Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi


Dinding toraks merupakan rongga yang berbentuk kerucut, dimana pada bagian
bawah lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada
bagian depan. Pada rongga toraks terdapat paru - paru dan mediastinum. Mediastinum adalah
ruang didalam rongga dada diantara kedua paru - paru. Di dalam rongga toraks terdapat
beberapa sistem diantaranya yaitu: sistem pernapasan dan peredaran darah. Organ yang
terletak dalam rongga dada yaitu; esophagus, paru, hati, jantung, pembuluh darah dan saluran
limfe (Sudoyo, 2012). Kerangka toraks meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut
terdiri dari sternum, dua belas pasang kosta, sepuluh pasang kosta yang berakhir di anterior
dalam segmen tulang rawan dan dua pasang kosta yang melayang. Tulang kosta berfungsi
melindungi organ vital rongga toraks seperti jantung, paru-paru, hati dan Lien (Sudoyo,
2012).

Batas tulang pada dinding toraks


Muskulus interkostal merupakan tiga otot pipih yang terdapat pada tiap spatium
interkostalis yang berjalan di antara tulang rusuk yang bersebelahan. Setiap otot pada
kelompok otot ini dinamai berdasarkan posisi mereka masingmasing:
 m.interkostal eksternal merupakan yang paling superficial
 m.interkostal internal terletak diantara m.interkostal eksternal
danprofundal
Muskulus interkostal profunda memiliki serabut dengan orientasi yang samadengan
muskulus interkostal internal. Otot ini paling tampak pada dinding torakslateral. Mereka
melekat pada permukaan internal rusuk - rusuk yang bersebelahan sepanjang tepi medial
lekuk kosta (Nugroho, 2015). Muskulus subkostal berada pada bidang yang sama dengan
m.interkostalprofunda, merentang diantara multiple rusuk, dan jumlahnya semakin banyak
diregio bawah dinding toraks posterior. Otot - otot ini memanjang dari permukaan interna
satu rusuk sampai dengan permukaan internarusuk kedua atau ketiga di bawahnya (Nugroho,
2015).

Muskulus torakal transversus terdapat pada permukaan dalam dinding toraks anterior
dan berada pada bidang yang sama dengan m.interkostal profunda. Muskulus torakal
transversus muncul dari aspek posteriorprosesus xiphoideus, pars inferior badan sternum, dan
kartilage kosta rusuk sejati di bawahnya.

Suplai arterial
Pembuluh-pembuluh darah yang memvaskularisasi dinding toraks terutama terdiri
dari arteri interkostal posterior dan anterior, yang berjalan mengelilingi dinding toraks dalam
spatium interkostalis di antara rusuk - rusuk yang bersebelahan (Hudak, 2011).

Arteri interkostal posterior berasal dari pembuluh-pembuluh yang berhubungan


dengan dinding toraks posterior. Dua arteri interkostal posterior yang paling atas pada tiap
sisinya berasal dari arteri interkostal suprima, yang turun memasuki toraks sebagai
percabangan trunkus kostoservikal pada leher. Trunkus kostoservikal merupakan suatu
cabang posterior dari arteri subklavian. Sembilan pasang arteri interkostal posterior sisanya
berasal dari permukaan posterior aorta torakalis (Hudak, 2011).
Pada sekitar level spatium interkostalis keenam, arteri ini bercabang menjadi dua cabang
terminal :

 arteri epigastrik superior, yang lanjut berjalan secara inferior menujudinding abdomen
anterior.
 arteri muskuloprenikus, yang berjalan sepanjang tepi kostal, melewati diafragma, dan
berakhir di dekat spatium interkostal terakhir Arteri interkostal anterior yang
menyuplai enam spatium interkostal teratas muncul sebagai cabang lateral dari arteri
torakal internal, sedangkan yang menyuplai spatium yang lebih bawah berasal dari
arteri muskuloprenikus.
 Pada tiap spatium interkostalis, biasanya terdapat dua arteri interkostal anterior : satu
yang lewat di bawah tepi rusuk di atasnya, satu lagi yang lewat di atas tepi rusuk di
bawahnya dan kemudian bertemu dengan sebuah kolateral percabangan arteri
interkostal posterior Distribusi pembuluh - pembuluh interkostal anterior dan
posterior saling tumpang tindih dan dapat berkembang menjadi hubungan
anastomosis.

Suplai Vena
Drainase vena dari dinding toraks pada umumnya paralel dengan pola suplai
arterialnya. Secara sentral, vena - vena interkostal pada akhirnya akan didrainase menuju
sistem vena atau ke dalam vena torakal internal, yang terhubung dengan vena brakhiosefalika
dalam leher. Vena - vena interkostal posterior pada sisi kiri akan bergabung dan membentuk
vena interkostal superior kiri, yang akan didrainase ke dalam vena brakhiosefalik kiri
(Patriani, 2012).

Drainase Limfatik
Pembuluh limfatik pada dinding toraks didrainase terutama ke dalam limfonodi yang
berhubungan dengan arteri torakal internal (nodus parasternal), dengan kepala dan leher
rusuk (nodus interkostal), dan dengan diafragma (nodus diafrgamatikus) (Patriani, 2012).

Innervasi
Innervasi dinding toraks terutama oleh nervus interkosta, yang merupakan ramus
anterior nervus spinalis T1 - T11 dan terletak pada spatium interkostalis di antara rusuk-rusuk
yang bersebelahan. Nervus interkostal berakhir sebagai cabang kutaneus anterior, yang
muncul baik secara parasternal, di antara kartilage kosta yang bersebelahan, ataupun secra
lateral terhadap midline, pada dinding abdomen anterior, untuk menyuplai kulit pada toraks,
nervus interkostal membawa :

 Inervasi somatik motorik kepada otot – otot dinding toraks ( intercostal,subcostal,


and transversus thoracis muscles )
 Innervasi somatik sensoris dari kulit dan pleura parietal,
 Serabut simpatis postganglionic ke perifer.

Innervasi sensori dari kulit yang melapisi dinding toraks bagian atas disuplai oleh
cabang kutaneus, yang turun dari pleksus servikal di leher. Selain menginnervasi dinding
toraks, nervus interkosta juga menginnervasi area lainnya :

 Ramus anterior T1 berkontribusi ke pleksus brakhialis


 Cabang kutaneus lateral dari nervus interkostalis kedua berkontribusikepada innervasi
kutaneus permukaan medial lengan atas
 Nervus interkostal bawah menyuplai otot, kulit, dan peritoneum dindingabdomen
2.2 Definisi
Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis akibat gangguan
emosional yang hebat (Nugroho, 2015). Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang
disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-
paru, diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat
menyebabkan gangguan sistem pernapasan (Rendy, 2012).

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan
oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax
akut.Trauma thoraks diklasifikasikan dengan tumpul dan tembus. Trauma tumpul merupakan
luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang disebabkan oleh benda tumpul yang sulit
diidentifikasi keluasan kerusakannya karena gejala-gejala umum dan rancu (Sudoyo, 2010).
Dari berberapa definisi diatas dapat didefinisikan trauma thoraks adalah trauma yang
mengenai dinding toraks yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada
pada organ didalamnya, baik sebagai akibat dari suatu trauma tumpul maupun oleh sebab
trauma tajam.

2.3 Etiologi
Trauma pada toraks dapat dibagi 2 yaitu oleh karena trauma tumpul 65% dan trauma
tajam 34.9 % (Ekpe & Eyo, 2014). Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan
kendaraan bermotor (63-78%) (Saaiq, et al., 2010). Dalam trauma akibat kecelakaan, ada
lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan
terguling (Sudoyo, 2010).

Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk mendapatkan riwayat yang lengkap
karena setiap orang memiliki pola trauma yang berbeda. Penyebab trauma toraks oleh karena
trauma tajam dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat energinya, yaitu berenergi rendah
seperti trauma tusuk, berenergi sedang seperti tembakan pistol, dan berenergi tinggi seperti
pada tembakan senjata militer. Penyebab trauma toraks yang lain adalah adanya tekanan yang
berlebihan pada paru-paru yang bisa menyebabkan Pneumotoraks seperti pada aktivitas
menyelam (Hudak, 2011).

Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum, rongga
pleura saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi tunggal
ataupun kombinasi tergantung dari mekanisme cedera (Sudoyo, 2010).

2.4 Epidemiologi
Peningkatan pada kasus trauma toraks dari waktu ke waktu tercatat semakin
tinggi.Hal ini banyak disebabkan oleh kemajuan sarana transportasi diiringi oleh peningkatan
kondisi sosial ekonomi masyarakat. Trauma toraks secara langsungmenyumbang 20% sampai
25% dari seluruh kematian akibat trauma, danmenghasilkan lebih dari 16.000 kematian setiap
tahunnya di Amerika Serikatbegitu pula pada negara berkembang (Hudak, 2011).

Di Amerika Serikat penyebab paling umumdari cedera yang menyebabkan kematian


pada kecelakaan lalu lintas, dimanakematian langsung terjadi sering disebabkan oleh
pecahnya dinding miokard atauaorta toraks. Kematian dini (dalam 30 menit pertama sampai 3
jam) yangdiakibatan oleh trauma toraks sering dapat dicegah, seperti misalnya
disebabkanoleh tension Pneumotoraks , tamponade jantung, sumbatan jalan napas,
danperdarahan yang tidak terkendali. Oleh karena seringnya kasus trauma toraksreversibel
atau sementara tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukantindakan operasi, sangat
penting untuk dokter yang bertugas di unit gawat daruratmengetahui lebih banyak mengenai
patofisiologi, klinis, diagnosis, serta jenis penanganan lebih (Nugroho, 2015).

Di antara pasien yang mengalami trauma toraks, sekitar 50% akan mengalami cedera
pada dinding dada terdiri dari 10% kasus minor, 35% kasus utama, dan 5% flail chest injury.
Cedera dinding dada tidak selalu menunjukkan tanda klinis yang jelas dan sering dengan
mudah saja diabaikan selama evaluasi awal (Hudak, 2011).

Di Australia, 45% dari trauma tumpul mengenai rongga toraks. Dengan adanya
trauma pada toraks akan meningkatkan angka mortalitas pada pasien dengan trauma. Trauma
toraks dapat meningkatkan kematian akibat Pneumotoraks 38%, Hematotoraks 42%, kontusio
pulmonum 56%, dan flail chest 69% (Hudak, 2011).

Trauma tumpul toraks menyumbang sekitar 75%-80% dari keseluruhan


trauma toraks dan sebagian besar dari pasien ini juga mengalami cedera ekstratoraks.Trauma
tumpul pada toraks yang menyebabkan cedera biasanya disebabkan oleh salah satu dari tiga
mekanisme, yaitu trauma langsung pada dada, cedera akibat penekanan, ataupun cedera
deselarasi.

Anda mungkin juga menyukai