OM Swastyastu
Puji Anggayubagya kami haturkan atas waranugraha Ida sang Hyang Widhi Wasa/Ranyig
Hatala langit yang senantiasa memberikan kekuatan hidup pada kita semua.
Dalam masa perjalannya, KMHDI sebagai organisasi kaderisai berupaya untuk terus menempa
diri dalan setiap kesempatan. Proses pendidikan yang dijalani tidak bisa selalu disamakan dengan
pendidikan formal, tetapi lebih pada pendidikan mental dan karakter. Kenapa hari ini pendidikan
kaderisasi itu menjadi sangat penting adalah karena untuk membentuk kader yang mempuni dalam
melaksanakan swadharmanya. Bagi KMHDI, hanya ada dua hal yang harus dilakukan dalam lingkup
hidup ini, yakni dharma agama dan dharma negara.
Tantangan yang dihadapi organisasi adalah sebuah persoalan di dalam masyarakat dan
bangsa. persoalan itu tentunya menjadi bagian KMHDI untuk turut serta dan terlibat dalam
penyelesaianya. Sehingga diperluakan sarana yang layak berupa materi sebagai bekal kader KMHDI
untuk aktif dalam setiap kondisi. Tentu meteri pendidikan kader KMHDI juga harus relevan dengan
perkembangan isu dan wacana. Berangkat dari problematika yang ada di masyarakat tersebut, maka
kami pengurus Pimpinan Pusat KMHDI periode 2018-2020 melakukan perbaikan Buku Panduan
Training Of Trainer (TOT) yang disusun oleh pengurus Pimpinan Pusat KMHDI periode 2016-2018.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam buku ini, dengan semangat
yang menggelora akan hausnya pendidikan, kami yakin buku panduan ini kan membantu kader
KMHDI untuk terus berproses meningkatkan kualitasnya. Semoga buku panduan kaderisasi ini dapat
dipergunakan oleh seluruh kader KMHDI.
OM Shanti Shanti Shanti OM
Jakarta, 01 April 2020
ii - S A T Y A M E V A J A Y A T E
PENYUSUNAN BUKU
Edisi Pertama
Penyusunan : Konferensi Pendidikan Kaderisasi Nasional KMHDI, tanggal 8 - 11 Maret 2018 di
Jakarta
Penetapan : Rapat Pimpinan Nasional X KMHDI, tanggal 1 April 2018 di Jakarta
Edisi Kedua
Penyusunan : Konferensi Pendidikan Kaderisasi Nasional KMHDI, tanggal 28 Februari - 3 Maret
2020 di Jakarta
Penetapan : Rapat Pimpinan Nasional XIII KMHDI, tanggal 1 April 2020 di Jakarta
iii - S A T Y A M E V A J A Y A T E
ISI BUKU
Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran yang dapat digunakan sebagai acuan oleh pemateri agar materi
pembelajaran yang disampaikan sesuai dengan tujuan dari materi tersebut. Silabus menjelaskan judul,
materi pokok dan sub materi, tujuan pembelajaran, metode penyajian, alokasi waktu, evaluasi, dan
referensi materi.
Materi
Materi adalah bahan ajar yang digunakan sebagai sumber pokok referensi oleh pemateri sebelum
disampaikan kepada peserta. Pemateri dapat mengembangkan materi yang dituliskan dalam buku ini,
namun harus sesuai dengan silabus yang sudah ditetapkan.
iv - S A T Y A M E V A J A Y A T E
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
viii - S A T Y A M E V A J A Y A T E
DAFTAR GAMBAR
ix - S A T Y A M E V A J A Y A T E
DAFTAR TABEL
KT2
KT3
1.1 PENDAHULUAN
Sistem kaderisasi KMHDI adalah sebuah sistem yang menggabungkan beberapa sub unit
kaderisasi dan menjadi satu kesatuan yang utuh dengan standarisasi yang ditetapkan untuk mencapai
tujuan organisasi. Kaderisasi KMHDI menganut sistem pendidikan partisipatif, dimana seorang kader
dididik dan juga dilatih secara bersamaan dengan mengedepankan partisipasi peserta didik.
Adapun tujuan kaderisasi KMHDI adalah:
1) Menanamkan nilai-nilai ideologi KMHDI kepada mahasiswa Hindu untuk mencapai tujuan
organisasi;
2) Menjamin regenerasi dan keberlangsungan KMHDI;
3) Meningkatkan kualitas generasi muda Hindu;
Berpacu pada visi dan misi organisasi, nilai-nilai kaderisasi KMHDI juga dapat diperoleh melalui
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi, karena setiap kegiatan tersebut
mengedepankan nilai-nilai religius, nasionalis, humanis, dan progresif. Contoh kegiatan yang
dimaksud misalnya kepanitiaan, seminar, diskusi, dan lain - lain.
xii - S A T Y A M E V A J A Y A T E
1.4 KADERISASI PILIHAN
Kaderisasi pilihan adalah kegiatan kaderisasi diklat atau pelatihan yang dapat dijadikan
alternatif bagi KMHDI untuk meningkatkan kemampuan individual kader sesuai dengan potensinya
masing-masing. Tujuan pelaksanaan kaderisasi pilihan disesuaikan dengan output yang ingin dicapai
dari masing-masing kegiatan. Setiap Pimpinan Cabang dan Pimpinan Daerah maupun Pimpinan Pusat
KMHDI dapat memilih secara bebas untuk melaksanakan jenis kaderisasi pilihan yang mana pun.
Beberapa diklat yang dirangkum dalam kaderisasi pilihan diantaranya:
xiii - S A T Y A M E V A J A Y A T E
BAB I
PERJALANAN DAN PROYEKSI SISTEM KADERISASI
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
SILABUS
PERJALANAN DAN PROYEKSI KADERISASI KMHDI
1. Pengertian dan Tujuan Kaderisasi
2. Perjalanan Kaderisasi
a. Kaderisasi 1993 – 2000
b. Kaderisasi 2000 – 2003
Materi Pokok dan Sub Materi c. Kaderisasi 2003 – 2006
d. Kaderisasi 2006 – 2012
e. Kaderisasi 2012 – 2016
f. Kaderisasi 2016 - 2020
3. Proyeksi Kaderisasi KMHDI
1. Peserta memahami makna kaderisasi KMHDI
2. Peserta memahami tujuan kaderisasi KMHDI
Tujuan Pembelajaran 3. Peserta memahami sejarah perjalanan kaderisasi KMHDI
4. Peserta memahami kondisi kaderisasi saat ini dan bagaimana
kaderisasi KMHDI diproyeksikan di masa yang akan datang
Metode Penyampaian Monolog dan Diskusi
Waktu 60 Menit
Evaluasi Pre-Test dan Post-test
Mahasabha:
1. Hasil Mahasabha II KMHDI Tahun 1996
2. Hasil Mahasabha III KMHDI Tahun 2000
3. Hasil Mahasabha IV KMHDI Tahun 2003
4. Hasil Mahasabha V KMHDI Tahun 2006
5. Hasil Mahasabha VI KMHDI Tahun 2008
6. Hasil Mahasabha VII KMHDI Tahun 2010
7. Hasil Mahasabha VIII KMHDI Tahun 2012
Referensi 8. Hasil Mahasabha IX KMHDI Tahun 2016
9. Hasil Mahasabha X KMHDI Tahun 2018
Rakornas:
1. Hasil Rakornas II KMHDI Tahun 2002
2. Hasil Rakornas VII KMHDI Tahun 2005
3. Hasil Rakornas XII KMHDI Tahun 2015
Rapimnas:
1. Hasil Rapimnas VI KMHDI Tahun 2011
2. Hasil Rapimnas X KMHDI Tahun 2018
Tahun 2005 – 2006 KMHDI juga merencanakan agar bisa melaksanakan dan mengevaluasi
pelaksanaan materi dan Juklak KT1, namun hal tersebut belum dapat terlaksana dikarenakan PD dan PC
KMHDI masih fokus pada pemantapan DMO meskipun melalui sistem kaderisasi di atas paska MPAB
seharusnya KMHDI melaksanakan KT1.
