Anda di halaman 1dari 20

HUKUM PERDATA

Hak Atas Benda dan Jaminan

dosen pengampu:
siti zulaichah, M.Hum
Anggota Kelompok

Zahra Firdausi Nabila (200201110004)


Wafiq Maulida Azizah (200201110015)
Muhammad Al Pani (200201110031)
Muhammad Chotami Febriansyah (200201110038)
Achmad Syahrul Ramadhan Al-Muzakky (200201110045)
Tazkiyatul Khamida (200201110049)
Arifa Shafiatuddin (200201110050)
Imasandia Nur Shandana (200201110056)
Mardiah Kamila (200201110080)
1
Fidusia
Pengertian Fidusia
Dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 U.U.F. disebutkan bahwa :
“Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar
kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya
dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.”

Pasal 1 angka 1 U.U.F. menjelaskan definisi fidusia oleh pembentuk undang-


undang, yang menggambarkan bahwa fidusia itu adalah suatu
“pengalihan” secara kepercayaan hak milik atas suatu benda, di mana
benda yang kepemilikannya dialihkan itu, tetap berada dalam kekuasaan
orang yang mengalihkan.
2



Dalam Pasal 584 K.U.H.Perdata disebutkan :
“Hak milik atas suatu kebendaan tak dapat diperoleh dengan cara
lain, melainkan dengan pemilikan, karena perlekatan, karena
daluwarsa, karena pewarisan, baik menurut undang-undang, maupun
menurut surat wasiat, dan karena penunjukkan atau PENYERAHAN
berdasar atas suatu peristiwa perdata untuk memindahkan hak milik,
dilakukan oleh seorang yang berhak berbuat bebas (berwenang)
terhadap kebendaan itu.”

3
Mengenai cara penyerahan, doktrin mengenal ada penyerahan
secara nyata (feitelijk levering) ini khususnya untuk benda bergerak
berwujud, lalu ada penyerahan secara constitutum posessorium, yaitu di mana
benda yang hak miliknya diserahkan tetapi penguasaannya tetap ada pada
pihak yang menyerahkan atas dasar titel tertentu yang umumnya pinjam pakai
(dan konstruksi ini yang mestinya terdapat dalam fidusia).
Dengan kata lain, penyerahan hak milik atas suatu benda sebagai
jaminan fidusia prinsipnya dilakukan secara constitutum posessorium, yang
didasarkan atas kepercayaan.

4
Jaminan Fidusia

Dari Pasal 1 angka 1 jo. Pasal 1 angka 2 U.U.F.


pembentuk undang-undang hendak membedakan antara “Fidusia”
dengan “Jaminan Fidusia”. Fidusia, sebagaimana telah dijelaskan
di atas, tertuju kepada “CARA PENYERAHAN” sedangkan
Jaminan Fidusia sebagai yang dimaksud Pasal 1 angka 2 U.U.F.
tertuju kepada “LEMBAGA JAMINANNYA” atau hak
kebendaannya.
Dasar (titel) penyerahan secara fidusia mestinya adalah
adanya Perjanjian Jaminan Fidusia. Perjanjian Jaminan Fidusia
sendiri merupakan perjanjian. Umumnya perjanjian jaminan
bersifat riil.
5



Pasal 9 ayat (1) UUF mengatakan :
“Jaminan Fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan
atau jenis benda, termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat
jaminan diberikan maupun yangdiperoleh kemudian.”

6
Objek Jaminan Fidusia

◈ Pasal 1 angka 2 U.U.F. mengatakan :


◈ “Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak
khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani Hak Tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996
tentang Hak Tanggungan (U.U.H.T.) ….”
Dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya benda yang dapat
menjadi objek jaminan fidusia adalah benda bergerak, dan benda tetap (tidak
bergerak) khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani dengan Hak
Tanggungan.
7
Akibat Lahirnya Jaminan Fidusia

◈ Pasal 14 ayat (3) UUF mengatakan :


◈ “Jaminan Fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal
dicatatnya Jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia.”
Terdaftarnya jaminan fidusia pada kantor pendaftaran fidusia mempunyai arti
penting, yaitu melahirka hak kebendaan penerima fidusia atas benda jaminan
fidusia. Hak kebendaan tersebut antara lain adalah hak sebagai seorang pemilik
benda, hak untuk didahulukan dalam pembayaran hutang pemberi fidusia yang
dijamin dengan jaminan fidusia a quo (vide : Pasal 27 U.U.F.) dan hak tersebut
mengikuti bendanya di tangan siapapun benda itu berada (droit de suite)
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 20 U.U.F. Konsekuensi lebih lanjut, bahwa
hasil yang lahir dari benda yang dijaminkan secara fidusia turut menjadi objek
jaminan fidusia, artinya turut menjadi milik penerima fidusia. 8
Lahirnya jaminan fidusia menjadikan penerima fidusia sebagai
pemilik benda jaminan fidusia, dan pemberi fidusia sebagai peminjam pakai
atau peminjam pengganti atas benda jaminan fidusia. Konsekuensinya,
Pemberi Fidusia tidak lagi wenang untuk melakukan tindakan pemilikkan
(beschikking) atas benda jaminan fidusia, hal mana dapat disimpulkan dari
Pasal 17 U.U.F.
Pelaksanaan perjanjian jaminan fidusia seringkali menimbulkan
permasalahan, terutama dalam hal eksekusi benda jaminan.

9
Hak Retensi

Pengertian
◈ Hak Retensi adalah hak untuk untuk menahan suatu
benda sampai suatu piutang terkait dengan benda
tersebut dilunasi. Dasar hukum yang mengatur mengenai
hak retensi adalah Pasal 1812 KUHPer yang berbunyi:
◈ “Penerima kuasa berhak untuk menahan kepunyaan
pemberi kuasa yang berada di tangannya hingga
kepadanya dibayar lunas segala sesuatu yang dapat
dituntutnya akibat pemberian kuasa.”

10
▪ Pasal 1728 KUHPer berbunyi :
“orang yang menitipkan barang diwajibkan mengganti kepada si
penerima titipan segala biaya yang telah dikeluarkan guna
menyelamatkan barang yang di titipkan segala biaya yang telah
dikeluakan guna menyelamatkan barang yang dititipkan, serta
mengganti kepadanya segala kerugian yang disebabkan penitipan
itu”.

▪ Pasal 1729 KUHPer berbunyi :


“si penerima titipan adalah berhak untuk
menahan barangnya hingga segala apa
yang di bayar jepadanya karena penitipan
tersebut, telah di lunasi”.
11
Contoh Hak Retensi

Soal
Apakah Perusahaan Angkutan Umum berhak untuk menahan barang yang
diangkut jika pengirim atau penerima tidak memenuhi kewajiban dalam batas
waktu yang ditetapkan sesuai dengan perjanjian angkutan?
Jawaban:
Hak retensi (Hak untuk menaham hak pihak lain selama hak pengirim tidak
ditunaikan terlebih dahulu) demikian diperbolehkan oleh hukum.

12
Jaminan Perorangan

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 1820,


Jaminan Perorangan biasa dikenal Penanggungan, yaitu suatu persetujuan
dimana pihak ketiga, demi kepentingan kreditur, mengikatkan diri untuk
memenuhi perikatan debitur, bila debitur itu tidak memenuhi perikatannya.
Dasar hukum tentang Jaminan Perorangan hanya dapat kita temui
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yakni pada Pasal 1820-1863
karena suatu jaminan perorangan adalah jaminan khusus antara para pihak
yakni debitur dan kreditur

13
Unsur dalam jaminan perorangan

◈ Mempunyai ◈ Hanya dapat ◈ Seluruh kekayaan


hubungan langsung dipertahankan debitur menjadi
dengan orang-orang pada orang jaminan pelunasan
tertentu tertentu hutang

▪ Menimbulkan hak ◈ Jika Pailit maka harta


perorangan yang dibagikan pada kreditur
mengandung asas seimbang dengan besarnya
kesamaan/keseimbangan piutang
14
Ciri dan sifat perjaminan perorangan

Jaminan yang Untuk perjanjian


Bersifat accesoir
bersifat yang dapat
perorangan, dibatalkan

Besarnya penanggungan tidak


akan melebihi besarnya Bersifat subsidiair
Bersifat sepihak
prestasi/perutangan pokoknya
tetapi boleh lebih kecil.

Beban pembuktian Penanggungan diberikan


yang ditujukan ke si untuk menjamin
berutang pemenuhan perutangan 15
Jenis jaminan perorangan

Jaminan Jaminan Jaminan


penanggunga garansi (bank Perusahaan
n (borgtocht) garansi) (Corporate
guarantee)

16
Hak Istimewa yang dimiliki Penjamin

Hak untuk menuntut penjualan Hak untuk membagi-


benda milik debitor lebih dahulu bagi utang (voorrecht Hak untuk
(vooorrecht van uitwinning) van schuldsplitsing) mengajukan eksepsi

Hak untuk membebaskan


sebagai penanggung/penjamin Melakukan perjumpaan utang
dikarenakan salahnya sebagaimana dimaksud dalam
kreditur pasal 1430 KUHPerdata.

Kreditur tidak diwajibkan Hak meminta pemecahaan


menjual ataupun menyita terhadap utang yang
harta debitur (pasal 1833 ditanggung secara
KUHPerdata). bersama-sama 17
Berakhir nya jaminan perorangan ditentuankan dalam pasal
1381 KHUP

Pembayaran Pembebasan Utang

Penawaran Musnahnya
Pembaharuan Ketebalan atau
pembayaran barang yang
Utang Pembatalan
tunai terutang

Perjumpaan Pencampuran Berlakunya Lewatnya


Utang Utang suatu syarat batal Waktu

18
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai