Anda di halaman 1dari 12

Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 - 96

p-ISSN:2460-1497
e-ISSN: 2477-3840

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI


BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM
BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Yusminah Hala1, Sitti Saenab2, Syahrir Kasim3


Ahli pendidikan biologi
1
Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Makassar
E-mail:yushala12@gmail.com
2
Jurusan Biologi Universitas Negeri Makassar
E-mail:saenabsitti@gmail.com
3
Pascasarjana Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Makassar

ABSTRACT
The study was a research and development aimed at developing learning package based on
scientific approach, which was valid, practical, and effective for Junior High School’s
students. The development procedure used in the study was based on Thiagarajan’s model
or 4-D model consisted of four phases, namely defining, designing, developing, and
dissemination. The development learning package based on scientific approach had been
validated by the experts and practitioners and had been revised; thus, it obtained feasible
result to be used. The results revealed that the learning package based on scientific
approach was valid, practical, and effective. The learning package that were RPP,
student’s book, and student’s worksheet was valid due to the extremely valid category,
practical because it was in completely conducted and effective as well because it had met
the criteria of effective.

Keywords: Learning package , Scientific method, Ecosystem concept

ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) yang
bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan saintifik
pada konsep ekosistem yang valid, praktis dan efektif bagi siswa Sekolah Menegah
Pertama. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Thiagarajan atau Model 4-D yang terdiri atas empat tahap yaitu tahap pendefinisian
(define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan tahap
penyebaran (disseminate). Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan saintifik yang
dikembangkan telah divalidasi oleh pakar dan praktisi serta telah mengalami revisi
sehingga didapatkan hasil yang layak digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perangkat pembelajaran berbasis pendekatan saintifik bersifat valid, praktis, dan efektif.
Dikatakan efektif karena perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi RPP, Buku
Siswa dan LKS seluruhnya memenuhi kriteria kevalidan dengan kategori "Sangat Valid",
dikatakan praktis karena perangkat pembelajaran ini memiliki derajat keterlaksanaan
dengan kategori terlaksana seluruhnya dan nilai reliabilitasnya kategori “reliabel” dan
dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria keefektifan.

Kata kunci :Perangkat pembelajaran, Pendekatan Saintifik, Konsep Ekosistem

PENDAHULUAN Menurut Mulyasa (2002), muatan dan proses


pembelajaran di sekolah selama ini menjadi
Pendidikan di Indonesia sejauh ini masih miskin variasi, berbasis pada standar nasional
didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan yang kaku, dan diimplementasikan di sekolah
merupakan perangkat fakta-fakta yang harus atas dasar petunjuk-petunjuk yang serba detail.
dihapal. Pembelajaran di kelas masih berfokus Di samping itu, peserta didik dievaluasi atas
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan. dasar akumulasi pengetahuan yang telah

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar


85 Copyright©2016 – JEST
Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 -96 86

diperolehnya, sehingga lulusan hanya mampu pada siswa antara lain mengamati, menanya,
menghapal tanpa memahami. menalar, mencoba (melakukan eksperimen) dan
Guru atau pendidik memiliki tugas membentuk jejaring (berkomunikasi). Berda-
pokok untuk merencanakan, melaksanakan dan sarkan hasil penelitian, pembelajaran berbasis
melakuan evaluasi terhadap proses pembelajaran. pendekatan ilmiah mempunyai hasil yang lebih
Penjabarannya seorang guru merencanakan efektif bila dibandingkan pembelajaran dengan
pembelajaran dalam bentuk membuat dan pendekatan tradisional, penelitian tersebut
mempersiapkan perangkat pembelajaran kemu- menunjukkan bahwa pada pembelajaran tradi-
dian perangkat pembelajaran digunakan untuk sional retensi informasi dari guru sebesar 10%
melaksanakan proses pembelajaran dan setelah 15 menit dan perolehan pemahaman
selanjutnya melakukan evaluasi untuk melihat konstektual sebesar 25%. Pada pembelajaran
berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan berbasis pendekatan ilmiah retensi informasi dari
pembelajaran, seperti tercantum dalam guru sebesar 90% setelah 2 hari dan perolehan
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang pemahaman konstektual sebesar 50-70%.
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (2013)
dan Menengah menyatakan Standar proses dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum
meliputi perencanaan proses pembelajaran, 2013 (2013).
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian Berdasarkan latar belakang masalah
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
pembelajaran untuk terlaksananya proses masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaima-
pembelajaran yang efektif dan efisien. Akan nakah proses pengembangan perangkat
tetapi, kenyataan yang terjadi di dunia pembelajaran berbasis pendekatan saintifik pada
pendidikan kita adalah lemahnya proses konsep ekosistem yang valid, praktis dan efektif
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa ?. Penelitian ini bertujuan untuk mengem-
kurang didorong untuk melakukan proses bangkan perangkat pembelajaran berbasis
berfikir, siswa cenderung pasif dan hanya pendekatan saintifik pada konsep ekosistem yang
menerima informasi dari guru akibatnya siswa valid, praktis, dan efektif.
kaya akan teori dan miskin aplikasi. Ardiana
(2011). Kemudian, sebagai bentuk implementasi METODE PENELITIAN
kurikulum 2013 yang menekankan pada
pembelajaran dengan pendekatan saintifik, maka Pengembangan perangkat pembelajaran
sangat dibutuhkan perangkat pembelajaran yang yang digunakan dalam penelitian ini mengacu
terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada model 4-D Thigarajan, Semmel & Semmel.
(RPP), Buku Siswa (BS), dan Lembar Kegiatan Model 4-D dipilih berdasarkan pertimbangan
Siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik. bahwa model ini lebih jelas, lengkap, terarah,
Hasil penelitian menyebutkan bahwa terstruktur, sistematis dan menuntun pengem-
pada jenjang pendidikan dasar tingkat pema- bang dari awal hingga proses akhir produk yang
haman siswa pada beberapa mata pelajaran dihasilkan. Model ini terdiri dari empat tahap
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan hal yaitu; tahap pembatasan (define), tahap
ini disebabkan karena pada proses pembelajaran rancangan (design), tahap pengembangan
cenderung terpaku pada buku teks dan kurang (develop), dan tahap penyebaran (disseminate).
terkait dengan apa yang dialami oleh siswa Tahap pembatasan/pendefenisian (define)
dalam kehidupan sehari-hari, pembelajaran Tahap ini bertujuan untuk menetapkan
konsep cenderung abstrak, sehingga kurang dan menentukan syarat-syarat pembelajaran yang
bermakna bagi siswa dan motivasi belajar siswa meliputi tujuan pembelajaran dan pembatasan
sangat sulit ditumbuhkan. (Direktorat PLP materi pembelajaran. Adapun langkah-
(2002) dalam Amri 2013). langkahnya sebagai berikut:
Kurikulum 2013 menekankan pembe- a. Analisis kurikulum
lajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific Telaah Kurikulum 2013 yang digunakan
approach) karena pembelajaran ini sangat sesuai pada tingkat Sekolah Menegah Pertama (SMP).
dengan teori pembelajaran konstruksivisme dan Dalam proses pembelajaran mengacu pada
melalui scientific approach ini dapat mening- Permen nomor 65 tahun 2013, tentang standar
katkan keterampilan-keterampilan proses sains proses pendidikan dasar dan menengah yang