MPAB
MOA/Kakilala
DMO
PILIHAN
WAJIB POKOK
MPAB DMO
5. TOT
6. Diklat Jurnalistik
KT1 7. Diklat Politik
8. Diklat Kewirausahaan
KT2
KT3
KADERISASI WAJIB
MPAB
KT1 DMO
Training of Trainer
KT2
Diklat Jurnalistik
KT3
Diklat Politik
Diklat Kewirausahaan
SILABUS
KONSEP PENDIDIKAN PARTISIPATIF
1. Pengantar Pendidikan Partisipatif
2. Pendekatan Pendidikan Partisipatif
Materi Pokok dan Sub Materi
3. Prinsip Dasar Pendidikan Partisipatif
4. Ciri-ciri Pendekatan Partisipatif
1. Peserta memahami Pendekatan Partisipatif.
2. Peserta memahami Pendekatan Pendidikan Partisipatif
Tujuan
3. Peserta mengetahui Prinsip Dasar Pendidikan Partisipatif
4. Peserta mampu memahami Ciri-ciri Pendekatan Partisipatif
Metode Monolog dan Diskusi
Alokasi Waktu 60 menit
Evaluasi Pre-Test dan Post-Test
1. Minan, Ahsanul. 2003. Modul Pelatihan: Technology of
Participatory. Assisting Political Parties for Capacity Building
http://ahsanulminan.webs.com/Modul/Modul%20Training%20for%
20Trainer%20(TOP).pdf
Referensi 2. Imam, Muh. Said. 2005. Pendidikan Partisipatif (Menimbang
Konsep Fitrah dan Progresivisme John Dewey).Safiria Insania
Press dan MSI UII.
https://media.neliti.com/media/publications/117981-ID-
progresivisme-john-dewey-dan-pendidikan.pdf
10 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
MATERI
PENDIDIKAN PARTISIPATIF
11 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
3 Kesiapan belajar
Pemateri menentukan apa yang akan Audiens menentukan apa yang perlu mereka
dipelajari, bagaimana dan kapan pelajari berdasarkan pada persepsi mereka
belajar. sendiri terhadap tuntutan situasi sosial
mereka.
4 Perspektif waktu dan orientasi terhadap belajar
Diajarkan bahan yang dimaksudkan Belajar merupakan proses untuk penemuan
untuk digunakan di masa yang akan masalah dan pemecahan masalah pada saat
datang. Pendekatanya subject itu juga. Pendekatanya problem centered.
centered.
12 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
2.3.4 Cooperation (Menekankan pada Kerja Sama)
Berbeda dari pembelajaran tradisonal yang menekankan persaingan atau usaha individu,
pembelajaran partisipatif menekankan kerja sama. Dengan kerja sama kita dapat memanfaatkan kelebihan
kita dan kelebihan peserta yang lain untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
13 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
BAB III
PUBLIC SPEAKING
SILABUS
PUBLIC SPEAKING
1. Pengertian dan Tujuan Public speaking
2. Kerangka Public speaking
a. Pembukaan
b. Isi
c. Penutup
4. Mengatasi Hambatan dalam Public speaking
a. Hambatan dari dalam Diri Sendiri
Materi Pokok dan Sub Materi
b. Hambatan dari Audiens
c. Hambatan dari Alat Pendukung
5. Teknik Presentasi
a. Teknik Menguasai Panggung
b. Teknik Menguasai Media Presentasi
c. Teknik Mengatur Suara
6. Retorika
1. Peserta memahami pengertian dan tujuan public speaking
2. Peserta memahami kerangka public speaking
3. Peserta memahami cara mengatasi hambatan-hambatan dalam
Tujuan public speaking
4. Peserta dapat beretorika dalam public speaking
5. Peserta bisa mempraktekan bagaimana menjadi speaker yang
baik
Monolog, Diskusi dan Simulasi
(Dalam simulasi pemateri menunjuk beberapa peserta untuk
Metode mempraktikan diri sebagai seorang public speaker / pemateri
dihadapan lalu diberikan evaluasi (kekurangan dan kelebihan) secara
langsung oleh penyaji materi).
Alokasi Waktu 90 Menit
Evaluasi Pre-Test, Post-Test, Pre-Praktik dan Post-Praktik
1. Jehan, George W. 1979. Teknik Berbicara yang Meyakinkan dan
Efektif. Gunung Jati: Jakarta
2. Sirait, Charles B. 2010. The Power of Public speaking. PT
Referensi Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
3. Astuti, Navita K. 2011. Jurus Kilat Jago Public speaking. Laskar
Aksara: Jakarta
4. Rianantang, Cylas. 2011. Teknik Dasar Public speaking. PT.
14 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Buku Seru: Yogyakarta
15 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
MATERI
PUBLIC SPEAKING
3.1.1 Motivation
Public speaking memegang peran penting dalam upaya membangkitkan motivasi. Bahkan, panduan
teknik memotivasi orang dengan public speaking merupakan kombinasi yang ampuh dalam
membangkitkan motivasi orang. Motivasi yang ditimbulkan dalam public speaking tidak hanya bersumber
dari materi yang disampaikan oleh pemateri, namun apabila seorang pemateri menyampaikan materinya
dengan baik, maka sosok pemateri tersebut dapat menjadi motivator bagi audiens yang mendengarkan.
3.1.2 Influence
Influence atau to influence other people adalah upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang
lain dengan ide-ide yang dimiliki maupun fakta-fakta yang terjadi di lingkungan sekitar sehingga orang lain
mengalami perubahan tingkah laku, cara pandang, maupun keyakinan. To influence berbeda dengan to
persuade. To persuade adalah upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain hingga orang
tersebut mengambil suatu tindakan tertentu berdasarkan dorongan persuasi yang telah dilakukan. Public
speaking merupakan sarana yang bisa digunakan dalam mempengaruhi banyak orang. Pemateri
menggugah para pendengar dengan suatu fakta yang biasanya terlupakan atau dianggap biasa.
3.1.3 Informing
Tujuan seorang pemateri adalah salah satunya tentu memberikan informasi kepada para
pendengarnya. Dalam hal ini, topik dari materi yang disampaikan adalah sesuatu yang baru, belum
diketahui atau materi yang belum sepenuhnya dipahami oleh audiens.
3.1.4 Entertaining
Public speaking yang merupakan bagian dari cara berkomunikasi juga dilakukan dengan tujuan
menghibur pendengar disebut dengan entertaining. Dalam hal ini, pendengar dihibur dari segi emosi agar
mengalami keceriaan dan penyegaran dari hiburan yang diberikan. Pengaplikasian entertaining dalam
public speaking dapat dilakukan dengan memberikan games atau ice breaking.
16 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
3.2 KERANGKA PUBLIC SPEAKING
Kerangka public speaking adalah struktur penyampaian ide atau gagasan seorang pemateri kepada
audiens. Audiens dapat menerima materi dengan baik apabila pemateri dapat mengaplikasikan setiap
kerangka public speaking dengan baik.
3.2.1 Pembukaan
Memulai atau membuka presentasi harus dilakukan dengan menyampaikan hal-hal yang menarik
perhatian audiens. Penyampaian pesan yang singkat pada pembukaan akan memberikan keefektifan
dalam melangkah ke jenjang presentasi selanjutnya. Pembukaan yang tidak efektif dapat menghambat
keseluruhan presentasi. Sampaikanlah pembukaan itu dalam waktu 60 sampai 90 detik, bahwa pesan
yang akan pemateri utarakan memiliki makna tertentu dan pantas diingat, sehingga dapat mengambil
perhatian pendengar atau memberi kesan semangat yang tinggi untuk audiens mendengarkan. Terdapat 3
(tiga) fungsi dari pembuka, diantaranya:
a. Mencairkan Suasana
Seorang pemateri hendaknya ramah, sopan, dan beritikad baik, sehingga dapat menggiring audiens
ke dalam topik yang sedang dibicarakan. Kualitas pribadi pemateri tersebut akan mempengaruhi
audiens secara positif.
b. Memikat Publik
Minat (ketertarikan) audiens bisa dibangun dengan topik yang menarik atau menantang. Gaya bicara
dalam memperkenalkan topik materi yang akan disampaikan akan membantu pemateri untuk
meningkatkan ketertarikan audiens.
c. Memberikan informasi
Audiens akan mendapatkan informasi dari pembukaan yang disampaikan oleh pemateri.
Berikut ini beberapa contoh kesalahan dalam pesan pembuka yang tanpa sadar sering dilakukan
oleh seorang pemateri:
“Ee.. ee.. ee.. Selamat malam hadirin yang terhormat, nama saya Anton. Saya senang sekali berada di
sini. Pada malam ini saya akan berbicara mengenai pendidikan kaderisasi KMHDI. Sebenarnya ini sesuatu
yang baru bagi saya, namun saya akan mencoba untuk menyampaikan sebaik mungkin.........”
“......... Mohon maaf sebelumnya, bahwa keberadaan saya disini bukan bermaksud untuk menggurui, saya
yakin rekan-rekan mungkin sudah jauh lebih mengerti dari saya....”
Secara umum sangat tidak disarankan bagi para pemateri untuk meminta maaf atas kelemahan atau
persiapan yang kurang memadai. Permohonan maaf hanya disampaikan apabila kita datang terlambat
menghadiri acara tersebut. Apabila pemateri tidak yakin dengan yang akan diucapkan, maka pemateri
dapat menulis dalam catatan kecil. Berikut ini beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam melakukan
pembukaan:
a. Menarik perhatian, untuk dapat menarik perhatian audiens pemateri harus merencanakan metode
yang baik, agar perhatian dapat diperoleh.
b. Memperhitungkan kesan pertama, perlu memperhatikan penampilan, cara berjalan menuju
podium/panggung, dan cara berjabat tangan dengan pembawa acara.
17 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
c. Ucapan terima kasih kepada pembawa acara dengan berwibawa dan berpower.
d. Pemateri juga dapat merujuk kepada pemateri sebelumnya.
e. Ajaklah audiens terlibat dalam materi yang disampaikan.
f. Hangatkan semangat audiens, pemanasan dapat dilakukan dengan mengatakan bahwa terdapat
sesuatu yang menarik atau dengan melakukan games yang sederhana.
g. Pemateri harus menunjukkan bahwa dirinya adalah pemateri yang memiliki kredibilitas dan memiliki
jiwa kepemimpinan yang baik.
h. Memuji semangat atau hal-hal yang menarik lainnya dari para audiens.
3.2.2 Isi
Isi public speaking merupakan inti dari seluruh materi yang disampaikan, sehingga isi menjadi hal
yang sangat penting karena semua inti dari materi yang disampaikan oleh seorang pemateri berada pada
isi penyampaian ini. Berikut ini strategi isi public speaking:
a. Isi materi disampaikan secara terstruktur dan keterkaitan.
b. Setiap poin dijelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami dan ringkas.
c. Penyampaian materi dijelaskan dengan menggunakan contoh dan analogi-analogi lainnya yang
dapat membantu peserta dalam memahami materi.
d. Melakukan penekanan pada poin-poin materi yang dianggap penting (dinamika presentasi).
e. Tetap memperhatikan keadaan audiens, apabila konsentrasi mereka terpecah maka pemateri
sebaiknya mengembalikan semangat audiens misalnya dengan pertanyaan, games atau ice
breaking.
f. Menjaga pola presentasi dan jeda dalam setiap pergantian topik pembahasan.
3.2.3 Penutup
Dalam presentasi, penutup merupakan kesan terakhir yang dapat diciptakan oleh seorang pemateri.
Kepada audiens Terdapat tiga tips yang dapat dipilih seorang pemateri dalam menutup presentasinya,
yaitu:
a. Penutup presentasi dapat dilakukan dengan memberikan kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan. Kesimpulan dapat dilakukan dengan menyampaikan poin-poin penting dari materi
presentasi.Penyampaian quote sebagai penutup presentasi dapat memberikan nilai tambah bagi
pemateri. Quote yang disampaikan dapat diambil dari kutipan tokoh-tokoh terkenal dan sebaiknya
memiliki korelasi dengan materi yang disampaikan.
b. Penutup presentasi juga dapat dilakukan dengan menyampaikan harapan atau pesan kepada
audiens. Metode ini mengarah pada pemberian semangat dan hal-hal penting yang kemudian dapat
dikembangkan kembali oleh audiens.
21 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
terutama audiens yang duduk di bagian belakang, untuk memastikan apakah mereka memahami
materi presentasi atau tidak.
c. Pemateri harus melakukan eye contact atau berkomunikasi langsung dengan audiensnya. Bagi
pemateri yang belum percaya diri untuk menatap mata audiensnya, maka sebaiknya pandangan
dapat diarahkan ke kening atau kepala bagian atas dari audiens, sehingga audiens tetap merasa
diperhatikan oleh pemateri. Tips yang paling sederhana untuk mengatasi ketidak percayaan diri
menghadapi audiens adalah dengan menganggap mereka sebagai orang yang bodoh dan
pematerilah satu-satunya sumber informasi mereka.
d. Pemateri harus mengontrol body language. Kesalahan mendasar yang umum dilakukan oleh
pemateri adalah:
1. Terlalu sering menggerakkan tangan.
2. Posisi berdiri yang bertumpu pada satu kaki
3. Memasukkan tangan ke dalam saku celana
4. Gerakan tubuh yang berlebihan
5. Terlalu banyak memandang ke atas atau ke bawah
6. Menggaruk kepala
7. Posisi bahu yang tidak tegap
8. Posisi memegang microphone yang tidak tepat
Mengatasi hal ini pemateri harus sering berlatih di depan kaca, agar dapat melihat secara langsung
bagaimana pengaturan body language yang tepat bagi dirinya.
23 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
BAB IV
MEDIA PENYAJIAN MATERI
SILABUS
MEDIA PENYAJIAN MATERI
Materi Pokok dan Sub Materi 1. Pengantar Media Penyajian Materi
2. Dasar dan Tujuan Presentasi
3. Mengenali Audiens
a. Visual
b. Auditori
c. Kinestetik
4. Jenis-Jenis Media Penyajian Materi
a. PowerPoint (Multimedia)
b. Flipchart
c. Flashcard
5. Merancang PowerPoint Presentasi
a. Tenik Persiapan Bahan Presentasi
b. Membedakan Silde yang Baik dan kurang baik
Tujuan 1. Peserta mengetahui tentang Media Penyajian Materi
2. Peserta memahami dasar dan tujuan presentasi
3. Peserta memahami cara mengenali audiens
4. Peserta memahami jenis-jenis media penyajian materi
5. Peserta bisa mensimulasikan bagaimana membuat PowerPoint yang baik
Metode Monolog, Diskusi dan Simulasi
(Dalam simulasi pemateri menunjuk beberapa peserta untuk menunjukkan
media penyajian materinya (PowerPoint, dsb) lalu diberikan evaluasi
(kekurangan dan kelebihan) secara langsung oleh penyaji materi.)
