah kader Mahasiswa Hindu yang berkualitas.
Presidium juga dimaksudkan agar KMHDI mencetak banyak alumni yang berada
dilevel nasional. Ini menjadi penting guna mendorong terbentuknya tokoh-tokoh nasional
KMHDI dimasa depan yang lahir dari rahim KMHDI. Tidak meletakkan kepemimpinan
diatas pundak satu orang, namun membaginya ke dalam 5 orang pimpinan yang
diharapkan dapat berbagi peran dan fungsi demi mencapai tujuan organisasi.
Dalam perjalanannya sistem Presidium mengalami pergantian saat Mahasabha di
Surabaya pada tahun 2014 mengubah personalia Presidium yang sebelumnya berjumlah
5 orang menjadi 3 orang. Pada periode ini belum ditentukan tupoksi masing-masing
presidium.
2.1.5 Perubahan dari Presidium menjadi Ketua Presidium
Masa kepemimpinan Ketua Presidium telah dijalankan mulai September 2018
hingga kini. Kepemimpinan ini disepakati untuk dijadikan sistem kepemimpinan di KMHDI
hasil Mahasabha XI KMHDI yang diselenggarakan di Yogyakarta tanggal 29 Agustus
2018. Sistem ini mirip dengan sistem Presidium seperti yang sebelumnya, akan tetapi
satu hal yang membedakannya adalah adanya tupoksi masing-masing Presidium yang
telah diatur dalam AD/ART KMHDI, diantaranya Ketua Presidium dengan Tupoksi
eksternal organisasi, Presidium I (Sekretaris Jenderal) memiliki tupoksi mengurus
Internal PD/PC dan Administrasi kesekretariatan yang dibantu oleh wakil sekretaris
jenderal, serta Presidium II (Bendahara Umum) dengan tupoksi Internal Pimpinan Pusat
dan Administarsi keuangan PP. Untuk departemen di bentuk oleh presidium pasca
mahasabha sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pada masa ini, terdapat 5 departemen
pimpinan pusat KMHDI diantaranya: 1) Departemen Organisasi, 2) Departemen
Kaderisasi, 3) Departemen Peneiltian dan Pengembangan, 4) Departemen Data dan
Informasi serta 5) Departemen Kajian dan Isu.
2.2 Eksternal
a. Hubungan kelembagaan internal Hindu
Organisasi kemasyarakatan berperan penting dalam memberi sumbangsing
pemikiran dan karya bhaktinya kepada masyarakat. Begitu juga dengan KMHDI yang
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
2) Ketua Presidium
Dengan struktur kepemimpinan Ketua Presidium lebih mudah untuk
melakukan hubungan kelembagaan karena telah ada tupoksi untuk segala urusan
eksternal yang dipegang oleh ketua presidium, akan tetapi kembali lagi seperti
sistem presidium murni, dimana kesepakatan dari ketiga presidium bersifat kolektif
kolegial dan menimbulkan hambatan subyektif. Setiap permikiran dan pendapat
masing-masing presidium akan berbeda dan cenderung lama dalam memutuskan.
3) Ketua Umum
Dengan struktur Pimpinan Pusat KMHDI dengan bentuk ketua umum, maka
setiap keputusan yang diambil akan berpusat pada satu orang tanpa adanya
sistem kolektif kolegial dalam pengambilan keputusan. Akan tetapi setiap
keputusan akan diambil melalui musyawarah bersama anggota. Dalam sistem ini
setiap keputusan strategis dan mendesak dapat diperoleh dengan cepat tanpa
adanya hambatan subyektif, akan tetapi setiap keputusan yang diambil tentu akan
mempunyai resiko yang beragam, kesalahan pengambilan keputusan oleh ketua
umum akan berimbas pada organisasi baik di internal maupun eksternal.
b. Hubungan kelembagaan OKP dan Instansi Pemerintahan
Perjuangan akan semakin kuat bila segenap pihak turut serta dalam gerakan
perjuangan. Itulah prinsip yang KMHDI jadikan landasan dalam membangun hubungan
kelembagaan dengan semua organisasi kemasyarakatan dan pemuda. Tejalinnya
komunikasi dan koordinasi dengan OKP eksternal (kelompok cipayung plus) sangat
berdampak positif terhadap organisasi. Bahwa tidak bisa kita pungkiri saat ini jaringan
yang KMHDI miliki sendiri adalah juga karena terbukanya KMHDI dalam membangun
komunikasi dengan segenap pihak eksternal.