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Hala dkk. Pengembangan Perangkat pembelajaran…87

memuat karakteristik pembelajaran, perencanaan a. Menyusun instrumen pengamatan (obser-


pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan vation)
penilaian hasil dan proses pebelajaran, yang Observasi yaitu melakukan pengamatan
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan secara langsung ke obyek penelitian untuk
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
pendidikan di suatu satuan pendidikan dan Dalam instrumen pengamatan (observasi),
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa dibuat lembar pengamatan, panduan pengamatan
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan dan daftar cocok (check list). Lembar
potensinya agar menjadi manusia yang beriman pengamatan ini disusun untuk menjaring salah
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, satu data pendukung penilaian keefektifan pera-
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, ngkat pembelajaran yang dikembangkan. Lembar
mandiri dan menjadi warga negara yang pengamatan ini akan diisi oleh dua orang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk observer yang khusus mengamati aktivitas siswa
mendukung pencapaian tujuan tersebut selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan
pengembangan kompetensi siswa disesuaikan RPP. Aktivitas siswa yang diamati meliputi
dengan potensi perkembangan, kebutuhan, dan membaca buku siswa, mendengarkan informasi
kepentingan siswa serta tuntutan lingkungan. dan mencatat seperlunya, melakukan, aktif dalam
b. Analisis siswa berdiskusi, mengajukan pendapat, mencatat hasil
Analisis siswa merupakan telaah tentang diskusi, mengajukan pertanyaan kepada
karakteristik siswa yang sesuai dengan desain teman/guru, menjawab/menanggapi pertanyaan
pengembangan perangkat pembelajaran. teman/guru, memberi bantuan penjelasan kepada
Karakteristik itu meliputi latar belakang kema- teman dan kegiatan lainya diluar tugas (Permadi,
mpuan akademik (pengetahuan) dan perke- 2013)
mbangan kognitif. b. Pemilihan media
c. Analisis konsep Pemilihan media dalam penelitian ini
Analisis ini digunakan untuk mengi- disesuaikan dengan hasil analisis tugas, analisis
dentifikasi konsep-konsep utama yang akan konsep, karakteristik siswa dan fasilitas yang ada
diajarkan kemudian disusun secara sitematis di sekolah.
konsep-konsep yang relevan. c. Pemilihan format
d. Analisis tugas Pemilihan format dalam pengembangan
Analisis tugas meliputi analisis terhadap perangkat pembelajaran ini meliputi pemilihan
tugas-tugas yang dilakukan oleh siswa selama format untuk merancang isi materi, pemilihan
pembelajaran berlangsung berdasarkan kuriku- strategi pembelajaran dan sumber belajar.
lum SMP. Tujuannya untuk memudahkan guru Rancangan yang dimaksud adalah rancangan
merumuskan tujuan pembelajaran khusus seluruh kegiatan yang harus dikerjakan sebelum
(indikator pencapaian hasil belajar) yang ingin ujicoba dilaksanakan. Adapun rancangan awal
dicapai. perangkat pembelajaran tersebut antara lain RPP,
e. Spesifikasi tujuan pembelajaran BS, dan LKS. Semua perangkat pembelajaran
Spesifikasi tujuan pembelajaran ini yang dihasilkan pada tahap ini disebut dengan
bertujuan untuk mengkonversi tujuan analisis perangkat pembelajaran draft 1.
konsep dan tugas menjadi tujuan-tujuan
pembelajaran khusus yang dinyatakan dengan Tahap pengembangan (develop)
tingkah laku. Selanjutnya tujuan pembelajaran Tujuan dari tahap ini adalah untuk
khusus tersebut dijadikan dasar untuk menyusun menghasilkan bentuk akhir perangkat
tes dan merancang perangkat pembelajaran. pembelajaran setelah melalui revisi berdasarkan
masukan para pakar ahli dan data hasil ujicoba.
Tahap perancangan (design) Langkah-langkah yang harus dilakukan pada
Tujuan dari tahap ini adalah untuk tahap ini meliputi:
menghasilkan prototipe bahan pembelajaran a. Penafsiran ahli
yang dikembangkan, mencakup penyusunan tes Langkah penafsiran ahli antara lain
dan pengembangan bahan pembelajaran. adalah validitas isi. Hal ini berarti validator
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: menelaah semua perangkat pembelajaran yang
telah dihasilkan (draft 1). Selanjutnya saran-

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 -96 88

saran dari pakar validator digunakan sebagai pembelajaran (RPP, BS, dan LKS) sebelum
bahan pertimbangan dan landasan untuk digunakan dalam PBM.
melakukan revisi. Setelah perangkat draft 1 b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru
dilakukan perbaikan (revisi 1) maka diperoleh selama pembelajaran
perangkat pembelajaran draft 2. Data aktivitas siswa dan guru selama
b. Ujicoba kegiatan pembelajaran diperoleh melalui obser-
Ujicoba yang dilakukan bersifat terbatas vasi di kelas. Alat yang digunakan adalah
yaitu dilakukan hanya satu kali terbatas pada satu Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan guru
kelas yakni siswa kelas VII-3 Semester Genap selama kegiatan pembelajaran. Aktivitas guru
tahun pelajaran 2014/2015 SMP Negeri 1 meliputi mengajukan permasalahan yang harus
Pangsid Kabupaten Sidenreng Rappang. Tujuan diselesaikan bersama, meminta siswa
ujicoba ini adalah untuk mendapatkan saran dari mengerjakan LKS sebagai tugas kelompok,
siswa dan guru di lapangan dalam rangka untuk memberi arahan agar siswa selalu berada dalam
merevisi perangkat pembelajaran draft 2. tugas kelompok, mengamati kegiatan siswa,
Kegiatan pembelajaran pada langkah ujicoba ini memberikan petunjuk/membimbing kegiatan,
dilakukan oleh guru kelas. Rangkaian kegiatan dan mengajukan pertanyaan yang merangsang
ujicoba ada dua tahap, yaitu tahap pelaksanaan berfikir siswa. Aktivitas siswa meliputi mem-
proses pembelajaran dan tes akhir setelah ujicoba perhatikan informasi, membaca LKS dan BS,
selesai. Selanjutnya dilakukan revisi 2 aktif dalam diskusi dan latihan, mengajukan
berdasarkan data hasil ujicoba dan dihasilkan pertanyaan dan kegiatan lainnya di luar tugas dan
perangkat pembelajaran untuk draft akhir. yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar.
Tahap penyebaran (disseminate) c. Angket respon siswa terhadap proses
Tahap ini merupakan tahapan pembelajaran
penggunaan perangkat yang telah di kembangkan Angket ini dibuat untuk mengetahui
dan telah diujicoba pada skala yang lebih luas. bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran
Tujuan tahap ini untuk menguji efektifitas dengan pendekatan saintifik yang meliputi
perangkat dalam kegiatan pembelajaran. Tahap aspek-aspek penggunaan bahasa, sistematika,
penyebaran dilakukan dalam skala terbatas. kesesuaian waktu, kesesuaian materi, serta
Penyebaran pada skala terbatas ini dilakukan manfaat terhadap siswa.
dalam bentuk sosialisasi dan penerapan pada
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Pangsid. Teknik analisis data
Untuk menganalisis data uji coba pada
Pengembangan Instrumen Perangkat Pembe- pengembangan perangkat pembelajaran ini
lajaran digunakan teknik analisis statistik deskriptif.
Data yang dianalisis adalah; data hasil validasi
Teknik pengumpulan data perangkat pembelajaran (RPP, buku siswa, LKS
Untuk memperoleh informasi tentang sedangkan tes hasil belajar sebagai perangkat
aktivitas siswa dan guru selama kegiatan dalam hal ini kuis tidak divalidasi), data
pembelajaran, respon siswa dan respon guru keterlaksanaan perangkat pembelajaran, data
terhadap pembelajaran berbasis pendekatan kemampuan guru dalam mengelola
saintifik serta pengelolaan kelas oleh guru dalam pembelajaran, data aktivitas siswa selama
menerapkan pendekatan berbasis saintifik di pembelajaran, data tes hasil belajar (THB)
kelas maka perlu mengembangkan instrumen. sebagai instrumen, dan data respon siswa.
Instrumen-instrumen itu adalah sebagai berikut: Analisis data yang diperoleh dikelompokkan
a. Lembar validasi perangkat pembelajaran menjadi tiga yaitu; (1) analisis data kevalidan
Lembar validasi perangkat terdiri dari (data hasil validasi perangkat pembelajaran;
lembar validasi RPP, lembar validasi BS dan RPP, buku siswa, LKS, THB/kuis tidak
lembar validasi LKS. Lembar validasi tersebut divalidasi), (2) analisis data kepraktisan (data
diberikan kepada para ahli (validator) bersama hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat
dengan yang divalidasi untuk memperoleh pembelajaran), dan (3) analisis data keefektifan
masukan data tentang penilaian para ahli yang (data hasil pengamatan terhadap; kemampuan
melakukan validasi terhadap perangkat

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Hala dkk. Pengembangan Perangkat pembelajaran…89

guru mengelola pembelajaran, aktivitas siswa, menunjukkan indikator nilai < 2.66 dari hasil tes
respon siswa dan hasil belajar siswa). formatif.
2. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang
peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila
menunjukkan indikator nilai = 2.66 dari hasil tes
Hasil formatif.
3. Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan
Berdasarkan tujuan penelitian dengan seorang peserta didik dilakukan dengan
mengacu pada metodologi, maka telah dilakukan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2
penelitian pengembangan perangkat pembe- untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil
lajaran berbasis pendekatan saintifik beserta sikap peserta didik secara umum berada pada
insrumen-insrumen yang relevan dengan kategori baik (B) menurut standar yang
perangkat pembelajaran tersebut. Penelitian ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.
pengembangan ini merujuk pada tiga syarat
kualitas yaitu valid, praktis dan efektif serta b. Analisis siswa
disusun dan dikembangkan berdasarkan model Analisis ini dilakukan untuk menelaah
pengembangan Four D (4-D) oleh Thiagarajan, karakteristik siswa yang meliputi latar belakang
Semmel dan Semmel (Trianto, 2007). Penelitian pengetahuan (kemampuan akademik) dan
pengembangan ini terdiri dari empat tahapan perkembangan kognitif. Siswa kelas VII yang
yaitu; tahap pendefinisian (define), tahap diterima di sekolah SMP Negeri 1 Pangsid
perancangan (design), tahap pengembangan adalah siswa yang telah dinyatakan lulus pada
(develop) dan tahap penyebaran (dessiminate). seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB) tahun
Berikut ini dideskripsikan hasil dari kegiatan pelajaran 2014-2015, dalam seleksi PSB calon
yang dilakukan dari masing-masing tahapan siswa mengikuti tes akademik yang terdiri dari
pengembangan perangkat pembelajaran berbasis mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa
pendekatan saintifik yang telah dikembangkan Indonesia, dan Pengetahuan umum.
beserta hasil analisis data yang telah diperoleh. Berdasarkan hasil analisis tes mata
pelajaran IPA peneliti menemukan bahwa
Tahap pembatasan (Define) kemampuan akademik siswa berada pada
a. Analisis kurikulum kategori rendah dengan nilai rata-rata hasil tes
Kurikulum 2013 mengembangkan 4 seleksi PSB untuk mata pelajaran IPA adalah
kompetensi inti berdasarkan struktur kurikulum 42,89.
yaitu; (1) Kompetensi Inti (KI.I) kompetensi Perkembangan kognitif siswa kelas VII
sikap, (2) Kompetensi Inti (KI.II) kompetensi SMP yang berumur rata-rata 11-12 tahun
sosial, (3) Kompetensi Inti (KI.III) kompetensi menurut teori perkembangan yang dikemukakan
pengetahuan, (4) Kompetensi Inti (KI.IV) oleh Jean Piaget, bahwa anak pada usia 11-12
kompetensi keterampilan. Oleh karena itu, tahun ke atas berada pada tahap perkembangan
sasaran pembelajaran mencakup pengembangan kognitif operasional formal yang berarti telah
ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mampu untuk berpikir dan memahami konsep-
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. konsep yang abstrak, serta berpikir untuk
Karakteristik pembelajaran disesuaikan dengan pemecahan masalah, tetapi siswa kelas VII SMP
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), untuk Negeri 1 Pangsid masih mengandalkan cara
tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) belajar dengan menghafal konsep, hal ini
disesuaikan dengan karakteristik kemampuan disebabkan oleh cara mereka belajar di sekolah
dan tingkat perkembangan siswa. Penilaian pada dasar dan penyajian materi oleh guru yang
kurikulum 2013 mencakup penilaian sikap kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan melakukan proses berpikir. Oleh karena itu, agar
keterampilan. siswa dapat melakukan proses berpikir dalam
Ketuntasan belajar ditentukan sebagai memahami konsep-konsep yang dipelajarinya
berikut; sesuai dengan tingkat perkembangan
1. Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang kognitifnya, maka dalam penelitian ini
peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar
untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 -96 90

digunakan model pembelajaran berbasis untuk mencapai kompetensi atau tujuan


masalah. pembelajaran. Analisis tujuan pembelajaran
c. Analisis konsep disusun berdasarkan Kompetensi Inti (KI.III)
Analisis materi bertujuan untuk mengi- kompetensi pengetahuan, yang dijabarkan ke
dentifikasi, merinci, dan menyusun secara dalam Kompetensi Dasar (KD) 3.8 sebagaimana
sistimatis konsep-konsep utama yang berkaitan yang tercantum dalam struktur kurikulum 2013.
dengan materi pelajaran dalam kurikulum 2013.
Konsep ekosistem dalam struktur kurikulum Tahap perancangan (Design)
2013 diajarkan pada semester genap dan Tahap ini berisi kegiatan perancangan
menempati kompetensi dasar 3.8 perangkat pembelajaran berbasis pendekatan
mendeskripsikan interaksi antara makhluk hidup saintifik yang meliputi RPP, buku siswa, LKS,
dan lingkungannya. Konsep-konsep yang relevan dan tes hasil belajar. Kegiatan yang dilakukan
dengan kompetensi dasar 3.8 yaitu; (1) konsep pada tahap ini yaitu; penyusunan instrumen tes
lingkungan yang terdiri dari komponen biotik dan instrumen pengamatan, pemilihan media,
dan komponen abiotik, (2) pola interaksi yang dan pemilihan format.
meliputi pola interaksi antara komponen biotik Hasil dari tahap perancangan (design) ini
dengan biotik dan pola interaksi antara adalah rancangan awal Perangkat Pembelajaran
komponen biotik dengan abiotik (saling (Draft I) yang terdiri dari: 1). Rencana
ketergantungan antar komponen dalam Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2). Buku
ekosistem), (3) pencemaran lingkungan dan Siswa (BS) dan 3). Lembar Kegiatan Siswa
upaya mengatasinya, meliputi pencemaran air, (LKS)
pencemaran udara, dan pencemaran tanah.
d. Analisis tugas Tahap pengembangan (Develop)
Analisis tugas ini dilakukan setelah Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan
mengetahui konsep yang akan diajarkan perangkat pembelajaran yang layak digunakan
sehingga dapat diketahui tugas-tugas yang harus dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
diselesaikan selama pembelajaran dilaksanakan, Rancangan awal perangkat pembelajaran (draft
dan juga dapat memudahkan guru untuk I) diberikan kepada ahli/validator untuk dinilai,
merumuskan tujuan-tujuan khusus yang akan yang selanjutnya perangkat tersebut direvisi
dicapai. Tugas-tugas yang akan dilakukan oleh dengan memperhatikan saran/masukan dari
siswa dalam proses pembelajaran yaitu; (1) ahli/validator.
melakukan kegiatan percobaan sesuai
panduan/langkah kerja dalam LKS untuk a. Analisis data kevalidan perangkat pembe-
mengumpulkan data melalui pengamatan dan lajaran
mendiskusikan hasilnya, sehingga siswa dapat 1. Rencana pelaksanaan pembelajaran
memahami saling ketergantungan dalam Aspek-aspek yang diperhatikan dalam
ekosistem dan pencemaran lingkungan validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(pencemaran air), (2) melakukan kegiatan (RPP) adalah format RPP, isi/materi, bahasa,
membuat jaring-jaring makanan dari beberapa waktu, metode/kegiatan pembelajaran, dan
rantai makanan yang telah dibuat oleh siswa penilaian dalam RPP. Aspek yang dinilai adalah
sesuai panduan/langkah kerja dalam LKS, 1). format RPP, 2). isi/materi RPP, 3). Bahasa,
sehingga siswa memahami konsep rantai 4). Waktu, 5). metode/kegiatan pembelajaran,
makanan dan jaring-jaring makanan sebagai dan 6). penilaian
bentuk interaksi antara komponen biotik dalam Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek
ekosistem, (3) membaca buku siswa dan format RPP adalah x = 3,6, nilai ini termasuk
berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk dalam kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0).
Mendapatkan/ mengumpulkan informasi dalam Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek isi/materi
menyelesaikan / menjawab pertanyaan- adalah x = 3,5, nilai ini termasuk dalam kategori
pertanyaan di dalam LKS dan buku siswa. “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0). Nilai rata-rata
e. Analisis spesifikasi tujuan pembelajaran kevalidan untuk aspek bahasa adalah x = 3,3,
Analisis tujuan pembelajaran nilai ini termasuk dalam kategori “valid” (2,5 ≤ x
dimaksudkan untuk menentukan tingkah laku < 3,5). Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek
dan pengetahuan relevan yang dibutuhkan siswa waktu adalah x = 3,3. Berdasarkan kriteria
kevalidan nilai ini termasuk dalam kategori

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Hala dkk. Pengembangan Perangkat pembelajaran…91

“valid” (2,5 ≤ x < 3,5). Nilai rata-rata kevalidan kriteria kevalidan, nilai ini termasuk dalam
untuk aspek metode/kegiatan pembelajaran kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0). Nilai rata-
adalah x = 3,8. Berdasarkan kriteria kevalidan rata kevalidan untuk aspek bahasa adalah x = 3,3.
nilai ini termasuk dalam kategori “sangat valid” Berdasarkan kriteria kevalidan, nilai ini termasuk
(3,5 ≤ x ≤ 4,0). Nilai rata-rata kevalidan untuk dalam kategori “valid” (2,5 ≤ x < 3,5). Nilai rata-
aspek penilaian adalah x = 3,7, nilai ini termasuk rata total/keseluruhan aspek adalah x = 3,5.
dalam kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0). Berdasarkan kriteria kevalidan, nilai ini termasuk
Nilai rata-rata total/keseluruhan aspek adalah x = dalam kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0),
3,5. Berdasarkan kriteria kevalidan nilai ini karena keseluruhan aspek telah memenuhi
termasuk dalam kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x kriteria kevalidan, maka LKS ini dinyatakan
≤ 4,0), karena keseluruhan aspek telah memenuhi layak untuk digunakan dalam penelitian.
kriteria kevalidan, maka RPP ini dinyatakan Berdasarkan hasil validasi dan
layak untuk digunakan dalam penelitian. saran/masukan dari ahli dilakukan
Walaupun secara keseluruhan aspek perbaikan/revisi pada perangkat pembelajaran
sudah memenuhi kriteria kevalidan, namun ada (draft I), sehingga dihasilkan perangkat
beberapa saran ahli yang perlu diperhatikan pembelajaran hasil revisi (draft II). Selanjutnya,
untuk kesempurnaan RPP. perangkat pembelajaran hasil revisi (darft II)
2. Buku siswa diujicobakan dalam kegiatan pembelajaran di
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam kelas.
validasi buku siswa secara garis besar adalah
format buku siswa, isi/materi buku, dan bahasa. b. Analisis data hasil ujicoba
Setiap aspek terdiri dari beberapa kriteria yang
dinilai. Ujicoba perangkat pembelajaran
Hasil analisis terhadap buku siswa dilakukan secara terbatas pada siswa kelas VII.3
adalah,nilai rata-rata kevalidan untuk aspek SMP Negeri 1 Pangsid. Angket respon siswa
format buku siswa adalah x = 3,6. Berdasarkan diisi oleh siswa setelah kegiatan pembelajaran
kriteria kevalidan, nilai ini termasuk dalam selesai untuk setiap kali pertemuan. Siswa
kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0). Nilai rata- mengerjakan soal tes hasil belajar setelah tiga
rata kevalidan untuk aspek isi/materi adalah x = kali pertemuan/tatap muka di kelas. Keseluruhan
3,6. Berdasarkan kriteria kevalidan, nilai ini hasil ujicoba dianalisis dan hasilnya menjadi
termasuk dalam kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x dasar perbaikan perangkat pembelajaran untuk
≤ 4,0). Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek draft akhir.
bahasa adalah x = 3,4. Berdasarkan kriteria 1. Analisis data kepraktisan perangkat
kevalidan, nilai ini termasuk dalam kategori pembelajaran
“valid” (2,5 ≤ x < 3,5). Nilai rata-rata Tujuan utama analisis data
total/keseluruhan aspek adalah x = 3,5. keterlaksanaan perangkat hasil ujicoba adalah
Berdasarkan kriteria kevalidan, nilai ini termasuk untuk melihat tingkat kepraktisan perangkat.
dalam kategori “sangat valid” (3,5 ≤ x ≤ 4,0), Hasil analisis keterlaksanaan perangkat
karena keseluruhan aspek telah memenuhi pembelajaran untuk setiap aspek pengamatan
kriteria kevalidan, maka buku siswa ini adalah, Nilai rata-rata validitas (M) untuk aspek
dinyatakan layak untuk digunakan dalam sintaks pembelajaran berbasis masalah adalah M
penelitian. = 2,0. Berdasarkan kriteria keterlaksanaan
3. Lembar kegiatan siswa perangkat, nilai ini termasuk dalam kategori
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam “terlaksana seluruhnya” (1,5 ≤ M ≤ 2,0), Nilai
validasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) secara reliabilitas untuk aspek ini adalah R = 1,00.
garis besar adalah format LKS, isi, dan bahasa. Nilai ini termasuk dalam kategoori “Reliabel” (R
Setiap aspek terdiri dari beberapa kriteria yang = ≥ 0,75). Nilai rata-rata validitas (M) untuk
dinilai. Hasil analisis terhadap LKS adalah, nilai aspek interaksi sosial adalah M = 2,0.
rata-rata kevalidan untuk aspek format LKS Berdasarkan kriteria keterlaksanaan perangkat,
adalah x = 3,7. Berdasarkan kriteria kevalidan, nilai ini termasuk dalam kategori “terlaksana
nilai ini termasuk dalam kategori “sangat valid” seluruhnya” (1,5 ≤ M ≤ 2,0). Nilai reliabilitas
(3,5 ≤ x ≤ 4,0). Nilai rata-rata kevalidan untuk untuk aspek ini adalah R = 1,00. Nilai ini
aspek isi/materi adalah x = 3,5. Berdasarkan termasuk dalam kategoori “Reliabel” (R = ≥

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 -96 92

0,75). Nilai rata-rata validitas (M) untuk aspek tidak digunakan sebagai acuan dalam
prinsip reaksi adalah M = 2,0. Berdasarkan menentukan keefektifan perangkat pembelajaran,
kriteria keterlaksanaan perangkat, nilai termasuk namun peneliti tetap melaksanakan penilaian
dalam kategori “terlaksana seluruhnya” (1,5 ≤ M untuk kompetensi tersebut terhadap siswa.
≤ 2,0). Nilai reliabilitas untuk aspek ini adalah b. Aktivitas siswa. Data aktivitas siswa diperoleh
R = 1,00. Nilai ini termasuk dalam kategoori dari hasil pengamatan dua observer dengan
“Reliabel” (R = ≥ 0,75). Nilai rata-rata menggunakan instrumen lembar pengamatan
total/keseluruhan aspek pengamatan adalah M = aktivitas siswa. Observer pertama mengamati
2,0. Berdasarkan kriteria keterlaksanaan aktivitas siswa pada kelompok 1, sedangkan
perangkat, nilai ini termasuk dalam kategori observer kedua mengamati aktivitas siswa pada
“terlaksana seluruhnya” (1,5 ≤ M ≤ 2,0). Jadi, kolompok 3. Aktivitas siswa yang diamati saat
perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria proses pembelajaran berlangsung yaitu; (1)
keterlaksanaan. Nilai rata-rata total reliabilitas mendengarkan/memperhatikan
untuk perangkat pembelajaran ini adalah R = penjelasan/petunjuk guru, (2) aktif dalam
1,00. Nilai ini termasuk dalam kategoori melakukan kegiatan/percobaan sesuai panduan
“Reliabel” (R = ≥ 0,75) yaitu telah memenuhi LKS, (3) aktif dalam melakukan pengamatan
syarat kepraktisan. untuk mengumpulkan data/informasi, (4) aktif
bertanya baik antara sesama siswa maupun
2. Analisis data keefektifan perangkat antara siswa dengan guru, (5) aktif berdiskusi
pembelajaran dalam mengerjakan/menjawab pertanyaan dalam
Indikator-indikator yang digunakan LKS, (6) Tampil mempresentasikan hasil kerja
untuk menentukan keefektifan perangkat kelompok, (7) prilaku yang tidak relevan dengan
pembelajaran yaitu; (1) hasil dari tes hasil PBM. Aktivitas siswa dikategorikan efektif
belajar, (2) aktivitas siswa, (3) respon siswa, (4) karena waktu yang digunakan dalam melibatkan
pengelolaan pembelajaran. Hasil analisis data diri untuk setiap aktivitas pembelajaran sesuai
keefektifan perangkat pembelajaran setelah dengan toleransi waktu ideal yang telah
ujicoba dilaksanakan adalah: ditetapkan.
a. Tes hasil belajar. Data hasil belajar c. Respon siswa. Data respon siswa diperoleh
diperoleh setelah ujicoba dengan menggunakan melalui angket respon siswa terhadap perangkat
instrumen tes hasil belajar. Tes hasil belajar pembelajaran berbasis pendekatan saintifik.
diberikan setelah tiga kali pertemuan yang Angket respon siswa diisi oleh siswa setelah
bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kegiatan pembelajaran selesai untuk setiap
siswa terhadap materi setelah dilaksanakan pertemuan. Angket ini berisi pernyataan-
proses pembelajaran dengan pendekatan pernyataan yang terkait dengan buku siswa,
saintifik. Berdasarkan hasil analisis tes hasil lembar kegiatan siswa, dan kegiatan
belajar bahwa dari 33 jumlah siswa, ada 29 siswa pembelajaran berbasis pendekatan saintifik.
yang berhasil mendapatkan nilai kategori tuntas, Respon siswa terhadap kegiatan
sehingga persentase ketuntasan sebesar 87,88%. pembelajaran menunjukkan nilai rata-rata total
Selanjutnya ada 4 siswa yang mendapatkan nilai untuk 3 kali pertemuan adalah 3,7. Nilai ini
kategori tidak tuntas, sehingga persentase jumlah termasuk dalam kategori respon “sangat positif”
siswa yang mendapat nilai tidak tuntas sebesar (3,5 ≤ RS). Selanjutnya, rata-rata total persentase
12,12%. Syarat ketuntasan belajar individual respon positif adalah 98,99% dan rata-rata total
untuk mata pelajaran IPA jika siswa memperoleh persentase respon negatif adalah 1,01% dengan
nilai minimal 75 (KTSP SMP Negeri 1 Pangsid nilai reliabilitas 0,99 (Reliabel). Jadi, kegiatan
menetapkan nilai KKM = 75). Pembelajaran pembelajaran direspon positif oleh siswa karena
dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal telah memenuhi kriteria positif.
85% (T tot ≥ 85 %) siswa mencapai nilai Respon siswa terhadap buku siswa
minimal 75. Jadi, dengan persentase ketuntasan menunjukkan nilai rata-rata total untuk 3 kali
87,88%, maka pembelajaran dinyatakan berhasil pertemuan adalah 3,6. Nilai ini termasuk dalam
secara klasikal. kategori respon “sangat positif” (3,5 ≤ RS).
Penilaian untuk kompetensi sikap Selanjutnya, rata-rata total persentase respon
spiritual (KI.I), kompetensi sikap sosial (KI.II), positif adalah 100% dan rata-rata total persentase
dan kompetensi keterampilan (KI.IV) walaupun respon negatif adalah 0% dengan nilai reliabilitas

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Hala dkk. Pengembangan Perangkat pembelajaran…93

1,00 (Reliabel). Jadi, buku siswa direspon positif 3. Tahap penyebaran


oleh siswa karena telah memenuhi kriteria
positif. Penyebaran perangkat pem belajaran
Respon siswa terhadap LKS dilakukan secara terbatas melalui sosialisasi
menunjukkan nilai rata-rata total untuk 3 kali kepada guru mata pelajaran SMP Negeri 1
pertemuan adalah 3,6. Nilai ini termasuk dalam
Pangsid terkhusus kepada guru mata pelajaran
kategori respon “sangat positif” (3,5 ≤ RS).
Selanjutnya, rata-rata total persentase respon IPA. Sosialisasi dilaksanakan di laboratorium
positif adalah 99,66% dan rata-rata total IPA SMP Negeri 1 Pangsid dan dihadiri oleh 5
persentase respon negatif adalah 0,34% dengan orang guru mata pelajaran IPA dan 3 orang guru
nilai reliabilitas 1,00 (Reliabel). Jadi, kegiatan mata pelajaran matematika, pada kegiatan ini
pembelajaran direspon positif oleh siswa karena peneliti memberi penjelasan bagaimana
telah memenuhi kriteria positif. penggunaan perangkat terkait dengan langkah-
Berdasarkan uraian di atas, maka respon
langkah pembelajaran dalam Rencana
siswa terhadap kegiatan pembelajaran, buku
siswa, dan LKS dinyatakan positif karena telah Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
memenuhi kriteria positif yaitu jika respon siswa karakteristik pembelajaran berbasis pendekatan
minimal berada pada kategori positif. Saintifik pada konsep ekosistem. Selanjutnya
Selanjutnya, kelas merespon positif jika lebih guru mata pelajaran yang telah mengikuti
dari 50% siswa memberikan respon positif sosialisasi diminta untuk menuliskan
terhadap minimal 70% jumlah aspek yang respon/tanggapan dan memberi saran terkait
ditanyakan. Nurdin (2007).
perangkat pembelajaran yang telah
d. Pengelolaan pembelajaran. Data
pengelolaan pembelajaran diperoleh melalui dikembangkan. Berdasarkan saran dan tanggapan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh dua dari guru mata pelajaran menjadi dasar
observer dengan menggunakan lembar perbaikan/revisi perangkat pembelajaran draft
pengamatan pengelolaan pembelajaran. III. Hasil revisi draft III dihasilkan perangkat
Pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran pembelajaran Draft Final yang dapat digunakan
dilakukan sebanyak tiga kali yaitu setiap
pada siswa kelas VII semester genap tahun
pertemuan. Aspek-aspek pengamatan yang
terdapat dalam lembar pengamatan meliputi; (1) pelajaran 2014/2015.
kegiatan awal, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan
akhir, (4) suasana pembelajaran di kelas. Hasil Pembahasan
analisis data pengelolaan pembelajaran oleh guru
diperoleh bahwa kemampuan guru dalam 1. Kevalidan perangkat pembelajaran
mengelola pembelajaran dinyatakan sudah
Berdasarkan hasil analisis validasi perangkat
memadai karena keseluruhan aspek pengamatan
pembelajaran yang terdiri dari Rencana
dalam pengelolaan pembelajaran oleh guru telah
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa
memenuhi kriteria. Kemampuan guru mengelola
(BS), dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
pembelajaran dapat dinyatakan memadai jika
masing-masing memilki nilai rata-rata untuk
nilai KG minimal berada pada kategori tinggi
keseluruhan aspek (X) = 3,5 dengan kategori
(Nurdin, 2007). Sebagai simpulan, bahwa
“sangat valid”, ini menunjukkan bahwa
perangkat pembelajaran yang dikembangkan
perangkat pembelajaran yang telah
setelah melalui ujicoba telah memenuhi kriteria
dikembangkan memenuhi kriteria kevalidan.
keefektifan.
Kemudian, untuk instrumen-instrumen yang
Berdasarkan hasil analisis ujicoba
digunakan dalam penelitian berdasarkan hasil
perangkat pembelajaran serta saran/masukan dari
analisis validasi telah memenuhi kriteria
pengamat, maka dilakukan revisi/perbaikan
kevalidan, dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa
perangkat pembelajaran (draft II). Hasil
instrumen yang dikembangkan telah didasari
revisi/perbaikan perangkat pembelajaran draft II
pada kajian rasional teoritik yang kuat serta
dihasilkan perangkat pembelajaran draft III.
memiliki konsistensi secara internal. Meskipun
begitu, untuk beberapa instrumen dan perangkat
pembelajaran tetap diadakan revisi kecil agar

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 -96 94

instrumen dan perangkat pembelajaran yang saintifik, siswa terlibat aktif dalam melakukan
dikambangkan menjadi lebih baik, seperti alat percobaan dan pengamatan guna mengumpulkan
dan bahan yang digunakan pada LKS-1 yang data/informasi serta mendiskusikan hasil
semula menggunakan gelas piala 250 ml dalam pengamatannya untuk menarik kesimpulan,
percobaan akan tetapi, berdasarkan saran dari sehingga dalam pembelajaran terjadi proses
validator diganti dengan menggunakan botol konstruksi pengetahuan pada diri siswa.
aqua ukuran 330 ml untuk memanfaatkan
limbah. b. Pengelolaan pembelajaran
Kemampuan guru (KG) dalam
2. Kepraktisan perangkat pembelajaran mengelola pembelajaran merupakan faktor
pendukung utama dalam keterlaksanaan proses
Berdasarkan kriteria keterlaksanaan pembelajaran. Kemampuan guru dalam
perangkat, nilai ini termasuk dalam kategori mengelola pembelajaran dikatakan memadai
“terlaksana seluruhnya”, yang berarti bahwa jika nilai KG minimal berada pada kategori
keseluruhan aspek yang diamati dalam tinggi (Nurdin, 2007).
pembelajaran terlaksana seluruhnya dan siswa
terlihat aktif dalam proses pembelajaran. Selain c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
itu, tampak bahwa perangkat yang Pembelajaran dengan menggunakan
dikembangkan mampu mengarahkan siswa untuk perangkat berbasis pendekatan saintifik pada
terlibat aktif dan berinteraksi dengan temannya, konsep ekosistem dapat membuat siswa aktif
serta berinteraksi dengan guru untuk dalam proses belajar mengajar, hal ini terlihat
menyampaikan permasalahan/pertanyaan yang dari hasil analisis aktivitas siswa yang
terdapat dalam LKS dan buku siswa melalui menunjukkan bahwa aktivitas siswa
diskusi untuk menggali pengetahuan dan dikategorikan efektif karena waktu yang
mengkonstruksi pemahamannya. Jadi, perangkat digunakan dalam melibatkan diri untuk setiap
pembelajaran yang dikembangkan telah aktivitas pembelajaran sesuai dengan toleransi
memenuhi syarat kepraktisan. Oleh karena itu, waktu ideal yang telah ditetapkan, hal ini terjadi
perangkat pembelajaran yang telah karena pembelajaran berbasis pendekatan
dikembangkan praktis untuk digunakan dalam saintifik melibatkan siswa secara langsung dalam
pembelajaran. proses pembelajaran.
Sejalan dengan prinsip pembelajaran
3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran berbasis pendekatan saintifik bahwa
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Perangkat pembelajaran bersifat efektif merupakan pembelajaran yang berpusat pada
jika minimal 3 dari 4 kriteria keefektifan telah siswa (students center) dimana siswa yang aktif
dipenuhi, kriteria tersebut adalah; (1) kriteria mencari informasi dari berbagai sumber untuk
hasil belajar, (2) kriteria pengelolaan mengkonstruksi pemahamannya melalui
pembelajaran, (3) kriteria aktivitas siswa, (4) tahapan-tahapan; mengamati, menanya, menalar,
kriteria respon siswa, tetapi dengan syarat mencoba dan berkomunikasi. Oleh karena itu,
kriteria 1 (kriteria hasil belajar) harus dipenuhi. pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar
(Borich 1994. dalam Nurdin 2007). siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
a. Hasil belajar (untuk mengidentifikasi atau menemukan
Berdasarkan hasil analisis nilai tes hasil masalah), merumuskan masalah, mengajukan
belajar dari 33 siswa, sebanyak 29 siswa atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
mencapai nilai tuntas, sehingga persentase dengan berbagai teknik, menganalisis data,
ketuntasan 87,88% yang berarti bahwa menarik kesimpulan dan mengomunikasikan
pembelajaran dinyatakan tuntas secara klasikal. konsep, hukum atau prinsip. Depdikbud (2013).
Jadi, pembelajaran dengan menggunakan Hal serupa diungkapkan Jafar (2014) dalam hasil
perangkat pembelajaran berbasis pendekatan penelitiannya bahwa model pembelajaran inquiri
saintifik pada konsep ekosistem yang telah meningkatkan aktivitas belajar dan kemampuan
dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
kognitif siswa. Hal ini terjadi karena dalam Proses pembelajaran menjadi salah satu
proses pembelajaran dengan pendekatan berbasis indikator pembelajaran yang berkualitas, seperti

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Hala dkk. Pengembangan Perangkat pembelajaran…95

yang dikemukakan oleh Mulyana (2002) dalam Pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), dan
Nur (2013) menyatakan bahwa pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa (LKS) masing-
dikatakan berkualitas apabila siswa berpartisipasi masing memiliki nilai validitas = 3,5 dengan
aktif dalam proses belajar mengajar serta kategori sangat valid, derajat keterlaksanaan
menguasai kompetensi yang akan dijadikan dengan kategori terlaksana seluruhnya (nilai
sebagai standar penilaian hasil belajar.
rata-rata = 2,0) dan nilai reliabilitasnya
d. Respons siswa kategori reliabel (1,00), sehingga perangkat
ini telah memenuhi kriteria kepraktisan.
Respon siswa terhadap kegiatan Perangkat pembelajaran berbasis pendekatan
pembelajaran, buku siswa, dan lembar kegiatan saintifik pada konsep ekosistem memenuhi
siswa menunjukkan kategori respon sangat kriteria keefektifan, hal ini berdasarkan:
positif. Berdasarkan pernyataan-pernyataan pada Pertama, pencapaian ketuntasan belajar
angket respon siswa terhadap kegiatan secara klasikal dengan persentase ketuntasan
pembelajaran berbasis pendekatan scientific,
87,88%. Kedua, aktivitas siswa
maka dapat diartikan bahwa siswa berminat
dalam mengikuti pelajaran, siswa senang dengan dikategorikan efektif karena siswa aktif
suasana pembelajaran, siswa aktif dalam mencari melibatkan diri untuk setiap aktivitas dalam
informasi, dan membangkitkan rasa pembelajaran sesuai toleransi waktu ideal
keingintahuan siswa. yang ditetapkan. Ketiga, respon siswa
Respon positif siswa terhadap kegiatan terhadap kegiatan pembelajaran, buku siswa
pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dan lembar kegiatan siswa nilai rata-rata
disebabkan karena siswa dilibatkan secara respon = 3,62 sehingga dinyatakan dalam
langsung dalam proses pembelajaran melalui kategori respon positif. Keempat,
kegiatan mengamati, menanya, menalar, kemampuan guru dalam mengelola
mencoba, dan mengkomunikasikan, sedangkan pembelajaran untuk setiap aspeknya nilai
selama ini dalam proses pembelajaran siswa
rata-rata = 3,9 sehingga dinyatakan dalam
kurang didorong untuk melakukan proses
berpikir, siswa cenderung pasif dan hanya kategori sangat tinggi.
menerima informasi dari guru akibatnya siswa Disarankan kepada peneliti selanjutnay
kaya akan teori tetapi miskin aplikasi (Ardiana, untuk melakukan ujicoba dalam skala luas agar
2011). dihasilkan perangkat pembelajaran yang lebih
Respon positif siswa terhadap buku baik. Disarankan kepada peneliti lain untuk dapat
siswa dan lembar kegiatan siswa disebabkan mengambangkan perangkat pembelajaran
karena siswa dapat memamahi/mengerti maksud berbasis pendekatan scientific pada konsep yang
soal/masalah yang terdapat dalam buku siswa
lain.
dan lembar kegiatan siswa, siswa memahami
langkah kerja yang terdapat dalam lembar
kegiatan siswa, dan pada buku siswa terdapat
DAFTAR RUJUKAN
gambar/ilustrasi yang dapat diamati untuk
memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. Alimin, R. 2014. Pengembangan Perangkat
Hal ini selaras dengan hasil penelitian Alimin Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
(2014) tentang pengembangan perangkat Pendekatan Scientific Pada Pokok Bahasan
pembelajaran berbasis masalah dengan Geometri untuk Peserta Didik SMA
pendekatan saintifik menunjukkan bahwa Kelas X. Tesis. Tidak diterbitkan.
pencapaian hasil belajar siswa secara klasikal, Makassar: Program Pascasarjana
aktivitas siswa berada pada kategori tinggi, dan
Universitas Negeri Makassar.
siswa rata-rata memberi respon positip.
Amri, S. 2013. Pengembangan dan Model
SIMPULAN DAN SARAN Pembelajaran dalam Kurikulum 2013.
Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.
Perangkat pembelajaran berbasis Ardiana. 2011. Pengembangan Perangkat
pendekatan saintifik pada konsep ekosistem Pembelajaran Berbasis Konstektual
yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Melalui Model Kooperatif pada Materi

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST


Journal of EST, Volume 1 Nomor 3 Desember 2015 hal 85 -96 96

Klasifikasi Makhluk Hidup di SMP. Tesis.


Tidak diterbitkan. Makassar: Program Nur, S. 2013. Peningkatan Kemampuan
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Pemecahan Masalah, Aktivitas Siswa dan
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Hasil Belajar Kognitif Biologi Melalui
2007. Tentang Model Penilaian Kelas Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis
Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Masalah pada Siswa Kelas VIIA SMP
Sekolah Sekolah Menengah Pertama. Negeri 4 Wonomulyo. Tesis. Tidak
Jakarta: Departemen Pendidikan diterbitkan. Makassar: Program
Nasional. Pascasarjana Universitas Negeri
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Makassar.
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Nurdin. 2007. Pembelajaran Matematika yang
Indonesia nomor 65 Tahun 2013 tentang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif
Standar Proses Pendidikan Dasar dan untuk Menguasai Bahan Ajar. Disertasi.
Menengah. Jakarta: Departemen Tidak diterbitkan. Surabaya: PPs UNESA.
Pendidikan dan Kebudayaan. Permadi, A. 2013. Pengembangan Perangkat
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Model Pengajaran Langsung untuk
Peraturan Menteri Pendidikan Republik Meningkatkan Keterampilan Peserta Didik
Indonesia nomor 81a Tahun 2013 tentang SMKN 1 Pitumpanua. Tesis. Tidak
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum diterbitkan. Makassar: Program Pasca-
Pembelajaran . Jakarta: Departemen sarjana Universitas Negeri Makassar.
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jafar, J. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Inquiri Pada Mata Pelajaran Biologi
Terhadap Aktivitas Siswa, Kemampuan
Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Alla
Kabupaten Enrekang. Tesis. Tidak
diterbitkan. Makassar: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.
Mulyasa. 2002. Kurikulum berbasis kompetensi
(Konsep, Karakteristik, Implementasi).
Bandung; Remaja Rosda Karya

Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Copyright©2016 – JEST

Anda mungkin juga menyukai