Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK SAKIT GIGI DI DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA

DOSEN PENGAMPU :TRI SETI WAHYUNINGTYASH,S. S., Apt, M.Biomed

DISUSUN OLEH

ANJELINA PUTRI DONDO

2020740006

PROGRAM DIPLOMA lll KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN WIRAHUSADA NUSANTARA

MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat dan hidayahnyalah sehingga,
tugas ini dapat di selesai kan tanpa suatu halangan yang amat berarti .Tanpa pertolongan mungkin
penulis sebagai penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik .Tugas ini di
susun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI DAERAH
KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA yang di sajikan berdasarkan referensi dari dari berbagai sumber.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan kesempatan pada penulis sehingga penulis sebagai penyusun dapat meneyelesaikan
makalah ini. Tak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini kurang dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran baik dari dosen pembimbing maupun teman-teman atau pembaca agar
makalah ini dapat lebih sempurna

Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca .

Malang,juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….ii

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………………………………….….1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………………………...2


1.2 Rumus Masalah ……………………………………………………………………………………………………….…...3
1.3 Tujuan masalah …………………………………………………………………………………………………………..…3
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………………………………….…...3

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi antibiotik………………………………………………………………………………………………………..…4

2.2 Realita penggunaan Antibiotika di lapangan ………………………………………………………………..….4

2.3 Upaya perbaikan sebagai calon bidan…………………………………………………………………………..…..4

BAB lll PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………………………5

3.2 Saran …………………………………………………………………………………………………………………….……….…5

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………………………………………….6

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anti biotik merupakan senyawa kimia yang di hasilkan oleh senyawa mikroorganisme yang dapat
membunuh atau menghambat perkembangan bakteri penyebab infeksi dan tidak efektif melawan
virus.antibiotik selain membunuh mikroorganisme atau menghentikan reproduksi bakteri,juga
membantu sisitem pertahanan alamiah tubuh untuk mengeliminasi bakteri tersebut .Sampai saat ini
antibiotika menjadi obat andalan dalam penaganan kasus penyakit infeksi hal ini tidak hanya terjadi
di negara maju seperti amerika serikat ,tetapi juga terjadi indonesia khususnya di kabupaten sumba
barat daya
Menurut data jumlah penduduk yang mempunyai masalah gigi rusak atau berlubang dan sakit gigi
sebanyak 43,9% namun sedikit yang mencari pengobatan di fasilitas kesehatan sebanyak 42,9%
masyarakat melakukan pengobatan sendiri terhadap gejala penyakit yang di alaminya.Tingginya
angaka jumlah penduduk yang mempunyai masalah gigi rusan atau berlubang di sebabkan oleh
lemahnya program promotif dan preventif kesehatan gigi dan mulut dari pemerintah di masyarakat
khususnya , di kabupaten sumba barat daya .Penyakit gigi seperti karang gigi ,saku
preodontal,pulpitis dan abses gigi adalah masalah masalah kesehatan gigi yang banyak di temui di
masyaraka dan banyak di antara nya yang menggunakan antibiotik tanpa resep dari dokter dan
antibiotik yang sering di gunakan adalah amoxcilin .Amoxcilin dapat di beli tanpa resep dokter dan di
jual bebas di apotek atau toko obat sehingga masyarakat mudah memperolehnya yang sering
membeli antibiotik tanpa dengan resep dokter itu adalah masyarakat golongan menengah
kebawah,karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penggunaan anti biotik
sehingga hampir 92% masyarakat indonesia menggunakan antibiotik secara tidak tepat
Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan resisitensi menurut(utami
2012),rsesitensi merupakan kemampuan bakteri dalam menetralisir dan melemahkan daya kerja
antibiotik,artinya pertumbuhan antibiotik tidak terhambat resistensi antibiotik terjadi karena
penggunaanya yang meluas dan tidak rasional.Tindakan penobatan gigi sendiri yang benar dapat
menimbulnya terjadi kesalahan pengobatan oleh larena itu pelaku swamedikasi harus mampu
memperoleh informasi yang jelas dan dapat di percaya mengenai obat-obatan yang di gunakan
pemilihan jenis obat dan jumlah obat yang perlukan harus sesuai dengan gejala yang di alami serta
memperhatikan efek samping obat dan cara penggunaanya .
Mahasiswa kesehatan merupakan kalangan pelajar yang berpendidikan tinggi dan memiliki
pengetahuan yang luas tentang pemnggunaan obat jika di bandingkan dengan mahasiswanpada
umum nya ,mahasiswa kesehatan harus menjadi contoh berperilaku hidup sehat dan menjadi
promotor utama di bidang kesehatan karena mahasiswa kesehatan lebih dalam mempelajari
tentang kesehatan mulai dari keluhan samapai dengan pengobatannya(Rohmawati,2016).

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penulisan adalah bagaimana
penggunaan antibiotik dalam pengobatan gigi sendiri yang di lakukan oleh masyarakat kabupaten
sumba barat daya

1.2 Tujuan masalah

1.untuk mengetahui penggonaan antibiotik dalam pengobatan gigi sendiri oleh masyarakat sumba
barat daya
2.untuk mengetahui mengapa masyarakat kabupaten sumba barat daya menggunakan anti biotik
dalam pengobatan gigi sendiri

1.3 Manfaat

1.Untuk menambah pengetahuan bagaimana masyarakat kabupaten sumba barat daya


menggunakan antibiotik dalam pengobatan sakit gigi sendiri.
2.untuk menambah khasanah perpustakaan di jurusan kesehatan gigi ,segingga dapat di jadikan
sumber atau bacaan bagi mahasiswi untuk melakukan penelitihan lebih lanjut pada bidang yang
sama.

2
BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 .Definisi Antibiotika

adalah golongan obat yang di gunakan untuk terapi infeksi sehingga antibiotika di gunakan jika ada
infeksi atau untuk kepentingan profilaksisiantibiotik adalah senyawa kimia yang di hasilkan oleh
mikroorganisme (khususnya di hasilkan oleh fungsi) atau di hasilkan secara sistesik yang dapat
membunuh atau menghambat perkembangan bakteri dan organisme lainnya .Istilah antibiotika awalnya
di kenal sebagai senyawa alami yang dihasilakan oleh jamur atau mikroorganisme lain yang membunuh
bakteri penyebab penyakit pada manusia atau hewan. Beberapa antibiotika merupakan senyawa sistetis
(tidak di hasilkan oleh mikroorganisme)yang juga dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
bakteri .Secara garis besar antibakteri dibagi menjadi dua jenis yaitu yang membunuh kuman
(bakterisid) antibiotika yang termasuk golongan bakterisid antara lain
penisilin,safalospirin,aminoglikosida (dosis besar).

2.1 Realita penggunaan antibiotika di kabupaten sumba barat daya

a).perilaku pasien terhadap penggunaan antibiotika tanpa resep dokter

1. Sumber memperoleh antibiotika

Sumber pasien dalam Jumlah Presentase %


memperoleh antibiotik
Apotek 94 87,04
Kerabat 13 12,04
Teman 1 0,92
Total 108 100

Dari perilaku pasien dalam penggunaan antibiotika tanpa resep mayoritas pasien,terlibat sudah memiliki
perilaku yang positif dalam penggunaan obat antibiotik di mana sebagian besar pasien memperoleh
antibiotika dan apotek walaupun kondisi walaupun kondisi ini sakah pasien membeli antibiotik tanpa
resep dokter.Dan juga ada beberapa pasien yang lebih memilih untuk melakukakan pengobatan sendiri
dan mengatasi gejala penyakit ringan yang di alaminya maupun orang-orang di sekitarnya tanpa ada
intervensi dari orang yang ahli dibidangnya.contohnya bila pasien mengalami sakit gigi,mereka akan cari
pengobatan sendiri dengan cara membeli obat yang di jual bebas di apotek atau toko obat tanpa harus
menggunakan resep dokter dan alasan pertama dari masyarakat adalah obat mudah di dapatkan dalam
waktu yang tidak lama dan obat bisa di beli bebas tanpa ada regulasi dari orang yang ahli bila di
bandingkan harus antri di puskemas,rumah sakit atau praktik dokter gigi hal ini dapat menyebabkan
orang sering melakukan pengobatan sendiri apa bila mengalami gejala penyakit yang ringan.