Alokasi Waktu 90 Menit
Evaluasi Pre-Test, Post-Test, Pre-Praktek dan Post Praktek
Referensi 1. Mandel, Steve. 1991. Presentasi yang Efektif. Terjemahan oleh F.X.
Budiyanto. Binarupa Aksara: Jakarta
2. Jay, Antonyn dan Jay, Ros. 2004. Efective Presentation. Jakarta: PT
Bhuana Ilmu Populer
3. Nurseto, Tejo. 2011. Membuat Media Pembelajaran Yang Menarik.
Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
4. Noer, Muhammad. 2014. Teknik Kreatif Menyajikan Presentasi Memukau.
PT Alex Media Komputindo: Jakarta
24 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
MATERI
MEDIA PENYAJIAN MATERI
4.1 PENGANTAR
Kata “Media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium”, secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Association for Education and Communication Technology (AECT),
mengartikan kata media sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses informasi.
National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala benda yang dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk
kegiatan tersebut.
Perlu dikemukakan pula bahwa kegiatan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi. Dengan
kata lain, kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antar penerima pesan (P) dengan
sumber (S) lewat media (M). Namun proses komunikasi itu sendiri baru terjadi setelah ada reaksi balik
(feedback). Berdasarkan uraian di atas maka secara singkat dapat dikemukakan bahwa media
pembelajaran itu merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar.
Dalam kaitannya dengan fungsi media presentasi, dapat ditekankan beberapa hal berikut ini:
a. Sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi dalam penyampaian materi yang lebih efektif.
b. Sebagai salah satu komponen yang saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi dalam penyampaian materi yang diharapkan.
c. Meningkatkan kualitas proses penyampaian materi.
d. Mengkongkritkan yang abstrak sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
4.3.1 Visual
Orang dengan gaya belajar visual cenderung suka dengan gambar atau diagram yang akan
memudahkan mereka mencerna informasi. Mayoritas orang memiliki kecenderungan gaya belajar visual.
Cara terbaik menghadapi orang visual adalah dengan memberikan penjelasan dengan PowerPoint berupa
bagan, diagram, gambar, dll.
4.3.2 Auditori
Orang dengan gaya belajar auditori senang dengan penjelasan rinci dan detail. Mereka belajar
dengan telinga mereka, serta mudah mengingat semua instruksi yang disampaikan. Menghadapi orang
dengan gaya belajar auditori dapat dilakukan dengan merancang kalimat-kalimat tertentu dalam presentasi
agar mudah diingat. Audiens dengan gaya belajar auditori biasanya mampu mengingat dengan akurat apa-
apa yang disampaikan pemateri secara verbal.
4.3.3 Kinestetik
Orang dengan gaya belajar kinestetik menyukai praktik langsung. Alat peraga, demonstrasi
langsung, dan mempraktikkan apa yang dipelajari adalah cara belajar bagi orang kinestetik. Contoh yang
biasanya diterapkan untuk tipikal pembelajaran ini adalah dengan melakukan simulasi oleh audiens.
Setelah memahami ketiga gaya belajar audiens di atas, maka untuk menyesuaikan presentasi
dengan gaya belajar setiap orang, seorang pemateri cukup mengetahui kecenderungan umum para
audiens.
26 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
4.4.2 Flipchart
Flipchart adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai kalender berukuran 50x75 cm, atau ukuran
yang lebih kecil 21x28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat pada bagian atasnya.
Cara mendesain Flipchart secara umum terbagi dalam dua sajian, yaitu: pertama, Flipchart yang hanya
berisi lembaran-lembaran kertas kosong yang siap diisi pesan pembelajaran. Kedua, Flipchart yang berisi
pesan-pesan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya yang isinya bisa berupa gambar, teks, grafik,
bagan dan lain-lain. Berdasarkan tujuan yang telah ditentukan maka dapat dipilih bentuk Flipchart yang
sesuai. Materi yang disajikan pada media Flipchart tidak dalam bentuk uraian panjang, dengan
menggunakan kalimat majemuk seperti halnya pada buku teks namun materi disarikan, diambil pokok-
pokoknya.
4.4.3 Flashcard
Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar yang berukuran 25x30cm.
Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan atau foto, atau memanfaatkan gambar/foto yang sudah
ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar pada flashcard merupakan
rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian
belakangnya. Flashcard hanya cocok untuk kelompok kecil tidak lebih dari 30 orang audiens. Kelebihan
flashcard antara lain mudah dibawa, praktis, gampang diingat, dan menyenangkan.
27 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Gambar 4.1 Penuangan ide dalam braindstorming (Tahap 1)
(sumber: www.presentasi.net)
28 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
5. Untuk mendapatkan frame-work presentasi yang detail, sebaiknya ide dan gagasan ditulis
minimal 30 sampai dengan 50 item.
6. Setelah brainstorming selesai, barulah calon pemateri dapat mengelompokan ide-ide yang
berkaitan dan yang penting untuk disampaikan (gambar 2).
7. Daftar ide yang sudah dikelompokkan tadi, kemudian diurutkan mana yang akan disampaikan
di awal, di tengah dan di akhir presentasi. Selain itu tentukan juga mana ide yang paling
penting/inti sari dari materi dan mana yang menjadi penunjang pokok bahasan materi.
b. Mind Mapping
Mind Mapping atau peta pikiran adalah sebuah metode mencatat yang sesuai dengan otak manusia
bekerja dan menggunakan kesesuaian itu untuk memudahkan dalam mengingat. Dengan cara ini,
calon pemateri membuat catatan yang menghubungkan satu informasi dengan informasi lainnya,
disertai gambar dan warna untuk membantu asosiasi dalam otak. Perbedaan Mind Mapping dengan
Brainstorming terletak pada cara penulisan ide, Mind Mapping dituliskan dalam bentuk gambar dan
terstruktur sedangkan Brainstorming lebih acak dan tanpa menggunakan alur.
29 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
4.5.2 Merancang PowerPoint
PowerPoint yang berisi tulisan panjang baik yang dibuat dalam poin maupun paragraf dapat
menganggu konsentrasi audiens dalam menerima informasi, terlebih lagi materi yang terlalu banyak akan
membuat ukuran font menjadi kecil. Tentunya hal tersebut tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh seorang
pemateri. Dalam buku yang berjudul Presentation Zen yang ditulis oleh Garr Reynold, PowerPoint yang
berisi tulisan panjang disebut sebagai slidument (Slide-document), yaitu dokumen yang dipaksakan untuk
termuat dalam sebuah PowerPoint. Berikut ini pendapat Garr Reynold dalam membedakan PowerPoint
dan dokumen:
“Bedakan PowerPoint dengan dokumen. PowerPoint adalah komunikasi visual yang ringkas, padat, dan
tepat guna. Dokumen adalah materi detail berisi seluruh penjelasan, definisi, dan rincian untuk dibaca lebih
teliti. PowerPoint yang berbentuk dokumen tidak akan bisa menjalankan fungsinya sebagai alat bantu
visual”
Untuk dapat membedakan secara jelas bagaimana membedakan PowerPoint yang baik dengan
yang tidak baik, berikut ini ciri-cirinya:
a. PowerPoint yang kurang baik
1. Font terlalu kecil
Menggunakan font yang terlalu kecil membuat tampilan PowerPoint tidak bisa dibaca dengan
baik. Sehingga harus dipastikan font dalam PowerPoint terbaca hingga ke audiens yang berada
di paling belakang.
2. Menggunakan huruf kapital
Huruf kapital bisa dugunakan untuk judul PowerPoint atau header. Namun jika huruf kapital
digunakan dalam seluruh isi slide akan membuat presentasi tampak tidak profesional dan
menyulitkan audiens untuk membaca.
