Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PEMBAHAN

KESEHATAN GLOBAL
TENTANG
SAINS, TEKNOLOGI, DAN KESEHATAN GLOBAL

OLEH :
KELOMPOK 5

1. Jamza Farhan Raj 1910070120007


2. Mutia Febrina 1910070120015
3. Reza Fahlevi 1910070120022

DOSEN :
Erni Maywita, SKM, M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG
TAHUN 2021
1. Kebutuhan akan Produk Kesehatan Baru

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan


karakteristik diagnosa, obat, vaksin, serta alat kesehatan yang paling efektif dan
efisien untuk memecahkan masalah kesehatan di negara berpenghasilan menengah
dan rendah. Pertama, perlu diingat bahwa target yang paling utama adalah orang
miskin. Masyarakat seperti ini menyiapkan sangat sedikit dana untuk kesehatan,
oleh karena itu sangat penting untuk diperhatikan. Kedua, banyak dari pelayanan
kesehatan memiliki kualitas rendah dan harus ditingkatkan. Ketiga, banyak sistem
kesehatan negara berpenghasilan menengah dan rendah yang tidak terorganisir
dengan baik sehingga logistiknya pun berantakan.Transportasi dan penyimpanan
materi-materi kesehatan tersebut juga lemah dan terbatas (Skolnik, 2012).
Berdasarkan pertimbangan tersebut, telah ditentukan karakteristik ideal
dari diagnosa, vaksin, obat-obatan, dan alat pengantar.

No Jenis produk alat Karakteristik


kesehatan
1 Diagnosa harga terjangkau
spesifik dan sensitif
menyediakan hasil yang cepat dan mudah
dipahami
mudah disimpan dan didistribusikan
tahan panas
2 Vaksin harga terjangkau
aman dan efektif
membutuhkan dosis tertentu
menyediakan imunitas yang baik
mudah disimpan dan didistribusikan
tahan panas
3 Obat-obatan harga terjangkau
aman dan efektif
tidak mudah membuat resistensi pada patogen
membutuhkan dosis kecil pada waktu tertentu
mudah disimpan dan didistribusikan
tahan panas
4 Alat pengantar harga terjangkau
aman dan efektif
tidak infasif
mudah disimpan dan didistribusikan
tahan panas

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa berbagai jenis tes diagnostic
harus spesifik, sensitif, mudah digunakan, dan tidak infasif. Tes ini harus dapat
mudah dilakukan oleh kebanyakan orang (bahkan yang belum terlatih dengan
baik) dan hasilnya juga mudah dipahami. Harus pula mudah didistribusikan, stabil
jika terkena panas, tidak mahal, dan tidak membutuhkan suhu yang terlalu rendah.
Obat-obatan yang baik juga memiliki syarat yang kurang lebih sama. Hal
yang terpenting adalah obat-obatan yang diberikan tidak membuat resistensi pada
patogen sehingga walau mengonsumsi obat pun seseorang tidak dapat sembuh.
Jumlah pil yang dikonsumsi juga tidak boleh terlalu banyak dan tidak perlu
dikonsumsi dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Vaksin sebagai pencegah terjadinya suatu penyakit pada seseorang juga
harus aman, efektif, dan murah. Cirinya juga kurang lebih sama dengan tes
diagnostic, yaitu mudah didistribusikan, stabil saat diberi panas, dan tidak
membutuhkan suhu rendah. Vaksin yang merupakan kombinasi dari berbagai
antigen harus mampu menciptakan suatu imunitas, terutama bagi bayi-bayi baru
lahir yang rentan mortalitas.
Pada pelaksanaannya, karakteristik ideal ini belum tercapai. Sebut saja
seorang anak yang bila ingin mendapat imunisasi/vaksin lengkap seringkali harus
melewati berbagai tahap di sistem kesehatan.Berbagai vaksin juga membuat
patogen resisten terhadapnya walaupun pada awalnya berhasil mencegah
penyakit, misalnya vaksin TB untuk memberantas penyakit tuberkolosis. Contoh
lain adalah terapi kombinasi yang berdasar artemisinin, cukup berhasil untuk
mengurangi malaria, namun banyak nyamuk yang juga menjadi resisten
terhadapnya. Harganya pun cukup mahal dan belum ditemukan vaksin malaria.
Contoh terakhir adalah obat-obatan HIV yang memang dapat mencegah dan
mengontrol virus, namun tidak dapat menyembuhkannya.Masih banyak orang
yang menjadi korban dari virus ini.Berdasarkan kenyataan inilah, dikatakan
bahwa dunia secara global masih membutuhkan berbagai alat kesehatan yang
lebih baik.

2. Potensi Ilmu dan Teknologi


Millenium Development Goals (MDGs) telah menjadi standar
internasional hingga tahun 2015 yang lalu dalam menetapkan haluan
pembangunan dunia. Pembangunan tersebut mempengaruhi dua faktor yang
penting, yakni meningkatnya peran dari ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
memecahkan permasalahan manusia serta merebaknya penyakit menular.
Semenjak ditetapkannya MDGs, riset yang berkaitan dengan biomedik menjadi
sebuah isu yang dianggap penting dan didalami oleh komunitas global. MDGs
pun akhirnya berkembang menjadi SDGs, dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi masih mendapatkan sorotan utama bahkan dalam masalah
kesehatan. Dalam butir ketiga dari SDGs yang mencakup aspek kesehatan, dalam
poin 3.b dijabarkan pentingnya Terdapat banyak lingkup dari ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dapat dikaitkan dengan kesehatan global, salah satunya adalah
mengenai genom atau genetika.
Dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
ilmuwan mulai dapat mengurutkan genom patogen dan lebih memahami
penyebab timbulnya suatu penyakit, resisteni patogen, dan juga obat-obatan yang
dapat digunakan untuk mengobati penyakit. Selain mengurutkan genom, teknologi
yang berkembang juga mulai memungkinkan manusia untuk merekayasa genetika.
Ilmuwan sekarang sedang berusaha merancang suatu sistem dimana
memungkinkan nyamuk untuk tidak dapat membawa virus seperti malaria atau
dengue lagi di dalam tubuh mereka. Tidak hanya itu, ilmuwan juga memanfaatkan
teknologi dalam diagnosis molekuler, vaksin rekombinan, pengangkutan vaksin
dan obat-obatan, bioremedasi, bioinformatika, modifikasi tanaman, protein
rekombinan, dan lainnya.
Peningkatan teknologi informasi, bahan kimia, dan juga robotik dapat
membantu perkembangan produksi obat, vaksin, dan juga pemberantasan patogen.
Salah satu contoh nyata dari penerapan teknologi adalah penerapan teknologi
rekombinasi DNA dalam mengurangi harga vaksin hepatitis B yang semula 8
dollar menjadi 5 sen. Penurunan sedemikian rupa adalah hasil dari efektifitas dan
efisiensi penerapan teknologi yang semakin memudahkan manusia dalam bidang
kesehatan. Tidak hanya pada manusia ataupun hewan, ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dapat digunakan untuk memodifikasi genetik dari tumbuhan.
Meskipun modifikasi sedemikian rupa mengalami banyak tentangan karena
ditakutkan akan menyebabkan permasalahan kesehatan yang bersumber dari
lingkungan, ilmuwan percaya bahwa manfaat yang dibawa oleh modifikasi
tersebut akan lebih banyak dibanding kekurangannya. Dengan penggunaan yang
benar, ilmuwan dapat meningkatkan kadar nutrisi dalam tanaman, seperti vitamin
A, dan juga membuat tanaman tersebut resisten dari penyakit yang mungkin
diidapnya. Selain itu, tanaman juga dapat dirancang sedemikian rupa agar menjadi
semacam vaksin yang siap dimakan langsung, seperti vaksin untuk hepatitis B.
Peneliti dan ilmuwan kini memiliki kesadaran yang lebih tinggi dalam
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Dalam 5 hingga
10 tahun kedepan, peneliti berharap teknologi dapat dikembangkan untuk
meningkatkan derajat kesehatan, terjangkau oleh negara berkembang,
menyediakan solusi dari masalah kesehatan yang mendesak, memperluas
khazanah ilmu pengetahuan, dan juga memiliki efek tidak langsung yang penting
dan signifikan. Menurut ilmuwan, prioritas penggunaan bioteknologi sendiri
adalah mengembangkan sistem diagnosis baru, vaksin, dan juga obat-obatan.
Selain itu, pemberdayaan lingkungan termasuk air dan sanitasi, dan juga
keamanan wanita dari penyakit seksual menular juga menjadi prioritas ilmuwan
dalam penerapan bioteknologi.
Pada tahun 2003, diluncurkan sebuah skema dana untuk mendanai
penelitian yang berhubungan dengan kesehatan. Skema tersebut dinamakan The
Grand Challenges dan diluncurkan oleh The Bill and Melinda Gates Foundation
dengan CIHR, NIH, dan Wellcome trust. 7 tujuan dari program ini antara lain
adalah :

1. Meningkatkan vaksin
a. Menciptakan vaksin yang efekstif dengan dosis single yang dapat
digunakan segera setelah lahir
b. Menyiapkan vaksin yang tidak perlu diretrigerasi
c. Mengembangkan needle-free delivery system.
2. Menciptakan vaksin baru
a. Menemukan test yang tepat untuk menguji kelemahan vaksin
b. Memecahkan bagaimana merncang antigen untuk imunitas yang
efektif dan protektif
c. Mempelajari imunitas mana yang dapat menyediakan imunitas
yang protektif.
3. Mengontrol vektor serangga
a. Mengembangkan strategi genetik dan kimia untuk menghabiskan
penyakit yang ditransmisikan oleh serangga
4. Meningkatkan nutrisi
5. Membatasi resistensi obat
a. Menemukan obat dan sistem pengiriman yang meminimalisir
kemungkinan resitensi obat mikoorganisme.
6. Menyembuhkan infeksi
a. Menciptakan terapi yang dapat menyembuhkan infeksi
tersembunyi
b. Membuat metode imun yang dapat menyembuhkan infeksi kronis
7. Mengukur status kesehatan
a. Mengembangkan teknologi kuantitatif untuk menilai status
kesehatan populasi
b. Mengembangkan teknologi yang memungkinkan penilaian
multiple kondisi dan patogen.
Hingga tahun 2008, sudah lebih dari 500 juta dollar dikeluarkan untuk
mendanai ide-ide penelitian untuk menghilangkan beban kesehatan di negara
berpendapatan rendah dan menengah di dunia. Sejumlah proyek tersebut ada yang
berupa peningkatan vaksin, dan juga rekayasa genetik untuk meningkatkan kadar
vitamin dan zat besi dalam buah-buahan.
3. Kendala dalam Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk
Masalah Kesehatan Global
Dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masalah
kesehatan global, ada beberapa kendala yang harus dihadapi, diantaranya:
1. Banyaknya penelitian dan pengembangan diagnosis baru, vaksin, obat-
obatan dan sarana pengiriman dilakukan oleh sektor yang berfokuskan
pada penghasilan/pendapatan.Perusahaan-perusahaan melihat pasar untuk
barang-barang mereka di negara berpenghasilan menengah kebawah
sebagai sesuatu yang kecil. Mereka meragukan kemampuan masyarakat
dan pemerintah negara berpenghasilan menengah kebawah untuk
menbayar produk mereka. Perusahaan-perusahaan menganggap mereka
tidak mampu membayarnya.
2. Biaya untuk melakukan riset dan pengembangan produk baru sangat
tinggi. Biaya untuk membawa obat baru dari penelitian ke pasaran
diperkirakan mencapai $800 juta. Biasanya perusahaan mencari untung
dari kegiatan ini. Perusahaan-perusahaan menggunakan modal mereka
untuk mengembangkannya (memperoleh keuntungan) di negara-negara
maju daripada di negara berkembang. Hal ini dilakukan karena
perusahaan-perusahaan tersebut yakin bahwa negara berkembang tidak
dapat mengembangkan modal mereka.
3. Pasar vaksin memiliki beberapa kendala/hambatan untuk masuk ke
beberapa negara. Hal ini terkait dengan kendala sebelumnya yaitu
masalah biaya. Selain itu masalah lainnya adalah peraturan pemerintah
yang mengurangi prospek bahwa perusahaan dapat mengambil keuntungan
yang cukup dari vaksin yang dijual di pasaran..disamping itu, jumlah
perusahaan yang bergerak dalam produksi vaksin diseluruh dunia sedikit
dan produksi terbatas. Mengembangkan vaksin di negara berpenghasilan
menengah kebawah lebih rumit dan perbedaan tingkatan antara negara
berpenghasilan menengah kebawah dengan negara berpenghasilan tinggi.
Perusahaan farmasi umumnya bisa mendapat keuntungan yang lebih tinggi
dalam pengembangan obat daripada pengembangan vaksin.
4. Kurangnya perhatian dari lembaga penelitian nasional utama pada
negara berpenghasilan menengah kebawah. Negara maju mendapat
perhatian yang besar dari lembaga penelitian nasional setempat sehingga
semakin besar kemungkinan bahwa produk-produk baru akan
dikembangkan.

