KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat ALLAH SWT yang
dengan berkah dan rahmatnya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang diberi judul “ PAKAIAN ADAT MELAYU KOTA PEKANBARU ” dengan lancar
dan sesuai harapan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..........................................................................................1
1.2 Perumusan masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian......................................................................................2
1.4 Metode penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 jenis pakaian melayu..............................................................................3
2.2 pakaian upacara adat.............................................................................7
2.3 pakaian upacara keagamaan..................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pakaian tradisional melayu kota pekanbaru adalah salah satu khasnya
budaya bangsa, pakaian tradisional ini merupakan bagian dari nilai-nilai budaya
yang menggambarkan kepribadian masyarakat pemakainya.
4
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Metode yang penulis gunakan dalam makalah ini adalah metode literatur.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pakaian Harian
Yang dimaksud dengan pakaian harian ialah pakaian yang dipakai setiap
harinya oleh anak-anak, remaja, maupun orang tua. Pakaian harian ini dipakai
adalah untuk melaksanakan kegiatan harian, baik untuk anak-anak bermain,
diam di rumah, bertandang ke tetangga, berladang, maupujn dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Pakaian harian ini dibagi beberapa kelompok, yaitu :
a) Anak-anak belum akil baligh
Bagi anak laki-laki sering memakai baju kurung teluk belanga, pakaian ikat
kepala atau kopiah, berpakaian samping. Sering juga dipakaikan baju kurung
cekak musang atau baju gunting cina. Biasanya dibuat dari bahan katun yang
tahan ditempah atas kelasakan anak-anak.
Untuk pakaian anak perempuan yang belum akil baliq, mereka
memakai baju kurung teluk belanga yang satu stel dengan kainnya dengan
bermotifkan bunga-bunga.
Anak perempuan biasanya tidak begitu lasak dan lebih sering bermain
didekat rumah seperti bermain pondok-pondokkan atau bermain jengket,
congkak maupun bermain serimbang.
b) Anak Dewasa (Akil Baligh)
Pakaian harian untuk anak laki-laki dewasa adalah baju kurung cekak
musang atau baju kurung teluk belanga bertulang belut. Bagi anak lelaki sering
membantu orang tuanya bekerja, sering memakai celana lima jari dari lutut
dengan maksud mudah bergerak dalam melaksanakan pekerjaan seperti
diladang, kelaut dan bertukang. Baju ini harus dilengkapi dengan kain samping
dan ikat kepala atau kopiah. Pakaian yang dipakai untuk bekerja ini lebih banyak
diberi keleluasannya agar tidak mengganggu pekerjaan atau sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan.
Pakaian bagi anak perempuan yang sudah dewasa memakai baju kurung
teluk belanga lapang berbunga sama dengan kainnya, atau memakai baju kebaya
pendek dengan kain batik sarong dan kain pelekat karong dan ada juga memakai
kebaya laboh dengan mempergunakan kombinasi warna yang serasi. Tutup
kepala pakai selendang lingkup dari kain pelekat pula.
Pakain adat untuk laki-laki baik tua maupun muda cara berpakain sama,
Hanya berbeda letak kepala kain dan tinggi letak kain samping seperti yang telah
disampaikan terdahulu. Pakaian acara adat berwarna hitam, baik baju maupun
celana. Baju model CEKAK MUSANG berbutang lima :
Bagi sipemakai keris waktu duduk keris dilatakkan dimuka sela duduk
dalam keadaan keris telungkup.
Tanjak sebagai penutup kepala terbuat dari kain hitam, ada yang ditenun
dan ada pula yang ditelepuk. Pemakaian tanjak tergantung pada tingkat
seseorang dalam masyarakat atau jabatan yang dipegangnya.
Jenis dan bentuk dari perempuan yang dipakai dalam upacara adat, bagi
perempuan muda maupun tua ataupun setengah baya, pada dasarnya sama
dengan pakaian harian baju kurung Cekak Musang Laboh, Kebaya Panjang Laboh,
baju Kurung Belanga agak lapang. Hanya letak perbadaannya bahan kain dan tata
perhiasan yang dipakai untuk suatu upacara adat. Untuk warna bagi bangsawan,
Datin-datin dan Encik sering dipakai warna baju hitam kemerah-merahan seperti
warna kumbang jati.
Kaum laki-laki berbusana muslim, sering dipajai baju kurung cekak musang dan
baju taluk belanga, memakai kopiah atau kopiah haji dan memakai kain samping
dari bahan pelekat ataupun sutra.
Imam dan khotib memakai jubah warna hitam, sedangkan bilal berwana
Hijau lumut pada jubahnya dan dikepala memakai terbus warna merah.
Bagi imam dan khotib dikepalanya memakai terbus warna merah dibalut
dengan kain tipis berwarna putih, ujung kain tipi situ diuntaikan disebelah kiri
bahu.
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Sebagai masyarakat Riau yang memiliki nilai budaya yang cukup tinggi
sebaiknya kita dapat menjaga dan memanfaatkan kebudayaan-kebudayaan
sekitar kitaagar terus hidup hingga generasi-generasi yang akan dating.
3.3 PENDAPAT