Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PT. PLN (Persero) merupakan BUMN yang bergerak di bidang kelistrikan
yang ada di Indonesia. Perusahaan ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat Indonesia yang sudah menjadi pelanggan
listrik dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Tantangan yang dihadapi
oleh PT PLN (Persero) adalah meningkatkan pelayanan dan penyediaan
energi listrik yang handal serta efisien.

Ada tiga bagian utama PLN dalam penyediaan dan pelayanan energi listrik
di Indonesia, yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik.
Proses pembangkitan tenaga listrik adalah proses konversi tenaga primer
menjadi tenaga mekanik sebagai penggerak generator listrik menghasilkan
tenaga listrik. Sedangkan transmisi merupakan proses penyaluran tenaga
listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik hingga saluran distribusi
listrik sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik.

Gardu Induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari
susunan dan rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati
suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik,
menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan
kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem tenaga
listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait.

Terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk
150 kV yaitu sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak-balik (AC).
Sumber DC merupakan jantung dalam sistem penyaluran kelistrikan di
gardu induk, dimana keandalan sumber DC tersebut sangat berpengaruh
kepada unjuk kerja peralatan untuk penyaluran energi listrik terutama
peralatan yang bekerja di Gardu Induk yang terintegrasi dengan peralatan-
peralatan utama yang berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik.

1
Untuk menjaga kesinambungan ketersediaaan sumber arus searah (DC),
maka harus ada catu daya arus searah (DC) cadangan pada sistem tanpa
terputus apabila terjadi gangguan pada sumber utama dari PLN. Karena
inilah baterai digunakan sebagai catu daya DC untuk menjaga keandalan
dan stabilitas kelancaran operasional peralatan gardu induk. Baterai
tersebut menyuplai sumber listik searah (DC) untuk kebutuhan operasi
relai proteksi dan kontrol pada gardu induk yang terdapat dua sistem daya
pasokan arus searah yaitu DC 110 V dan DC 220 V, sedangkan untuk
kebutuhan scadatel menggunakan sistem catu daya DC 48 V.

Dalam keadaan normal baterai 110 VDC hanya berfungsi sebagai


cadangan. Sedangkan pada keadaan abnormal seperti terjadinya gangguan
blackout, baterai 110 VDC menjadi satu-satunya komponen utama yang
menjadi pemasok sumber daya utama bagi relai-relai proteksi, motor-
motor PMT/PMS, Triping Coil/Closing Coil, dan lampu penerangan
darurat.

Blackout merupakan suatu kondisi dimana hilangnya seluruh sumber


tenaga pada suatu sistem tenaga listrik di gardu induk. Gangguan yang
menyebabkan blackout, bisa berasal dari rectifier atau trafo pemakaian
sendiri. Untuk itulah perlu adanya pemeliharaan baterai, pemeliharaan
baterai diperlukan untuk tetap menjaga daya tahan dan efisiensi operasi
baterai agar dapat bekerja sebagaimana mestinya, sehingga keandalan
peralatan dalam menyalurkan tenaga listrik tetap terjaga. Pemeliharaan
baterai dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap tegangan, berat
jenis elekrolit, suhu elektrolit dan kapasitas baterai.

Sangat pentingnya peran baterai dalam pengoperasian gardu induk maka


pemeliharaan baterai harus diperhatikan agar ketika terjadi gangguan pada
trafo PS dan rectifier, baterai dapat berkerja dengan baik. Hal ini yang
mendasari dipilihnya judul Laporan Magang “PENURUNAN
TEGANGAN SEL BATERAI 110 VDC UNIT 2 PADA GARDU
INDUK 150 KV JEPARA”.

2
1.2 Ruang Lingkup
Untuk menjaga agar pembahasan dalam penulisan laporan ini tidak meluas
dan menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis akan membatasi
pembahasan pada garis besarnya saja, yaitu

1) Fungsi Baterai 110 VDC pada Gardu Induk 150 kV Jepara


2) Pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC Unit 2 pada Gardu Induk 150
kV Jepara
3) Penurunan tegangan sel baterai 110 VDCUnit 2 pada Gardu Induk 150
kV Jepara
4) Pengaruh penurunan tegangan sel baterai 110 VDC pada Gardu Induk
150 kV Jepara