1) Presidium
Membangun komunikasi dapat dilakukan oleh semua presidium. Dimana setuiap
presidium berhak menjalin komunikasi dengan OKP maupun instansi
pemerintahan dimana sebelumnya telah dilakukan musyawarah antar presidium
sebelum menjalin komunikasi dengan instansi eksternal. Dimana masing-masing
presidium memiliki kesempatan yang sama untuk bisa berkomunikasi dan menjalin
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
relasi dengan OKP, instansi swasta serta instansi pemerintah. Lebih banyak SDM
yang bisa speak up dan dikenal di kalangan eksternal KMHDI.
2) Ketua Presidium
Dengan sistem kepemimpinan Ketua Presidium, komunikasi eksternal dilakukan
oleh Ketua presidium. Hal ini lebih memudahkan organisasi untuk menjalin
komunikasi dengan OKP serta instansi pemerintahan, akan tetapi kembali lagi ke
konsep kolektif kolegial, dimana keputusan atau komunikasi yang dilakukan oleh
Ketua Presidium merupakan hasil musyawarah dari seluruh presidium dengan arti
kata lain, jika salah satu presidium tidak menyetujui hal yang akan dibahas maka
ketua presidium tidak dapat mengambil keputusan ataupun menjalin komunikasi
yang berkaitan dengan organisasi kepada OKP dan Instansi pemerintahan. Pada
sistem pengambilan keputusan dalam memimpin Ketua Presidium cenderung lebih
terlihat kurang professional, dan dalam menjalankan tupoksi kunjungan daerah
yang seharusnya dilakukan oleh presidium 1 atau sekretaris jenderal tidak efektif
karena terdapat timpang tindih dalam pelaksanaannya contohnya, daerah
menginginkan salah satu presidium untuk datang.
3) Ketua Umum
Membangun komunikasi sangat tidak etis bila dilakukan oleh semua
presidium. Hal tersebut bila terjadi justru akan memperkecil citra organisasi dimata
OKP lain yang semuanya memiliki struktural Ketua Presidium atau Ketua Umum.
Secara langsung tentu sistem ini menimbulkan masalah bagi seorang presidium
KMHDI itu sendiri. Secara kemampuan personal kader KMHD yang telah
berproses dalam tahap kaderisasi dan menjadi presidium adalah kader-kader
terbaik dimasanya. Sehingga kemampuan personal presidium logikanya telah
mencapai kemampun yang ideal sebagai seorang pemimpin.
dilakukan dengan menggunakan analisa swot. Analisa ini sebagai gambaran dan acuan
untuk pengambilan keputusan yang paling tepat dan obyektif dengan mempertimbangkan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari masing-masing pengaruh.
1. Presidium
a. Kekuatan yang dimiliki oleh sistem kepemimpinan Presidium disebebkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah
(1) Pada sistem presidium dalam pengambilan keputusan bersifat kolektif kolegial
dengan tidak mengesampingkan pendapat secara pribadi atau masing-masing
presidium.
(2) Kedudukan Presidium tidak ada yang tertinggi dikarenakan adanya garis
intruksi dan garis kordinasi yang sejajar.
(3) Tolak ukur keberhasilan menjalankan roda organisasi terlihat pada presidium
sebagai pucuk pimpinan.
(4) Lebih banyak kader daerah yang berproses di Pimpinan Pusat KMHDI sebagai
Pucuk Pimpinan.
b. Kelemahan yang dimiliki oleh sistem kepemimpinan Presidium diantaranya adalah:
(1) Pada sistem pengambilan keputusan dalam memimpin Presidium cenderung
lebih terlihat kurang professional karena pengambilan keputusan harus melalui
persetujuan ketiga presidium dan cenderung lama.
(2) Tidak ada Tupoksi secara jelas antar Presidium.
(3) Secara garis besar dalam menjalankan roda organisasi, Organisasi cenderung
tidak ada sosok yang diistimewakan atau yang dianggap menonjol dalam
pengaruhnya menjalankan roda organisasi.
(4) Terlalu banyak pimpinan akan membingungkan kader (dalam hal terjadi
permasalahan di daerah) kepada siapa harus berkonsultasi, karena belum
adanya pembagian tupoksi yang jelas antar Presidium.
c. Peluang yang dimiliki dalam sistem kepemimpinan Presidium diantaranya adalah:
(1) Sistem Kepemimpinan Presidium mempunyai kesempatan untuk unjuk tampil
di ruang publik dan dikenal tidak hanya satu orang saja, tetapi lebih mengingat
dalam Ketua Presidium terdapat 3 sosok yang menjalankan roda organisasi.
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
(2) Ketika adanya suatu konflik atau permasalahan, tanggung jawab ada di semua
presidium.
d. Ancaman yang diperoleh dalam mejalankan sistem kepemimpinan Presidium
diantaranya adalah:
(1) KMHDI kurang memiliki nilai tawar organisasi di eksternal.
(2) Pihak eksternal susah untuk mengenal pucuk pimpinan KMHDI karena
berjumlah jamak.
2. Ketua Presidium
a. Kekuatan yang dimiliki oleh sistem kepemimpinan Ketua Presidium disebebkan
oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
(1) Pada sistem ketua presidium dalam pengambilan keputusan bersifat kolektif
kolegial dengan tidak mengesampingkan pendapat secara pribadi atau masing-
masing antara Ketua Presidium, Presidium 1, dan Presidum 2.
(2) Pembagian tupoksi yang sudah jelas.
(3) Diantara Ketua Presidium, Presidium 1, dan Presidium 2 tidak ada yang
tertinggi dikarenakan adanya garis intruksi dan garis kordinasi yang sejajar.
(4) Tolak ukur keberhasilan menjalankan roda organisasi terlihat pada 3 orang
sebagai pucuk pimpinan yaitu, Ketua Presidium, Presidum 1, dan Presidium 2
bukan salah satu diantara meraka.
b. Kelemahan yang dimiliki oleh sistem kepemimpinan Ketua Presidium disebabkan
oleh faktor internal. Adapun beberapa kelemahan yang terjadi dalam
pelaksanaannya adalah:
(1) Pada sistem pengambilan keputusan dalam memimpin Ketua Presidium
cenderung lebih terlihat kurang professional dan cenderung lama karena harus
melalui persetujuan semua presidium.
(2) Proses menjalankan tupoksi kunjungan daerah yang seharusnya dilakukan
oleh presidium 1 atau sekretaris jenderal tidak efektif karena terdapat timpang
tindih dalam pelaksanaannya.
(3) Secara garis besar dalam menjalankan roda organisasi, Organisasi cenderung
tidak ada sosok yang diistimewakan atau yang dianggap menonjol dalam
pengaruhnya menjalankan roda organisasi.
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
(10) Ketua umum harus mampu membawa dan menempatkan organisasi sesuai
nilai-nilai dan warwah organisasi
d. Ancaman yang dimiliki dengan menganut sistem kepemimpinan Ketua Umum
adalah:
(1) Cenderung mudah di provokasi oleh pihak eksternal.
(2) Resiko dalam pengambilan keputusan di eksternal dapat mempengaruhi
kelangsungan organisasi.
PimpinanPusat
PRESIDIUM
SEKRETARIS BENDAHARA
Pimpinan Daerah
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
PimpinanCabang
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
KOMISARIAT
KOORDINATOR KOMISARIAT
WAKIL KOORDINATOR
(b). Hubungan dalam hal Garis Intruksi adalah khusus untuk kebijakan
kebijakan Organisasi yang bersifat Internal Keorganisasian
(c). Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus
Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Daerah dapat terlaksana apabila
diwakili atau diketahui oleh Presidium Pimpinan Pusat dan Ketua
Pimpinan Daerah.
(2) Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Cabang
(a). Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari
Pimpinan Pusat kepada Pimpinan Cabang.
(b). Hubungan dalam hal Garis Intruksi adalah khusus untuk kebijakan
kebijakan Organisasi yang bersifat Internal Keorganisasian
(c). Hubungan koordinasi secara formal keorganisasian antara Pengurus
Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Cabang dapat terlaksana apabila
diwakili atau diketahui oleh Presidium Pimpinan Pusat dan Ketua
Pimpinan Cabang.
(3) Antara Pimpinan Pusat dengan Pimpinan Komisariat
Hubungan yang dilaksanakan adalah hubungan koordinasi secara tidak
langsung melalui Pimpinan Daerah / Pimpinan Cabang Pembentuk.
c. Hirarki Kepengurusan Pimpinan Pusat Sistem Presidium
Hirarki Kepengurusan dengan sistem Presidium adalah struktur organisasi dalam 1
(satu) tingkatan organisasi. Seperti halnya Hirarki Organisasi. Hirarki ini tidak
bersifat baku, akan tetapi dapat dirubah saat Mahasabha dan hasilnya akan
dijalankan selama masa kepengurusan Pimpinan Pusat KMHDI.
PimpinanPusat
PRESIDIUM
SEKRETARIS BENDAHARA
Adapun deskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Pusat adalah:
1. Antara Presidium dengan Sekretaris
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari Presidium ke
Sekretaris. Sehingga Sekretaris akan bertanggungjawab langsung kepada
Presidium.
2. Antara Presidium dengan Bendahara
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari Presidium ke
Bendahara. Sehingga Bendahara akan bertanggungjawab langsung kepada
Presidium.
3. Antara Sekretaris dengan Bendahara
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat koordinatif antara
Sekretaris dengan Bendahara.
4. Antara Presidium dengan Departemen/Non Departemen
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga hubungan
yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari Presidium ke
Departemen/Non Departemen. Sehingga Departemen dan Non Departemen
akan bertanggungjawab langsung kepada Presidium.
2. Ketua Presidium
Perubahan sistem Pimpinan Pusat dari presidium menjadi Ketua Presidium
tentunya merubah hirarki KMHDI. Terdapat 2 perubahan hirarki yang terjadi yaitu posisi
Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Untuk Sekretaris Umum dimana sebelumnya
personalia dipilih oleh presidium pasca Mahasabha, maka dalam struktur sistem Ketua
Presidium Sekretaris Umum berubah menjadi Sekretaris Jenderal yang dijabat oleh
Presidium 1 dan dipilih langsung saat Mahasabha oleh seluruh kader KIMHDI. Sama
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
halnya dengan Bendahara Umum, dalam sistem Ketua Presidium jabatan bendahara
umum dijabat oleh Presidium II dan dipilih langsung saat Mahasabha. Selebihnya untuk
Departemen dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi. Dalam sistem Ketua
Presidium, terdapat 6 Departemen yang dibentuk diantaranya: 1) Departemen
Organisasi, 2) Departemen Kaderisasi, 3) Departemen Penelitian dan Pengembangan
4) Departemen Data dan Informasi, 5) Departemen Kajian dan Isu dan 6) Departemen
Sosial Kemasyarakatan.
a. Komposisi dan Personalia
Dalam struktur organisasi dengan sistem ketua presidium setidaknya terdapat
komposisi dan personalia yang harus ada dalam struktur diantaranya:
(1) Pengurus Pimpinan Pusat KMHDI sekurang-kurangnya terdiri dari Ketua
Presidium, Presidium I (Sekretaris Jenderal), dan Presidium II (Bendahara
Umum) dengan komposisi sebagai berikut:
(a). Ketua Presidium : 1 (satu) orang
(b). Presidium I (Sekretaris Jenderal) : 1 (satu) orang
(c). Presidium II (Bendahara Umum) : 1 (satu) orang
(2) Masa jabatan Pengurus Pimpinan Pusat KMHDI adalah 2 (dua) tahun
terhitung sejak pelantikan/serah terima jabatan dari kepengurusan
demisioner.
