Anda di halaman 1dari 24

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU

TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA


PRASEKOLAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LHOK KRUET

PROPOSAL

OLEH

YUSTI OKTAVIA SALFA

21010200

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES MEDIKA SERAMOE BARAT

MEULABOH

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses utama perkembangan anak merupakan hal yang saling berkaitan

antara proses biologis, proses sosio-emosional dan proses kognitif. Ketiga hal

tersebut akan saling berpengaruh satu sama lain dan sepanjang perjalanan hidup

manusia. Selama proses perkembangan tidak tertutup kemungkinan anak

menghadapi berbagai masalah yang akan menghambat proses perkembangan

selanjutnya. Perkembangan tersebut mencakup perkembangan perilaku sosial,

bahasa, kognitif, fisik / motorik (motorik kasar dan motorik halus) (kemenkes,

2015).

Pada beberapa aspek perkembangan seperti kognitif, fisik, motorik, dan

psikososial seorang anak berkembang secara pesat dari 50% menjadi 80% pada

saat prasekolah (kemendiknas,2010).

Anak pada masa 3-5 tahun sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk

segera berkembang, potensi tersebut akan berkembang apabila diberikan layanan

berupa kesempatan melakukan kegiatan motorik yang dilatih atau digunakan

sesuai dengan perkembangan anak tersebut. Besar kecilnya naluri bergerak bagi

anak-anak tidak selalu sama. Dorongan bergerak tidak dapat diajarkan, tetapi

merupakan pembawaan masing-masing. Guru hanya dapat memberikan

kesempatan dan mengarahkan dorongan bergerak itu melalui pemberian

permainan yang menarik perhatian mereka, maka guru dapat menyalurkan


dorongan bergerak tadi ke arah yang bermanfaat. Perhatian anak untuk tertarik

pada suatu permainan dapat dipengaruhi oleh guru, lingkungan hidupnya yaitu

kakak atau orang tuanya, atau anggota keluarga yang lebih tua. Dapat diartikan

bahwa manusia dapat dipengaruhi selain oleh pembawaannya juga dipengaruhi

oleh dunia sekelilingnya (ujang,2011).

Ada empat parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai

perkembangan anak balita yaitu: Perilaku sosial yang berhubungan dengan

kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan setelah selesai

bermain berinteraksi dengan lingkungan), kemampuan bahasa (memberikan

respon terhadap suara, berbicara, melakukan perintah, dan lain lain),

perkembangan motorik halus, (kemampuan untuk menggambar, memegang

sesuatu benda dan lain-lain), kemampuan motorik kasar (kemampuan untuk

duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan lain lain). Pemantauan

perkembangan anak berguna untuk menemukan penyimpangan/hambatan

perkembangan anak sejak dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan

upaya penyembuhan serta upaya pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang

jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis tumbuh kembang anak.

Apabila dibandingkan dengan Negara-negara barat, maka perkembangan

motorik pada anak Indonesia tergolong rendah. Di Amerika, anak mulai berjalan

pada umur 11,4-12,4 bulan, dan anak-anak di Eropa antara 12,4-13,6 bulan.

Sedangkan di Indonesia adalah 14,2 bulan. Informasi yang sukup untuk

menerangkan perbedaan tersebut belum ads, namun besar kemungkinan bahwa

faktor gici, pola asuh dan stimulasi ikut berperan (depkes,2010).


Memurut UNICEF tahun 2011 didapat data masih tingginya angka

kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia halita

khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan (275) atau 3 juta anak

mengalami gangguan. Balita di Indonesia Sekitar 16% di laporkan mengalami

gangguan perkembangan berupa gangguan kecerdasan akibat gangguan

perkembangan otak, gangguan pendengaran dan gangguan motorik (depkes,2010).

Pada tahun 2010 gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak di

Indonesia mencapai 35,7% dan tergolong dalam masalah kesehatan masyarakat

yang tinggi menurut acuan WHO karena masih diatas 30% (muchid,2012).

Hasil penelitian perkembangan motorik pada anak dibawah umur lima

tahun mengemukakan kelambatan perkembangan motorik sebanyak 49%. akibat

pengetahuan ibu kurang baik dan terjadi di negara berkembang. Keterlambatan

perkembangan motorik sebanyak 50% di Asia, di Afrika sebanyak 30%, dan 20%

terjadi pada anak-anak di Amerika Latin (hasanah & ansori,2013).

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016, mengemukakan jumlah balita 0-2

tahun di Indonesia sebanyak 14.333.515 jiwa, sementara balita dengan interval

umur 1-4 tahun berjumlah 19.189.866 jiwa. Sekitar 16% dari anak usia dibawah

lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gangguan perkembangan saraf dan

otak mulai ringan sampai berat. Sekitar 5-10% anak diperkirakan mengalami

keterlambatan perkembangan namun penyebab keterlambatan perkembangan

umum belum diketahui dengan pasti, dan diperkirakan sekitar 1-3% klus pada

anak dibawah usia 5 tahun di Indonesia mengalami keterlambatan perkembangan


umum yang meliputi perkembangan motorik, bahasa, sosio emosional, dan

kognitif ( kemenkes,2016).

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu-ibu di wilayah kerja

Puskesmas Lhok Kruet, peneliti mendapatkan data bahwa 7 dari 10 ibu yang

mempunyai anak usia prasekolah kurang mengetahui tentang perkembangan

motorik kasar anak, dan 3 dari 10 ibu pernah mendengar tentang perkembangan

anak, maka oleh sebab itu peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul "

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu terhadap perkembangan

motorik kasar pada anak usia prasekolah di wilayah kerja Puskesmas Lhok

Kruet".

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka penulis membuat

rumusan masalah sebagai berikut "faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

ibu terhadap perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di wilayah

kerja puskesmas Lhok Kruet Tahun 2022".

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui "Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang

perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di wilayah kerja

puskesmas Lhok Kruet Tahun 2022".

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengatahui pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang

perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah di wilayah kerja

Puskesmas Lhok Kruet Tahun 2022.

b. Untuk mengetahui pekerjaan ibu dengan pengetahuan ibu tentang

perkembangan motorik kasar anak usia prasekolah di wilayah kerja

Puskesmas Lhok Kruet Tahun 2022.

c. Untuk mengetahui umur ibu keluarga dengan pengetahuan ibu tentang

perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di wilayah kerja

puskesmas Lhok Kruet Tahun 2022

d. Untuk mengetahui lingkungan dengan pengetahuan ibu tentang

perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di wilayah kerja

puskesmas Lhok Kruet Tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian

khususnya perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah..

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan pertimbangan bagi

mahasiswa lain yang akan melaksanakan penelitian tentang perkembangan

motorik kasar pada anak usia prasekolah


3. Bagi Orang Tua

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan ibu dalam menstimulasi dan

perdoman dalam tahap perkembangan motorik kasar pada anak usia

prasekolah

4. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan informasi dan dokumentasi tentang perkembangan motorik

kasar pada anak usia prasekolah

5. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-

penelitian yang serupa dengan variable yang berbeda dengan jumlah yang lebih

besar dan dapat lebih menyempurnakannya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Pengetahuan

1. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung. telinga, dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (telinga), dan indera penglihatan ( wawan & dewi,2010).

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan

bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang

tentang suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu ( notoatmojo,2012).

2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan


hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks

atau situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kreteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (wawan & Dewi,2010).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ada dua, yaitu:

a. Faktor Internal

1) Pendidikan

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas

hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk

sikap berperan serta dalam pembangunan(Notoatmojo,2010).

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir dan

bekerja.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok (Notoatmojo,2012).

2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi (wawan & dewi).

B. Perkembangan Motorik Kasar

1. Motorik Kasar

a. Pengertian Motorik Kasar

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan

otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar

diperlukan agar anak dapat duduk, menendang. berlari, naik turun tangga

dan sebagainya. Gerakan tubuh melalui otot besar menjadi sebuah bentuk

kegiatan motorik kasar yang penting untuk diketahui dan dikondisikan

agar upaya memaksimalkan potensi motorik kasar tersebut dapat berjalan

dengan baik (khadijah,2016).

Kemampuan motorik sangat erat kaitannya dengan perkembangan

pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan didefinisikan sebagai

gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau yang terkoordinir

antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Motorik kasar sebagian

besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak

itu sendiri (Fikriyati,2013).

Kemampuan lokomotor adalah kemampuan yang digunakan untuk

memerintahkan tubuh dari suatu tempat ke tempat yang lain, seperti

berjalan, berlari, melompat, dan meluncur. Dalam proses perkembangan

motorik kasar anak usia dini, maka penting bagi kita untuk mengetahui
apa-apa saja bentuk kemampuan motorik anak. Perkembangan motorik

adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota

tubuh. Untuk itu anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan

yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan,

kekuatan, kelenturan serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.

Mengembangkan kemampuan motorik sangat diperlukan anak agar

mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Ada tiga

keterampilan motorik anak, diantaranya:

1. Keterampilan lokomotor: berjalan, berlari, meloncat, meluncur.

2. Keterampilan non lokomotor: mengangkat, mendorong. melengkung,

berayun, menarik..

3. Keterampilan memproyeksi dan menerima/menangkap benda:

menangkap, melempar (Sujiono,2015).

Keterampilan motorik kasar setiap orang pada dasarnya berbeda-

beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Unsur-unsur

keterampilan motorik diantaranya:

1. Kekuatan, adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan

tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini,

apabila anak tidak memiliki kekuaan otot tentu anak tidak dapat

melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik, seperti: berlari,

melompat, melempar, memanjat, bergantung dan mendorong.

2. Koordinasi, adalah keterampilan untuk mempersatukan atau

memisahkan dalam satu tugas yang kompleks. Contoh: anak dalam


melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang

terlibat.

3. Kecepatan, adalah sebagai keterampilan yang berdasarkan kelenturan

dalam satuan waktu tertentu, contohnya: berapa jarak yang ditempuh

anak dalam melakukan lari empat detik, semakin jauh jarak

kecepatannya.

4. Keseimbangan, adalah keterampilan seseorang mempertahankan tubuh

dalam berbagai posisi.

5. Kelincahan, adalah keterampilan mengubah arah dan posisi tubuh

dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik satu ke titik yang

lain. Contohnuya: bermain kucing dan tikus, bermain menjala ikan dll.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal yaitu faktor genetik, pengaruh hormon, dan

kecerdasan. Faktor ektemal yaitu lingkungan prenatal, pengaruh budaya

lingkungan, pola asuh orangtua, status sosial dan ekonomi keluarga, gizi,

iklim dan cuaca, serta posisi anak dalam keluarga.

C. Anak Usia Prasekolah

1. Anak

a. Pengertian

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal tersebut menjelaskan


bahwa, anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk

anak yang masih didalam kandungan, yang berarti segala kepentingan

akan pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah dimulai sejak anak

tersebut berada didalam kandungan hingga berusia 18 tahun.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang teori-teori

pertumbuhan dan perkembangan anak.

a. Kartini Kartono membagi masa perkembangan dan pertumbuhan

anak menjadi 5, yaitu:

1. 0-2 tahun adalah masa bayi

2. 1-5 tahun adalah masa kanak-kanak

3. 6-12 tahun adalah masa anak-anak sekolah dasar

4. 12-14 adalah masa remaja

5. 14-17 tahun adalah masa pubertas awal

b. Aristoteles membagi masa perkembangan dan pertumbuhan anak

menjadi 3, yaitu :

1. 0-7 tahun adalah tahap masa anak kecil

2. 7-14 tahun adalah masa anak-anak, masa belajar, atau masa

sekolah rendah

3. 14-21 tahun adalah masa remaja atau pubertas, masa peralihan

dari anak menjadi dewasa.


c. Tahap Perkembangan Anak

Dalam buku yang berjudul Child Development, perkembangan

anak dibagi menjadi 5 periode.

a. Periode pra lahir yang dimulai dari saat pembuahan sampai lahir.

Pada periode ini terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat

yaitu pertumbuhan seluruh tubuh secara utuh.

b. Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini

terhitung mulai 0 sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi

mengadakan adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali baru

untuk bayi tersebut yaitu lingkungan di luar rahim ibu.

c. Masa bayi adalah masa bayi berumur 2 minggu sampai 2 tahun.

Pada masa ini bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai

bayi tersebut mempunyai keinginan untuk mandiri.

d. Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini

dan akhir masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa

anak berusia 2 sampai 6 tahun, masa ini disebut juga masa pra

sekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri secara sosial. Akhir

masa kanak-kanak adalah anak usia 6 sampai 13 tahun, biasa disebut

sebagai usia sekolah.

e. Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini

termasuk periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun


masa kanak-kanak akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik

tubuh anak pada periode ini berubah menjadi tubuh orang dewasa.

2. Anak Usia Prasekolah

a. Pengertian

Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan

rentang tiga hingga enam tahun. Pengertian yang sama juga dikemukakan

oleh Hockenberry dan Wilson bahwa usia prasekolah merupakan usia

perkembangan anak antara usia tiga hingga lima tahun. Pada usia ini

terjadi perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup yaitu

masuk sekolah dengan mengkombinasikan antara perkembangan biologi,

psikososial, kognitif, spiritual dan prestasi sosial. Anak pada masa

prasekolah memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai laki-laki atau

perempuan, dapat mengatur diri dalam toilet training dan mengenal

beberapa hal yang berbahaya dan mencelakai dirinya.

Anak prasekolah merupakan anak yang berusia antara tiga sampai

enam tahun, pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan

biologis, psikososial, kognitif dan spiritual yang begitu signifikan

Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah dipengaruhi oleh

nutrisi, masalah tidur, kesehatan gigi, pencegahan cedera serta cara orang

tua dalam merawat anak yang sakit." Istilah pertumbuhan dan

perkembangan (tumbuh kembang pada dasarnya merupakan dua peristiwa

yang berlainan, akan tetapi keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan


(growth) merupakan masalah perubahan dalam ukuran besar, jumlah,

ukuran yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran

panjang (cm, meter).

Anak usia prasekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun.

Mereka biasa mengikuti program prasekolah dan kinderganten. Sedangkan

di Indonesia pada umumnya mereka mengikuti program tempat penitipan

anak 3-5 tahun dan kelompok bermain atau Play Group (usia 3 tahun),

sedangkan pada anak usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program

taman kanak-kanak.

Masa prasekolah dapat merupakan masa-masa bahagia dan amat

memuaskan dari seluruh masa kehidupan anak. Untuk itulah kita perlu

menjaga hal tersebut berjalan sebagaimana adanya. Janganlah

memaksakan sesuatu karena diri kita sendiri dan mengharapkan secara

banyak dan segera, maupun mencoba untuk melakukan hal-hal yang

memang mereka belum siap. Suatu hal yang tidak mudah untuk mengajari

anak untuk berhitung, membaca ataupun menulis pada masa-masa pertama

kehidupannya.

b. Tahap pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

Sangat mudah bagi orang tua untuk selalu mengamati pertumbuhan dan

perkembangan fisik anaknya, karena hal ini hampir 35 setiap orang tua bisa

melihatnya.
a. Usia 3 tahun

- Motorik kasar

Sudah bisa naik turun tangga tanpa bantuan, memakai baju dengan

bantuan, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.

- Motorik halus

Bisa menggambar lingkaran, mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi.

b. Usia 4 tahun

- Motorik kasar

Berjalan berjinjit, melompat, melompat dengan satu kaki, menangkap bola

dan melemparkannya dari atas kepala.

- Motorik halus

Sudah bisa menggunakan gunting dengan lancar, sudah bisa menggambar

kotak, menggambar garis vertikal maupun horizontal, belajar membuka

dan memasang kancing baju.

c. Usia 5 tahun

- Motorik kasar

Berjalan mundur sambil berjinjit, sudah dapat menangkap dan melempar

bola dengan baik, sudah dapat melompat dengan kaki secara bergantian

- Motorik halus

Menulis dengan angka-angka, menulis dengan huruf, menulis dengan kata-

kata, belajar menulis nama, dan belajar mengikat tali sepatu.


- Sosial emosional

Bermain sendiri mulai berkurang, sering berkumpul dengan teman

sebayanya, interaksi sosial selama bermain meningkat. sudah siap untuk

menggunakan alat-alat bermain.

- Pertumbuhan fisik

Berat badan meningkat 2,5 kg/tahun, tinggi badan meningkat 6,75-7,5

cm/tahun.

D. Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Lindawati tahun 2013 di PAUD dengan

judul penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan motorik

anak Usia Pra Sekolah di dapatkan bahwa adanya hubungan antara status gizi

dengan perkembangan motorik anak usia prasekolah. Dan di dapatkan tidak ada

hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik anak.

Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cristiane Mariana

Taju, tahun 2015 di PAUD GMIM bukit hermon dan TK Idhata dengan judul

hubungan status pekerjaan ibu dengan perkembangan motorik halus dan motorik

kasar anak usia pra sekolah di PAUD GMIM bukit hermon dan TK Idhata

kecamatan malalayang kota manado, tidak terdapatnya hubungan antara pekerjaan

ibu dengan perkembangan motorik halus dan motorik kasar pada anak usia pra

sekolah.
E. Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi


Pengetahuan Ibu pengetahuan Ibu :

a. Faktor Internal

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang
mempengarihi motoric kasar 1. Faktor lingkungan
anak 2. sosial budaya
1. Kematangan

2. Gizi

3. Obesitas

4. Jenis kelamin

5. Latihan

6. Motivasi

7. pengalaman

8. Urutan perkembangan

Skema 2.1 Kerangka Teori

Wawan & Dewi (2010) dan Kamtini (2014)


BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep peneliti ini pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmojo,2010).

Input Proses Output

1. Pendidikan Ibu
Pengetahuan Perkembangan
Ibu 2. Pekerjaan Ibu Motorik Kasar

3. Umur Ibu - Baik


- Tidak Baik
4. Lingkungan

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Definisi Alat Cara Skala Hasil


. Konseptual Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Pendidikan Pendidikan Suatu usaha Kuesioner Angke Ordina Tinggi
formal yang di untuk t l bila
dapatkan dan mengembangkan DIII
dihitung suatu ilmu dan
berdasarkan pengetahuan Sarjana
ijazah terakhir yang diperoleh
yang melalui
diperoleh pembelajaran
disekolah
maupun di
universitas
2. Umur Umur atau Umur adalah Kuesioner Angke Ordina 17-25
usia adalah jumlah lamanya t l tahun
satuan waktu kehidupan yang
yang dihitung 26-35
mengukur berdasarkan tahun
waktu tahun kelahiran
keberadaan sampai dengan 36-45
suatu benda ulang tahun tahun
atau makhluk, terakhir
baik yang
hidup maupun
yang mati.
3. Pekerjaan Ibu Pekerjaan Sesuatu yang Kuesioner Angke Ordina Bekerj
adalah suatu dikerjakan untuk t l a bila
proses mendapatkan PNS
kegiatan yang nafkah dan
dilakukan Wiras
seseorang wasta
untuk
mencapai
suatu tujuan Tidak
yang bekerja
diinginkan. bila
IRT
4. Lingkungan Segala sesuatu Sesuatu yang Kuesioner Angke Ordina Berpen
yang ada ada disekitar t l garuh
disekitar manusia yang bila X
individu yang mempengaruhi ≥25,6
dapat perkembangan
berpengaruh kehidupan
manusia baik Tidak
secara langsung berpen
maupun tidak garuh
langsung. bila X
<25,6
5. Perkembanga Pengendalian Gerakan yang Kuesioner Angke Ordina Baik
n Motorik gerakan dilakukan t l bila
Kasar tubuh,yang dengan cara X≥
menggunakan melibatkan 22,3
otot-otot besar semua anggota
yang tubuh, seperti Kura
terkoordinir melompat ng
susunan dengan kedua baik
saraf,otot,otak kaki, naik turun bila
, dan spinal tangga serta X<2
cord. melempar bola. 2,3

Anda mungkin juga menyukai