3. Menggunakan huruf bold pada seluruh teks
Penggunaan cetak tebal (bold) berfungsi memberikan penekanan tertentu pada teks. Namun, jika
terlalu banyak kata yang dicetak tebal atau bahkan keseluruhannya, justru fungsi penekanan
tersebut akan hilang. Apabila fungsi cetak tebal font adalah untuk memberikan penekanan,
namun mencetak tebal seluruh font juga membuat pesan yang terbalik, yakni tidak apa
penekanan yang diberikan pada teks.
4. Terlalu banyak jenis font
Menggunakan font terlalu banyak, apalagi jenis font yang ramai, berukir dan aneh, akan
mengalihkan perhatian audiens. Gunakanlah maksimal 3 jenis font dalam presentasi.
Penggunaanya pun harus konsisten dalam setiap slide, misalnya Arial untuk judul, Georgia untuk
keterangan gambar, dan Tahoma untuk teks.
5. Animasi
PowerPoint menyajikan fungsi animasi yang kelihatannya menarik. Tapi jika tidak ditempatkan
pada tempatnya, animasi pada teks, gambar, atau transisi antar-PowerPoint akan menganggu
konsentrasi. Sebaiknya gunakan animasi yang sedehana, seperti Appear atau Fade, agar
presentasi tetap terlihat profesional.
30 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
6. Efek suara teater 4 dimensi
Penggunaan efek suara pada PowerPoint sangatlah tidak diperlukan, karena selain menganggu
konsentrasi juga akan mengesampingkan fungsi PowerPoint sebagai alat bantu visual.
Gunakanlah suara hanya jika benar-benar diperlukan.
7. Terlalu banyak warna
Penggunaan warna yang terlalu banyak pada Slide akan menganggu pengelihatan audiens.
Dalam satu Slide idealnya hanya terdapat 3 sampai 4 warna dan harus digunakan secara
konsisten. Hal yang perlu diingat juga bahwa teks pada slide tidak perlu dibuat warna warni
apabila memang tidak diperlukan.
8. Terlalu banyak teks
Sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai alat bantu visual, maka jangan jadikan PowerPoint
sebagai alat copy-paste makalah atau materi presentasi. Pilihlah hanya kata kunci dari materi
pokoknya, karena terlalu banyak teks hanya akan menjadikan presentasi membosankan.
9. Background yang terlalu terang atau terlalu gelap
Jangan gunakan latar belakang yang terlalu terang atau terlalu gelap. Ini akan membuat slide
menjadi sulit dibaca. Gunakan kontras yang cukup sehingga tulisan mudah dibaca. Jika ingin
menggunakan warna background yang cerah, maka pilihlah isi slide dengan warna yang gelap
atau sebaliknya.
32 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
BAB V
ICE BREAKING
SILABUS
ICE BREAKING
Materi Pokok dan Sub Materi 1. Pengertian Ice Breaking
2. Waktu Pelaksanaan Ice Breaking
3. Jenis-jenis Ice Breaking
Tujuan 1. Peserta memahami pengertian Ice Breaking
2. Peserta memahami waktu yang tepat dalam mengaplikasikan
Ice Breaking
3. Peserta memahami dan dapat mengaplikasikan jenis-jenis Ice
Breaking
Metode Monolog, Diskusi dan Simulasi
(Dalam simulasi pemateri menunjuk beberapa peserta untuk
memberikan ice breaking dihadapan peserta lalu diberikan evaluasi
(kekurangan dan kelebihan) secara langsung oleh penyaji materi.)
Alokasi Waktu 90 Menit
Evaluasi Pre - Test, Post - Test, Pre - Praktek dan Post – Praktek
Referensi 1. Putra, Made Surya. 2002. Modul Training of Trainer KMHDI.
Jakarta: PP KMHDI
2. Soenarno, Adi. 2005. Ice Breaker Permainan Atraktif – Edukatif
untuk Pelatihan Manajemen. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
3. Sunarto. 2011. Ice Breaker dalam Pembelajaran Aktif.
Surakarta: Yuman Perssindo
33 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
MATERI
ICE BREAKING
5.3.1 Yel-yel
Yel-yel merupakan teriakan, pekikan, atau sorakan yang dilakukan oleh pemateri dengan melibatkan
audiens. Yel-yel menjadi salah satu teknik Ice Breaking yang interaktif, karena seluruh audiens harus
terlibat dalam aktifitas ini dengan dipandu langsung oleh pemateri. Contoh yel-yel adalah:
Tabel 5.1 Contoh Yel - Yel
Yang Diucapkan Pemateri Jawaban Audiens
Satyam eva jayate Jaya!!!
Hai... Hallo....
Hai... Hai... Hallo.... Hallo....
Hai... Hallo... Hallo... Hallo... Hai... Hai...
Kabar baik? Luar biasa, Yes.... Yes... Yes...
5.3.3 Lagu
Lagu merupakan salah satu jenis Ice Breaking yang diucapkan dengan nada yang dapat
membangembalikan semangat audiens. Dalam pengaplikasiannya, biasanya pemateri yang bernyanyi
kemudian peserta dapat melakukan tindakan tertentu atau membalas dengan ucapan tertentu.
Tabel 5.3 Contoh Lagu
Lagu Yang Dilakukan/Diucapkan Audiens
35 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Kalau kau suka hati tepuk tangan... Tepuk 2x
Kalau kau suka hati petik jari... Petik jari 2x
Kalau suka hati injak bumi... Hentak kaki 2x
Kalau kau suka hati bilang horee... (teriak) Hore...
Kalau kau suka hati mari kita lakukan, Tepuk 2x, petik jari 2x, hentak kaki 2x,
kalau kau suka hati semuanya.... dan (teriak) hore....
5.3.4 Humor
Humor merupakan salah satu metode Ice Breaking tanpa melibatkan audiens secara langsung, tapi
humor memiliki dampak yang sangat besar untuk mengembalikan semangat audiens. Humor adalah cerita
lucu. Contoh humor:
Kenapa tupai tidak bisa memasang dua bola lampu secara bersamaan?
Jawabanya:
Karena mereka jelek..haa.. haa.. haa..
(Sumber: Spongebob Squarepant episode yang hilang)
5.3.5 Games
Games / permainan adalah salah satu jenis Ice Breaking yang pelaksanaannya tidak hanya
melibatkan anggota tubuh, namun juga dapat melibatkan properti pendukung. Contoh games:
Tabel 5.4 Contoh Games
Judul: Gerak Berlawanan:
Narasi:
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok berbaris
berbanjar, setiap peserta dalam satu kelompok memegang pundak anggota
kelompok yang di depannya.
Instruksi Respon
Kiri Lompat ke arah kanan
Kanan Lompat ke arah kiri
Kiri-kiri Lompat ke kanan 2x
Kiri kiri kanan kanan Lompat ke kanan 2x, kiri 2x
Dst dst
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam proses penyampaian materi, seorang pemateri juga
harus memahami dengan baik penempatan Ice Breaking, dengan demikian materi yang disampaikan
dapat diterima dengan optimal oleh audiens. Ada banyak jenis-jenis Ice Breaking yang dapat diterapkan
dalam proses pengajaran, sehingga setiap pemateri dapat mengembangkan kembali materi atau contoh-
contoh yang dapat dijadikan sebagai Ice Breaking.
36 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
BAB VI
PETUNJUK PELAKSANAAN (JUKLAK)
TRAINING OF TRAINER (TOT)
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
6.1 UMUM
Training of Trainer adalah salah satu kegiatan kaderisasi KMHDI yang dilaksanakan untuk
melahirkan trainer yang kemudian berkewajiban untuk menjadi pemateri dan pengawal kegiatan kaderisasi
KMHDI (MPAB dan DMO) di daerahnya. Training of Trainer (TOT) juga merupakan salah satu bagian dari
kaderisasi pilihan.
Sebagai salah satu kegiatan pelatihan, Training of Trainer (TOT) harus didesain sebagai sebuah
kegiatan yang mampu mencapai target/output yang diinginkan. Sehingga Petunjuk Pelaksanaan (Juklak)
Training of Trainer (TOT) diharapkan dapat menjadi standar acuan dalam melaksanakan kegiatan ini.
Dalam arti yang lebih spesifik, penyelenggara Training of Trainer (TOT) dapat mengembangkan konsep
maupun teknis pelaksanaanya namun tidak merubah standar aturan yang telah ditetapkan dalam Juklak
ini.
6.2 OUTPUT
Target pencapaian Training of Trainer adalah seorang trainer. Hasil Training of Trainer bersifat
kontinyu, selain menjadi pemateri (MPAB dan DMO) dan pengawal pelaksanaan kaderisasi di daerahnya
masing-masing seorang trainer nantinya akan menjadi fasilitator/pendamping peserta Trainer of Trainer
selanjutnya dan/atau menjadi pemateri Training of Trainer (TOT) berikutnya.
6.3 TUJUAN
Adapun tujuan pelaksanaan Training of Trainer (TOT) adalah sebagai berikut:
a. Mengawal pelaksanaan kaderisasi di daerah masing-masing;
b. Membentuk trainer KMHDI yang siap menjadi pemateri dalam kegiatan kaderisasi;
c. Meningkatkan pemahaman organisasi terkait pelaksanaan kaderisasi KMHDI;
d. Menyiapkan fasilitator yang akan menjadi pendamping pelaksanaan Training of Trainer;
37 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
6.5 SYARAT, TUGAS, DAN TANGGUNG JAWAB FASILITATOR
Adapun syarat, tugas dan tanggung jawab seorang Fasilitator dalam Training of Trainer adalah
sebagai berikut:
6.9.1 Syarat
a. Telah lulus menjadi peserta Training of Trainer dengan nilai minimal C dan sudah 2 kali menjadi
pemateri MPAB/DMO atau dengan nilai A/B dan sudah 1 kali menjadi pemateri MPAB/DMO;
b. Bersedia menjalankan tugas fasilitator;
c. Ditugaskan oleh Pimpinan Cabang/Pimpinan Daerah asal fasilitator;
d. Khusus untuk tim penguji wajib mengikuti pembekalan dan uji pengetahuan yang dilaksanakan oleh
SC/Pimpinan Pusat KMHDI setelah dilaksanakannya rapat fasilitator.
6.7 MATERI
Ada 5 materi yang wajib disampaikan kepada peserta Training of Trainer (TOT), diantaranya:
a. Perjalanan dan Proyeksi Sistem Kaderisasi KMHDI
b. Konsep Pendidikan Partisipatif
c. Public Speaking
d. Media Penyajian Materi
e. Ice Breaking
38 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
6.8 ALUR KETERLIBATAN
Setiap anggota KMHDI yang sudah lulus Diklat Manajemen Organisasi (DMO) dapat menjadi
peserta Training of Trainer (TOT), kemudian menjadi fasilitator dan/atau pemateri Training of Trainer (TOT)
sesuai dengan tahapan dan persyaratan yang telah ditentukan. Meskipun demikian, menjadi peserta,
fasilitator, dan pemateri Training of Trainer (TOT) adalah sebuah tahapan zero to point yang wajib dilalui
setiap anggota KMHDI. Berikut ini alur keterlibatan anggota KMHDI dalam Training of Trainer (TOT):
Registrasi
Pre-Praktik
Pre-Test
Post-Test
Post-Praktik
Fasilitator
Pemateri TOT
Selesai
Gambar 6.1. Alur Keterlibatan Anggota KMHDI dalam Training of Trainer (TOT)
39 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
6.9 TAHAPAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan Training of Trainer (TOT) KMHDI, penyelenggara wajib mengikuti tahapan-
tahapan pelaksanaan TOT sesuai dengan yang dituliskan dalam Juklak ini. Penyelenggara baiknya
melakukan konsultasi dengan Pimpinan Pusat KMHDI terkait teknis pelaksanaan agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik. Untuk mengetahui alur pelaksanaan TOT KMHDI berikut ini adalah flowchart
tahapan pelaksanaanya:
Mulai
Persiapan
Pembukaan
Rapat Fasilitator
Pre-Praktik
Pre-Test
Post-Test
Post-Praktik
Selesai
40 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
6.9.1 Persiapan
Persiapan adalah tahapan pembentukan panitia, pembuatan proposal, pencarian dana, pembuatan
konsep kegiatan, dan segala persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan Training of Trainer (TOT).
Namun pada tahapan ini seluruh panitia harus membaca dan memahami Juklak Training of Trainer (TOT)
yang dapat dibahas dalam rapat panitia. Panitia melalui steering committee (SC) dapat mengkonsultasikan
secara langsung terkait pelaksanaan Training of Trainer kepada Pimpinan Pusat KMHDI.
6.9.3 Pembukaan
Pembukaan merupakan tahapan awal pelaksanaan Training of Trainer, konsep yang diterapkan
dalam pelaksanaan pembukaan adalah sama dengan konsep pembukaan kegiatan KMHDI.
6.9.6 Pre-Praktik
41 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Pre-Praktik adalah ujian Praktik presentasi yang diikuti oleh peserta dengan materi presentasi yang
telah disiapkan oleh masing-masing peserta sebelum mengikuti Training of Trainer (TOT). Tujuan dari
dilaksanakannya Pre-Praktik adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta dalam
melakukan presentasi sebelum mendapatkan materi Training of Trainer (TOT). Adapun gambaran
pelaksanaan Pre-Praktik adalah sebagai berikut:
a. Pre-Praktik berbentuk presentasi oleh peserta Training of Trainer (TOT) yang dipresentasikan
secara individu;
b. Materi yang dipresentasikan diambil dari Buku Pedoman MPAB atau DMO;
c. Materi presentasi disajikan menggunakan slide dan/atau media lainnya;
d. Judul materi yang dipresentasikan ditentukan oleh masing-masing peserta;
e. Presentasi dilakukan secara tertutup di dalam ruangan dan hanya saksikan oleh penguji;
f. Presentasi dapat dibagi menjadi beberapa grup / dalam beberapa ruangan terpisah sesuai dengan
kesepakatan fasilitator;
g. Waktu yang dimiliki masing-masing peserta adalah 10 menit untuk pemaparan dan tanya jawab
dengan penguji (menyesuaikan);
h. Penguji adalah fasilitator yang berjumlah minimal 3 (tiga) orang dengan menunjuk satu penguji
sebagai ketua penguji;
i. Peserta mendapatkan lembar hasil evaluasi dari penguji;
j. Setiap penguji memberikan nilai secara objektif sesuai dengan indikator sebagai berikut:
Penguasaan Materi Suara
a. Kesesuaian materi a. Intonasi
b. Materi disampaikan dengan runtun b. Artikulasi
c. Penekanan poin penting pada materi c. Dinamika suara
Slide
a. Template slide
b. Kombinasi warna
c. Tidak banyak menggunakan teks
6.9.7 Pre-Test
Pre-Test merupakan ujian tertulis yang dilaksanakan setiap sebelum materi disampaikan dan
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan dasar yang telah dimiliki setiap peserta
mengenai materi Training of Trainer (TOT). Adapun gambaran umum pelaksanaan Pre-Test adalah
sebagai berikut:
a. Pre-Test dilaksanakan setiap sebelum penyampaian masing-masing materi Training of Trainer
(TOT);
42 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
b. Pre-Test dilaksanakan secara langsung dan wajib diikuti oleh seluruh peserta;
c. Pre-Test terdiri dari 10 pertanyaan berjenis multiple choices;
d. Soal Pre-Test diambil dari materi Training of Trainer (TOT) yang akan disampaikan;
e. Pre-test dilaksanakan selama 5 menit;
f. Untuk satu Jawaban Benar (JB) bernilai 10, Jawaban Salah (JS) bernilai 0, Tidak Menjawab (TM)
bernilai 0;
g. Soal Pre-Test dibuat oleh fasilitator;
b. Simulasi
Simulasi adalah pengaplikasian materi secara singkat melalui praktik materi yang dipandu langsung
oleh pemateri atau moderator. Simulasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan materi atau pemateri.
Penyampaian materi yang bisa dilakukan dengan simulasi misalnya Public Speaking, Ice Breaking,
dan Media Penyajian Materi.
c. Afektif
1. Afektif adalah pencatatan sikap dan keaktifan peserta selama proses materi Training of Trainer
(TOT) disampaikan;
2. Afektif dinilai langsung oleh tim fasilitator yang bertugas;
3. Nilai afektif menjadi salah satu indikator penilaian dalam kelulusan peserta;
4. Indikator penilaian afektif adalah sebagai berikut;
a) Keaktifan di kelas
b) Penampilan
c) Disiplin
d) Kemampuan sosialisasi
5. Masing-masing indikator diberikan nilai 70 (cukup baik), 80 (baik), atau 90 (sangat memuaskan)
6. Kuartal nilai x adalah: 70 – 76 = C, 77 – 83 = B, dan 84 – 90 = A;
6.9.9 Post-Test
Post-Test adalah ujian tulis yang dilaksanakan pasca pelatihan dan bertujuan untuk mengetahui
efektifitas penyampaian materi Training of Trainer (TOT). Untuk mengetahui efektifitas materi Training of
43 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Trainer tersebut, hasil Post-test akan dibandingkan dengan hasil Pre-Test. Adapun gambaran umum
pelaksanaan Post-Test adalah sebagai berikut:
a. Post-Test dilaksanakan setiap setelah penyampaian masing-masing materi Training of Trainer
(TOT);
b. Post-Test dilaksanakan secara langsung, terbuka dan wajib diikuti oleh seluruh peserta;
c. Post-Test terdiri dari 10 pertanyaan berjenis multiple choices;
d. Soal Post-Test sama dengan soal Pre-Test;
e. Post-test dilaksanakan selama 5 menit;
f. Untuk satu Jawaban Benar (JB) bernilai 10, Jawaban Salah (JS) bernilai 0, Tidak Menjawab (TM)
bernilai 0;
6.9.11 Post-Praktik
Post-Praktik adalah ujian Praktik presentasi yang diikuti oleh peserta dengan materi yang
ditentukan oleh fasilitator. Tujuan dari dilaksanakannya Post-Praktik adalah untuk mengetahui sejauh mana
ketrampilan dan kemampuan peserta dalam melakukan presentasi setelah mendapatkan materi Training of
Trainer (TOT). Adapun gambaran pelaksanaan Post-Praktik adalah sebagai berikut:
a. Post-Praktik berbentuk presentasi oleh peserta Training of Trainer (TOT) yang dipresentasikan
secara individu;
b. Materi yang dipresentasikan boleh sama atau berbeda dari materi saat Pre-Praktik;
c. Presentasi dilakukan secara terbuka di dalam ruangan dan disaksikan oleh seluruh peserta,
fasilitator, dan penguji;
d. Hanya peserta dan/atau fasilitator yang dapat memberikan pertanyaan kepada peserta yang
sedang melakukan Post-Praktik;
e. Presentasi dapat dibagi menjadi beberapa grup / dalam beberapa ruangan terpisah sesuai yang
disepakati dalam Pre-Praktik.
f. Waktu yang dimiliki masing-masing peserta adalah 10 menit untuk pemaparan dan tanya jawab
dengan penguji (menyesuaikan);
g. Penguji adalah fasilitator yang berjumlah minimal 3 (tiga) orang wajib sama dengan penguji saat
Pre-Praktik
h. Penguji tidak diwajibkan menuliskan evaluasi di lembar penilaian post-praktik peserta
i. Setiap penguji memberikan nilai secara objektif sesuai dengan indikator penilaian yang sama
seperti pre-praktik.
44 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Penutupan adalah akhir dari rangkaian kegiatan Training of Trainer, konsep penutupan yang
digunakan adalah sama dengan penutupan kegiatan KMHDI secara umum. Dalam penutupan Training of
Trainer (TOT) Ketua Fasilitator akan mengumumkan 3 (tiga) peserta terbaik/peserta yang lulus dengan
predikat tertinggi.
45 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
BAB VII
PENJABARAN TUGAS POKOK
FASILITATOR TRAINING OF TRAINER (TOT)
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
46 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Mulai
Rapat Fasilitator
Pre-Praktik
Pre-Test
Post-Test
Post-Praktik
Rekapitulasi Nilai
Pengumuman
Selesai
7.2.4 Pre-Praktik
a. Pre-Praktik dapat dilakukan dalam 1 (satu) ruangan ataupun dibagi dalam ruangan yang berbeda;
b. Jika menggunakan ruangan yang berbeda, diusahakan ruangan pre-praktik memiliki jarak yang tidak
berdekatan sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain;
c. Terdapat 1 (satu) Tim Penguji di setiap ruangan pre-praktik dengan personalia 3 (tiga) orang yang
telah ditetapkan dalam rapat fasilitator;
d. Di setiap ruangan pre-praktik wajib disediakan proyektor dan papan tulis;
e. Sebelum pre-praktik dimulai ketua Tim Penguji menjelaskan mekanisme dan peraturan Pre-Praktik
sesuai Juklak Training of Trainer (TOT) dan/atau hasil rapat fasilitator (termasuk indikator penilaian);
f. Pre-Praktik dimulai ketika peserta memulai presentasi;
g. Ketua Tim Penguji menghitung waktu presentasi menggunakan alat bantu seperti alroji,
stopwatch¸dsb;
h. Tim Penguji memberikan nilai sesuai dengan format penilaian (lampiran 1)
i. Tim Penguji memberikan penilaian dan WAJIB menuliskan evaluasi yang meliputi kelebihan dan
kekurangan peserta sesuai dengan form penilaian yang telah ditetapkan dalam Juklak Training of
Trainer (TOT);
j. Tim Penguji melakukan penghitungan nilai masing-masing peserta yang kemudian hasilnya
diserahkan kepada Tim Arsip;
k. Tim Arsip meng-input nilai peserta dengan Format tabel Pencatatan Nilai Peserta (Lampiran 4);
l. Setelah Tim Arsip selesai meng-input nilai, maka fasilitator wajib menyerahkan lembar evaluasi
kepada masing-masing peserta sesegera mungkin;
48 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
7.2.5 Pre-Test
a. Kondisi ruangan dimungkinkan agar peserta tidak melakukan kecurangan;
b. Sebelum Pre-Test yang pertama dimulai ketua fasilitator menjelaskan mekanisme dan peraturan
dalam Pre-Test dan Post-Test sesuai dengan Juklak Training of Trainer (TOT) dan peraturan
lainnya yang disepakati dalam rapat fasilitator;
c. Fasilitator membagikan lembar jawaban Pre-test;
d. Fasilitator membacakan soal Pre-test;
e. Pre-Test diawasi secara langsung oleh fasilitator;
f. Fasilitator dapat memberikan sanksi apabila terdapat peserta yang melanggar aturan ujian dengan
sanksi yang telah disepakati oleh seluruh fasilitator, atas sepengetahuan steering committee (SC)
dan Pimpinan Pusat KMHDI (bila ada);
g. Fasilitator mengumpulkan kembali soal dan lembar jawaban peserta;
h. Tim Pendamping mengoreksi jawaban peserta;
i. Cara penghitungan nilai Pre-Test mengikuti Juklak Training of Trainer (TOT);
j. Tim Arsip meng-input nilai peserta dengan Format tabel Pencacatan Nilai Peserta (Lampiran 4);
k. Hasil Pre-Test dapat diumumkan apabila Post-Test sudah dilaksanakan;
7.2.7 Post-Test
a. Kondisi ruangan dimungkinkan agar peserta tidak melakukan kecurangan;
b. Fasilitator membagikan lembar jawaban Post-test;
c. Fasilitator membacakan soal Post-test
d. Post-Test diawasi secara langsung oleh fasilitator;
e. Fasilitator dapat memberikan sanksi apabila terdapat peserta yang melanggar aturan ujian dengan
sanksi yang telah disepakati oleh seluruh fasilitator, atas sepengetahuan steering committee (SC)
dan Pimpinan Pusat KMHDI (bila ada);
f. Fasilitator mengumpulkan kembali soal dan lembar jawaban peserta;
49 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
g. Tim Pendamping mengoreksi jawaban peserta;
h. Cara penghitungan nilai Post-Test mengikuti Juklak Training of Trainer (TOT);
i. Tim Arsip meng-input nilai peserta dengan Format tabel Pencacatan Nilai Peserta (Lampiran 4);
j. Hasil Post-Test dapat diumumkan (lisan/tulisan) hanya setelah selesai diinput oleh Tim Arsip atau
tidak diumumkan sama sekali;
7.2.8 Evaluasi
Pendamping mendampingi peserta minimal selama 30 menit (menyesuaikan) dalam mengevaluasi
diri dan mempersiapkan materi untuk dipresentasikan pada saat post-pratik berdasarkan lembar evaluasi
yang telah didapatkan saat pre-praktik dan pembekalan yang didapatkan selama materi.
7.2.9 Post-Praktik
a. Post-Praktik dapat dilakukan dalam 1 (satu) ruangan ataupun dibagi dalam ruangan yang berbeda;
b. Jika menggunakan ruangan yang berbeda, diusahakan ruangan post-praktik memiliki jarak yang
tidak berdekatan sehingga tidak saling mengganggu satu sama lain;
c. Terdapat 1 (satu) Tim Penguji di setiap ruangan post-praktik dengan personalia 3 (tiga) orang yang
telah ditetapkan dalam rapat fasilitator;
d. Di setiap ruangan post-praktik wajib disediakan proyektor dan papan tulis;
e. Sebelum post-praktik dimulai ketua Tim Penguji menjelaskan mekanisme dan peraturan Post-Praktik
sesuai Juklak Training of Trainer (TOT) dan/atau hasil rapat fasilitator (termasuk indikator penilaian);
f. Post-Praktik dimulai ketika peserta memulai presentasi;
g. Ketua Tim Penguji menghitung waktu presentasi menggunakan alat bantu seperti alroji, stopwatch,
dsb;
h. Tim Penguji memberikan nilai sesuai dengan format penilaian (lampiran 1)
i. Tim Penguji tidak wajib menuliskan evaluasi dari masing-masing peserta;
j. Penguji melakukan penghitungan nilai ujian praktik yang kemudian diserahkan kepada Tim Arsip;
k. Tim Arsip meng-input nilai peserta dengan Format tabel Pencacatan Nilai Peserta (Lampiran 4);
l. Fasilitator tidak wajib menyerahkan lembar penilaian kepada masing-masing peserta;
7.2.11 Pengumuman
a. Pengumuman kelulusan peserta dilakukan pada saat penutupan. Konsep pelaksanaan penutupan
disesuaikan dengan perprotokoleran KMHDI;
b. Pengumuman kelulusan peserta Training of Trainer (TOT) dilakukan oleh Ketua Fasilitator diawali
dengan mengumumkan 3 (tiga) peserta terbaik dan dilanjutkan dengan mengumumkan sisa
kelulusan peserta yang lainnya;
c. Setiap peserta mendapatkan sertifikat dan tabel kelulusan peserta secara keseluruhan (Lampiran 4
dan 5);
d. Khusus 3 (tiga) peserta terbaik mendapatkan sertifikat Peserta Terbaik;
e. Peserta yang tidak lulus Training of Trainer (TOT) tidak diumumkan, namun tetap mendapatkan
sertifikat dan tabel kelulusan peserta secara keseluruhan (Lampiran 4 dan 5) yang dibagikan setelah
pengumuman (diluar acara);
7.4 PENUTUP
Demikian Modul Fasilitator ini dibuat, agar setiap fasilitator dapat memahami dengan seksama tugas
dan tanggung jawab seorang fasilitator. Semoga dengan dibuatkannya Penjabaran Tugas Fasilitator ini
kualitas trainer yang dihasilkan melalui Training of Trainer (TOT) dapat menjadi lebih baik dan efesien.
Dalam setiap keputusan yang diambil oleh fasilitator agar selalu dikoordinasikan dengan panitia dan
Pimpinan Pusat KMHDI
52 - S A T Y A M E V A J A Y A T E
Lampiran 1
FORM PENILAIAN PRE/POST-PRAKTIK
PESERTA TRAINING OF TRAINER
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Nama : __________________________________
Asal : __________________________________
Materi : __________________________________
PETUNJUK :
a. Berikanlah nilai secara objektif
b. Kuartal Penilaian :
1: Sangat kurang 2: Kurang 3: Cukup 4: Baik 5: Sangat Baik
Nilai Akhir =
Catatan/Evaluasi :
Kelebihan:……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kekurangan:…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
SATYA M EVA JA YA TE
Lampiran 2
FORM PENILAIAN AFEKTIF
PESERTA TRAINING OF TRAINER
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Nama : __________________________________
Asal : __________________________________
PETUNJUK :
2. Berikanlah nilai secara objektif
3. Kuartal Penilaian :
70 : Cukup
80 : Baik
90 : Sangat Baik
NILAI
NO INDIKATOR PENILAIAN
70 80 90
1 Keaktifan di kelas
2 Penampilan
3 Disiplin
4 Kemampuan Sosialisasi
JUMLAH NILAI :
NILAI AKHIR :
Keterangan :
70 – 76 =C
77 – 83 =B
84 – 90 =A
Nilai Akhir =
SATYA M EVA JA YA TE
Lampiran 3
FORM PENILAIAN PEMATERI
KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA
Nama Pemateri : __________________________________
Materi : __________________________________
PETUNJUK :
c. Berikanlah nilai secara objektif
d. Kuartal Penilaian :
1: Sangat kurang 2: Kurang 3: Cukup 4: Baik 5: Sangat Baik
Nilai Akhir =
Catatan/Evaluasi :
Kelebihan:……………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Kekurangan:…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
SATYA M EVA JA YA TE
Lampiran 4
FORMAT TABEL PENCATATAN NILAI PESERTA
INDIKATOR
NO NAMA ASAL NILAI STATUS PREDIKAT
KOGNITIF (40%) AFEKTIF (20%) PSIKOMOTORIK (40%)
1 I Kadek A. N. PD KMHDI SUMSEL 35,6 17,2 36,8 89,6 LULUS Sangat Baik
… ……….………. ……….………. … … … … … ……..
… ……….………. ……….………. … … … … … ……..
Catatan: Bobot Kognitif (40%), Afektif (20%), dan Psikomotorik (40%) didapatkan melalui perhitungan rumus di bawah ini:
RUMUS CONTOH
I KADEK A. N.