Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM FARMASI

OBJEK VI

“IDENTIFIKASI, PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM DAN UJI


CULVENOL FISTGERALD (ALKALOID) DARIN DAUN PULAI (Alstonia
scholaris)”

OLEH :

NAMA : ANNISA RIZKIIA Z

NO.BP: 1911011010

SHIFT: 3

HARI/TANGGAL: RABU/ 14 APRIL 2021

LABORATORIUM KIMIA BAHAN ALAM FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
“IDENTIFIKASI, PEMBUATAN SPESIMEN HERBARIUM DAN UJI
CULVENOL FISTGERALD (ALKALOID) DARI DAUN PULAI (Alstonia
scholaris)”

I. TINJAUAN BOTANI

Gambar 1. Daun Pulai (Alstonia scholaris)(1)


1.1 Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo: Gentianales
Family: Apocynaceae
Genus: Alstonia
Species: Alstonia scholaris.(1)
1.2 Kandungan kimia
Tanaman Pulai (Alstonia scholaris) mengandung berbagai senyawa yang
bersifat toksik terhadap pertumbuhan tanaman lain seperti senyawa triterpenoid,
saponin dan alkaloid. Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman pulai
(Alstonia scholaris) terutama organ daunnya sebagai ekstrak terhadap
pertumbuhan rumput teki (Cyperus rotundus). Menurut hasil penelitian Abraham
et al. (2014), kadar alkaloid kasar daun pulai menggunakan ekstrak etanol sebesar
0,37 % dan hasil uji fitokimia menunjukkan ekstrak positif mengandung
alkaloid.(2)
Salah satu tumbuhan yang terdapat diIndonesia yang digunakan sebagai
obat tradisional adalah Daun Pule(Alostonia scholaris R.Br).Tumbuhan Pule
(Alostonia scholaris R.Br) merupakan tumbuhan yang sering ditemui dan mudah
didapat di Indonesia. Sejak dahulu, khasiat Pule (Alostonia scholaris R.Br)
sebagai tumbuhan obat sering digunakan dalam masyarakat terutama daunnya.
Disamping itu dibandingkan dengan obat –obat sintetik lainnya menjadikan Daun
Pule (Alostonia scholaris R.Br) sebagai pilihan masyarakat dalam pengobatan
tradisional. Pule (Alostonia scholaris R.Br) mempunyai rasa sangat pahit.
Beberapa senyawa kimia yang terkandung dalam kulit pule (Alostonia scholaris
R.Br) diantaranya alkaloid ditanin, ekitamin(ditamin), ekitenin, ekitamidin,
alstonin, ekiserin, ekitin, ekitein, porfirin, dantriterpen (α-amyrindanlupeol). Daun
Pule (Alostoniascholaris R.Br) mengandung pikrinin, sedangkan bunganya
mengandung asam ursolat dan lupeol. Efek farmakologis pule (Alostonia scholaris
R.Br) diantaranya antipiretik, antimalarial,antidemam, antihipertensi,
antiandenergik, dan melancarkan saluran darah. Pikrinin termasuk golongan
senyawa alkaloid, dimana senyawa alkaloid ini bekerja menyerupa aktivitas obat
antipiretik sintetik Alkaloid berfungsi menghambat sintesis prostaglandin yang
menghambat terjadinya demam.(3)
Salah satu tanaman yang berkhasiat sebagai antidiabetes adalah pulai
dengan nama latin Alstonia scholaris familia Apocynaceae. Daun pulai
mengandungsenyawa saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid ditamine
(C18H19NO3), ditaine (echititamine), dan echi-kaoetchine. Senyawa yang
memberikan efek antidiabetes adalah golongan flavonoid yaitu kuersetin
telah telah diisolasi menjadi quersetin-3-O-b-D-xylopyranosyl (1000/200)-b-
D-galactopyranoside dan (1000/200) lyoniresinol-3-O-b-D-glucopyranoside.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ameria, telah dilakukan
penapisan fitokimia ekstrak etanol 70% daun pulai dan dihasilkan bahwa
daun pulai mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,kuinon, steroid-
triterpenoid, kumarin dan minyak atsiri dan uji penghambatan enzim
α-glukosidase dengan dosis 225 μg/ml menunjukkan persen (%)
penghambatan sebesar 87,95%.(4)
1.3 Bioaktivitas
Uji fitokimia terhadap ekstrak daun Alstonia scholaris mengandung
alkaloid, tanin, saponin, triterpenoids, dan flavonoid. Selain itu, pengujian
aktivitas antioksidan dengan ekstrak etanol Alstonia scholaris dengan metode
DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl), terbukti mempunyai aktivitas antioksidan
secara in vitro.(5)
Berbagai metobolit sekunder telah berhasil diidentifikasi dari AS seperti
echitamine, alstonine, pleiocarpamine, Omethylmacralstonine, macralstonine,
lupeol dilaporkan memiliki efek antineoplastic, scholarisine I dan scholarisine II.
Walaupun telah banyak penelitian tentang pemanfaatan maupun senyawa biaoktif
dari AS, tetapi pembahasan yang komprehensif mengenai botani, hubungan
manfaat dan bioaktivitasnya masih terbatas.(6)
Esktrak AS memiliki aktivitas untuk menghambat mikroorganisme seperti
M. tuberculosis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas
aeruginosa, Bacillus subtilis, B. cereus Aspergillus niger, Candida albicans, dan
Fusarium oxysporum.(6)
II. PROSEDUR KERJA
2.1 ALAT DAN BAHAN
2.1.1 Identifikasi dan pembuatan specimen Herbarium
a. Alat
1. Gunting tanaman
2. Gunting kertas
3. Kertas Koran
4. Spidol hitam permanen
5. Plastic 5 kg
6. Karung
7. Kertas monting label dan A4
8. Benang jagung dan penjahit
9. Kertas A4
10. Lakban kuning
11. Tali raffia
12. Gesper
b. Bahan
1. Sampel tanaman
2. Alcohol 96 %
2.1.2 Uji Culvenol Fistgerald (alkaloid) dari daun pulai (Alstonia scholaris)
a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet Pasteur
3. Lumpang dan alu
4. Gelas ukur
b. Bahan
1. Sampel daun pulai
2. Pasir netral
3. Kloroform
4. Kloroform ammonia
5. Kapas
6. H2SO4 2 N
7. Reagen mayer
2.2 CARA KERJA
a. Identifikasi dan pembuatan specimen herbarium
1. Survey dan koleksi sampel dilapangan.
2. Sampel diberi label dan disimpan didalam plastic yang telag disiapkan.
3. Pembuatan specimen herbarium, siapkan bahan yang diperlukan
framing sampel ke ukuran Koran (dimana sampel yang dibungkus
dengan Koran harus tertutup pada semua bagian.
4. Tulis pada bagian Koran tanggal, jalur survey, nama family dan spesies
dari sampel.
5. Lakukan hal yang sama (tahap 2 dan tahap 3) pada sampel berikutnya.
6. Sampel yang telah dibungkus dengan kertas Koran ditumpukkan
kemudian diikat dengan tali jagung.
7. Masukkan sampel tersebut kedlam plastic besar dan disiram secara
merata sampel dengan menggunakan alcohol 96%.
8. Plastic disegel dengan lakban untuk meminimalisir adanya udara dalam
plastic.
9. Sampel sudah awet dan aman untuk dibawa ke laboratorium.
10. Sampel diapit dengan multiplek selama perjalanan ke laboratorium.
11. Setelah sampai dilaboratorium, sampel dibuka dan disusun ulang
dengan memberi lapisan karton atau busa secara selang seling antar
sampel.
12. Tumpukan sampel dan diapit dengan multiplek menggunakan sepasang
tali gesper.
13. Sampel siap dimasukkan kedlam oven, keringkan selama 2 x 24 jam
dengan suhu 55-70 derajat celcius.
14. Cek kondisi kekeringan sampel sekiranya masih lembab dan lanjutkan
proses selama 1 x 24 jam.
15. Sampel specimen siap di mounting.
16. Sampel yang sudang kering selanjutnya dibautkan specimen, jahit
dengan menggunakan benang jagung sampel yang sudah kering
tersebut pada kertas mounting ukuran A 4
17. Berikan label dan tempelkan pada kertas mounting lalu simpan pada
lemari specimen.
b. Uji Culvenol Fistgerald (alkaloid) dari Daun Pulai (Alstonia scholaris)
1. 4 gram sampel digerus.
2. Tambahkan pasir netral dan gerus sampai halus.
3. Tambahkan 10 ml kloroform, gerus dan aduk perlahan.
4. Tambahkan 10 ml kloroform ammonia 0,05 N lalu digerus.
5. Masukkan kapas kedalam lumpang untuk menyerap larutan.
6. Pipet larutan diatas kapas, masukkan kedalam tabung reaksi.
7. Tambahnkan H2SO4 2 N 5-10 tetes kemudian kocok namun jangan
terlalu kuat karena akan terbentuk emulsi dan jangan terlalu lemah
karena alkaloid tidak akan tertarik sempurna.
8. Terbentuk 2 lapisan, lapisan atas yaitu asam dan lapisan bawah yaitu
kloroform, dipipet masukkan ke tabung reaksi baru + 1 tetes reagen
mayer.

Keterangan :

(+)= berawan (kabut putih)

(++)= larutan putih sperti susu

(+++)= endapan putih

(++++)= supernatant
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 HASIL
a. Pembuatan specimen

NO SPESIMEN IDENTIFIKASI
1 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Lycopodiophytina
Class : Lycopodiopsida
Order : Lycopodiales
Family : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium L.
Species : Lycopodium
clavatum L.

2 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Myrtales
Family : Melastomaceae
Genus : Pternandra Jack
Species : Pternandra
azurea (DC.) Burkill

3 Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Ixora
Species : Ixora javanica
4 Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Sapindales
Family : Rutaceae
Genus : Evodia
Species : Evodia
malayana

5 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Lamiales
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana L.
Species : Lantana
camara L.

6 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Claoxylon A.
Juss.
Species : Claoxylon
indicum
7 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Genus : Clibadium L.
Species : Clibadium
surinamense L.

8 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Alismatales
Family : Araceae
Genus :
Epipremnum Schott
Species : Epipremnum
pinnatum (L.) Engl.

9 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Ericales
Family : Actinidiaceae
Genus : Saurauia
Species : Saurauia sp.
10 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Mesangiosperm
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Ixora
Species : Ixora salicifolia

11 Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Malpighiales
Family : Phyllanthaceae
Genus : Baccaurea
Species : Baccaurea
lanceolata (Miq.) Müll.Arg

12 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Macaranga
Species :
Macaranga triloba
13 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Ericales
Family : Actinidiaceae
Genus : Saurauia
Species : Saurauia sp.

14 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asteranae
Family :
Pentaphylacaceae
Genus : Eurya
Species : Eurya
acuminata

15 Kingdom : Plantae
Division : Streptophyta
Subdivision : Streptophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Rosales
Family : Urticaceae
Genus : Poikilospermum
Species :
Poikilospermum suaveolens (Blu
me) Merr.
16 Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Myrtales
Family :
Melastomataceae
Genus : Phyllagathis
Species : Phyllagathis
rotundifolia (Jack) Blume

17 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Ericales
Family : Symplocaceae
Genus : Symplocos Jacq.
Species : Symplocos
cochinchinensis (Lour.) Moore

18 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Myrtales
Family :
Melastomataceae
Genus : Sonerila
Species : Sonerila
maculata Roxb.
19 Kingdom : Plantae
Division : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Order : Gleicheniales
Family : Gleicheniaceae
Genus :
Dicranopteris Bernh.
Species : Dicranopteris
linearis (Burm. f.)

20 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Liliales
Family : Smilacaceae
Genus : Smilax L.
Species : Smilax sp.

21 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asparagales
Family :
Xanthorrhoeaceae
Genus : Dianella Lam.
Species : Dianella
ensifolia (L.) DC.
22 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Malpighiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Macaranga
Species :
Macaranga triloba
23 Kingdom : Plantae
Division : Magnilophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Gentianales
Family : Rubiaceae
Genus : Urophyllum
Species : Urophyllum
villosum

24 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asteranae
Family :
Pentaphylacaceae
Genus : Eurya
Species : Eurya
acuminata
26 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asparagales
Family :
Xanthorrhoeaceae
Genus : Dianella Lam.
Species : Dianella
ensifolia (L.) DC.

27 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Lamiales

Family : Bignoniaceae
Genus : Spathodea P.
Beauv.
Species : Spathodea
campanulata P. Beauv.

28 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Malpighiales
Family : Clusiaceae
Genus : Garcinia L.
Species : Garcinia sp.
29 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Liliopsida
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Korthalsia
Species : Korthalsia
rigida Blume

30 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Araceae
Genus : Rhaphidophora
Species :
Rhaphidophora Hassk.

31 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Rosales
Family : Moraceae
Genus : Artocarpus J.R.
Forst. & G. Forst
Species : Artocarpus
integer (Thunb.) Merr
32 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Lycopodiophytina
Class : Lycopodiopsida
Order : Selaginellales
Family : Selaginellaceae
Genus : Selaginella P.
Beauv.
Species : Selaginella
willdenowii (Desv. ex Poir.)
Baker

33 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Asparagales
Family : Hypoxidaceae
Genus : Hypoxis L.
Species :
Hypoxis sp.
34 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Malvales
Family : Malvaceae
Genus : Urena L.
Species : Urena lobata L.

35 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Rosales
Family : Moraceae
Genus : Ficus L
Species : Ficus
grossularioides Burm.fil.

36 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision :
Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Caryophyllales
Family : Nepenthaceae
Genus : Nepenthes L.
Species : Nepenthes
ampullaria Jack
37 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Liliopsida
Order : Alismatales
Family : Araceae
Genus : Scindapsus
Schoot.
Species : Scindapsus
pictus Hassk.

38 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Class : Liliopsida
Order : Zingiberales
Family : Costacea
Genus : Hellenia Retz.
Species : Hellenia
speciosa (J.Koenig) S.R.Dutta
Synonym : Costus
speciosus (J.Koenig) Sm.

39 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Magnoliopsida
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Bauhinia L
Species : Bauhinia
purpurea L.
40 Kingdom : Plantae
Division : Tracheophyta
Subdivision : Spermatophytina
Class : Spermatopsida
Order : Fagales
Family : Fagaceae
Genus : Quercus

Species :

Quercus oocarpa Liebm.

b. Uji Culvenol Fistgerald (alkaloid) dari daun pulai (Alstonia scholaris)


1. Sampel + kloroform + kloroform ammonia + H2SO4 menjadi
lapisan asam dan lapisan kloroform.
2. Lapisan asam+ reagen mayer menjadi larutan putih (++)

Keterangan :

(+)= berawan (kabut putih)

(++)= larutan putih sperti susu

(+++)= endapan putih

(++++)= supernatant

Gambar 2. Terbentuk lapisan asam dan lapisan kloroform


Gambar 3. Lapisan asam sebelum diberi pereaksi mayer

Gambar 4. Lapisan asam setelah diberi pereaksi mayer

Gambar 5. Hasil positif alkaloid (++ alkaloid)


3.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang skrinning fitokimia alkaloid dari
daun pulai. Skrining fitokimia adalah suatu metode pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui senyawa-senyawa atau kandungan kimia yang ada di dalam
tanaman yang berfungsi sebagai bahan terapeutik. Dengan mengetahui kandungan
senyawa dari suatu tanaman kita dapat membuat suatu formulasi baik itu obat,
makanan, bahan kosmetik dan sebagainya. Skrining fitokimia ini merupakan
pengujian awal atau pendahuluan untuk membuat suatu sediaan farmasi. Metode
ini digunakan untuk mendeteksi senyawa kimia seperti senyawa alkaloid, tanin,
saponin, flavon, steroid dan minyak atsiri. Pentingnya dilakukan skrining
fitokimia untuk membantu menentukan senyawa yang dihasilkan tumbuhan agar
dapat dibuat suatu sediaan farmasi.(7)
Pada praktikum kali ini sampe yang digunakan yaitu daun pulai (Alstonia
scholaris) dengan menggunakan metoda Culvenor dan Fitzgerald. Dimana sampel
yang kita gunakan tersebut didapatkan dari kuliah lapangan.
Pertama yang dilakukan pada skrinning fitokimia daun pulai yaitu melakukan
pemotongan sampel dengan ukuran kecil-kecil untuk mempermudah dalam
penggerusan. Tujuan dari penggerusan yaitu untuk mempercepat penghalusan dan
memecah sel untuk mengeluarkan metabolit sekundernya. Setelah dilakukan
penggerusan dilakukan dengan penambahan pasir netral, dimana tujuan dari
penambahan pasir netral yaitu untuk penetrasi tumbuhan dengan sel saat diberi
pelarut sehingga mempercepat proses penghalusan. Pasir netral dibuat dengan
cara pasir pantai diayak kemudian ditambahkan HCl 4 N, diaduk diember yang
tidak tertutup rapat, kemudian akan terbentuk endapan. Cuci endapan yang
terbentuk dengan aquadest sampai pH netral, selanjutnya dioven dengan 100
derajat celcius.
Selanjutnya tambahkan kloroform pada sampel kemudian digerus dan diaduk
perlahan. Dimana tujuan dari ditambahkan larutan kloroform yaitu membasahkan
sampel sampai pori-pori kebukan dam masuk ke sampel, dan tujuannya juga
untuk memutuskan atau memisahkan senyawa tannin dengan alkaloid. Kemudian
barulah ditambahkan kloroform ammonia pada sampel , gerus dan diaduk
perlahan. Dimana tujuannya untuk membasakan dan untuk memisahkan alkaloid
yang terikat dengan garamnya. Kemudian disaring dengan kapas, larutan yang
disaring menggunakan kapas karena kloroform mudah menguap dan kalau
digunakan kertas saring kloroform tersebuat akan terbuang dan perbandingan
antara kloroform dengan kloroform ammonia yaitu 1:1. Selanjutnya masukkan
hasil saringan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 10 tetes asam sulfat
2 N dan diaduk perlahan. Dimana tujuan dar penambahan asam sulfat yaitu untuk
mengikat kembali alkaloid menjadi garamnya agar dapat bereaksi dengan pereaksi
logam berat yang spesifik dengan alkaloid. Setelah itu, terbentuklah dua lapisan
dimana lapisan bagian atas merupakan lapisan asam dan yang bagian bawah
merupakan lapisan kloroform dimsns hal tersebut bias terjadi karena Bj dari
lapisan asam lebih rendah yaitu 1 g/ml sama dengan Bj aquadest dan Bj lapsan
bawah Kloroform yaitu 1,49 g/cm3.
Kemudian diambil lapisan asam tersebut menggunakan pipet dan dimasukkan
kedalam tabung reaksi. Setelah dimasukkan kedalam tabung rekasi ditambahkan
satu sampai dua tetes pereaksi mayer. Dan didapatkan hasil pada percobaan ini
(++) yang merupakan warnanya larutan putih seperti susu. Dan pada percobaan ini
digunakan pereaksi mayer, dimana pereaksi mayer dapat terjadi positif palsu yang
disebabkan karena peraksi mayer dengan alcohol akan bereaksi dengan gugus
nitrogen pada alkaloid sehingga terbentuknya endapan putih dan mayer juga dapat
bereaksi positif terhadap protein yang juga memiliki gugus nitrogen (amin
sekunder) sehingga dapat terjadi positif palsu.
Pada literarur, hasil positif alkaloid pada uji Mayer ditandai dengan
terbentuknya endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks
kalium-alkaloid. Pada pembuatan pereaksi Mayer, larutan merkurium(II) klorida
ditambah kalium iodida akan bereaksi membentuk endapan merah merkurium(II)
iodida. Jika kalium iodida yang ditambahkan berlebih maka akan terbentuk
kalium tetraiodomerkurat(II). Alkaloid mengandung atom nitrogen yang
mempunyai pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk membentuk
ikatan kovalen koordinat dengan ion logam. Pada uji alkaloid dengan pereaksi
Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+
dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang
mengendap.
Gambar 6. Reaksi uji Mayer
Selanjutnya identifikasi, pembuatan specimen pada sampel tumbuhan,
dimana awalnya dilakukan survey dan koleksi sampel dilapangan yang bertujuan
untuk memudahkan dalam mengambil sampel dan mengidentifikasinya.
Kemudian dokumentasi dan diberi label dan kode koleksi pada sampelnya.
Selanjutnya ambil titik koordinat sampel dan lakukan pembuatan herbarium.
Awalnya lakukan framing pada sampel ke Koran dengan ukuran 35 x 45 cm
apabila terlalu banyak daun maka dilakukan pengurangan daun yaitu gunting dan
tampilkan atau tinggalkan organ atau karakterpentig yang mewakili. Kemudian
dituliskan family, spesies, jalur dan tanggal di kertas Koran tersebut. setelah itu,
dimasukkan kedalam plastic besar dan disiram merata dengan alcohol 96 %.
Tujuan disiramnya menggunaka alcohol 96% untuk mematikan kuman pada
tumbuhan sehingga lebih awet dan menghindari terjadinya mikroba seperti jamur
dan lain lain. Selanjutnya plastic tersebut disegel dengan menggunkan lakban
untuk meminimalisir adanya udara dalam plastic. Sampel yang sudah awet dan
aman untuk dibawa kelaboratrium. Kemudian sampel tersebut sebaiknya di apit
menggunakan multiplek, dimana disusun ulang lagi dengan meberi lapisan karton
atau busa secara selang seling dan tumpukkan sampel tersebut kembali diapit
dengan multiplek menggunakan tali gesper. Dan sampel siap dimasukkan kedalam
oven untuk pengeringan dan dikeringkan selama 2 x 24 jam pada suhu 55-70
derajat Celsius tergantung pada habitus atau kondisi sampel. Kemudian cek
kondidi kekeringan sampel sekiranya masis lembab atau terdapat kandungan air
dan lanjutkan proses pengeringan selama 1 x 24 jam. Dan sampel siap
dimounting. Pada mounting sampel, sampel tersebut sudah kering specimen
tersebut dijahit di kertasnya atau dikarton dengan menggunakan benang jagung
dan specimen tersebut diberikan label dan ditempelkan dan specimen siap
disimpan dilemari specimen pada suhu 16-20 derajat celcius.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
1. Skrining fitokimia adalah suatu metode pengujian yang dilakukan
untuk mengetahui senyawa-senyawa atau kandungan kimia yang ada
di dalam tanaman.
2. Penambahan pasir netral yaitu untuk penetrasi tumbuhan dengan sel
saat diberi pelarut sehingga mempercepat proses penghalusan.
3. Pada metode pengujian alkaloid digunakan metode culvenor fistgerald.
4. Terbentuknya 2 lapisan yaitu lapisan asam dan lapisan kloroform.
5. Hasil yang didapatkan (++) alkaloid dengan terbentuk warnanya
larutan putih seperti susu.
4.2 SARAN
1. Lakukan praktikum dengan baik agar hasil yang didapatkan benar dan
baik
2. Sebelum melakukan praktikum, hendaknya menonton video yang
diberikan dan memahami tentang materi yang akan di praktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dey A. Alstonia scholaris R.Br. (Apocynaceae): Phytochemistry and


pharmacology: A concise review. J Appl Pharm Sci. 2011;1(6):51–7.

2. Anwar K, Mardhiansyah M, Yoza D. Pemanfaatan Ekstrak Daun Tanaman


Pulai (Alstonia scholaris) Sebagai Herbisida Nabati Untuk Menekan
Pertumbuhan Gulma Rumput Teki(Cyperus rotundus) USE. 2020;4(2):22–
8.

3. Azis A, Temarwut FF, Bien YI. Uji Efek Antipiretik Ekstrak Daun Pule
(Alstonia scholaris R.BR) Pada Mencit (Mus musculus). J Kesehat.
2019;3(4).

4. Tambunan RM, Rahmat D, Silalahi JS. Formulasi Tablet Nanopartikel


Ekstrak Terstandar Daun Pulai (Alstonia scholaris (L). R. BR) Sebagai
Antidiabetes. J Trop Pharm Chem. 2016;3(4):291–8.

5. Zuraida Z, Sulistiyani S, Sajuthi D, Suparto IH. Fenol, Flavonoid, dan


Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Kulit Batang Pulai (Alstonia scholaris
R.Br). J Penelit Has Hutan. 2017;35(3):211–9.

6. Silalahi M. Botani dan Bioaktivitas Pulai (Alstonia scholaris). J Pro-Life.


2019;6(2):136–47.

7. Doko JK, Sarifudin BA. Identifikasi Senyawa Kimia pada Ekstrak


Tanaman Taduk ( Alstonia scholaris ). CHMK Pharm Sci J. 2018;1(1).

Anda mungkin juga menyukai