Anda di halaman 1dari 11

UNIVERSITAS BUDI LUHUR

FAKULTAS TEKNIK

PERTEMUAN 10
STRUKTUR NET (JARINGAN)

Capaian Pembelajaran : Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui


prinsip dasar sistem struktur net serta aplikasi
pada bangunan bentang lebar
Sub Pokok Bahasan : 10.1. Definisi Struktur Net (Jaringan)
10.2. Konstruksi Struktur Net (Jaringan)
10.3.Aplikasi Struktur Net (Jaringan) Pada
Bangunan Bentang Lebar
Daftar Pustaka : 1. Lyal, Sutherland. 2006. Master Of Structure :
Bangunan Dengan Struktur Inovatif Terkini. PT.
Rajawali Pers. Jakarta
2. Tangoro, Dwi; Sukardi, Kuntjoro; Somaatmaja,
A.Sadili. Ilmu Bangunan : Struktur Bangunan
Tinggi dan Bentang Lebar. UIP. Jakarta
3. Wolfgang Schueller, 1976, Horizontal Span
Building Structure, Jon Walley Inc.; New York
4. Heinrich Engel, 1967, Structure System,
Deutsche Verlags Anstalt, Stuttgart
5. Schodek, Daniel L, (1998).Struktur.Bandung:
PT. Refika Aditama

[6]
10.1. DEFINISI STRUKTUR NET (JARINGAN)
Jaring adalah permukaan tiga dimensi yang terbuat dari sekumpulan kabel
lengkung yang melintang.Jaring mempunyai analogi dengan kulit membran.Dengan
memperbolehkan suatu bukaan jaring divariasikan sesuai dengan keperluan,sangat
banyak bentuk permukaan yan dapat diperoleh. Keuntungan penggunaan kabel
melintang adalah bahwa penempatan kabel tersebut dapat mencegah atap dari
getaran akibat tekanan dan isapan angin. Selain itu gaya tarik umumnya dapat
diberikan pada kabel dengan alat-alat jacking sehingga seluruh permukaan dapat
mempunyai bentuk seperti kulit-tertarik. Hal ini juga dapat memberikan stabilitas dan
tahanan terhadap getaran pada atap.
Setelah ditemukan kabel baja tegangan tinggi sebagai gantungan pada
konstruksi jembatan yaitu Struktur Kabel Dua Dimensi (letak kabel pada bidag datar),
selanjutnya berkembang menjadi strukur Atap Gantung Ruang. Penutupnya adalah
(membran) bahan ringan, kuat, tahan cuaca, diantaranya fiberglass, acrilyc dsb yang
dipasang di antasa jala-jala (jarring) dari kabel mutu tinggi. Oleh karena itu sifat
struktur kabel dikenal dengan bentuknya yang tidak kaku, dan penggunaan material
yang lentur, dapat dibentuk dengan cara tertentu dan terkunci oleh ujung yang
dimatikan. Pada pembentukannya memanfaatkan fungsi bentuk , materialnya yang
pada ujung tertentu dapat dikunci setelah terlebih dahulu diberi gaya tarik sehingga
penggunaannya dapat menopang dirinya sendiri dan dapat membentuk bentang
ruang yang luas pada penggunaan kolom tengah.
Analogi dengan struktur kabel dan jaring adalah jarring laba-laba sebagai contoh
biomorfik yang merupakan permukaan bidang (dua dimensi) serta mempunyai
perubahan bentuk (deformasi) yang elastis. Sarang laba-laba yang menjadi sumber
informasi bagi struktur bangunan adalah jenis araneus diademaitus dan jenis
cytrophora citricola. Jenis araneus mambuat jaringnya berkeliling pada jaringan radial
secara logarismis spoiral dan di titik pusat ada bulatan adalah untuk menggantingkan
jaring ke dahan pohon. Jenis cytrophora membuat jaringnya berganda banyak (mega-
web) dan digantungkan secara berganda pula pada titik penahan.

[7]
Gambar 10.1. Jenis Jaring Laba-Laba

10.2. KONSTRUKSI STRUKTUR NET (JARINGAN)


Kelemahan dari struktur kabel adalah bahwa konstruksi kabel tidak stabil,
sedangkan stabilitas merupakan syarat utama dari struktur. Akan tetapi setelah
ditemukannya metode-metode baru dalam konstruksi kabel dengan variasi-variasi
bentuk penunjangnya telah berkembang menjadi struktur modern. Struktur atap
gantung dengan cable beam dapat diklasifikasikan menurut susunan kabelnya :
 Struktur lengkung tunggal ( single Curvature )
 Struktur lengkung ganda ( double curvature )
 Struktur kabel ganda ( double layer )
 Struktur berlengkung tunggal, yaitu yang dibuat dengan meletakkan
 kabel-kabel sejajar ( paralel ), menggunkan permukaan yang dibentuk oleh
balok-balok yang membentang di antara kabel

[8]
Gambar 10.2. Struktur Kabel Berlengkung Ganda

Gambar 10.3. Sistem Dengan Tepi Jaring Kabel Pada Lengkung Berlawanan

[9]
Gambar 10.4. Jaringan Kabel Pada Balok Lengkung Tekan

Gambar 10.5. Kombinasi Kabel Lengkung Terbalik Dengan Balok Tepi Lurus

[10]
Gambar 10.6. Metode jaring kabel hiperbolik-parabolid dengan balok pratekan

Gambar 10.7. Kombinasi Jaring Kabel Lengkung Terbalik Dengan Balok Lengkung
Melingkar

[11]
Gambar 10.8. Kabel Stabilitas Di Bawah Kabel Gantung

10.3. APLIKASI STRUKTUR NET (JARINGAN) PADA BANGUNAN BENTANG


LEBAR
1. Olympia Stadium di Muenchen, Jerman

[12]
Gambar 10.9. Aplikasi Struktur Jaring Pada Olympia Stadium di Muenchen, Jerman

2. Millennium Dome

[13]
Gambar 10.10. Aplikasi Struktur Jaring Pada Millennium Dome

Gambar 10.11. Interior Pada Millennium Dome

RANGKUMAN
Pemahaman mahasiswa tentang prinsip sistem struktur Net (Jaring) , klasifikasi
dari struktur Net (Jaring) dan aplikasi struktur Net (Jaring) pada bangunan bentang
lebar.

LATIHAN
1. Soal : Diskusikan dan presentasikan materi tentang “Aplikasi struktur Net
(Jaring) Pada Bangunan Bentang Lebar” per kelompok (4 mahasiswa)
Jawab : umpan balik dapat berupa paper atau catatan diskusi

[14]
2. Tugas dan Diskusi
a. Mahasiswa melakukan penelusuran data penerapan struktur Net (Jaring)
pada kasus bangunan bentang lebar secara kelompok.
b. Mahasiswa menyusun materi presentasi mengenai: definisi struktur Net
(Jaring), contoh kasus bangunan bentang lebar yang menerapkan struktur
Net (Jaring).

[15]
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
Jl. Raya Ciledug, Petukangan Utara, Pesanggrahan
Jakarta Selatan, 12260
Telp: 021-5853753 Fax : 021-5853752
http://ft.budiluhur.ac.id

[16]

Anda mungkin juga menyukai