Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI GUGUS SALISILAT

DISUSUN OLEH :
1. Puput Oktarina : PO.71.39.1.18.064
2. Sri Ismawati : PO.71.39.1.18.072

DOSEN PEMBIMBING :
Dra . Hj Kusriati
Ferawati Suzalin S.farm.Apt.Msc
Yuniarti Eka Putri, Amf

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “identifikasi gugus alkohol
polivalen”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari bapak/ibu dosen untuk
makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada bapak/ibu dosen yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Palembang,17 Mei 2019

Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Asam salisilat adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi
berbagai masalah kulit, khususnya kondisi-kondisi yang disebabkan oleh
penebalan dan pengerasan lapisan kulit. Misalnya, kutil, mata ikan, psoriasis,
kulit bersisik, infeksi kuku, dan kapalan. sam salisilat merupakan obat
golongan keratolitik. Obat ini dapat meningkatkan kelembapan kulit dan
melarutkan unsur yang mengakibatkan sel kulit saling menempel. Hal ini akan
mempermudah proses pengelupasan sel kulit.Produk obat yang mengandung
asam salisilat bisa dibeli secara bebas di apotek atau klinik terdekat.
Sedangkan untuk formulasi atau preparat yang lebih kuat, diperlukan resep
dokter dan digunakan di bawah pengawasan dokter, agar sesuai dengan
kondisi dan jenis kulit penderita.

Dalam studi analisis farmasi tidaklah langsung dilakukan suatu analisis


tapi berawal dari identifikasi dan penetapan kadar. Identifikasi dapat diartikan
sebagai cara untuk mengetahui suatu jenis senyawa dengan cara
mengujinya. Ada banyak cara yang dapat digunakan untukmelakukan suatu
identifikasi. Selain identifikasi juga ada yang disebut dengan penetapan kadar
yang artinya adalah prosedur pengukuran analit atau konsentrasi. Nah, dalam
identifikasi dan penetapan kadar ini yang digunakan adalah sediaan bedak
yang mengandung asam salisilat dengan metode yaitu metode volumetri dan
spektrofotometri. Kita ketahui bahwa bedak adalah suatu sediaan farmasi
berbentuk serbuk yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia. Asam
salisilat adalah jenis obat oles yang digunakan untuk mengatasi berbagai
masalah kulit, khususnya yang disebabkan karena lapisan kulit yang iritasi
atau abiasa digunakan untuk kulit yang gatal-gatal yang disebabkan karena
alergi. Dalam melakukan identifikasi dan penetapan kadar menggunakan
metode volumetri dan spektrofotometri. Volumetri adalah analisa yang
didasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan analisanya. Analisa
volumetri biasa disebut juga sebagai analisis titirimetri atau titrasi yaitu yang
diukur adalah volume larutan yang diketahui konsentrasinya. Dan
spektrofotometri adalah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menganalisa dan menentukan komposisi sampel baik secara kualitatif
maupun secara kuantitatif

1.2. Tujuan praktikum

1. Mengetahui apa itu gugus sulfon serta jenis-jenisnya?


2. Mengetahui sifat-sifat kimia dan fisika dari gugus sulfon?
3. Menganalisasi kualitatif kandungan gugus sulfon dalam obat?

BAB II
PEMBAHASAN

2.2. Teori

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang


bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai
turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester
dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu
digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah
asam asetilsalisilat.

Asam salisilat mendapatkan namanya dari spesies dedalu (bahasa


Latin: salix), yang memiliki kandungan asam tersebut secara alamiah, dan
dari situlah manusia mengisolasinya. Penggunaan dedalu dalam
pengobatan tradisional telah dilakukan oleh bangsa Sumeria, Asyur dan
sejumlah suku Indian seperti Cherokee. Pada saat ini, asam salisilat banyak
diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin.

Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut


dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat,
asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan. Asam salisilat merupakan
turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa disebut o-
hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil,
mudah terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam
kuat, dan pengoksidasi kuat.

Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam asetil
salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin.Berbeda dengan
asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki efek analgesik antipiretik dan
anti inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam salisilat.
Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam
obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini juga digunakan sebagai standar
dalam menilai efek obat sejenis.

Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi nonsteroid


(AINS).Mekanisme kerja adalah menghambat sintesis Prostaglan-din
dengan menghambat kerjaenzim siklooksigenase padapusat termoregulator
dihipothalamus dan perifer.Salisilat sudah digunakan lebihdari 100 tahun.
Salisilat digunakan sebagai analgetik,antipiretik, anti inflamasi, antifungi.

Sifat-sifat fisik dari asam salisilat:

1 Penampakan Tidak berwarna menjadi kuning pada larutan dengan


bau kenari pahit
2 Titik lebur 1-2 0C
3 Titik didih 197 0C
4 Kerapatan 4,2
5 Tekanan uap 1 mmHg pada 33 0C
6 Daya ledak 1,146 g/cm3
7 Titik nyala 76 0C

Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut:

1. Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
2. Iritasi pada mata
3. Iritasi pada sauran pernafasan
4. Iritasi pada kulit
Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang
rendah. Karena timbulnya ransangan pada mukosa lambung akibat
diperlukannya dosis tinggi, maka asam salisilat hanya dipergunakan dalam
bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting adalah asam asetil salisilat
yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi juga antiflogistiknya besar.
Asam salisilat dapat diperoleh menurut cara Kolbe-Schmitt dengan hasil
hampir kuantitatif melalui reaksi natrium fenolat dan karbondioksida pada
1250C dan 4-7 bar dan kemudian dihidrlolisis. Asam asetilsalisilat diperoleh
dengan cara asetilasi asam salisilat dengan katalisis proton. Salisilat
termasuk dalam golongan obat anti inflamasi nonsteroid (AINS).Mekanisme
kerja adalahmenghambat sintesis Prostaglan-din dengan menghambat
kerjaenzim siklooksigenase padapusat termoregulator dihipothalamus dan
perifer.Salisilat sudah digunakan lebihdari 100 tahun.Salisilat digunakan
sebagai analgetik,antipiretik, anti inflamasi, antifungi.

2.2. Alat Dan Bahan


Alat :
1. Tabung teaksi
2. Korek api
3. Pipet tetes
4. Lampu spiritus

Bahan :

a. Sampel b. Pereaksi
1. Natrium salisilat 1. Fecl3
2. Acetosal 2. Ethanol
3. Asam salisilat 3. Methanol
4. Metil salisilat 4. H2so4

2.3. Prosedur kerja


1. Masukkan sampel (natrium salisilat/acetosal/asam salisilat/metil salisilat )
kedalam 2 buah tabung reaksi
2. Pada tabung pertama tetesi pereaksi fecl3 sebanyak 2-3 tetes, amati
perubahan warna
3. Lalu tambahkan ethanol sebanyak 2-3 tetes , amati perubahan warna.
Tambahkan ethanol lagi sampai 2 kali vlume awalnya, amati perunbahan
warna yang terjadi.
5. Pada tabung kedua tetesi sampel dengan 2-3 tetes methanol, amati
perubahan warna yang terjadi
6. Lalu tambhahkan 2-3 tetes pereaksi h2so4 pekat, amati perubahan yang
terjadi
7. Terakhir panaskan tabung diatas lampu spiritus sambil diamati perubahan
yang terjadi pada larutan.
2.4. Hasil Pengamatan

No Nama Zat Prosedur Pengamatan


.
1. Natrium Salisilat 1. +Fecl3 Larutan ungu kehitaman,ada
(C7H5NaO3) serbuk
+Ethanol Larutan ungu kehitaman, encer,
ada endapan coklat
+Ethanol Larutan hitam kemerahan, ada
(2xvolume) endapan
2. +Methanol Larutan bening/larut
+ H2SO4 Larutan menggumpal berwarna
putih
Dipanaska Larut sempurna warna bening
n kekuningan
2. Acetosal 1. +Fecl3 Larutan ungu tua
(C9H8O4) +Ethanol Larutan ungu tua
+Ethanol Terbentuk dua lapisan, atas
(2xvolume) putih/bening, bawah hitam
2. +Methanol Larutan bening
+ H2SO4 Larutan bening
Dipanaskan Larutan bening
3. Asam Salisilat 1. +Fecl3 Larutan ungu kehitaman
(C7H6O3) +Ethanol Larutan hitam keunguan ,encer
+Ethanol Larutan hitam keunguan, encer
(2xvolume)
2. +Methanol Agak larut
+ H2SO4 Menggumpal putih
Dipanaskan Larut sempurna
4. Metil Salisilat 1. +Fecl3
(C8H8O3) +Ethanol
+Ethanol
TIDAK ADA BAHAN
(2xvolume)
2. +Methanol
+ H2SO4
Dipanaskan

2.5. Pembahasan
A. Uji Fecl3
Uji Fecl3 ini digunakan untuk menguji kandungan gugus salisislat
dalam suatu sampel percobaan. Jika sampel berubah menjadi ungu ketika
ditetesi pereaksi Fecl3 maka berarti sampel positif mengandung gugus
salisilat, karena salisilat memiliki gugus fenol didalamnya.
Semua sampel berubah warna menjadi ungu ketika ditetesi Fecl 3, hal
ini membuktikan bahwa sampel positif mengandung gugus salisilat.

B. Uji esterifikasi
Proses pembuatan metil salisilat dalam praktikum ini menggunakan
prinsip esterifikasi menggunakan asamsalisilat dengan methanol .Secara
umum reaksi esterifikasi adalah reaksi antara asamkarboksilat dengan alkohol
yang menghasilkan senyawa ester.Senyawa ester yang di maksud dalam
percobaan ini adalah metil salisilat.Dilakukan penambahan larutan asam
sulfat pekat untuk mempercepat reaksi atau sebagai katalis.Proses reaksi
akan berlangsung lambat tanpa adanya katalis berupa asam kuat, tetapi
reaksi akan mencapai kesetimbangan dalam waktu yang singkat ketika asam
karboksilat dan alkohol direfluks dengan asam sulfat pekat dalam jumlah
sedikit, maka dalam praktikum ini sampel ditetesi asam pekat H 2so4 setelah di
tetesi dengan methanol, pada proses ini sampel akan menggumpal dan
berwarna putih .Kemudian larutan dipanaskan diatas lampu spiritus ,hingga
bau methanol hilang.Hal ini dilakukan untuk menghilangkan alcohol dari
larutan. Pada proses ini gumpalan tersebut akan melarut menjadi larutan
bening.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam
yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal.
Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang
terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari
asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat.
Percobaan ini digunakan untuk mengidentifikasi kandungan
gugus salisilat dalam sampel. Setelah dilakukan pengujian semua
sampel positif mengandung gugus salisilat atau asam karboksilat.

3.2. Saran
1. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Maka penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk
masa yang akan datang.
2. Diharapkan agar pembaca lebih memperhatikan cara
penggunaan yang tepat untuk obat luar yang mengandung gugus
salisilat didalamnya.
.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/12006710/Analisis_Gugus_Fungsi Salisilat
https://www.academia.edu/7566739/ANALISIS_SENYAWA_ASAMSALI
SILAT
https://www.academia.edu/9125353/Analisis_Golongan_AsamSalisilat

Anda mungkin juga menyukai