4. Meningkatkan Pengembangan Produk Baru

Seperti yang tercermin di bagian sebelumnya bahwa di negara-negara


dengan pendapatan menengah ke bawah masih belum dapat menyeimbangkan
antara pengembangan teknologi dengan pemenuhan kebutuhan di pasar. Hal
tersebut dikarenakan pemerintah bergantung kepada pihak swasta dalam
mengurangi permasalahan tersebut. Namun di lain sisi, pihak swasta yang pada
umumnya mencari profit beranggapan bahwa dalam hal membuat suatu produk
yang mahal untuk pengembangan terlalu berisiko ditambah lagi jika tidak ada
jaminan akan ada pengembalian yang memadai dalam investasi. Oleh karena itu,
dibutuhkan langkah yang dapat mendorong penelitian dan pengembangan yang
berfokus pada kebutuhan negara-negara berpendapatan menengah ke bawah yang
di antaranya adalah push mechanisms dan pull mechanisms.
Push mechanisms merupakan mekanisme yang mendorong pengembangan
produk dengan cara memberikan bantuan dalam upaya pengurangan risiko dan
biaya dari investasi. Mekanisme ini terbukti dapat menurunkan risiko dan
mendorong investasi dalam pengembangan produk, namun terdapat beberapa
kekurangan dalam mekanisme ini. Kekurangan tersebut di antaranya adalah tidak
ada jaminan terciptanya suatu produk, pun apabila suatu produk dikembangkan
tidak menjamin bahwa produk tersebut adalah produk terbaik, lebih jauh lagi uang
yang telah dihabiskan dalam push mechanisms akan hilang baik suatu produk
berhasil dikembangkan maupun tidak. Namun meskipun demikian, hal tersebut
dapat diminimalisir dengan diperkuat oleh suatu regulasi. Semakin efisien dan
efektif suatu regulasi maka hal tersebut akan menekan biaya yang dikeluarkan dan
kemudian mendorong pihak-pihak terkait untuk melakukan pengembangan.
Conothnya, ketika pemerintah menjamin persetujuan obat generik AIDS akan
dipercepat, hal tersebut telah terbukti mendorong pengembangan obat tersebut.
Pull mechanisms merupakan mekanisme yang dimaksudkan untuk
membantu meyakinkan pengembalian di saat suatu produk telah benar-benar
diproduksi. Jika push mechanisms diibaratkan menjemput bola, lain halnya
dengan pull mechanisms yang cenderung menunggu bola. Dalam hal ini,
pemerintah memiliki keuntungan dikarenakan pemerintah hanya menyediakan
uang pada saat produk yang diinginkan telah dikembangkan. Namun, tentu saja
hal tersebut tercapai setelah pemerintah dan pihak swasta menyetujui lebih dulu
mengenai bagaimana mekanisme pengaturan dari produk yang akan
dikembangkan. Dalam pull mechanisms dikenal tiered pricing yang merupakan
rencana dimana suatu perusahaan menetapkan harga yang berbeda di pasar yang
berbeda pula sehingga perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan dari
pasar berpendapatan tinggi untuk menutupi fakta bahwa produk tersebut tidak
akan menghasilkan profit di pasar berpendapatan rendah dan menengah sehingga
nantinya profit dari satu pasar dapat di subsidi silang.
Berikut beberapa poin penting dalam push mechanisms dan pull
mechanisms:

Push Mechanisms Pull Mechanisms


Meningkatkan penggunaan vaksin
Pembiayaan langsung: pemerintah
yang telah ada: menggunakan dana
membiayai aktivitas penelitian yang
public untuk meningkatkan penggunaan
dibutuhkan untuk pengembangan
vaksin yang sudah tidak cukup untuk
produk
digunakan
Melakukan atau memfasilitasi
percobaan klinis: pemerintah
memfasilitasi agar memudahkan Hadiah: memberikan hadiah berupa
pelaksanaan uji klinis terhadap suatu uang kepada perusahaan yang
produk dan membantu menyelesaikan mengembangkan produk yang diiginkan
masalah terkait isu etis saat dilakukan
percobaan
Kredit pajak untuk penelitian dan Pemindahtanganan paten: sebagai
pengembangan: pemerintah dapat ganti atas pengembangan produk yang
menurunkan biaya perusahaan dalam diinginkan, perusahaan tersebut
penelitian dan pengembangan dengan diberikan hak untuk memperpanjang
memberikan mereka kredit atas pajak paten atas produk mereka yang lain atau
mereka untuk investasi tertentu paten mereka di pasaran di negara
berpendapatan tinggi.
Co-payment: pemerintah memberikan
pembayaran kepada perusahaan tersebut
untuk setiap produk yang terjual
Jaminan pasar: sektor public menjamin
akan membeli produk tersebut jika
sudah diproduksi
Kredit pajak dan penjualan vaksin:
pemerintah menawarkan kredit pajak
untuk setiap produk yang terjual

5. Kebijakan dan Program Jangka Pendek

Untuk menunjang perkembangan sains dan teknologi dalam bidang


kesehatan, tentunya dibutuhkan suatu program dan kebijakan agar kegunaan
produk-produk baru hasil dari perkembangan saintek, seperti vaksin dan obat-
obatan, dapat digunakan secara efektif, efisien dan menyeluruh. Selain itu,
program dan kebijakan dalam bidang ini juga bertujuan untuk menjaga kualitas
produk sehingga menjamin kesehatan masyarakat yang menggunakannya serta
memberi kemudahan pada masyarakat untuk tetap sehat dalam jangka waktu
yang panjang.
Secara global, ada empat program maupun kebijakan yang digunakan
dalam rangka menunjang perkembangan sains dan teknologi di dunia. Program
dan kebijakan tersebut terdiri dari Vaccine Vial Monitors yang merupakan suatu
label untuk menngidentifikasi kualitas vaksin, The Aeras Global TB Vaccine
Foundation ynag merupakan suatu organisasi non-profit dalam bidang biotek
khususnya dalam pengembangan vaksin TB, kemudian terdapat dua kebijakan
yang mengatur mekanisme penjualan dan ketersediaan produk-produk saintek
baru yaitu Advances Market Commitment (AMC) dan International Finance
Fasility for Immunisation (IFFIm).
1) Vaccine Vial Monitors
Vaccine Vial Monitors merupakan suatu program pemantauan
kualitas suatu vaksin ketika dikirimkan ke tempat yang jauh dan adlam
waktu yang lama. Awalnya, WHO bekerjasama dengan beberapa yang
pada kesehatan global bernama PATH dan beberapa perusahaan
pengembangan teknologi, mencari suatu inovasi untuk mengetahui
bagaimana cara mengetahui kualitas suatu vaksin yang baru dikirim dari
tempat yang jauh dan disimpan dalam suhu yang tinggi. Seperti yang kita
ketahui, vaksin dapat rusak dan menurun kualitasnya apabila berada pada
suhu yang tinggi atau ketika terjadi perubahan suhu sekecil apapun. Saat
vaksin dikirimkan ke tempat yang jauh, kemungkinan vaksin untuk rusak
sangat besar, hal tersebut dikarenakan tidak terdapat mekanisme
penyimpanan khusus bagi vaksin ketika dikirim ke daerah yang jauh,
sehingga vaksin tersebut dapat menjadi sensitif terhadap perubahan suhu
disekitarnya.
Pada akhirnya, ditemukanlah cara untuk mengetahui kualitas suatu
vaksin yang baru datang dari tempat yang jauh, yaitu dengan cara Vaccine
Vial Monitor (VVM).Bentuk dari VVM berupa suatu label berbentuk
lingkaran dengan persegi kecil di tengahnya. VVM akan diletakkan diluar
tabung vaksin. Label ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan suhu
disekitar vaksin. Perubahan suhu dan waktu pengiriman vaksin akan
menyebabkan warna pada persegi menjadi lebih gelap. Ketika suhu
disekitar vaksin rendah maka warna di dalam persegi hanya berubah
sedikit dan lambat, apabila suhu disekitar vaksin tinggi maka warna pada
persegi akan berubah menjadi lebih gelap secara cepat dan menandakan
bahwa kualitas vaksin sudah tidak baik dan tidak layak untuk digunakan.
Dengan adanya VVM ini, para tenaga kesehatan dapat mengetahui
bagaimana keadaan dan kualitas suatu vaksin yang diterimanya, sehingga
nantinya program imunisasi akan lebih efektif selain itu juga dapat
berpengaruh besar pada kesehatan manusia. Saat ini, organisasi-organisai
yang berperan dalam pengembangan VVM adalah WHO, PATH, USAID,
GAVI (Global Alliance Vaccines and Immunisation), UNICEF, dan CDC.
2) Aeras Global TB Vaccine Foundation
Aeras merupakan suatu organisasi independent, non-profit yang
berkerja sebagai Product Development Partnership (PDP) bersama para
peneliti, institusi akademik, industri, foundation, dan pemerintah untuk
mempercepat perkembangan dan distribusi vaksin yang bertujuan unutk
mengeliminasi Tuberkulosis (TB).
TB merupakan salah satu penyakit infeksi yang tingkat
mortalitasnya tinggi, baik secara global maupun nasional. Dengan keadaan
ekonomi dan sosial yang kurang baik, infeksi TB akan terus berkembang
terutama pada daerah dengan pendapatan rendah sehinngga dibutuhkan
banyak vaksin TB baru dengan kualitas yang baik. Berdasarkan hal
tersebut, terbentuklah AERAS memeliki fungsi untuk menilai dan
menyeleksi vaksin TB baru, merasionalisasikan perkembangan dan
pembuatan vaksin TB, dan menguatkan vaksin TB yang sudah ada
sebelumnya. AERAS bertujuan untuk memastikan masyarakat yang
membutuhkan vaksin TB dapat mengakses vaksinnya dengan mudah dan
terjangkau.
Saat ini AERAS sedang membuat enam vaksin TB baru yang
direncanakan untuk lima tahun ke depan. Selain itu, AERAS juga sedang
melakukan beberapa penelitian mengenai vaksin untuk eliminasi penyakit
TB dan ingin mencapai target Millenium Development Goals (MDGs).
Tantangan terbesar dari AERAS sendiri adalah pada pendanaannya, karena
pada dasarnya melakukan penelitian dan pembuatan vaksin membutuhkan
waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu, AERAS memiliki misi untuk
berkolaborasi dengan stakeholders lain untuk menunjang keberlangsungan
penelitiannya mengenai vaksin TB sehingga mereka dapat terus
mengurangi penyakit TB di dunia. Saat ini AERAS mendapatkan dana
dari yayasan Bill dan Melinda Gates serta pemerintah dari negara-negara
maju seperti UK, US, dan Belanda.
3) Advance Market Commitments
Tidak sedikit industri farmasi atau biotek yang tidak dapat lagi
melanjutkan penelitiannya dengan alasan kekurangan dana, karena pada
dasarnya proses pembuatan vaksin yang tidak mudah dan lama
membutuhkan dana yang sangat besar. Hal tersebut yang menyebabkan
harga vaksin menjadi mahal dan hal itu berdampak pula pada beberapa
negara berkembang yang kesulitan untuk membeli vaksin karena harganya
yang mahal.Hal-hal yang disebutkan sebelumnya yang endasari
dibentuknya Advance Market Commitments (AMC).
Advance Market Commitments merupakan suatu perjanjian yang
mengikat dan legal untuk menetapkan mekanisme pendanaan pembuatan
dan pembelian vaksin bagi perusahaan-perusahaan yang bekerja dalam
pembuatan vaksin. AMC bertujuan untuk menciptakan investasi bagi
perusahaan farmasi dalam pengembangan dan pembuatan vaksin agar
nantinya vaksin tersebut dapat dibeli dengan harga terjangkau oleh negara-
negara berpendapatan rendah. Selain itu, AMC juga bertujuan
mempercepat perkembangan dan keberadaan vaksin-vaksin baru yang
dapat terjangkau harganya oleh negara berkembang.
Mekanisme dari AMC adalah dengan menetapkan harga pasti
untuk penjualan vaksin yang ditujukan bagi para pendonor, dan telah para
pendonr telah diberitahu bahwa vaksin tersebut nantinya akan dijual pada
negara berkembang dengan harga yang terjangkau. Para pendonor sudah
didukung oleh National Financial Commitments dan telah dianggap
melengkapi dana publik yang ada untuk penelitian. AMC dibawahi oleh
beberapa donatur dan organisasi besar seperti GAVI, World Bank, WHO,
dan UNICEF.
4) International Finance Facility for Immunisation (IFFm)
IFFm merupakan salah satu inisiatif yang dilakukan oleh GAVI
pada tahun 2006 untuk pendanaan jangka panjang, yaitu kurang lebih
selama 20 tahun, bagi program imunisasi yang dilaksanakan oleh
organisasi tersebut. Awalnya IFFm ini diadakan sebagai bentuk amal
pemmerintah UK. Dalam IFFm sudah ditetapkan para pendonor, dari
pemerintahan suatu negara, yang akan menberikan uangnya dalam jangka
waktu yang lama. Negara-negara maju seperi UK, Perancis, Australia,
Spanyol, Itali, Afrika, Norwegia, Afrika Selatan, dan Brazil merupakan
pendonor tetap bagi IFFm. Dana ini nantinya akan digunakan unuk
kepentingan kesehatan masyarakat secara global dengan memberikan
vaksin dengan harga yang terjangkau bagi negara-negara berkembang dan
juga menunjang kegiatan imunisasi di berbagai negara. Tujuan dari IFFm
ini adalah mengurangi jumlah kematian dan kesakitan anak di bawah 5
tahun yang penyebabnya dapat dicegah oleh vaksin khususnya di negara
berkembang dan juga memunngkinkan negara berkembang dapat
melakukan kegiiatan imunisasi secara efektif dan dalam jangka waktu
yang lama.

6. Contoh Penggunaan Sains dan Teknologi dalam Kesehatan Global

Ischaemic Heart Disease merupakan penyakit yang menjadi penyebab


pertama kematian di Negara berpendapatan sedang-rendah dan Negara
berpendapatan tinggi. Sedangkan di Negara berpendapatan rendah Ischaemic
Heart Disease merupakan penyebab kematian ke lima. Pada Negara
berpendapatan sedang-tinggi Ischaemic Heart Disease menjadi penyebab
kematian kedua.Oleh karena itu, Ischaemic Heart Disease dikategorikan sebagai
salah satu masalah kesehatan global.
Sains dan teknologi merupakan bagian penting dalam progress social dan
ekonomi Negara berkembang, contohnya dalam bidang kesehatan adalah riset
ilmiah yang bertujuan untuk perkembangan dan perkenalan terapi rehidrasi oral
sebagai usaha internasional untuk mengontrik penyakit diare.Penelitian juga
menyatakan bahwa pemberian dua senvitamin A seetiap enam bulan dapat
mengurangi sepertiga mortalitas anak di berbagai Negara.
Saat ini seiring dengan berkembangnya sains dan teknologi, pengobatan
ilmiah pun berevolusi, contohnya pada kardiologi modern terutama dalam bidang
fisiologi dan patologi jantung dan sirkulasi. Adanya perkembangan teknologi
membuat kita dapat melihat aktivitas listrik menggunakan elektrokaridografi,
mampu memasukkan pipa ke dalam kedua sisi jantung, pengembangan
ekokardiografi, dan pengembangan memvisualisasikan jantung dengan tomografi
aksial komputer, resonansi magnetik nuklir, dan pemindaian isotop.
Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi ini menyebabkan adanya
pemahaman yang lebih baik mengenai fisiologi gagal jantung dan efek dari
penyakit arteri koroner serta telah merevolusi manajemen penyakit jantung
bawaan.Kemajuan ini juga didukung oleh pengembangan obat yang efektif untuk
penyakit jantung, termasuk diuretik, beta-blocker, berbagai agen antihipertensi,
calcium channel blockers, dan antikoagulan.
WHO mengestimasi bahwa setiap tahun vaksinasi dapat menyelamatkan
hidup tiga juta anak di seluruh dunia, dua juta anak lainnya meninggal karena
mereka tidak dapat akses untuk mendapatkan vaksin tersebut.Vaksinasi memiliki
peran penting dalam pengurangan angka mortalitas.100 tahun yang lalu penyakit
menular merupakan penyebab pertama mortalitas bahkan di Negara maju. Vaksin
telah menjadi kontribusi vital dalam perkembangan kesehatan nasional dan
internasional selama abad 20.Sedikitnya ada 22 vaksin baru yang tercipta
semenjak akhir perang dunia kedua.Saat ini, vaksinasi dapat mencegah 26
penyakit menular. Bahkan eradikasi penyakit cacar dan poliomyelitis tidak akan
pernah terjadi tanpa penelitian mengenai vaksin. Akibat adanya vaksin 3 juta
kematian dunia dapat dicegah setiap tahunnya dan 750 ribu anak di dunia
terselamatkan dari cacat setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA

DFID. DFID - Research for Development > AERAS Global TB Vaccine


Foundation (AERAS). [online] Available at:
http://r4d.dfid.gov.uk/Project/60702/ [Accessed 23 Apr. 2016].

Iffim.org. (n.d.). Overview - ABOUT IFFIm - International Finance Facility


for Immunisation. [online] Available at: http://www.iffim.org/about/overview/
[Accessed 24 Apr. 2016].

Nguyen, T. (2016). ROLE OF SCIENCE AND TECHNOLOGY IN VACCINE


DEVELOPMENT FOR INFECTION DISEASE PREVENTION AND
CONTROL IN VIETNAM. 1st ed. [ebook] Hanoi, Vietnam. Available at:
http://www.scj.go.jp/en/sca/activities/conferences/conf_5_programs/pdf/5thas
2van.pdf [Accessed 25 Apr. 2016].
Skolnik, R., 2012. Global Health 101, Second Edition. Washington D.C.:
Jones & Bartlett Publishers
The Fundamental Role of Science and Technology in International
Development. (2006). [online] Available at:
http://www.nap.edu/read/11583/chapter/2#7 [Accessed 24 Apr. 2016]
Weatherall, D., Greenwood, B., Chee, H. and Wasi, P. (2006). Science and
Technology for Disease Control: Past, Present, and Future. World Bank.
[online] Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11740/
[Accessed 24 Apr. 2016].

What is VVM and how does it work?. (n.d.). 1st ed. [ebook] Available at:
http://www.who.int/immunization_standards/vaccine_quality/What%20is
%20VVM%20and%20how%20does%20it%20work.pdf [Accessed 23 Apr.
2016].

Who.int. (n.d.). WHO | Advanced Market Commitments for vaccines. [online]


Available at: http://www.who.int/immunization/newsroom/amcs/en/
[Accessed 24 Apr. 2016].

Anda mungkin juga menyukai