Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA II

PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI

DISUSUN OLEH :

YOSSY PRASTICA

18.0.P.223

STIKES MITRA HUSADA KARANGANYAR

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. Masalah Utama
GPS : Halusinasi
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra
tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi
melalui panca indera tanpa stimulas ekstren : presepsi palsu. ( Prabowo , 2014 :129)

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi , merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penciuman. Klien merasakan stimulus yang sebenarnya
tidak ada. ( Damalyanti ,2012 : 53)

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan


rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang
yang berbicara. ( Direja, 2011)

2. Rentang Respon Halusinasi 

Adaptif                                                                                  Maladaptif

           Pikiran logis                     Distorsi pikiran                    Gangguanpikir/delusi

           Persepsi kuat                    Ilusi                                       Halusinasi

           Emosi konsistendengan   Reaksi emosi berlebihan       Sulit berespon

           Pengalaman                      atau kurang                         Perilaku disorganisasi

           Perilaku sesuai                 Perilaku aneh/tidak biasa        Isolasi sosial


           Berhubungan sosial          Menarik diri

Halusinasi merupakan salah satu mal adaptif individu berada dalam rentang
respon neurobiology. Jadi merupakan persepsi paling adaptif jika klien sehat,
persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera. Klien dengan halusinasi
mempersepsikan suatu stimulus itu tidak ada, di antara kedua respon tersebut adalah
respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah
mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Klien
mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap stimulus pancaindera
tidak akurat sesuai stimulus yang diterima.

3. Jenis halusinasi
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang
klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar
perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat
membahayakan.
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara manusia, hewan atau mesin,
barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya
rangsang apapun (Maramis, 2005).
Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari
suara sederhana sampai suara yang berbicara mengenai klien sehingga klien
berespon terhadap suara atau bunyi tersebut (Stuart, 2007).
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris, gambar
kartun, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias yang
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
c. Penciuman
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibat stroke,
tumor, kejang, atau dimensia.
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
4. Tanda dan gejala
Perilaku pasien yang berkaitan dengan halusinasi adalah sebagai berikut :
a. Bicara, senyum dan ketawa sendiri
b. Menggerakkan bibir tanpa suara, penggerakan mata cepat dan respon verba
lambat.
c. Menarik diri dari orang lain dan berusaha menghindari diri dari orang lain.
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata.
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah.
f. Perhatian dengan lingkungan yang kurang atau hanya beberapa detikdan
berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g. Curiga, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungan ) dan takut.
h. Sulit berhubungan dengan orang lain.
i. Tida mampu mengikuti perintah.
( Prabowo,2014 )
5. Penyebab
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh
penelitian-penelitian yang berikut:
a. Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang
lebih luas dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal,
temporal dan limbik berhubungan dengan perilaku psikotik.
b. Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang
berlebihan dan masalah-masalah pada system reseptor dopamin
dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
c. Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi
otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan pelebaran lateral
ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil
(cerebellum). Temuan kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh
otopsi (post-mortem).
2. Psikologis

Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan


kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.

3. Sosial Budaya

Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti:


kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi disertai stress.

6. Akibat
Akibat dari halusinasi adalah resiko mencederai diri , orang lain dan
lingkungan. Ini diakibatkan karena pasien berada dibawah halusinasinya yang
meminta dia untuk melakukan suat hal diluar kesadarannya. ( Prabowo, 2014)
C. Mekanisme Koping
1. Regresi: menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
2. Proyeksi: menjelaskan prubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain.
3. Menarik diri: sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
(Stuart, 2007).
D. Pohon Masalah

Isolasi social : menarik diri (Akibat)

Perubahan sensori perseptual: halusinasi (Masalah Utama)

 
Harga diri rendah (Penyebab)

E. Masalah dan Data Yang Perlu Dikaji


1. Perubahan sensori perseptual : halusinasi.
 Data Subjektif:
a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata.
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
d. Klien merasa makan sesuatu.
e. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
f. Klien takut pada suara/ bunyi/ gambar yang dilihat dan didengar.
g. Klien ingin memukul/ melempar barang-barang.
 Data Objektif:
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d. Disorientasi.
2. Harga diri rendah
 Data Subjektif
a. Klien mengatakan benci/kesal pada seseorang
b. Klien suka membentak dan menyerang orang lain yang mengusiknya jika
sedang kesal/marah
c. Riwayat PK / gangguan jiwa lainnya
 Data Objektif
a. Mata merah dan wajah agak marah
b. Nada suara tinggi dan keras , bicara menguasai : teriak, menjerit, memukul
diri sendiri/orang lain.
c. Merusan dan melempar barang
3. Isolasi Sosial : Menarik Diri
 Data Subjektif
a. Salam didapat jika klien menolak komunikasi , kadang hanya dijawab dengan
singkat “tidak/iya”
 Data Objektif
a. Apatis, ekspresi sedih , afek tumpul, menyendiri/menghindari orang lain,
berdiam diri dikamar, komunikasi kurang/diam, kontak mata kurang, menolak
berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi tidur seperti
janin ( menekur).

4. Dagnosa Keperawatan
a. Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
b. Isolasi Sosial : Menarik Diri
c. Risiko Mencederai diri.
F. Fokus intervensi

PERENCANAAN

N DX KEP TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


O

1. Resiko a. Perilaku
mencederai diri mencederai diri
dan orang lain dan orang lain
b.d perubahan tidak terjadi.
persepsi b. Klien dapat a. Beri salam dan panggil
a. Klien mau
sensori : membina nama klien
membalas salam
Halusinasi hubungan saling b. Sebutkan nama perawat
dan berjabat tangan
percaya sambal berjabat tangan
seta menyebtkan
c. Jelaskanmaksud
nama dan mau
melaksanakan interaksi.
tersenyum.
d. Jelaskan kontrak yang
dibuat.
e. Beri rasa aman dan rasa
empati.
f. lakukan kontak sering dan
beri perhatian

a. Klien dapat b. Klien dapat waktu, a. Adakan kontrak sering dan


mengenal isi, frekuensi singkat secara bertahap
halusinasinya timbulnya b. Observasi tingkah laku
halusinasi klien terkain dengan
c. Klien dapat halusinasinya
mengungkapkan c. Bantu klien mengenal
perasaan halusinya
d. Diskusikan apa yang
dirasakan klien jika terjadi
halusinasi dan beri
kesempatan
mengungkapkan

a. Klien dapat b. Klien dapat a. Identifikasi Bersama klien


mengontrol menyebutkan cara tindakan yg dilakukan
halusinya tindakan yang biasa jika terjadi halusinasi
dilakukan saat (tidur,marah,dll)
mengatasi b. Diskusikancara untuk
halusinasi mengontrol halusinasi
c. Klien dapat dengan mengatakan “ pergi
melaksanakan cara sana suara’palsu, aku tidak
yang telah di mendengarkanmu” (pada
pilih”/mengatasinya saat halusinasi terjadi.
. c. Beri kesempatan klien
untuk melakukan cara yang
telah dilatih evaluasi dan
beri pujian.
d. Anjurkan klien mengikuti
TAK,orientasi realita,
stimulasi persepsi

a. Klien dapat b. Keluarga dapat c. Ajarkan pasien untuk


dukungan dari membina hubungan memberitahu keluarga jika
keluarga dalam saling percaya. mengalami halusinasi.
mengontrol c. Keluarga dapat d. Diskusikan pada saat
halusinasinya. menyebutkan berkunjung tentang gejala
pengertian tanda & halusinasi, cara yang dapat
tindakan untuk dilakukan untuk mengontrol
mengendalikan halusinasi.
halusinasinya. e. Diskusikan dengan keluarga
cara merawat klien
dirumah, beri kegiatan,
jangan biarkan sendiri ,
makan dan pergi Bersama.
f. Beri infomasi waktu, follow
up, ataukapan ,
perlumendapat bantuan :
halusinasi tidak terkontrol,
resiko mencederai orang
lain.

a. Klien dapat b. Klien dan keluarga a. Diskusikan dengan klien


memanfaatkan dapat menyebutkan dan keluarga tentang dosis,
obat dengan baik manfaat, dosis, efek frekuensi dan manfaat obat.
samping obat dan b. Anjurkan klien meminta
nama obat. obat sendiri pada perawat
c. Klien dapat dan merasakan manfaatnya.
endemonstrasikan c. Anjurkan klien bicara
penggunaan obat sendiri dengan dokter
dengan benar. tentang manfaat dan efek
d. Kien dapat informasi samping obat yang
tentang manfaat dan dirasakan.
efek saming obat. d. Diskusikan akibat
e. Klien memahami berhentinya minum obat
akibat berhentinya tanpa konsultasi.
obat tanpa konsul e. Bantu klien menggunaka
dengan dokter. obat dengan prinsip 5 benar.
f. Klien dapat
menyebutkan prinsip 5
benar penggunaan
obat.
DAFTAR PUSTAKA

Damalyanti , M dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung :


PT Refika Aditama
Direja, A.H.S, 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika
Prabowo , E. 2014 . Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika
Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan
Jiwa         Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Stuart dan Laraia. (2007). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St.
Louis: Mosby Year Book.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN GANGGUAN HALUSINASI PENDENGARAN

DI KOMUNITAS
Disusun Oleh :

YOSSI PRASTICA

18.0.P.223

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes MITRA HUSADA

KARANGANYAR

2021

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

WILAYAH : JATEN TANGGAL PENGELOLAAN: 26 JANUARI 2021

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.D (Perempuan)
Umur : 22 tahun
Informan : Pasien
Tanggal Pengkajian : 26 Januari 2021

II. GEJALA YANG DIALAMI KLIEN


Keluarga mengtakan sering mendengar bisikan-bisikan dari seorang laki-laki ,
sering senyum-senyum sendiri , suka melamun , menyendiri kadang juga sering
marah pas obatnya habis dan barang-barang yang ada disekitarnya di obrak-abrik.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Keluarga pasien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya
dan terakhir dirawat tahun 2017
2. Pengobatan sebelumnya ?
Keluarga pasien mengatakan dirumah juga ada obat ,tetapi jika obatnya habis
kejiwaan pasien kambuh
3. Riwayat kekerasan ?
Keluarga pasien mengatakan tidak melakukan kekerasan dalam keluarganya .
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Keluarga pasien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa di masa lalu
5. Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan ?
Keluarga pasien mengatakan sejak dulu pasien sering mendengar suara-suara
dari seorang laki-laki dan sering senyum-senyum sendiri.
Masalah keperawatan : halusinasi

IV. FISIK
1. Tanda tanda vital : TD: 110/90 N: 80x/m
S:36,6˚C R:12x/m
2. Ukur : TB: 150cm BB: 45 kg
3. Keluhan fisik :-pasien mengatakan kadang punggungnya
terasa pegal, dan saat obatnya habis pasien tidak bias tidur
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :

: perempuan

: laki-laki

: garis pernikahan

: garis keturuanan

: pasien

: meninggal

Pasien hanya tinggal serumah dengan bapaknya nya

2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya, pasien juga tidak
merasa minde dengan bentuk fisiknya
b. Identitas
Pasien bernama “Ny.D” berumur 22 tahun , pasien mengatakan bahwa
dirinya adalah sorang perempuan dan belum menikah.
c. Peran
Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan melakukan aktivitas sehari-
hari sebagai seorang anak yang membantu ibunya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakna ingin segera sembuh
e. Harga diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya diterima baik oleh keluarganya

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang terdekat adalah ibunya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok /masyarakat
Pasien mengatakan aktivitasnya sehari-hari adalah berjualan es
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan bahwa ada kesulitan saat berhubungan dengan orang
lain yang belum ia kenal secara akrab, pasien mengatakan sedikit malu bila
berhubungan dengan orang yang belum akrab dengan pasien
Masalah keperawatan: isolasi sosial menarik diri

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan mengatakan beragama islam dan memakai jilbab
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan juga melakukan shalat 5 waktu
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Saat dikaji di desa x pasien dalam penampilan rapi, memakai baju lengan
panjang,celana panjang dan memakai jilbab.
2. Pembicaraan
Cara bicara pasien santai & terkadang agak gagap tetapi masih bisa dipahami
kata-katanya ,saat diajak ngobrol pasien dapat menjawab dengan benar dan
sesuai dengan yang ditanyakan .
3. Aktivitas motorik
Pasien terlihat menyendiri ketika tidak ada kegiatan, tidak tertarik untuk
melakukan interaksi, gerakan motorik pasien sedikit menujukkan kegelisahan,
jari-jari pasien tidak gemetar dan kegiatan yang dilakukan tidak berulang
-ulang dan pasien terlihat senyum sendiri
Masalah keperawatan : isolasi sosial menarik diri
4. Alam perasaan
Saat ini pasien merasa binggung dan selalu menyendiri jikalau teringat dengan
masalalunya waktu sekolah karena sering dibuli.
5. Afek
Pasien terlihat ada perubahan ekspresi muka saat stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan ,saat stimulus menyenangkan pasien tertawa
dan pada saat stimulus menyedihkan pasien juga sedih
Masalah keperawatan: -
6. Interaksi selama wawancara
Saat diajak wawancara pasien kooperatif
Masalah keperawatan : -
7. Persepsi
Pasien mengatakan kadang seperti masih mendengar suara-suara dari seorang
laki-laki dan sering senyum-senyum sendiri
Masalah keperawatan : halusinasi pendengaran
8. Proses pikir
Saat diajak bicara pasien tidak berbelit-belit langsung pada tujuan
pembicaran ,kadang pasien juga terdiam dangan menganggukkan kepalanya
saja
Masalah keperawatan : -
9. Isi pikir
Pasien tidak phobia
10. Tingkat kesadaran
Kesadaran pasien sadar sepenuhnya
Waktu : pasien dapat menyebutkan bahwa hari ini jam 10.00 dan saat
ini menujukkan waktu pagi , tidak mengalami disorientasi
waktu
Tempat : pasien mengatakan saat ini berada di ruang tamu
Orang : pasien dapat menyebutkan nama keluarganya dan dapat
membedakannya , tidak mengalami disorientasi orang
11. Memori
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat,klien masihbisa mengingat
kejadian masa lalu dan mampu mengingat tentang pengalaman” masalalunya
saat masih bekerja merantau
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien gampang diajak berkomunikasi , misalnya ditanya “besok control ke
dokter ya “ pasien menjawab “ iya “ dengan senyum .
Masalah keperawatan : -
13. Kemampuan penialaian
Pasien tidak mampu berhitung , misalnya saat memberi kembalian pada
pembeli
Masalah keperawatan: -
14. Daya tilik diri
Pasien mengatakan dirinya sehat dan tidak sakit
Masalah keperawatan : -
VII. KEMAMPUAN SAAT INI
1. Makan
Pasien mengatakan makan sehari 3 x dan makanannya habis ,pasien dapat
makan sendiri tanpa bantuan orang lain
2. BAB/BAK
Bab pasien 1xsehari, pasien juga bab secara mandiri. BAK pasien 4-5 x sehari.
3. Mandi
Pasien mandi sehari 2 x pagi dan sore , pasien mengatakan mandi dikamar
mandi pakai sabun ,sampo dan gosok gigi semua dilakukan maandiri tanpa
bantuan orang lain
4. Berpakaian /berhias
Pasien dapat memakai baju sendiri, pasien mampu memilih pakaian sendiri.
memakai baju tertutup, mengenakan jilbab.
5. Istirahat dan tidur
Pasien tidur malam 8 jam dalam sehati, pasien juga mengatakan sebelum tidur
melihat tv dulu baru tidur dan setelah bangun pasien biasanya mandi.
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat dengan bantuan ibunya, tetapi pasien juga sangat teratur
dalam minum obat. Diharapkan pasien mengerti tentang frekuensi, waktu ,
dosis obat dan bias minum obat secara mandiri tanpa dibantu.
7. Pemeliharaan kesehatan
Pasien saat dirumah sudah cukup baik karena sudah bias memelihara
kesehatan secara mandiri
8. Kegiatan di dalam rumah
Pasien saat dirumah sudah bias membatu pekerjaan rumah, seperti biasanya
dan pekerjaan rumah yang ringan lainnya.
9. Kegiatan di luar rumah
Saat diluar rumah pasien melakukan aktivitas berjualan es

VIII. MEKANISME KOPING


1. Adaptif
Pasien memiliki koping adaptif yaitu melakukan aktivitas motoric yang
konstruktif seperti berjualan es.
2. Maladaptif
Pasien memiliki koping maladaptive yaitu setiap kali kambuh dengan emosi
pasien selalu mengobrak-abrik barang yang ada disekitarnya.

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Pasien mengatakan tidak ada kendala dalam berinteraksi di lingkungan dan
berhubungan dengan lingkungan sekitarnya terutama keluarga .

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang penyebab penyakit yang pasien
alami karena pasien selalu menganggap bahwa dirinya selalu sehatt, pasien tidak
mengetahui faktor presipitasi /pencetus yang menyebabkan pasien di bawa ke
rumah sakit untuk kontrolterus rtis tiap bulan.
ANALISA DATA

N DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN


O
1. Data Subjektif Gangguan persepsi sensori :
 Pasien mengatakan sering mendengar halusinasi pendengaran
suara dari seorang laki-laki
 Suara itu muncul saat sedang sendirian
Data Objektif
 Pasien terlihat senyum-senyum sendiri
 Pasien tampak bicara sendiri
2 Data Subjektiv Isolasi social : menadik diri
 Pasien merasa tidak mampu dalam
bersosialisasi
 Keluarga pasien mengatakan pasien
sering di bully teman-temannya pada saat
sekolah .
Data objektiv
 Kadang pasien suka menyendiri
 Sering melamun ketika diajak berbicara
3 Data Subjektiv : Harga diri rendah
Pasien dulu sering di bully oleh temannya ,
pasien hanya bias memendam dan hanya
berdiam diri saja dikamar
Data Objektiv :
Pasien tampak berdiam diri di kamar
Berbicaradengan suara pelan
Kontak mata kurang
TERAPI MEDIK

No Hari/tgl Nama Obat Dosis Cara Manfaat


Pemberian
1. 1/28/202 Risperidon 2 mg 3x1 hari Melalui Mengatasi
1 pemberian oral gangguan
bipolar/tingkah laku
2. 1/282021 Hexymer 2 mg 3x1 hari Melalui Untuk mengontrol
pemberian oral munculnya sindrom
ekstrapiramidal.

INTERVENSI

N DIAGNOSA TUJUAN & KRITERIAN INTERVENSI TTD


O KEPERAWATAN HASIL
1 Gangguan persepsi Setelah dilakukan tindakan SP I:
sensori : halusinasi 3x24 jam diharpkan pasien 1. Identifikasi jenis
pendengaran mampu mengontrol halusinasi
halusinasinya dengan 2. Identifikasi isi
kriteria hasil : halusinasi
 Pasien dapat 3. Indentifikasi
mengontrol frekuensi halusinasi
halusinasi 4. Identifikasi waktu
 Pasien tidak terjadinya
mencedarai disi halusinasi
sendiri,orang lain 5. Identifikasi respon
dan lingkungan pasien terhadap
halusinasi
6. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi,
menghardik, obat,
bercakap-cakap dan
melakukan
kegiatan
SP II
1. Evaluasi kegiatan
menghardik dan
beri pujian
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
obat (jelaskan 6
benar, jenis, dosis,
guan, frekuensi,
cara kontinueitas,
minum obat)
3. Memasukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik dan
minum obat.
SP III
1. Evaluasi kegiatan
latihan menghardik
dan beri pujian
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap
saat terjadi
halusinasi
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghadik, minum
obat dan bercakap-
cakap
SP IV
1. Evaluasi kegiatan
latihan menghardik
dan beri pujian
2. Latih cara
mengontrol
halusinasi dengan
cara melakukan
kegiatan
harian(mulai 2
kegiatan)
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
menghardik,
minum obat,
bercakap-cakap dan
kegiatan harian.

2 Isolasi social : Setelah dilakukan tindakan SP I :


Menarik diri keperawatan selama 3x24 1. identifikasi
jam diharapkan : penyebab isolasi
1. pasien dapat social : siapa yang
berinteraksi dengan tinggal seruman ,
orang lain sehingga orang terdekat dan
tidak terjadi apa sebabnya.
halusinasi 2. Keuntungan
2. klien dapat mempunyai teman
membina dan bercakap-
hubungan saling cakap.
percaya 3. Keuntungan tidak
3. pasien mampu mempunyai teman
berkenalan dengan dan tidak bercakap-
orang lain secara cakap
bertahap 4. Melatih cara
berkenalan dengan
pasien dan perawat
5. Masukkan pada
jadwal kegiata
harian untuk
melatih berkenalan
SP II
1. Evaluasi kegiatan
berkenalan dengan
beberapa oaring
dan beri pujian
2. Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian
(latih 2 kegiatan)
3. Masukkan pada
jadwal harian untuk
latihan berkenalan
dengan 2-3 orang
SP III
1. Evaluasi kegiatan
latihan berkenalan
dengan beberapa
orang dan beri
pujian
2. Latih cara
berbicara saat
melakukan
kegiatan harian (2
kegiatan baru).

3 Harga Diri Rendah Setelah dilakukan tindakan SP 1 :


keperawatan 3 x ,interaksi 1. Mengidentifikasi
diharapkan pasien kemampuan
mampu : melakukan
1. Pasien mampu kegiatan dan aspek
meningkatkan positif pasien
harga dirinya 2. Batu pasien
2. Pasien mampu memiliki kegiatan
melakukann yang dapat
kegiatan sesuai dilakukan saat ini :
dengan buat daftar kegiatan
kemampuan yang yang dapat
dimiliki dilakukan saat ini
3. Bantu pasien
memilih salah satu
kegiatan yg dapat
dilakukan untuk
dilatih
4. Latih kegiatan yg
dipilih ,catat dan
cara melakukannya
5. Memasukkan pada
jadwal kegiatan
untuk dilatih 2x /
hari
SP II :
1. Evaluasi kegiatan
pertama yg telah
dilatih dan beri
pujian
2. Bantu pasien
memilih kegiatan
kedua yg akan
dilatih
3. Latih kegiatan
kedua (alat dan
cara)
4. Masukkan pada
jadwal kegiatan
harian
SP III :
1. Evaluais kegiatan
pertama dan kedua
yg telah dilatih dan
berikan pujian
2. Bantu pasien
memilih kegiatan
ketiga yang akan
dilatih
3. Latih kegiatan
ketiga (alat dan
cara)
4. Masukkan pada
jadwal kegiatan
harian untuk dilatih
: 3x, masing-
masing 2x/hari.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


O
DX
1 Selasa, 1. Mengidentifikasi jenis, S : Pasien mengatakan sudah
26/1/2021 isi dan waktu kejadian bias melakukan latihan cara
halusinasi menghardik , tetapi suara itu
2. Mengidentifikasi masih sering muncul
respon pasien terhadap O : Pasien mau mengikuti
halusinasinya latihan cara menghardik yang
3. Menjelaskan cara diajarkan oleh perawat
mengontrol halusinasi A : Masalah belum teratasi
4. Melatih dengan cara P : Intervensi dilanjutkan
menghardaik - Mengevaluasi
kegiatan menghardik
dan berikan pujian
- Masukkan pada
jadwal kegiatan untkl
latihan

N WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


O
DX
1 Rabu 1. Megevaluasi tindakan S : pasien mengatakan sudah
27/1/2021 menghardik dan mengerti tentang oabt
berikan pujian O : pasien meu diajarkan
2. Melatih cara cara minum obat yang benar
mengontrol halusinasi A : Masalah belum teratasi
dengan obat Pasien merasa masih belum
3. Memasukkan pada memiliki kemampuan yang
kegiatan untuk latihan positif karena pola fikirnya
menghardik dan minum yang terganggu,tetapi suara”
obat tersebut sudah jarang muncul
P : Intervensi dilanjutkan
- Evaluasi kegiatan
menghardik dan beri
pujian
- Latih klien tuntuk
melakukan bercakap-
cakap saat terjadi
halusinasi
NO WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI TTD
DX
1 Kamis 1. Mengevaluasi kegiatan S : Pasien mengatakan sudah
28/1/2021 tindakan menghardik , melakukan cara menghardik
minimum obat sesuai halusinasi
resep dan memberi O : 1. Pasien tampak
pujian menghardik halusinasinya
2. Melatih cara Pasien sudah meminum obat
mengontrol dengan 2.Pasien sudah meminum
bercakap-cakap saat obat sesuai resep dari dokter
terjadi halusinasi 3. Pasien sudah bercakap-
3. Melatih cara cakap dengan ibunya/ orang
mengontrol halusinasi terdekat
dengan cara melakukan A : Masalah teratasi , semua
kegiatan harian SP tercapai
4. Memasukkan pada P : Lanjutkan intervensi
jadwal kegiatan untuk Untuk memantau kondisi dan
latihan perkembangan klien
menghardik,minum 1. Latih kegiatan harian
obat, bercakap-cakap 2. Nilai kemampuan
dan kegiatan harian yang telah dilakukan
mandiri
3. Nilai apakah
halusinasiklien
terkontrol.
Lampiran foto

Pertama kali pengkajian ke pasien dan mengantarkan kontrol ke poli jiwa RS. Kustati solo

Sampai menganjarkan tekhnik-tekhnik mencegah halusinasi

Anda mungkin juga menyukai