(3) Struktur Kepengurusan Inti yang ada pada PP KMHDI mendapatkan
komposisi minimal sejumlah 3 (tiga) personalia dengan dilakukan pembagian
berdasarkan fungsinya.
b. Struktur Organisasi
Dalam Organisasi KMHDI dengan sistem Ketua Presidium terdapat struktur
organisasi sebagaimana yang tergambarkan dalam Bagan Organisasi, serta alur
instruksi dan koordinasi sebagaimana yang tergambarkan dalam Garis Instruksi
dan Garis Koordinasi. Hal ini diperlukan dengan maksud agar mekanisme kerja
dan alur pertanggungjawaban organisasi dapat berjalan dengan lancar. Bagan
struktur, alur instruksi dan koordinasi digambarkan melalui gambar Bagan Struktur
Organisasi.
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
PimpinanPusat
PRESIDIUM I PRESIDIUM II
SEKRETARIS JENDERAL KETUA PRESIDIUM BENDAHARA UMUM
WAKIL WAKIL
SEKRETARIS JENDERAL BENDAHARA UMUM
Adapun deskripsi dari Bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Pusat adalah:
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
3. Ketua Umum
Perubahan sistem pimpinan KMHDI dari presidium murni menjadi ketua umum
akan diikuti pada perubahan hirarki KMHDI. Selama ini hirarki KMHDI di pimpinan
pusat memiliki 4 hingga 6 departemen, dengan adanya perubahan ini maka
departemen bisa dirubah nama menjadi bidang atau bisa saja dibuat dengan sebutan
nama yang sama seperti sebelumnya. Jika dalam struktural Pimpinan Pusat KMHDI
masih tetap dengan sebutan departemen, maka sebutan untuk structural di daerah
sama seperti sebelumnya akan tetapi, jika departemen berumah nama menjadi bidang
maka juga berlaku untuk semua struktural KMHDI di daerah. Dalam hal perubahan
struktural ini, yang perlu dilihat adalah dengan adanya ketua umum maka sekretaris
akan berubah nama menjadi sekertaris jendral. Selain itu untuk membantu
pelaksanaan tugas-tugas dan program organisasi sangat direkomendasikan nantinya
ditambah jumlah departemen/bidang. Sebuah organisasi juga dirasa sangat penting
memiliki lembaga, tugas dari lembaga akan dijelaskan dalam mekanisme kerja
organisasi. Adanya penambahan itu dilakukan semata untuk menambah personal
pengurus KMHDI Pusat.
Dengan adanya pimpinan jamak tentu jalan pilihannya adalah dengan pembagian
tugas masing-masing presidium. Yang menjadi masalah kemudian adalah apakah
pembagian itu dilakukan secara tepat sesuai proporsi? Apakah pembagian tugas itu
dapat diterima dengan baik oleh masing-masing pimpinan sehingga dalam
melaksanakan tugasnya dapat semaksimal mungkin? Tidakkah setiap pemimpin
menginginkan posisi paling strategis untuk mengembangkan dirinya menjadi sosok
pemimpin difinitip? Tentu setiap orang memiliki jawabannya masing-masing. Tetapi
yang perlu dicermati adalah adanya pembagian tugas presidium sebagai seorang
pimpinan justru sebetulnya mengkerdilkan kemampuan yang dimiliki oleh masing-
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
b. Struktur organisasi
PIMPINAN PUSAT
Ketua Umum
SEKRETARIS JENDERAL BENDAHARA
PIMPINAN DAERAH
ORWIL
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
PIMPINAN CABANG
KETUA
SEKRETARIS BENDAHARA
KOMISARIAT
KOORDINATOR
WAKIL KOORDINATOR
PimpinanPusat
Ketua Umum
SEKRETARIS JENDERAL BENDAHARA
Adapun deskripsi dari bagan Kepengurusan pada tingkat Pimpinan Pusat adalah:
1. Antara ketua umum dengan Sekretaris jenderal
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari ketua
umum ke Sekretaris jenderal. Sehingga Sekretaris jenderal
bertanggungjawab langsung kepada ketua umum.