3
2.2 penggunaan Antibiotik

Berdasar kan kegunaannya antibiotik dibedakan menjadi 2 yaitu antibiotik terapi dan antibiotik
profilaksis, infeksi dan kegunaan nya dapat bersifat empris atau definitif

Terapi empris merupakan terapi inisial yang di berikan pada pada kasus infeksi yang belum di ketahui
jenis kumannya, sedangkan terapi definitif merupakan terapi yang di berikan pada kasus infeksi yang
telah di ketahui kuman penyebabnya berdasarkan hasil laboratorium mikrobiologi . Antibiotik
profilaksasis adalah antibiotik yang diberikan pada jaringan tubuh dengan dugaan kuat akan terkena
infeksi,seperti pada operasi pembedahan antibiotik profilaksasis biasanya di berikan secra intravena

Penelitian AMRIN di indonesia menginvestifigasi penggunaan dan resistensi abiotik pada dua Wilayah
yang berbeda di pulau jawa, yakni di surabaya dan semarang. Studi ini terdiri dari dua fase ,fase awal
meneliti situasi do beberapa tempat pelayanan kesehatan setwmpat terkait kondisi resistensi antibiotik
pengunaan anti biotik serta pengendalian infeksi kemudian fase kedua melakukan intervensi di berbagai
tempat pelayanan kesehatan setempat berdasarkan hasil survei yang di dapat dari fase pertama

Seiring dengsn meningkatnya resistensi kuman terhadap anbiotik . maka penggunaan antibiotik harus di
kendalikan agar hasilnya optimal menurut ( WHO ,2021 ), untuk membatasi resistensi kuman
terhadap[ antibiotik harus ada suatu perbaikan dalam kuslitsd penggunaan antibiotik ,ada beberapa hal
yang perlu di perhatikan dalam menggunakan antibiotik antara lain jenis n antibiotik ,dosis antibiotik,
lama pemberian antibiotik ,rute pemberian antibiotik antibiotik yang di berikan sebaiknya berspekrum
sempit , dosis harus adekuat dengan durasi yang sebisa mungkin dibuat singkat serta rute pemberian
yang sesuai dengan indikasi

Secara keseluruhan yang menjadi masalah utama dalam penggunaan antibiotik adalah indikasi
pemberian antibiotik, misalnya pada kasus demam dokter kurang mengetahui indikasi pemberian
antibiotik yang tepat sehingga setiap pasien demam di berikan presepan antibiotik dengan dugaan
mengarah ke infeksi bakterial walaupun sebenarnya tidak menutup kemungkinan bahwa demam juga
dapat di sebab kan oleh infeksi virus.

2.3 Upaya perbaikan sebagai calon Bidan

Sebagai Mahasiswa kesehatan dan juga calon bidan harus mampu memiliki tingkat pengetahuan yang
luas,cerdas dalam berfikir dan bertindak dan sebagai calon bidan di harapkan sebagai daya penggerak
masyarakat sehingga seorang mahasiswa kesehatan mampu berpikir kritis dan bertindak cepat.
Mahasiswa kesehatan merupakan kalangan yang terpelajar dan berpendidikan yang telah mempelajari
konsep sakit penyakit dan perilaku penyakit, telah membaik lebih mendalam sehingga tingkat
pengetahuan tentang konsep sakit dan penyakit lebih baik .perilaku pencarian pengobatan merupakan
upaya yang di tempuh untuk memperoleh pengetahuan guna menyembuhkan penyakit yang sedang di
derita, dan perilaku mencegah dari pengobatan sendiri kemudian di lanjutkan dengan pengobatan
medis atau pengobatan tradisional .

Dan mampu besosialisasi atau melakukan interaksi secara baik kepada masyarakat untuk memberikan
koseling kepada masyarakat agar mereka mengetahui bahwa bahaya jika sering menggunakan obat-
obatan dan antibiotik tanpa resep dari dokter.

4
BAB lll

PENUTUP

KESIMPULAN

1.Tingakat kesadaran masyarakat terhadap penggunaan antibiotik masih dalam kategori rendah

2. perilaku masyarakat kabupaten sumba barat daya terhadap penggunaan anti biotik di tinjau dari :

Alasan pasien dalam menggunakan antibiotik tanpa resep dokter adalah karena sudah pernah
menggunakan antibiotik tersebut sebelumnya dan pengobatan terdahulu memberikan hasil yang baik
dan juga muda di jangkau.

SARAN

1.Kepada masyarakat kabupaten sumba barat daya diharapkan agar dapat lebih tahu dan paham
tentang antibiotik yang di gunakan untuk pengobatan gigi yang tanpa resep dokter guna mencegah
terjadinya resistensi obat

2.Untuk instusi pendidikan di harapkan penelitian ini dapat di jadikan sebagai tambahan kepustakaan
dan informasi untuk mahasiswa

5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai