TINJAUAN TEORI
Muskulus torakal transversus terdapat pada permukaan dalam dinding toraks anterior
dan berada pada bidang yang sama dengan m.interkostal profunda. Muskulus torakal
transversus muncul dari aspek posteriorprosesus xiphoideus, pars inferior badan sternum, dan
kartilage kosta rusuk sejati di bawahnya.
Suplai arterial
Pembuluh-pembuluh darah yang memvaskularisasi dinding toraks terutama terdiri
dari arteri interkostal posterior dan anterior, yang berjalan mengelilingi dinding toraks dalam
spatium interkostalis di antara rusuk - rusuk yang bersebelahan (Hudak, 2011).
arteri epigastrik superior, yang lanjut berjalan secara inferior menujudinding abdomen
anterior.
arteri muskuloprenikus, yang berjalan sepanjang tepi kostal, melewati diafragma, dan
berakhir di dekat spatium interkostal terakhir Arteri interkostal anterior yang
menyuplai enam spatium interkostal teratas muncul sebagai cabang lateral dari arteri
torakal internal, sedangkan yang menyuplai spatium yang lebih bawah berasal dari
arteri muskuloprenikus.
Pada tiap spatium interkostalis, biasanya terdapat dua arteri interkostal anterior : satu
yang lewat di bawah tepi rusuk di atasnya, satu lagi yang lewat di atas tepi rusuk di
bawahnya dan kemudian bertemu dengan sebuah kolateral percabangan arteri
interkostal posterior Distribusi pembuluh - pembuluh interkostal anterior dan
posterior saling tumpang tindih dan dapat berkembang menjadi hubungan
anastomosis.
Suplai Vena
Drainase vena dari dinding toraks pada umumnya paralel dengan pola suplai
arterialnya. Secara sentral, vena - vena interkostal pada akhirnya akan didrainase menuju
sistem vena atau ke dalam vena torakal internal, yang terhubung dengan vena brakhiosefalika
dalam leher. Vena - vena interkostal posterior pada sisi kiri akan bergabung dan membentuk
vena interkostal superior kiri, yang akan didrainase ke dalam vena brakhiosefalik kiri
(Patriani, 2012).
Drainase Limfatik
Pembuluh limfatik pada dinding toraks didrainase terutama ke dalam limfonodi yang
berhubungan dengan arteri torakal internal (nodus parasternal), dengan kepala dan leher
rusuk (nodus interkostal), dan dengan diafragma (nodus diafrgamatikus) (Patriani, 2012).
Innervasi
Innervasi dinding toraks terutama oleh nervus interkosta, yang merupakan ramus
anterior nervus spinalis T1 - T11 dan terletak pada spatium interkostalis di antara rusuk-rusuk
yang bersebelahan. Nervus interkostal berakhir sebagai cabang kutaneus anterior, yang
muncul baik secara parasternal, di antara kartilage kosta yang bersebelahan, ataupun secra
lateral terhadap midline, pada dinding abdomen anterior, untuk menyuplai kulit pada toraks,
nervus interkostal membawa :
Innervasi sensori dari kulit yang melapisi dinding toraks bagian atas disuplai oleh
cabang kutaneus, yang turun dari pleksus servikal di leher. Selain menginnervasi dinding
toraks, nervus interkosta juga menginnervasi area lainnya :
Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan
oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax
akut.Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan
luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit
diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Sudoyo, 2010).
Dari berberapa definisi diatas dapat didefinisikan trauma thoraks adalah trauma yang
mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada
pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul maupun oleh sebab
trauma tajam.
2.3 Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma
tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan
kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada
lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan
terguling (Sudoyo, 2010).
Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap
karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. Penyebab trauma toraks oleh karena
trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah
seperti trauma tusuk, berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti
pada tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang
berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada aktivitas
menyelam (Hudak, 2011).
Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum, rongga
pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi tunggal
ataupun kombinasi tergantung dari mekanisme cedera (Sudoyo, 2010).
2.4 Epidemiologi
Peningkatan pada kasus trauma toraks dari waktu ke waktu tercatat semakin
tinggi.Hal ini banyak disebabkan oleh kemajuan sarana transportasi diiringi oleh peningkatan
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Trauma toraks secara langsungmenyumbang 20% sampai
25% dari seluruh kematian akibat trauma, danmenghasilkan lebih dari 16.000 kematian setiap
tahunnya di Amerika Serikatbegitu pula pada negara berkembang (Hudak, 2011).
Di antara pasien yang mengalami trauma toraks, sekitar 50% akan mengalami cedera
pada dinding dada terdiri dari 10% kasus minor, 35% kasus utama, dan 5% flail chest injury.
Cedera dinding dada tidak selalu menunjukkan tanda klinis yang jelas dan sering dengan
mudah saja diabaikan selama evaluasi awal (Hudak, 2011).
Di Australia, 45% dari trauma tumpul mengenai rongga toraks. Dengan adanya
trauma pada toraks akan meningkatkan angka mortalitas pada pasien dengan trauma. Trauma
toraks dapat meningkatkan kematian akibat Pneumotoraks 38%, Hematotoraks 42%, kontusio
pulmonum 56%, dan flail chest 69% (Hudak, 2011).