Keberhasilan penerapan dari standar ini dapat digunakan oleh
organisasi untuk memberi jaminan kepada pihak yang berkepentingan bahwa Sistem Manajemen K3 yang sesuai telah diterapkan, sebutkan apa saja itu dan jelaskan ?
Jawaban!
Untuk meyakinkan penerapan K3 pada perusahaan maka pemerintah
mensyaratkan setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 orang karyawan atau lebih atau sifat proses atau bahan produksinya mengandung bahaya karena dapat menybabkan kecelakaan kerja berupa ledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja, diwajibkan menerapkan dan melaksanakan sistem manajemen K3. Perusahaan perlu berpartisipasi aktif dalam masalah K3 dengan menyediakan rencana yang baik, yang dikenal dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Menciptakan tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas
membutuhkan suatu Sistem Manajemen yang khusus mengatur mengenai K3. Hal ini bertujuan :
1. Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang
setinggi-tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja bebas. 2. Sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan, dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia dan penglipat ganda kegairahan serta kenikmatan kerja.
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengkajian, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan dalam pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisiensi dan produktif.
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terdiri dari
beberapa subsistem, yaitu penetapan kebijakan, subsistem perencanaan K3, subsistem pelaksanaan K3, subsistem pengukuran dan evaluasi, serta subsistem peninjauan ulang dan perbaikan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja oleh manajemen.
Manajemen memiliki kewenangan dalam mengontrol setiap aktivitas
kerja. Namun seringkali aktivitas tersebut tidak terkontrol dengan baik. Hal ini disebabkan oleh:
1. Manajemen K3 yang kurang terencana dengan baik
2. Kurang cepat atau kurang mendalamnya standar perencanaan 3. Pelaksanaan standar yang tidak tepat
Perencanaan manajemen K3 meliputi:
1. Kepemimpinan dan administrasinya 2. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja terpadu 3. Pengawasan 4. Analisis pekerjaan dan procedural 5. Penelitian dan analisis pekerjaan 6. Latihan bagi tenaga kerja 7. Penyediaan alat pelindung diri (APD) 8. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja 9. Sistem pemeriksaan dan pendataan
Penerapan sistem manajemen keselataman dan kesehatan kerja dalam
Bab III pada pasal 4 Permenaker No. PER05/MEN/1996 maka perusahaan wajib melaksanakan lima prinsip dasar system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:
1. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhadap
penerapan SMK3 2. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan K3 3. Menerapkan kebijakan K3 secara efektif dengan mengembangkan kemampuan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran K3 4. Mengukur secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3 5. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja K3