KESEHATAN GLOBAL
TENTANG
SAINS, TEKNOLOGI, DAN KESEHATAN GLOBAL
OLEH :
KELOMPOK 5
DOSEN :
Erni Maywita, SKM, M.Kes
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa berbagai jenis tes diagnostic
harus spesifik, sensitif, mudah digunakan, dan tidak infasif. Tes ini harus dapat
mudah dilakukan oleh kebanyakan orang (bahkan yang belum terlatih dengan
baik) dan hasilnya juga mudah dipahami. Harus pula mudah didistribusikan, stabil
jika terkena panas, tidak mahal, dan tidak membutuhkan suhu yang terlalu rendah.
Obat-obatan yang baik juga memiliki syarat yang kurang lebih sama. Hal
yang terpenting adalah obat-obatan yang diberikan tidak membuat resistensi pada
patogen sehingga walau mengonsumsi obat pun seseorang tidak dapat sembuh.
Jumlah pil yang dikonsumsi juga tidak boleh terlalu banyak dan tidak perlu
dikonsumsi dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Vaksin sebagai pencegah terjadinya suatu penyakit pada seseorang juga
harus aman, efektif, dan murah. Cirinya juga kurang lebih sama dengan tes
diagnostic, yaitu mudah didistribusikan, stabil saat diberi panas, dan tidak
membutuhkan suhu rendah. Vaksin yang merupakan kombinasi dari berbagai
antigen harus mampu menciptakan suatu imunitas, terutama bagi bayi-bayi baru
lahir yang rentan mortalitas.
Pada pelaksanaannya, karakteristik ideal ini belum tercapai. Sebut saja
seorang anak yang bila ingin mendapat imunisasi/vaksin lengkap seringkali harus
melewati berbagai tahap di sistem kesehatan.Berbagai vaksin juga membuat
patogen resisten terhadapnya walaupun pada awalnya berhasil mencegah
penyakit, misalnya vaksin TB untuk memberantas penyakit tuberkolosis. Contoh
lain adalah terapi kombinasi yang berdasar artemisinin, cukup berhasil untuk
mengurangi malaria, namun banyak nyamuk yang juga menjadi resisten
terhadapnya. Harganya pun cukup mahal dan belum ditemukan vaksin malaria.
Contoh terakhir adalah obat-obatan HIV yang memang dapat mencegah dan
mengontrol virus, namun tidak dapat menyembuhkannya.Masih banyak orang
yang menjadi korban dari virus ini.Berdasarkan kenyataan inilah, dikatakan
bahwa dunia secara global masih membutuhkan berbagai alat kesehatan yang
lebih baik.
1. Meningkatkan vaksin
a. Menciptakan vaksin yang efekstif dengan dosis single yang dapat
digunakan segera setelah lahir
b. Menyiapkan vaksin yang tidak perlu diretrigerasi
c. Mengembangkan needle-free delivery system.
2. Menciptakan vaksin baru
a. Menemukan test yang tepat untuk menguji kelemahan vaksin
b. Memecahkan bagaimana merncang antigen untuk imunitas yang
efektif dan protektif
c. Mempelajari imunitas mana yang dapat menyediakan imunitas
yang protektif.
3. Mengontrol vektor serangga
a. Mengembangkan strategi genetik dan kimia untuk menghabiskan
penyakit yang ditransmisikan oleh serangga
4. Meningkatkan nutrisi
5. Membatasi resistensi obat
a. Menemukan obat dan sistem pengiriman yang meminimalisir
kemungkinan resitensi obat mikoorganisme.
6. Menyembuhkan infeksi
a. Menciptakan terapi yang dapat menyembuhkan infeksi
tersembunyi
b. Membuat metode imun yang dapat menyembuhkan infeksi kronis
7. Mengukur status kesehatan
a. Mengembangkan teknologi kuantitatif untuk menilai status
kesehatan populasi
b. Mengembangkan teknologi yang memungkinkan penilaian
multiple kondisi dan patogen.
Hingga tahun 2008, sudah lebih dari 500 juta dollar dikeluarkan untuk
mendanai ide-ide penelitian untuk menghilangkan beban kesehatan di negara
berpendapatan rendah dan menengah di dunia. Sejumlah proyek tersebut ada yang
berupa peningkatan vaksin, dan juga rekayasa genetik untuk meningkatkan kadar
vitamin dan zat besi dalam buah-buahan.
3. Kendala dalam Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk
Masalah Kesehatan Global
Dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masalah
kesehatan global, ada beberapa kendala yang harus dihadapi, diantaranya:
1. Banyaknya penelitian dan pengembangan diagnosis baru, vaksin, obat-
obatan dan sarana pengiriman dilakukan oleh sektor yang berfokuskan
pada penghasilan/pendapatan.Perusahaan-perusahaan melihat pasar untuk
barang-barang mereka di negara berpenghasilan menengah kebawah
sebagai sesuatu yang kecil. Mereka meragukan kemampuan masyarakat
dan pemerintah negara berpenghasilan menengah kebawah untuk
menbayar produk mereka. Perusahaan-perusahaan menganggap mereka
tidak mampu membayarnya.
2. Biaya untuk melakukan riset dan pengembangan produk baru sangat
tinggi. Biaya untuk membawa obat baru dari penelitian ke pasaran
diperkirakan mencapai $800 juta. Biasanya perusahaan mencari untung
dari kegiatan ini. Perusahaan-perusahaan menggunakan modal mereka
untuk mengembangkannya (memperoleh keuntungan) di negara-negara
maju daripada di negara berkembang. Hal ini dilakukan karena
perusahaan-perusahaan tersebut yakin bahwa negara berkembang tidak
dapat mengembangkan modal mereka.
3. Pasar vaksin memiliki beberapa kendala/hambatan untuk masuk ke
beberapa negara. Hal ini terkait dengan kendala sebelumnya yaitu
masalah biaya. Selain itu masalah lainnya adalah peraturan pemerintah
yang mengurangi prospek bahwa perusahaan dapat mengambil keuntungan
yang cukup dari vaksin yang dijual di pasaran..disamping itu, jumlah
perusahaan yang bergerak dalam produksi vaksin diseluruh dunia sedikit
dan produksi terbatas. Mengembangkan vaksin di negara berpenghasilan
menengah kebawah lebih rumit dan perbedaan tingkatan antara negara
berpenghasilan menengah kebawah dengan negara berpenghasilan tinggi.
Perusahaan farmasi umumnya bisa mendapat keuntungan yang lebih tinggi
dalam pengembangan obat daripada pengembangan vaksin.
4. Kurangnya perhatian dari lembaga penelitian nasional utama pada
negara berpenghasilan menengah kebawah. Negara maju mendapat
perhatian yang besar dari lembaga penelitian nasional setempat sehingga
semakin besar kemungkinan bahwa produk-produk baru akan
dikembangkan.
What is VVM and how does it work?. (n.d.). 1st ed. [ebook] Available at:
http://www.who.int/immunization_standards/vaccine_quality/What%20is
%20VVM%20and%20how%20does%20it%20work.pdf [Accessed 23 Apr.
2016].