Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shevira Maya Sovia

NIM : 02.19.005
Prodi : DIII Fisioterapi (Semester 3)
Tugas : Membuat Analisa Mencangkup Stressor, Strain, Process Of Transction, Faktor
Personal, Faktor Situasi

Perkenalkan nama saya shevira maya sovia biasa dipanggil vira. Saya ber usia 19
tahun. Saya anak pertama dari dua bersaudara. Saya lahir dari kalangan orang
sederhana. Saya memiliki kebahagiaan yang cukup. Saya juga memiliki keiginan lebih
sama seperti orang – orang. Waktu kecil saya berkeinginan menjadi seorang dokter
karena saya suka menolong. Saya dulu waktu kecil sering kali membuat orang tua
cemas karena seringnya bertengkar dengan adik saya dan akhirnya orang tua saya
memarahi saya dengan ditegur karena seorang kakak harusnya bisa mengalah untuk
adeknya.
Bertambahnya usia, saya sudah berfikir untuk menjadi seseorang yang bermanfaat
untuk orang lain. Disini saya menggerakkan hati saya untuk mencapai tujuan saya yang
dulu berkeinginan untuk menjadi seorang dokter. Tetapi saya khawatir akan hasil akhir
nilai saya untuk memasuki Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN). Saya berusaha
agar bisa memasuki sekolah tersebut, akan tetapi tuhan berkehendak lain. Nilai yang
saya dapatkan tidak mencukupi target. Saya bingung harus bagaimana agar bisa
memasuki SMAN unggulan. Disini saya merasakan kekhawatiran setelah nilai saya
keluar. Saya bingung harus bagaimana lagi, saya pasrah. Akhirnya saya menemukan
sekolah kejuruan yang mengarahkan saya ke bidang kesehatan walaupun bukan SMAN
yang saya inginkan. Saya lebih mementingkan keperluan saya dari pada keinginan saya.
Saya mencoba ikhlas dan mengikuti alur yang tuhan berikan kepada saya.
Pertama memasuki dunia SMK saya bingung harus bagaimana, cara apa yang saya
harus lakukan agar dapat bersosialisasi kepada orang baru, karena saya adalah pribadi
yang pemalu, pendiam dan sering tidak bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang
baru. Lalu seiring bertambahnya waktu saya menjadi seorang yang tidak pemalu, saya
menjadi diri saya sendiri. Saya belajar dari masa SMK yang dulunya saya tidak berani
mengutarakan pendapat sekarang menjadi berani mengutarakan, yang dulunya tidak
berani bertanya sekarang seringnya bertanya, yang dulunya canggung terhadap orang
baru sekarang tidak lagi malu untuk memulai hal yang baru. Sebab permasalahan saat
itu bukan bencana untuk masa depan saya akan tetapi menjadikan motivasi saya untuk
melangkah kedepannya.
Hal baru adalah Sebuah pertemanan akan indah ketika saling mengenal satu sama
lain. Saya bersyukur kepada tuhan atas apa yang saya dapatkan yaitu mendapatkan
teman yang begitu baik kepada saya. masa yang sering berulang – ulang, sering kali
menjadi beban untuk dirinya sendiri. Saya pernah mengalami kecelakaan waktu
perjalanan ke sekolah. Saya tetap pergi walaupun luka ditubuh saya begitu banyak.
Setibanya di sekolah saya menangis kebingungan, saya berfikir nantinya bisa
merepotkan banyak orang karena secara pribadi saya tidak mau merepotkan orang lain
selagi saya bisa mengatasi. Pada akhirnya teman saya sebangku menjadi penolong
pertama dan mengajak saya pergi ke UKS disini saya menangis, ternyata masih ada
yang peduli sama saya.
Tidak terasa waktu telah berlalu setahun sudah saya menginjak di bangku SMK.
Pada saat sepulangnya dari sekolah tubuh saya merasakan sakit. Setelah diperiksakan ke
dokter ternyata saya memiliki penyakit wasir. Mungkin akibat saya kecelakaan setahun
yang lalu ataukah keturunan dari ayah saya. Disini saya memikirkan bahwa penyakit
saya bisa sembuh atau tidak karena sudah stadium 2. Kata dokter jika sudah menginjak
stadium akhir akan dioperasi. Kemudian saya berusaha agar bisa sembuh dengan
metode yang saya pelajari, saya meminum dan memberikan terapi ringan untuk tubuh
saya sendiri. Tetapi penyakit saya tidak kunjung sembuh, saya merasa tertekan dan
menangis setiap malam memikirkan penyakit saya yang tak kunjung sembuh. Dan
akhirnya saya pasrahkan kepada Tuhan.
Hari telah berlalu saya sudah hampir lulus SMK Kesehatan. Saya belajar menekuni
ilmu apa yang bisa saya dapatkan di sekolah tersebut. Saya suka mempelajari hal baru
yang belum pernah saya ketahui. Ya benar, saya menemukan sekolah yang
mengarahkan ke pengobatan dengan cara meracik obat kepada orang yang sedang
mengalami sakit yaitu dalam bidang kefarmasian. Saya diajarkan berbagai macam cara
mulai dari perhitungan, peracikan, penerapan dan masih banyak lagi yang saya dapatkan
di bidang farmasi atau pengobatan tersebut. Saya belajar tidak merasa dibebani tetapi
merasa bahwa ini adalah tantangan untuk hidup saya dimasa depan. Seiring
bertambahnya waktu saya mengenal terapi pengobatan tanpa menggunakan obat
minum, tetapi dengan menggunakan kemampuan dari diri kita sendiri yaitu seorang
fisioterapis.
Setelah ujian akhir semester saya merasa tidak bisa menekuni dibidang farmasi
karena biayanya mahal, saya juga tidak bisa meninggalkan atau tetap dibidang
kefarmasian . Saya berusaha agar mendapatkan biasiswa diluar negeri dan hasilnya saya
mendapatkannya yaitu di china. Akan tetapi tuhan berkehendak lain orang tua saya
tidak mengizinkan saya pergi. Disini saya hampir meyerah karena tidak diizinkan pergi.
Saya menangis setiap malam selama 3 hari. Tubuh saya merasa sakit ketika setelah
menangis, kemudian saya minum air putih setiap setelah menangis. Akan tetapi saya
setelah minum kemudian mengantuk dan tertidur. Lama kelamaan saya sadar bahwa ini
bukan akhir dari hidup saya. Saya tidak lupa olahraga yang cukup dan makan makanan
yang sehat dapat memulihkan kembali tubuh saya yang lemah. Saya kembali bangkit,
saya mencoba mencari pekerjaan yang sekiranya saya bisa dapatkan. Saya
mendaftarkan pekerjaan di apotek dan klinik kecantikan. Pada akhirnya saya
mendapatkan pekerjaan yaitu di bidang kecantikan. Saya menekuni karena itu adalah
pilihan yang saya pilih. Sedikit menyesal karena saya tidak bisa berangkat ke china
untuk melanjutkan di bidang kefarmasian. Tetapi itu bukan halangan saya untuk meraih
kesuksesan saya. Dibidang kecantikan saya mengerti banyak hal tentang pemberian
cream kepada pasien, pelayanan, baik terapi akupuntur, penerapan massage dan masih
banyak lagi yang bisa saya dapatkan untuk ilmu kecantikan.
Saya merasa bahwa diri saya type orang yang memiliki pemikiran yang berubah
ubah. Saya berfikir untuk belajar dan mendapatkan ilmu penerapan terapi kepada pasien
tanpa harus menggunakan bahan tambahan. Dan saya menemukannya yaitu dibidang
kefisioterapian yaitu pengobatan dengan mengembalikan fungsi gerak. Sebelumnya dari
pengalaman yang saya dapatkan saya tidak lulus dalam bidang farmasi. Yang pertama
biayanya cukup mahal sekali untuk menjadi seorang apoteker. Kedua tidak
mendapatkan restu dari orang tua untuk mengambil beasiswa di china. Ketiga saya
diterima kerja di bidang kecantikan yang mengarahkan saya kepada fisioterapi. Disini
saya memilih jalan yang bisa saya lakukan, saya memilih fisioterapi karena bidang ini
mewaliki saya akan pengalaman hidup saya sebelumnya yang dulunya berkeinginan
menjadi seorang dokter.
Saya memilih fisioterapi karena saya termotivasi oleh diri saya sendiri. Ya benar
saya menerapi pasien dengan kemampuan yang saya miliki dan hasilnya pasien puas
dengan pelayanan yang saya terapkan. Disini saya bangga akan diri saya sendiri. Saya
tidak berfikir bahwa ini adalah masalah hidup saya, tetapi saya merasa ini adalah
tantangan hidup saya sekarang karena memulai hal yang baru. Memang banyak orang
menganggap saya kurang percaya diri, tetapi saya tidak mendengarkan karena bagi saya
ini adalah hidup yang saya pilih, sekarang dan untuk masa depan saya. Karena saya
nyaman dengan hidup saya sekarang. Tidak luput dari dukungan orang tua yang
membuat saya yakin atas apa yang saya pilih sekarang.
Setelah saya memasuki perkulihan, waktu saya terhalang dengan pekerjaan. Saya
memutuskan berhenti kerja pada Semester 1 akhir. Situasi ini membuat saya bingung
akan kondisi yang saya alami saat itu. Bukan halangan bagi saya untuk tidak bisa
mencari pekerjaan lagi. Saya berusaha untuk mencari pekerjaan yang tepat untuk saya.
Ya lagi lagi saya berada disituasi dimana saya harus memilih pekerjaan itu karena
pekerjaan ini pasti dan waktunya tepat untuk perkulihan saya. Saya mengambil
pekerjaan sebagai tenaga kefarmasian di apotek. Disini saya berusaha menjadi tenaga
kesehatan yang baik dan dapat menolong banyak orang. Saya menekuni kedua bidang
ini yaitu farmasi dan fisioterapi. Dimana kefarmasian adalah pekerjaan saya sekarang
dan fisioterapis adalah profesi saya dimasa mendatang. Inilah jalan hidup yang saya
pilih, saya tidak peduli orang lain beranggapan apa tentang saya karena saya merasa ini
adalah awal perjalanan dan tantangan hidup saya mendatang .

Analisa :
1. Stressor : Saya dulu waktu kecil sering kali membuat orang tua cemas karena
seringnya bertengkar dengan adik saya dan akhirnya orang tua saya memarahi
saya dengan ditegur karena seorang kakak harusnya bisa mengalah untuk
adeknya.
2. Strain :
- Tetapi saya khawatir akan hasil akhir nilai saya untuk memasuki Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN).
- Nilai yang saya dapatkan tidak mencukupi target. Saya bingung harus
bagaimana agar bisa memasuki SMAN unggulan.
- Saya merasakan kekhawatiran setelah nilai saya keluar. Saya bingung harus
bagaimana lagi, saya pasrah.
3. Transaction :
a. Sumber daya yang dimiliki (aspek biologis,psikologis,sosial) :
- Biologis : Saya belajar tidak merasa dibebani tetapi merasa bahwa ini adalah tantangan
untuk hidup saya dimasa depan. Seiring bertambahnya waktu saya mengenal terapi
pengobatan tanpa menggunakan obat minum, tetapi dengan menggunakan kemampuan
dari diri kita sendiri yaitu seorang fisioterapis.
- Psikologis : sekolah saya menangis kebingungan, saya berfikir nantinya bisa
merepotkan banyak orang karena secara pribadi saya tidak mau merepotkan orang lain
selagi saya bisa mengatasi. Pada akhirnya teman saya sebangku menjadi penolong
pertama dan mengajak saya pergi ke UKS disini saya menangis, ternyata masih ada
yang peduli sama saya.
- Sosial : Cara apa yang saya harus lakukan agar dapat bersosialisasi kepada orang baru,
karena saya adalah pribadi yang pemalu, pendiam dan sering tidak bisa berkomunikasi
dengan baik kepada orang baru.
b. Permintaan Kondisi : Saya belajar dari masa SMK yang dulunya saya tidak berani
mengutarakan pendapat sekarang menjadi berani mengutarakan, yang dulunya tidak
berani bertanya sekarang seringnya bertanya, yang dulunya canggung terhadap orang
baru sekarang tidak lagi malu untuk memulai hal yang baru.
c. Diskrepansi : Disini saya menangis, ternyata masih ada yang peduli sama saya.
d. Proses transaksi : Sebuah pertemanan akan indah ketika saling mengenal satu sama lain.
Saya bersyukur kepada tuhan atas apa yang saya dapatkan yaitu mendapatkan teman
yang begitu baik kepada saya.
4. Faktor Personal : saya merasa tertekan dan menangis setiap malam memikirkan
penyakit saya yang tak kunjung sembuh.
5. Faktor Situasi : Disini saya memilih jalan yang bisa saya lakukan, saya memilih
fisioterapi karena bidang ini mewaliki saya akan pengalaman hidup saya
sebelumnya yang dulunya berkeinginan menjadi seorang dokter. Saya memilih
fisioterapi karena saya termotivasi oleh diri saya sendiri. Ya benar saya
menerapi pasien dengan kemampuan yang saya miliki dan hasilnya pasien puas
dengan pelayanan yang saya terapkan.

 Analysis Biopsikososial :
a. Aspek Biologis : Saya menangis setiap malam selama 3 hari. Tubuh saya merasa
sakit ketika setelah menangis, kemudian saya minum air putih setiap setelah
menangis. Akan tetapi saya setelah minum kemudian mengantuk dan tertidur.
Lama kelamaan saya sadar bahwa ini bukan akhir dari hidup saya.
b. Aspek Psikologis : Saya memutuskan berhenti kerja pada Semester 1 akhir.
Situasi ini membuat saya bingung akan kondisi yang saya alami saat itu.Ya lagi
lagi saya berada disituasi dimana saya harus memilih pekerjaan itu karena
pekerjaan ini pasti dan waktunya tepat untuk perkulihan saya. Saya mengambil
pekerjaan sebagai tenaga kefarmasian di apotek. Disini saya berusaha menjadi
tenaga kesehatan yang baik dan dapat menolong banyak orang.
c. Aspek Sosial : Tidak luput dari dukungan orang tua yang membuat saya yakin
atas apa yang saya pilih sekarang.

 Copyng Stres
1. Emotional focused coping : Tetapi penyakit saya tidak kunjung sembuh, saya
merasa tertekan dan menangis setiap malam memikirkan penyakit saya yang tak
kunjung sembuh. Dan akhirnya saya pasrahkan kepada Tuhan.
2. Problem focused coping : Disini saya berusaha menjadi tenaga kesehatan yang
baik dan dapat menolong banyak orang. Saya menekuni kedua bidang ini yaitu
farmasi dan fisioterapi. Dimana kefarmasian adalah pekerjaan saya sekarang dan
fisioterapis adalah profesi saya dimasa mendatang.
3. Untuk mengurangi potensi terjadinya stres : Saya tidak lupa olahraga yang
cukup dan makan makanan yang sehat dapat memulihkan kembali tubuh saya
yang lemah.
4. Untuk mengurangi dampak terjadinya stres : Kemudian saya minum air putih
setiap setelah menangis. Akan tetapi saya setelah minum kemudian mengantuk
dan tertidur. Lama kelamaan saya sadar bahwa ini bukan akhir dari hidup saya.
Saya kembali bangkit, saya mencoba mencari pekerjaan yang sekiranya saya
bisa dapatkan.

Anda mungkin juga menyukai