1. Jelaskan yang dimaksud dengan Kala 1 sd 4, tuliskan juga perubahan yang terjadi pada
ibu selama kala 1 sd 4?
Jawaban :
Kala 1 Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1 terdapat dua
fase yaitu :
- Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan jam.
- Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung sekitar enam
jam.
Perubaahan yang terjadi Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10
menit selama 20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10
menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan keluarnya darah,
lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban yang keluar sebelum
pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah dini.
Kala 2 Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan waktu
sekitar dua jam. Perubahan yang terjadi pada Fase ini dimulai saat serviks sudah
membuka selebar 10cm hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau
baru pecah spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10
menit. Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin yang
menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot dinding
abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam rahim.
Kala 3 Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim.
Perubahan yang terjadi pada Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri
keluarnya plasenta. Pada tahap ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi
dan aktivitas rahim terus menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan
membutuhkan bantuan tambahan.
Kala 4 Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Perubahan yang terjadi Pada tahap ini plasenta telah berhasil
dikeluarkan dan tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh
ibu harus dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah.
Dokter mengamati warna kulit pada tubuh dan ekstremitas bayi dan memberikan poin
sesuai hasil pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:
Denyut jantung dihitung dengan menggunakan stetoskop atau dengan menggunakan dua
jari. Denyut jantung dihitung selama 15 detik, kemudian dikalikan 4 sehingga didapatkan
denyut jantung selama 60 detik (1 menit).
Dokter mengamati respons bayi terhadap stimulus taktil dan memberikan poin sesuai
hasil pemeriksaan. Poin yang diberikan adalah:
Dokter mengamati tonus otot bayi dan memberikan poin sesuai hasil pemeriksaan. Poin
yang diberikan adalah:
Dokter mengamati pernapasan bayi dan memberikan poin sesuai hasil pemeriksaan. Poin
yang diberikan adalah:
- Skor terbaik adalah 10, namun skor 7, 8 dan 9 adalah normal dan bayi dapat dikatakan
sehat
- Skor 10 sangat jarang didapat karena sebagian besar bayi yang baru lahir akan
kehilangan 1 poin dari komponen warna kulit
- Sebagian besar bayi yang baru lahir akan mempunyai warna kulit kebiruan pada
tangan dan kaki[4]
2. Kala II
Kala II adalah kala dimana dimulai dari pembukaan lengkap serviks sampai
keluarnya
bayi. Asuhan yang dapat dilakukan pada ibu adalah:
a. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran bayinya oleh
suami dan anggota keluarga yang lain.
b. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan antara lain:
- Membantu ibu untuk berganti posisi.
- Melakukan rangsangan taktil.
- Memberikan makanandan minuman.
- Menjadi teman bicara/pendengar yang baik.
- Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan sampai
kelahiran bayinya.
c. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan & kelahiran –
dengan:
- Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan keluarga.
- Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
- Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan kelahiran.
d. Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan – dengan cara
memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan kepada ibu.
e. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan umtuk
meneran dengan cara memberikan kesempatan istirahat sewaktu tidak ada
his.
f. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.
g. Memberika rasa aman dan nyaman dengan cara:
- Mengurangi perasaan tegang.
- Membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi.
- Memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan setiap tindakan
penolong.
- Menjawab pertanyaan ibu.
- Menjelaskan apa yang dialami ibu dan bayinya.
- Memberitahu hasil pemeriksaan.
h. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan vulva dan
perineum ibu.
i. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan.
3. Kala III
Kala III adalah kala dimana dimulai dari keluarnya bayi sampai plasenta lahir.
Asuhan
yang dapat dilakukan pada ibu adalah:
a. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya dan
menyusui segera.
b. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
c. Pencegahan infeksi pada kala III.
d. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, perdarahan).
e. Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
g. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.
4. Kala IV
Kala IV adalah kala dimana 1-2 jam setelah lahirnya plasenta. Asuhan yang
dapat
dilakukan pada ibu adalah:
a. Memastikan tanda vital, kontraksi uterus, perdarahan dalam keadaan
normal.
b. Membantu ibu untuk berkemih.
c. Mengajarkan ibu dan keluarganya tentang cara menilai kontraksi dan
melakukan massase uterus.
d. Menyelesaikan asuhan awal bagi bayi baru lahir.
e. Mengajarkan ibu dan keluarganya ttg tanda-tanda bahaya post partum
seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas, penyulit
dalam menyusuibayinya dan terjadi kontraksi hebat.
f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
g. Pendampingan pada ibu selama kala IV.
h. Nutrisi dan dukungan emosional.
6. Tuliskan komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan janin bila terjadi partus lama?
sertakan rasional/ alasannya!
Jawaban:
Partus lama dapat menyebabkan komplikasi pada ibu dan janin. Komplikasi pada ibu
meliputi trauma obstetrik dan korioamnionitis, sedangkan komplikasi pada janin meliputi
asfiksia neonatorum dan admisi ke ruang rawat intensif. Di Indonesia, partus lama
dilaporkan sebagai penyebab 1-1,8% kematian ibu.
Rasionalnya : Partus lama dapat disebabkan oleh abnormalitas pada kekuatan kontraksi
(power), jalan lahir (passage), atau posisi janin (passenger). Risiko terjadinya partus lama
meningkat dengan faktor berupa nuliparitas, analgesik epidural, dan usia ibu lebih dari 35
tahun.
Secara umum, ibu yang akan menjalani persalinan perlu dievaluasi secara berkala.
Evaluasi yang dilakukan tidak hanya menilai kontraksi dan kemajuan persalinan tetapi
juga menilai kondisi emosional, tingkat kelelahan, dan dukungan untuk ibu. Status hidrasi
ibu juga perlu diperhatikan dan jika memungkinkan, ibu dapat diminta untuk makan
dalam porsi kecil sehingga dapat menghimpun tenaga untuk persalinan.
Jika terjadi partus lama, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan, seperti induksi atau
augmentasi kekuatan kontraksi (pemberian oxytocin), tindakan amniotomi, dan tindakan
operasi jika diperlukan
Kala I
Kala II
Kala III
Kala IV