2. Antara ketua umum dengan Bendahara
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari ketua
umum ke Bendahara. Sehingga Bendahara akan bertanggungjawab langsung
kepada ketua umum.
3. Antara Sekretaris jenderal dengan Bendahara
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Koordinasi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat koordinatif antara
Sekretaris jenderal dengan Bendahara.
4. Antara ketua umum dengan ketua bidang dan lembaga
Hubungan yang dilakukan menggunakan Garis Instruksi, sehingga
hubungan yang terjadi adalah hubungan yang bersifat instruktif dari ketua
umum ke ketua bidang dan lembaga. Sehingga ketua bidang dan lembaga
akan bertanggungjawab langsung kepada ketua umum.
5. Dan seterusnya mengikuti Garis Instruksi dan Garis Koordinasi yang ada.
V. PENYELESAIAN MASALAH
Dinamika persoalan organisasi adalah bagian dari proses. Dinamika yang ada akan
lebih bernilai positif bila bisa di kontrol dengan baik, sehingganya untuk dapat memberikan
solusi terhadap suatu dinamika persoalan organisasi diperlukan panduan untuk
mengaturnya. Setiap organisasi menjadikan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
serta peaturan-peraturan organisasi lainnya sebagai panduan dalam penyelesaian sengketa
organisasi. Sehingga setiap persoalan da sengketa yang muncul harus dapat dicarikan
solusi secata tepat untuk menjaga eksisnya organisasi. Penyelesaian sengketa organisasi
KMHDI masih sama dengan sistem sebelumnya, tetapi terdapat penambahan terhadap
sistem ketua umum.
5.1 Permasalahan internal organisasi
Jika terdapat permasalahan di internal organisasi, maka penyelesaian nya
berdasarkan wilayah kerja PP, PD dan PC yang bersangkutan. Penyelesaian
masalah ini harus dilkukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam AD/ART dan
peratuan organisai. Persoalan sengketa yang terjadi di internal PC dan tidak dapat
diselesaikan oleh ketua pimpinan cabang, maka pimpinan daerah memiliki
kewenangan dalam menyelesaikan sengketa tersebut. Begitu juga dengan
permasalahan di daerah, bila tidak dapat diselesaiakan oleh ketua PD, maka PP
dapat membantua dalam penyelesaiannya.
PIMPINAN PUSAT
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Sekretariat : Jln. Kakaktua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah, Pondok Bambu,
Jakarta Timur || 021 – 86600779 | www.kmhdi.org | presidium@kmhdi.org
1. Presidium
Penyelesaian sengketa di internal organisasi dilakukan oleh presidium melalui
musyawarah dan pengambilan keputusan dengan kolektif kolegial.
2. Ketua Presidium
Penyelesaian sengketa di internal organisasi diambil alih oleh Presidium I
(Sekretaris jenderal) PP KMHDI dengan tupoksinya yaitu Koordinasi Internal
organisasi dengan tetap berkoordinasi dengan ketua Presidium.
3. Ketua Umum
Penyelesaian sengketa di internal organisasi lebih banyak diambil alih oleh
Sekretaris jenderal PP KMHDI dengan tetap berkoordinasi dengan ketua umum.
5.2 Permaslahan Eksternal Organisasi
Permasalahan yang muncul dari luar organisasi diselesaikan oleh Pimpinan
Organisasi sebagai pelaksana tugas tertinggi organisasi. Penyelesaian masalah dan
sengketa ini tetap dilakukan dengan pertimbangan matang dan terkoordinasi dengan
pengurus lainnya.
VI. PENUTUP
Rancangan materi ini dibuat sebagai pandangan kader-kader KMHDI dalam
merumuskan konsep kerja struktur organisasi. Dengan mengatahui mekanisme kerja
masing-masing struktur, maka secara manajerian akan mempermudah organisasi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Semoga dapat dijadikan pertimbangan untuk kita
menentukan arah dan gerak organisasi ini. Hyang widhi merestui karma yoga ini. Damai di
hati, dunia dan selamanya.