Buku Pestisida
Buku Pestisida
PENGELOMPOKAN PESTISIDA
BERDASARKAN CARA KERJANYA
(MODE OF ACTION)
Oleh :
Penyunting :
Tonny K. Moekasan
Laksminiwati Prabaningrum
Penerbit
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN……………………………………........... 1
V. PENUTUP…………………………………………............. 41
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….......... 42
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC
3B
(DDT dan
Metoksiklor)
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)
4 4A Saraf dan otot Menyerang sistem syarat Meniru tindakan agonis asetilkolin di nAChRs,
(Neonikotinoid) (spesifik pada nAChR) menyebabkan hyperexcitation. Asetilkolin adalah
neurotransmitter utama dalam sistem saraf
serangga pusat.
4B
(Nikotin)
5 Spinosin Saraf dan otot Menyerang sistem saraf Allosterically mengaktifkan nAChRs, menyebabkan
(neurotransmiter) hyperexcitation dari sistem saraf.
6 Avermektin Saraf dan otot Menghambat fungsi GABA Allosterically mengaktifkan saluran utama klorida
dan pada saluran utama klorida glutamat (GluCls), menyebabkan kelumpuhan.
Glutamat adalah inhibitory neurotransmiter penting
Milbemysin dalam serangga.
7 7A Pertumbuhan dan Memanipulasi dengan meniru Diterapkan di pra-metamorfik instar. Senyawa ini
(ZPT) perkembangan hormon juvenile mengganggu dan mencegah metamorfosis.
7B
(Fenoksikarb)
7C
(Piriproksifen)
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)
11 Bacillus thuringiensis Saluran Mikroba perusak membran Racun protein yang mengikat pada reseptor pada
atau pencernaan pada saluran pencernaan membran saluran pencernaan tengah dan mendorong
Bacillus sphaericus bagian tengah (midgut) pembentukan pori-pori, mengakibatkan
serangga ketidakseimbangan ion dan septicaemia
12 12 A Respirasi Menghambat sintesis ATP Menghambat enzim yang mensintesis ATP pada
(Diafentiuron) mitokondria
12 B
(Organotin miticides)
12 C
(Propargite)
12 D
(Tetradifon)
13 Klorfenaphyr, DNOC, Respirasi Menghambat fosforilasi Gangguan pada gradien proton, sirkuit gradien proton
Sulfuramid oksidatif untuk (protonophores) yang pendek pada mitokondria
pembentukan energi sehingga ATP tidak dapat disintesis.
14 Nereistoksin analog Saraf dan Memblok salura pada Memblokir saluran ion nAChR, sehingga blok sistem
otot nAChR saraf dan kelumpuhan. Asetilkolin adalah excitatory
neurotransmitter utama dalam sistem saraf serangga
pusat.
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)
22 B
(Metaflumizon)
23 Asam Tetronik Pertumbuhan Menghambat asetil Menghambat kerja asetil koenzim A karboksilase untuk
dan dan koenzim A karboksilase mensintesis lipid yang merupakan langkah pertama dalam
Asam Tetramik perkembangan biosintesis lipid, sehingga menyebabkan kematian
serangga.
24 24 A Respirasi Menghambat transport Menghambat transpor elektron pada mitokondria sehingga
(Phosfine) elektron pada mencegah pemanfaatan energi oleh sel.
mitokondria (tipe IV)
24 B
(Sianida)
Tabel 1. Klasifikasi dan deskripsi insektisida berdasarkan mode of action menurut IRAC (Lanjutan)
28 Diamida Saraf dan otot Mengaktifkan reseptor Aktifnya otot reseptor rianodin, menyebabkan
rianodin kontraksi dan kelumpuhan. Reseptor rianodin
berperan melepaskan kalsium ke dalam sitoplasma
dari sel intraseluler.
un Azadiraktin Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
Benzoksimat
Bifenazate
Bromopropylate
Chinomethionat
Cryolite
Dicofol
Pyridalyl
Pyrifluquinazon
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC
M1 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M2 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M3 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M4 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M5 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
M6 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M7 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M8 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
M9 Kontak pada banyak target Terjadi aktivitas kontak Umumnya dianggap sebagai kelompok fungisida
bahan aktif fungisida pada dengan risiko rendah tanpa ada tanda-tanda
banyak target. resistensi. Tidak ada resistensi silang antara
anggota kelompok M1 sampai M9.
1 Mengganggu mitosis dan Fase mitosis (β-tubulin) Resistensi pada beberapa spesies jamur. Beberapa
pembelahan sel mutasi target, sebagian besar pada gen kode
E198A/G/K, F200Y di β-tubulin gen.
Mempunyai resistensi silang antara kelompok yang
sama, tetapi tidak memiliki resistensi silang pada N-
Phenylcarbamates. Memiliki risiko tinggi (dapat
dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC
untuk benzimidazol)
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
9 Mengganggu sintesis asam Sintesis asam amino dan Resistensi diketahui pada spesies Botrytis dan
amino dan protein protein (biosintesis Venturia, secara sporadis. Berisiko sedang, (dapat
metionin) dilihat pada pedoman pengelolaan resistensi FRAC
untuk Anilinopyrimidine)
10 Mengganggu mitosis Fase mitosis (β-tubulin) Resistensi diketahui pada mutasi gen target E198K.
dan pembelahan sel Tidak memiliki resistensi silang terhadap
benzimidazoles. Berisiko tinggi dan diperlukan
pengelolaan resistensi.
11 Menganggu proses respirasi Respirasi (Kompleks III Resistensi diketahui pada berbagai spesies jamur,
sitokrom bc1) pada Qo site target mutasi pada gen b CYT (G143A, F129L).
Resistensi silang ditunjukkan antara semua anggota
kelompok QoI. Berisiko tinggi, (dapat dilihat pada
pedoman pengelolaan resistensi FRAC untuk QoI)
12 Mengganggu signal Transduksi sinyal Resistensi secara sporadis ditemukan, berisiko
transduksi enzim rendah hingga sedang dan diperlukan pengelolaan
resistensi.
13 Mengganggu sinyal Transduksi sinyal Resistensi diketahui terhadap quinoxyfen. Berisiko
transduksi enzim sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi.
Resistensi silang ditemukan pada spesies Erysiphe
(Uncinula) necator, tapi tidak pada Blumeria
graminis.
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
14 Mengganggu sintesis Sintesis membran dan lipid Resistensi diketahui pada eberapa spesies jamur.
membran dan lipid (peroksidase lipid) Berisiko rendah hingga sedang. Memiliki pola
resistansi silang kompleks karena spektrum aktivitas
yang berbeda.
16.1 Mengganggu sintesis melanin Sintesis melanin di dinding Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap
di dinding sel sel (reduktase) perlu dilakukan pengelolaan resistensi.
16.2 Mengganggu sintesis melanin Sintesis melanin di dinding Mekanisme resistensi diketahui, dan perlu dilakukan
di dinding sel sel (dehidratase) pengelolaan resistensi
17 Mengganggu sterol Sintesis membran dan lipid Tetap diperlukan pengelolaan resistensi walaupun
biosintesis pada membran (fosfolipid biosintesis) berisiko rendah hingga sedang.
18 Mengganggu sterol Sintesis membran dan lipid Mekanisme resistensi tidak diketahui, dan hanya
biosintesis pada membran (fosfolipid biosintesis) pada aktivitas fungisida dan herbisida, umumnya
hanya untuk fungisida yang dipakai pada dunia
medis.
19 Mengganggu biosintesis Biosintesis dinding sel Mekanisme resistensi diketahui, dan perlu dilakukan
dinding sel (sintesis kitin) pengelolaan resistensi.
20 Mengganggu mitosis dan Mitosis Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap
pembelahan sel perlu dilakukan pengelolaan resistensi.
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
21 Menganggu proses respirasi Respirasi (Kompleks III Risiko resistensi tidak diketahui, tetapi diasumsikan
sitokrom bc1) pada Qi site berisiko sedang hingga tinggi (terjadi mutasi di
target yang dikenal dalam organisme model).
Diperlukan pengelolaan resistensi
22 Mengganggu mitosis dan Fase mitosis (β-tubulin) Berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan
pembelahan sel pengelolaan resistensi
23 Mengganggu sintesis asam Sintesis asam amino dan Berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan
amino dan protein protein pengelolaan resistensi
24 Mengganggu sintesa asam Sintesis asam amino dan Resistensi dikenal pada jenis jamur dan bakteri
amino dan protein protein patogen (P. glumae). Berisiko sedang dan
diperlukan pengelolaan resistensi.
25 Mengganggu sintesis Sintesis asam amino dan Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida,
asam amino dan protein berisiko tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan
resistensi
protein
26 Mengganggu Biosintesis dinding sel Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi perlu
biosintesis dinding sel (trehalase dan inositol dilakukan pengelolaan resistensi.
biosintesis)
27 Belum diketahui
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
28 Mengganggu sintesis Sintesis membran dan lipid Mekanisme resistensi diketahui, berisiko rendah
membran dan lipid (Permeabilitas sel hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan
membran dan asam pengelolaan resistensi
lemak)
29 Menganggu proses respirasi Respirasi (fosforilasi Mekanisme resistensi diketahui, berisiko rendah
oksidatif) hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan
pengelolaan resistensi
30 Menganggu proses respirasi Penghambat fosforilasi Mekanisme resistensi diketahui, berisiko rendah
oksidatif dalam hingga sedang dan tinggi dan perlu dilakukan
pembentukan ATP pengelolaan resistensi
31 Mengganggu sintesis asam Sintesis asam nukleus Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida,
nukleat (DNA topoisomerase) tetapi tidak diketahui pada fungisida. Perlu dilakukan
pengelolaan resistensi
32 Mengganggu sintesis asam Sintesis asam nukleus Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi perlu
nukleat (sintesis DNA/RNA) dilakukan pengelolaan resistensi.
33 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
38 Menganggu proses respirasi Respirasi (menghambat Dilaporkan telah mengalami resistensi namun
pembentukan ATP) berisiko rendah.
39 Menganggu proses respirasi Respirasi (kompleks I Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap
NADH Oksido reduktase) perlu dilakukan pengelolaan resistensi.
40 Mengganggu biosintesis Biosintesis dinding sel Resistensi diketahui pada Plasmopara viticola tapi
dinding sel (sintesis selulosa) tidak pada Phytophthora infestans. Resistensi silang
antara semua anggota kelompok CAA. Berisiko
rendah hingga sedang, Rendah untuk berisiko
menengah, (dapat dilihat pada Pedoman
Pengelolaan Resistensi FRAC untuk CAA).
41 Mengganggu sintesis asam Sintesis asam amino dan Mekanisme resistensi diketahui pada bakterisida,
amino dan protein protein berisiko tinggi dan perlu dilakukan pengelolaan
resistensi
42 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
43 Mengganggu mitosis dan Fase mitosis (delokalisasi Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap
pembelahan sel spektrin) perlu dilakukan pengelolaan resistensi
44 Mengganggu sintesis Perusak sel membran Tidak ada laporan mengenai resistensi. Dianggap
membran dan lipid patogen berisiko rendah, berdasarkan cara menganggu pada
bagian membran yang tidak spesifik.
45 Menganggu proses respirasi Respirasi (kompleks III Risiko resistensi diasumsikan dari sedang hingga
sitokrom bc1) pada Qx tinggi untuk inhibitor target tunggal, dan diperlukan
(unknown) site pengelolaan resistensi
Tabel 2. Klasifikasi dan deskripsi fungisida berdasarkan mode of action menurut FRAC (lanjutan)
P Induksi pertahanan tanaman Induksi pertahanan Mekanisme resistensi tidak diketahui, tetapi tetap
inang tanaman inang perlu dilakukan pengelolaan resistensi.
U5 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
U6 Belum diketahui Belum diketahui Resistensi diketahui pada Sphaerotheca, diperlukan
pengelolaan resistensi.
U8 Belum diketahui Belum diketahui Resistensi terdeteksi pada isolat yang kurang
sensitif pada embun tepung gandum. Berisiko
sedang dan diperlukan pengelolaan resistensi.
U12 Belum diketahui Belum diketahui Resistensi diketahui pada Venturia inaequalis,
berisiko rendah hingga sedang dan diperlukan
pengelolaan resistensi.
U13 Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
NC Belum diketahui Belum diketahui Belum diketahui
V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA