Anda di halaman 1dari 19

METODE SIMPLEKS

Ratnasari, M.Pd
PENDAHULUAN
Metode simpleks merupakan salah satu teknik
penyelesaian dalam program linier yang
digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan
dalam permasalahan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumberdaya secara
optimal.
Metode simpleks digunakan untuk mencari nilai
optimal dari program linier yang melibatkan
banyak constraint (pembatas) dan banyak variabel
(lebih dari dua variabel).
LANJUTAN
Metode Simpleks pertama sekali diperkenalkan oleh
George B.Dantzig dari USA (1950) melalui bukunya
Linear Programming and Extension, menyebutkan
bahwa ide dari linear programming ini berasal dari
ahli matematika Rusia bernama L.V
Kantorivich. Akan tetapi ide ini rupanya di Rusia
tidak bisa berkembang. Malah ternyata dunia barat
yang memanfaatkan ide ini selanjutnya.
LANJUTAN
Metode Simpleks merupakan prosedur aljabar yang
bersifat iteratif yang bergerak selangkah demi
selangkah, dimulai dari suatu titik ekstrem pada
daerah fisibel (ruang solusi) menuju ke titik ekstrem
yang optimum.
Metode simpleks akan sangat efektif digunakan untuk
persoalan program linear dengan lebih dari dua
variabel keputusan, dalam hal ini bukan berarti
metode simpleks tidak dapat digunakan untuk
menyelesaikan persoalan dengan dua variabel
keputusan.
LANGKAH-LANGKAH
METODE SIMPLEKS
Langkah-langkah awal dalam pemecahan masalah, yaitu formula
masalahnya sama yang dilakukan pada metode grafik, misalnya
contoh pada PT Kembang Arum di depan, yang formulasinya sebagai
berikut:
Fungsi tujuan: maksimumkan Z= 3X1 + 4X2
Batasan-batasan :
1. 2X1 + X2 ≤6000
2. 2X1 + 3X2 ≤9000
3. X1 ≥ 0; X2 ≥0
LANJUTAN
Langkah 1: Mengubah Fungsi Tujuan
Fungsi tujuan diubah sedemikian sehingga
semua variabel yang belum diketahui nilainya
berada disebelah kiri tanda sama dengan (=),
fungsi tujuan :
Maksimumkan Z= 3X1 + 4X2 diubah
menjadi:
Maksimumkan Z - 3X1 - 4X2
LANJUTAN
Langkah 2: Mengubah Batasan-Batasan
Semua batasan yang mula-mula bertanda ≤ diubah menjadi =,
dengan menggunakan suatu tambahan variabel yang sering
disebut sebagai slack variable dan biasanya diberi simbol S.
Batasan 1: 2X1 + X2 ≤ 6000 diubah menjadi: 2X1 + X2 + S1 = 6000
Batasan 2: 2X1 + 3X2 ≤ 9000 diubah menjadi: 2X1 + 3X2 + S2 =
9000
Dengan demikian, bentuk persamaan-persamaan tadi menjadi
sebagai berikut:
Fungsi tujuan: maksimumkan Z – 3X1 – 4X2 = 0
Batasan-batasan: 1. 2X1 + X2 + S1 = 6000
2. 2X1 + 3X2 + S2 = 9000
3. X1, X2, S1, S2 ≥ 0
LANJUTAN
Langkah 3: Menyusun Persamaan-persamaan ke
Dalam V.Tabel
D Z X1 X2 S1 S2 N.K
Z 1 -3 -4 0 0 0
S1 0 2 1 1 0 6000
S2 0 2 3 0 1 9000

Dalam setiap atabel simpleks harus diperhatikan


bahwa nilai variabel dasar pada baris Z harus 0.
dapat dilihat bahwa nilai S1 dan S2 pada baris Z
adalah 0. Kalau nilai variabel dasar itu tidak 0 maka
tabel tidak bisa diselesaikan dengan linear
programming, mungkin terdapat kesalahan pada
dalam langkah sebelumnya. isamping itu, perlu
diperhatikan pula bahwa nilai kanan pada baris
batasan harus selalu positif.
LANJUTAN
Langkah 4: Memilih Kolom
Kunci V. D Z X1 X2 S1 S2 N.K
1 -3 -4 0 0 0
0 2 1 1 0 6000
0 2 3 0 1 9000

Kolom kunci merupakan dasar untuk mengubah/


memperbaiki tabel sebelumnya. Agar lebih cepat
memperoleh pemecahan optimal, pilihlah kolom
pada baris Z mempunyai nilai paling negatif.
Selama dalam baris Z masih terdapat bilangan
negatif maka tabel itu masih bisa diubah/
diperbaiki, tetapi kalau sudah tidak ada negatif
berarti tabel sudah optimal.
LANJUTAN
Langkah 5: Memilih Baris Kunci
Baris kunci adalah baris yang merupakan dasar
untuk mengubah/ mengadakan perbaikan. Untuk
menentukannya terlebih dahulu harus dicari
indeks tiap-tiap baris dengan cara sebagai
berikut. Nilai p a d a kolom N.K
Indeks baris
Nilai p a d a kolom kunci
=
Pada baris pertama nilai pada kolom N.K sebesar
6000 dan nilai pada kolom kunci = 1. jadi
indeksnya 6000/1
= 6000. Sedang untuk baris batasan ke-2 nilai
kolom kunci 3 sehingga indeksnya 9000/3 =
LANJUTAN
Langkah 5: Memilih Baris
Kunci Kemudian kita kunci yang
indeks positif memiliki
terkecil, yaitu baris
pilih baris batasan
kedua (indeks batasan pertama 6000 dan
batasan kedua hanya 3000.

V. D Z X1 X2 S1 S2 N.K
Z 1 -3 -4 0 0 0
S1 0 2 1 1 0 6000
S2 0 2 3 0 1 9000
LANJUTAN
• Langkah 6: Mengubah Nilai Baris Kunci
• Mula-mula yang diubah ialah baris kunci dengan membagi semua
angkanya dengan angka kunci. Jadi semua angka pada baris kunci
dibagi 3.

•I

V. D Z X1 X2 S1 S2 N.K
II
Z 1 -3 -4 0 0 0
S1 0 2 1 1 0 6000
S2 0 2 3 0 1 9000
Z 1
S1 0
X2 0 2/3 1 0 1/3 3000
LANJUTAN
• Langkah 7: Mengubah Nilai-Nilai di Luar Baris Kunci
• Nilai baru dari baris-baris yang bukan merupakan
baris kunci dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut.

Nilai Nilai Koefisien Nilai


baris = baris − pada × baris
baru lama kolom kunci kunci
Untuk baris Z pada tabel dihitung
berikut dapat sebag
. − 3 − 4 0 0 0 ai
- (-4) 2
3 1 0 1 3 3000
−1 0 4 3 12000
3 0
LANJUTAN
Langkah 7: Mengubah Nilai-Nilai di Luar Baris
Kunci
Untuk baris batasan pertama sebagai berikut.
2 1 1 0 6000
- (1) 2/3 1 0 1/3 3000
4/3 0 1 −1/3 3000
Kemudian, data dimasukkan kedalam tabel.
V. D Z X1 X2 S1 S2 N.K
Z 1 -3 -4 0 0 0
I S1 0 2 1 1 0 6000
S2 0 2 3 0 1 9000
Z 1 -1/3 0 0 4/3 12000
II S1 0 4/3 0 1 -1/3 3000
X2 0 2/3 1 0 1/3 3000
LANJUTAN
Langkah 8: Melanjutkan Perbaikan
Selama masih ada nilai negatif pada baris Z,
ulangilah langkah perbaikan mulai dari langkah 3
sampai langkah 7 sampai diperoleh pemecahan
optimal. Kalau sudah tidak ada nilai negatif pada
baris Z berarti alokasi sudah optimal. Kalau tabel
dilangkah 7 diubah lagi, maka yang menjadi kolom
kunci adalah X1 dan yang terpilih sebagai baris
kunci adalah barisan pertama (S1). Dengan angka
kunci 4/3, semua angka pada baris batasan
pertama dibagi 4/3 dan hasilnya sebagai berikut.
1 0 ¾ - ¼ 2250
LANJUTAN
Langkah 8: Melanjutkan Perbaikan
Nilai baru dari baris Z menjadi:
−1 0 1 4 12000
3 3

- (-1/3) 1 0 3 −1 2250
4 4

0 0 1 5 12750
4 4

Untuk baris batasan pertama sebagai


berikut. 2
3 1 0 1
3 3000
- (2/3) 1 0 3 −1 2250
4 4

0 1 −1 1 1500
2 2
LANJUTAN
Langkah 8: Melanjutkan Perbaikan
Kemudian data dimasukkan kedalam tabel.
V. D Z X1 X2 S1 S2 N.K
Z 1 -3 -4 0 0 0
S1 0 2 1 1 0 6000
S2 0 2 33 0 1 9000
Z 1 -1/3 0 0 4/3 12000 Indeks
S1 0 4/3 0 1 -1/3 3000 2250
X2 0 2/3 1 0 1/3 3000 4500
Z 1 0 0 1/4 5/4 12750
X1 0 1 0 3/4 -1/4 2250
X2 0 0 1 -1/2 1/2 1500
PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN DARI BENTUK
STANDAR
1. Fungsi Tujuan Bersifat Meminimumkan Nilai Z
Kalau fungsi tujuan meminimumkan nilai Z maka harus
diubah menjadi memaksimumkan . Untuk mengubahnya
dapat dilakukan dengan mengalikannya dengan -1.
Jadi, meminimumkan nilai positifnya sama dengan
memaksimumkan nilai negatifnya.
2. Batasan Bertanda Sama Dengan (=)
Kalau suatu batasan bertanda sama dengan maka kalau
langsung dimasukkan dalam table akan mengalami
kesulitan karena variabel tersebut memiliki variabel dasar.
Oleh karena itu harus diberi tambahan suatu variabel yaitu
artificial variable yang biasanya diberi simbol R.
PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN DARI BENTUK
STANDAR
3. Batasan dengan Tanda Lebih Besar Sama Dengan
(≥)
kalau suatu batasan bertanda ≥ maka kita beri Slack
variable yang bertanda negatif karena kelebihan
dibagian kiri tanda persamaan ditampung dalam-S
sehingga bisa menjadi persamaan, tetapi kalalu –S di
jadikan variabel dasar maka akan terdapat suatu
variabel yang bernilai negatif, yaitu variabel S. Hal ini
melanggar non-variabel, yaitu variabel R.

Anda mungkin juga menyukai