Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMERSTER

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH/SEMESTER 3


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TA 2021/2022

Nama : ICHSAN FAJAR


NIM : 1209230101
Kelas : MKS 3 C
Mata Kuliah : Kapita Selekta Pemikiran Ekonomi Syariah
Hari/Tanggal UAS : Senin/20 Desember 2021
Pengumpulan UAS : 21 Desember 2021
Dosen Pengampu : Dr. Yoyok Prasetyo, ST., M.Sy.

1. Jelaskan perkembangan ekonomi Syariah di Indoensia saat ini ?


Saat ini perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sudah cukup pesat,
dimana ekonomi syariah banyak digaungkan oleh masyarakat. Masyarakat
Indonesia yang mayoritasnya beragama islam adalah sebuah modal yang
menjanjikan sehingga kebutuhan terhadap ekonomi yang berbasis syariah
memiliki urgensi yang sangat tinggi di masyarakat.
Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia saat ini mengalami kemajuan
cukup besar di sektor keuangan. Istilah “hijrah” ke bank syariah cukup ramai
terjadi di masyarakat sehingga menjadi salah satu ciri bahwa sektor keuangan
syariah mengalami kemajuan yang cukup baik. Lembaga-lembaga keuangan
syariah non-bank yang banyak didirikan saat ini juga menjadi bagian terhadap
perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Dari perkembangan sektor keuangan syariah yang cukup pesat, maka hal
tersebut menunjukan bahwa ekonomi syariah saat ini bukan hanya sekadar
pada norma atau prinsip saja, melainkan sudah masuk pada pengembangan
yang bersifat praktis dan aplikatif. Pengembangan yang bersifat aplikatif dan
praktis ini menjadi sebuah keseriusan pihak yang terlibat untuk menjadikan
ekonomi syariah sebagai sebuah solusi atas permasalahan ekonomi yang terjadi
di Indonesia yang tentunya belum dapat terselesaikan oleh ekonomi
konvensional.
Lalu, pemerintah juga ikut serius melalui Dewan Syariah Nasional dan
Majelis Ulama Indonesia untuk mengkaji berbagai fatwa terkait pedoman
dalam pelaksanaan dari kegiatan ekonomi syariah sehingga masyarakat tidak
kebingungan saat menghadapi hambatan. Selain itu, buku-buku tentang
pemikiran para ahli ekonomi islam juga banyak lahir dan mudah untuk
dijumpai sehingga menjadi sebuah hal yang akan mendukung perkembangan
ekonomi syariah ke arah yang lebih baik.
Namun, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia pada sektor riil
cukup lambat sehingga memerlukan dorongan yang lebih untuk mengalami
peningkatan karena seharusnya ekonomi syariah mampu menyasar pada
seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat menengah ke bawah.
Dengan demikian, perkembangan ekonomi syariah di Indonesia secara
umum mengalami kemajuan yang cukup pesat dan patut untuk kita syukuri.
Oleh karena itu, dukungan dari semua pihak, baik negara, pemerintah, maupun
masyarakat harus lebih dioptimalkan agar hambatan-hambatan yang ada pada
pelaksanaan ekonomi syariah dapat ditanggulangi dengan baik dan efektif.
2. Sebutkan bidang-bidang yang tercakup dalam ekonomi syariah di
Indoneisa?
Bidang-bidang yang tercakup dalam ekonomi syariah di Indonesia jika
mengacu pada sektornya, terdiri dari: makanan halal, pariwisata halal, media
dan hiburan, fashion, farmasi, dan keuangan. Diantara sektor-sektor tersebut,
yang mengalami kemajuan pesat dan ramai dibicarakan masyarakat adalah
pada sektor keuangan karena kebutuhan terhadap lembaga keuangan sangat
diperlukan, baik untuk menjadi solusi atas permasalahan masyarakat maupun
solusi atas kebutuhan masyarakat itu sendiri.
Kemudian, apabila mengacu pada UU No 3 Tahun 2006, pasal 49 huruf (i)
dijelaskan bahwa bidang ekonomi syariah adalah setiap perbuatan atau
kegiatan ekonomi yang didasarkan dan berpedoman pada syariat islam, yaitu
sebagai berikut.
a. Bank Syariah
Bank syariah adalah sebuah lembaga intermediasi antara pemilik dana
dan pihak yang membutuhkan dana dengan menggunakan prinsip syariah.
Implementasi dari prinsip tersebut diaplikasikan pada akad atau perjanjian
dari setiap produk yang ditawarkan oleh bank syariah.
b. Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Lembaga keuangan mikro syariah adalah lembaga yang berskala lebih
kecil dari perbankan syariah, dimana kegiatannya tidak seluas bank
syariah. Lembaga Keuangan Mikro syariah (LKMS) terdiri dari
berbagai lembaga diantaranya BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah),
BMT (Baitul Mal Wat Tanmil), Koperasi Syariah, serta lembaga
keuangan syariah lainnya yang diatur sebagaimana Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) Nomor 12/POJK.05/2014.
c. Asuransi Syariah
Asuransi syariah adalah sebuah sistem asuransi yang mana peserta
saling menanggung risiko dengan menghibahkan sebagian atau seluruh
kontribusi melalui dana tabarru'. Hal ini sering diistilahkan dengan
sharing of risk. Dana tersebut akan digunakan untuk membayar klaim jika
suatu saat peserta mengalami musibah.
d. Reasuransi Syariah
Reasuransi syariah (retakaful) adalah suatu proses saling menanggung
antara pemberi sesi (ceding company) dengan penanggung ulang
(reasuradur) dengan proses suka sama suka dari berbagai risiko dan
persyaratan yang ditetapkan dalam akad yang dikenal dengan nama konsep
sharing of risk.
e. Reksa Dana Syariah
Reksa Dana Syariah adalah wadah untuk
menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang
bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam surat
berharga seperti : saham, obligasi, dan instrumen pasar uang yang sesuai
dengan ketentuan dan prinsip syariah Islam
Selain hal-hal di atas, dalam UU tersebut juga disebutkan lagi bahwa
obligasi syariah, surat berharga berjangka syariah, sekuritas syariah,
pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana pensiun lembaga keuangan
syariah dan bisnis syariah termasuk dalam kegiatan yang menjadi bagian dari
bidang ekonomi syariah.
3. Bagaimana tantangan perkembangan pemikiran ekonomi syariah di
Indonesia?
Tantangan perkembangan pemikiran ekonomi syariah di Indonesia
menurut saya masih cukup banyak sehingga membuat perkembangannya tidak
optimal, berikut ini akan coba saya uraikan beberapa tantangan atau hambatan
dari perkembangan pemikiran ekonomi syariah di Indonesia.
a. Kurangnya Pengetahuan Secara Menyeluruh terhadap Ekonomi Syariah
Pada saat ini, pengetahuan mendalam terhadap ekonomi syariah di
masyarakat baru sebatas pada kelompok tertentu, diantaranya akademisi
di bidang ekonomi, mahasiswa dengan jurusan yang berhubungan pada
ekonomi syariah, dan pelaku ekonomi syariah itu sendiri. Berdasarkan
yang saya temui, orang-orang hanya baru mengetahui bahwa ekonomi
syariah adalah ekonomi dengan prinsip islam dan praktiknya masih sama
dengan ekonomi konvensional. Hal tersebut tentunya kurang tepat karena
sesungguhnya jika dikaji lebih dalam, ekonomi syariah dan konvensional
sangat jauh berbeda, namun juga tidak dapat disalahkan karena masih
kurangnya informasi yang diberikan, baik oleh lembaga (pelaku ekonomi
syariah) maupun pemerintah sehingga hal ini menjadi sebuah tantangan
dalam pengembangan pemikiran ekonomi syariah di Indonesia. Tantangan
ini dapat dilalui apabila semua pihak yang terlibat ikut serta untuk
memperkenalkan ekonomi syariah kepada masyarakat luas agar nantinya
seluruh lapisan masyarakat mampu mengimbangi ketika terjadi
perkembangan pemikiran ekonomi syariah.
b. Kurangnya Permodalan
Permodalan bagi sektor-sektor ekonomi syariah masih menjadi
sebuah masalah yang terus terjadi. Adanya kebangkrutan dari beberapa
lembaga keuangan syariah menjadi sebuah tanda bahwa masalah
permodalan masih belum dapat diatasi sepenuhnya bagi ekonomi syariah
di Indonesia. Ketika dalam praktiknya masih terjadi masalah, maka
pengembangan pemikiran ekonomi syariah akan terhambat karena harus
memperbaiki dan mengatasi masalah tersebut. Oleh karena itu, kurangnya
permodalan juga menjadi tantangan dalam pengembangan pemikiran
ekonomi syariah.
c. Terbatasnya Kualitas Sumber Daya Manusia yang Dimiliki
Kualitas Sumber Daya Manusia yang mumpuni dalam bidang
ekonomi syariah di Indonesia masih dikategorikan terbatas karena angka
pembandingnya (jumlah penduduk) cukup tinggi sehingga ketika terjadi
pengembangan pemikiran dalam konteks ekonomi syariah, maka hasil
akhir yang didapatkan tidak akan optimal. Dengan demikian,
pengembangan pemikiran ekonomi syariah akan lebih efektif dan
maksimal apabila dilakukan peningkatan jumlah Sumber Daya Manusia
yang mumpuni terlebih dahulu sehingga pemikiran-pemikiran baru yang
tercipta lebih komperhensif.
d. Daya Saing Lemah dibandingkan dengan Ekonomi Konvensional
Tidak dapat disangkal bahwa beberapa tantangan sebelumnya yang
saya jelaskan, disebabkan karena masyarakat lebih tertarik dengan produk-
produk ekonomi konvensional yang dirasa lebih menguntungkan sehingga
hal ini menjadi sebuah tantangan bagi perkembangan pemikiran ekonomi
syariah. Setiap waktu, ekonomi konvensional yang lahir lebih dulu di
Indonesia terus melakukan pengembangan agar selalu dapat diterima oleh
masyarakat. Dengan demikian, tantangan daya saing dengan ekonomi
konvensional adalah suatu hal yang harus mampu diatasi oleh ekonomi
syariah.
e. Tingkat Literasi Ekonomi Syariah Masih Rendah
Sebagaimana disinggung pada tantangan pertama yang saya jelaskan,
tingkat literasi yang rendah terhadap ekonomi syariah di Indonesia
merupakan sebuah tantangan dan hambatan karena pengetahuan akan
bertambah ketika diimbangi dengan tingkat membaca yang tinggi
sehingga tingkat literasi ekonomi syariah di Indonesia harus lebih
ditingkatkan agar pengembangan pemikiran ekonomi syariah tidak
melambat.
Dengan demikian, setiap tantangan yang saya sebutkan di atas pada
dasarnya dapat diatasi apabila seluruh pihak yang terlibat memiliki tujuan yang
sama untuk membuat ekonomi syariah lebih baik dan lebih maju. Oleh karena
itu, pemerintah selaku pemangku kekuasaan harus memberikan solusi agar
setiap pihak yang terlibat mau sama-sama bergotong royong meningkatkan
ekonomi syariah menjadi lebih baik.

Terima Kasih
Alhamdulillah

Anda mungkin juga menyukai