1.3 Tujuan dan Manfaat Magang


1.3.1 Tujuan Magang
Secara umum, maksud dan tujuan dilaksanakannya magang adalah
untuk memberikan pengalaman kepada mahasiswa sebagai calon
profesional agar dapat menjembatani kesenjangan antara teori
profesi yang didapat di bangku kuliah dan praktik profesi pada
dunia kerja nyata. Sedangkan tujuan khusus dilaksanakannya
Magang adalah sebagai berikut:
1) Memenuhi salah satu persyaratan untuk lulus Diploma III
Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Semarang.
2) Menambah wawasan dan praktek di lapangan yang digunakan
untuk materi ujian soft kompetensi dari PLN.
3) enciptakan kepribadian yang dapat bekerja dan bersosialisasi
dengan mitrakerja yang baik. Hal ini dapat dinilai dari cara
bekerjasama dan berhubungan dengan rekan kerja di instansi
tempat Magang.
4) Menambah wawasan dan pengalaman tentang penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia kerja.

3
1.3.2 Manfaat Magang
Dengan adanya program Magang ini mendatangkan banyak
manfaat diantaranya :
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan serta bekal untuk ujian soft
kompetensi
b. Menambah pengetahuan serta bekal untuk memasuki
dunia kerja
c. Memberikan pengalaman tentang gambaran tata kerja
perusahaan
d. Mengukur kemampuan berfikir yang nyata serta
keterampilan langsung dalam dunia kerja.
e. Memahami berbagai hambatan, resiko, masalah yang
timbul pada lingkungan kerja.
f. Mengetahui situasi yang terjadi pada dunia kerja
khususnya pada BUMN.
g. Melatih softskill untuk dapat bekerjasama dengan baik
dalam dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan
a. Menjalin kerjasama antara PT. PLN dengan Politeknik
Negeri Semarang.
b. Membantu memperkenalkan dunia kerja kepada
mahasiswa.
c. Membantu menilai potensi mahasiswa yang melaksanakan
Magang.
d. Membekali calon generasi muda agar lebih berpengalaman
dengan memberi masukan kompetensi yang sesuai,
sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan
lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan
peran terhadap dunia pendidikan.

4
3. Bagi Politeknik Negeri Semarang
a. Sebagai bentuk kerjasama antara Politeknik Negeri
Semarang dengan PT. PLN.
b. Sebagai tolak ukur kualitas serta kesiapan mahasiswa
Politeknik Negeri Semarang dalam menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya.
c. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas dalam
sistem pendidikan Politeknik Negeri Semarang.

1.4 Tujuan Penulisan Laporan


Adapun tujuan penulisan laporan Magang adalah:
1) Sebagai pertanggungjawaban mahasiswa telah melaksanakan magang.
2) Sebagai bukti bahwa mahasiswa telah mendapatkan ilmu, wawasan,
dan pengalaman selama menjalani magang di PT.PLN (Persero)
Gardu Induk 150 kV Jepara
3) Melatih mahasiswa untuk menuangkan ide-ide serta ilmu-ilmu yang
telah diterima selama pelaksanaan magang di PT PLN (Persero).
4) Menjelaskan peranan Baterai 110 VDC pada gardu induk 150 kV
5) Menampilkan SOP pemeliharaan baterai 110 VDC
6) Menampilkan angka pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2
pada Gardu Induk 150 kV Jepara yang mengalami penurunan
tegangan
7) Memberikan rekomendasi untuk dilakukan penggantian baterai 110
VDC unit 2 pada Gardu Induk 150 kV Jepara karena mengalami
penurunan tegaangan

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Magang


Kegiatan Magang dilaksanakan di PT. PLN Gardu Induk 150 kV Jepara,
Jl. Rm Sosro Diningrat, Penggung, Ngabul, Kec. Tahunan, Kabupaten
Jepara, Jawa Tengah. Magang ini dimulai pada tanggal 05 April 2021
sampai dengan 04 September 2021.

5
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penyusunan
laporan Magang ini adalah :
1) Cara langsung
a. Observasi
Metode observasi adalah metode mengumpulkan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung dan mengikuti pemeliharaan
bulanan baterai 110 VDC unit 2 pada Gardu Induk 150 kV Jepara
yang dilakukan bersama Staff Jaringan dan Gardu Induk Jepara
dengan memperhatikan standar operasional prosedur (SOP).
b. Interview
Metode ini mencakup wawancara atau mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada seorang informan atau otoritas (Ahli yang
berwenang dalam suatu sejarah masalah). Dalam hal ini penyusun
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pembimbing
lapangan serta staf teknik lainnya, agar setiap masalah yang ada
dapat teratasi dengan baik dan benar.
2) Cara tidak langsung
Dalam metode ini saya melakukan pengumpulan data dari dokumentasi,
perpustakaan, buku – buku PLN dan buku – buku referensi yang
berkaitan dengan materi yang saya ambil.

1.7 Rumusan Masalah


Pada pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2 di Gardu Induk 150
kV Jepara ditemukan penurunan tegangan sel baterai saat dilakukan
pengukuran tegangan per sel baterai dan pemgukuran tegangan total
baterai. Penurunan tegangan sel baterai 110 VDC tersebut berpengaruh
pada suplai tegangan DC 110 Volt jika terjadi blackout di gardu induk,
sehingga harus segera ditindak lanjuti agar baterai bekerja normal.

6
1.8 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis melakukan pembagian
menjadi beberapa bab dan sub-subnya untuk memudahkan dalam
penulisan dan pemahaman pembaca, sehingga susunan-susunannya dapat
terangkum sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab 1 ini membahas tentang :
1. latar belakang masalah
Sangat pentingnya peran baterai dalam pengoperasian gardu induk
maka pemeliharaan baterai harus diperhatikan agar ketika terjadi
blackout / gangguan pada trafo pemakaian sendiri (PS) yang
menyebabkan rectifier tidak bekerja, baterai dapat berkerja dengan baik.
Hal ini yang mendasari dipilihnya judul Laporan Magang Penurunan
Tegangan Sel Baterai 110 VDC Unit 2 Di Gardu Induk 150 kV Jepara.
2. Ruang Lingkup
Untuk menjaga agar pembahasan dalam penulisan laporan ini tidak
meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan yaitu penurunan
tegangan baterai 110 VDC unit 2 di Gardu Induk 150 kV Jepara.
3. Tujuan penulisan
Berisi tujuan penulis menyusun laporan magang yaitu untuk
mengetahui pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2 pada Gardu
Induk 150 kV Jepara yang mengalami penurunan tegangan sel baterai.
4. Metodologi penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam Menyusun laporan magang,
dengan menggunakan metode langsung (observasi dan
interview/wawancara) dan metode tidak langsung (studi literatur).
5. Rumusan Masalah
Pada pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2 di Gardu Induk 150
kV Jepara ditemukan penurunan tegangan sel baterai saat dilakukan
pengukuran tegangan per sel baterai dan pemgukuran tegangan total
baterai yang dapat berpengaruh berpengaruh pada suplai tegangan DC
110 Volt jika terjadi blackout di gardu induk.

7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Membahas tentang sejarah singkat PT. PLN (Persero), makna logo PT.
PLN (Persero), visi misi PT. PLN (Persero), profil PT. PLN (Persero)
Gardu Induk 150 kV Jepara secara umum, letak perusahaan, serta
Peralatan dan Perlengkapan Gardu Induk 150 kV Jepara.

BAB III LANDASAN TEORI BATERAI 110 VDC PADA GARDU


INDUK
Membahas tentang baterai 110 VDC pada Gardu Induk yang didapat dari
jurnal, buku-buku referensi dan penelitian yang menunjang topik
penelitian tentang sistem DC, pengujian kapasitas baterai, pemeliharaan
baterai dan lain-lain yang pernah dilakukan oleh orang lain yang
digunakakn dasar teori dalam penulisan magang tersebut.

BAB IV PENURUNAN TEGANGAN SEL BATERAI110 VDC UNIT


2 PADA GARDU INDUK 150 KV JEPARA
Membahas hasil pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2 pada Gardu
Induk 150 kV Jepara yang mengalami penurunan tegangan sel baterai, ari
hasil pemeiharaan bulan baterai 110 Vdc unit 2 di Gardu Induk 150 kV
Jepara didapatkan hasil pengukuran tegangan saat charger ON dan OFF
selama 15 menit dengan hasil tersebut dibandingkan dengan standar yang
telah ditetapkan oleh PT. PLN, dimana peran baterai dalam pengoperasian
gardu induk sangat vital sehingga harus segera ditinjak lanjuti agar dalam
pengoperasian gardu induk berjalan normal.

BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran yang merupakan ringkasan dari hasil
laporan magang yang telah disusun.

Anda mungkin juga menyukai