PENDAHULUAN
Ada tiga bagian utama PLN dalam penyediaan dan pelayanan energi listrik
di Indonesia, yaitu pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik.
Proses pembangkitan tenaga listrik adalah proses konversi tenaga primer
menjadi tenaga mekanik sebagai penggerak generator listrik menghasilkan
tenaga listrik. Sedangkan transmisi merupakan proses penyaluran tenaga
listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik hingga saluran distribusi
listrik sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik.
Gardu Induk merupakan suatu sistem instalasi listrik yang terdiri dari
susunan dan rangkaian sejumlah perlengkapan yang dipasang menempati
suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik,
menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan tingkat tegangan
kerjanya, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem tenaga
listrik dan untuk menunjang keandalan sistem tenaga listrik terkait.
Terdapat dua macam sumber tenaga untuk kontrol di dalam Gardu Induk
150 kV yaitu sumber arus searah (DC) dan sumber arus bolak-balik (AC).
Sumber DC merupakan jantung dalam sistem penyaluran kelistrikan di
gardu induk, dimana keandalan sumber DC tersebut sangat berpengaruh
kepada unjuk kerja peralatan untuk penyaluran energi listrik terutama
peralatan yang bekerja di Gardu Induk yang terintegrasi dengan peralatan-
peralatan utama yang berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik.
1
Untuk menjaga kesinambungan ketersediaaan sumber arus searah (DC),
maka harus ada catu daya arus searah (DC) cadangan pada sistem tanpa
terputus apabila terjadi gangguan pada sumber utama dari PLN. Karena
inilah baterai digunakan sebagai catu daya DC untuk menjaga keandalan
dan stabilitas kelancaran operasional peralatan gardu induk. Baterai
tersebut menyuplai sumber listik searah (DC) untuk kebutuhan operasi
relai proteksi dan kontrol pada gardu induk yang terdapat dua sistem daya
pasokan arus searah yaitu DC 110 V dan DC 220 V, sedangkan untuk
kebutuhan scadatel menggunakan sistem catu daya DC 48 V.
2
1.2 Ruang Lingkup
Untuk menjaga agar pembahasan dalam penulisan laporan ini tidak meluas
dan menyimpang dari pokok permasalahan, maka penulis akan membatasi
pembahasan pada garis besarnya saja, yaitu
3
1.3.2 Manfaat Magang
Dengan adanya program Magang ini mendatangkan banyak
manfaat diantaranya :
1. Bagi Mahasiswa
a. Menambah pengetahuan serta bekal untuk ujian soft
kompetensi
b. Menambah pengetahuan serta bekal untuk memasuki
dunia kerja
c. Memberikan pengalaman tentang gambaran tata kerja
perusahaan
d. Mengukur kemampuan berfikir yang nyata serta
keterampilan langsung dalam dunia kerja.
e. Memahami berbagai hambatan, resiko, masalah yang
timbul pada lingkungan kerja.
f. Mengetahui situasi yang terjadi pada dunia kerja
khususnya pada BUMN.
g. Melatih softskill untuk dapat bekerjasama dengan baik
dalam dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan
a. Menjalin kerjasama antara PT. PLN dengan Politeknik
Negeri Semarang.
b. Membantu memperkenalkan dunia kerja kepada
mahasiswa.
c. Membantu menilai potensi mahasiswa yang melaksanakan
Magang.
d. Membekali calon generasi muda agar lebih berpengalaman
dengan memberi masukan kompetensi yang sesuai,
sehingga akan membantu meningkatkan kemampuan
lulusan yang dibutuhkan dunia kerja dan meningkatkan
peran terhadap dunia pendidikan.
4
3. Bagi Politeknik Negeri Semarang
a. Sebagai bentuk kerjasama antara Politeknik Negeri
Semarang dengan PT. PLN.
b. Sebagai tolak ukur kualitas serta kesiapan mahasiswa
Politeknik Negeri Semarang dalam menghadapi dunia
kerja yang sesungguhnya.
c. Sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas dalam
sistem pendidikan Politeknik Negeri Semarang.
5
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penyusunan
laporan Magang ini adalah :
1) Cara langsung
a. Observasi
Metode observasi adalah metode mengumpulkan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung dan mengikuti pemeliharaan
bulanan baterai 110 VDC unit 2 pada Gardu Induk 150 kV Jepara
yang dilakukan bersama Staff Jaringan dan Gardu Induk Jepara
dengan memperhatikan standar operasional prosedur (SOP).
b. Interview
Metode ini mencakup wawancara atau mengajukan pertanyaan
secara langsung kepada seorang informan atau otoritas (Ahli yang
berwenang dalam suatu sejarah masalah). Dalam hal ini penyusun
mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pembimbing
lapangan serta staf teknik lainnya, agar setiap masalah yang ada
dapat teratasi dengan baik dan benar.
2) Cara tidak langsung
Dalam metode ini saya melakukan pengumpulan data dari dokumentasi,
perpustakaan, buku – buku PLN dan buku – buku referensi yang
berkaitan dengan materi yang saya ambil.
6
1.8 Sistematika Penulisan Laporan
Dalam penyusunan laporan magang ini, penulis melakukan pembagian
menjadi beberapa bab dan sub-subnya untuk memudahkan dalam
penulisan dan pemahaman pembaca, sehingga susunan-susunannya dapat
terangkum sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab 1 ini membahas tentang :
1. latar belakang masalah
Sangat pentingnya peran baterai dalam pengoperasian gardu induk
maka pemeliharaan baterai harus diperhatikan agar ketika terjadi
blackout / gangguan pada trafo pemakaian sendiri (PS) yang
menyebabkan rectifier tidak bekerja, baterai dapat berkerja dengan baik.
Hal ini yang mendasari dipilihnya judul Laporan Magang Penurunan
Tegangan Sel Baterai 110 VDC Unit 2 Di Gardu Induk 150 kV Jepara.
2. Ruang Lingkup
Untuk menjaga agar pembahasan dalam penulisan laporan ini tidak
meluas dan menyimpang dari pokok permasalahan yaitu penurunan
tegangan baterai 110 VDC unit 2 di Gardu Induk 150 kV Jepara.
3. Tujuan penulisan
Berisi tujuan penulis menyusun laporan magang yaitu untuk
mengetahui pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2 pada Gardu
Induk 150 kV Jepara yang mengalami penurunan tegangan sel baterai.
4. Metodologi penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam Menyusun laporan magang,
dengan menggunakan metode langsung (observasi dan
interview/wawancara) dan metode tidak langsung (studi literatur).
5. Rumusan Masalah
Pada pemeliharaan bulanan baterai 110 VDC unit 2 di Gardu Induk 150
kV Jepara ditemukan penurunan tegangan sel baterai saat dilakukan
pengukuran tegangan per sel baterai dan pemgukuran tegangan total
baterai yang dapat berpengaruh berpengaruh pada suplai tegangan DC
110 Volt jika terjadi blackout di gardu induk.
7
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Membahas tentang sejarah singkat PT. PLN (Persero), makna logo PT.
PLN (Persero), visi misi PT. PLN (Persero), profil PT. PLN (Persero)
Gardu Induk 150 kV Jepara secara umum, letak perusahaan, serta
Peralatan dan Perlengkapan Gardu Induk 150 kV Jepara.
BAB V PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran yang merupakan ringkasan dari hasil
laporan magang yang telah disusun.