Anda di halaman 1dari 90

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia

4.1.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan

kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan

berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan

sebagimana mestinya.

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan

seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Tahun

1995 adalah tahun Bursa Efek Jakarta (BEJ) memasuki babak baru. BEJ

meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem


pedagangan otomatis yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem

baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih

besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparant disbanding

sistem perdagangan manual. Pada tahun 2007 Bursa Efek Surabaya dan Bursa

Efek Jakarta digabungkan menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bertempat di

Jakarta.

Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat

dilihat dalam bentuk tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sejarah Bursa Efek Indonesia

Desember 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia


oleh Pemerintah Hindia Belanda

1914 – 1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I

1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama


dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya

Awal tahun 1939 Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup

1942 – 1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang


Dunia II

1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa


Efek semakin tidak aktif

1956 – 1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum

10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden


Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM
(Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali
pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT
Semen Cibinong sebagai emiten pertama
1977 – 1987 Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah
emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat
lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan
instrumen Pasar Modal

1987 Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987


(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia

1988 – 1990 Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar


Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing.
Aktivitas bursa terlihat meningkat

2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan


dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker
dan dealer

Desember 1988 Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88


(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan
perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan
lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal

16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan


dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu
PT Bursa Efek Surabaya

13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi


Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini
diperingati sebagai HUT BEJ

22 Mei 1995 Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan


dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated
Trading Systems)

10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8


Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang
ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996

1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek


Surabaya

2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless


trading) mulai diaplikasikan di pasar modal
Indonesia

2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan


jarak jauh (remote trading)
2007 Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa
Efek Indonesia (BEI)

02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT


Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG.

4.1.2 Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia (BEI)

a. Visi Bursa Efek Indonesia

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

b. Misi Bursa Efek Indonesia

Membangun bursa efek yang mudah diakses dan memfasilitasi

mobilisasi dana jangka panjang. untuk seluruh lini industri dan semua

segala bisnis perusahaan. Tidak hanya di Jakarta tapi di seluruh Indonesia.

Tidak hanya bagi institusi, tapi juga bagi individu yang memenuhi

kualifikasi mendapatkan pemerataan melalui pemilikan. Serta

meningkatkan reputasi Bursa Efek Indonesia, melalui pemberian layanan

yang berkualitas dan konsisten kepada seluruh stekeholders perusahaan.

4.1.3 Struktur Bursa Efek Indonesia (BEI)

Adapun bentuk struktur organisasi Bursa Efek Indonesia yang dibuat

dalam bentuk gambar 4.1 sebagai berikut:


Gambar 4.1 Struktur Bursa Efek Indonesia

4.1.4 Pasar Modal Indonesia

Pasar modal merupakan satu lembaga yang memobilisasi dana masyarakat

dengan menyediakan sarana atau tempat untuk mempertemukan penjual dan

pembeli dana-dana jangka panjang yang disebut Efek. Di Indonesia,

perkembangan pasar modal berjalan secara fantastis atau dinamik. Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pengertian

tentang Pasar Modal yaitu kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum

dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal, yang dimaksud dengan Efek adalah surat berharga, yaitu surat

pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang,

Unit Penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan

setiap derivatif dari Efek.


Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar modal yang di Indonesia

disebut Bursa Efek. Bursa tersebut tidak membeli atau menjual saham-saham

yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para

investor untuk bertransaksi di dalamnya. Bursa efek mempunyai fungsi dan

peranan untuk memberikan jasa-jasa antara lain:

1. Menyediakan informasi pasar seperti fluktuasi harga, volume

perdagangan, informasi penting terhadap emiten.

2. Membuat aturan main yang dikenal sebagai peraturan bursa (peraturan

percatatan, keanggotaan dan perdagangan) dengan tujuan agar semua

pelaku bursa dapat memperoleh kesempatan yang sama baik dalam

memperoleh informasi maupun kesempatan berdagang.

3. Menyediakan fasilitas perdagangan efek untuk anggota bursa dan emiten.

4. Memberikan pelayanan kepada para anggotanya, perusahaan yang telah

mencatatkan efeknya maupun kepada investor, baik secara individu

maupun institusional.

4.1.5 Struktur Pasar Modal Indonesia

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh UU No. 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal. Adapun bentuk gambar 4.2 Struktur Pasar Modal Indonesia

sebagai berikut:
Gambar 4.2 Struktur Pasar Modal Indonesia

4.2. Profil Perusahaan Sampel

4.2.1. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES)

PT Akasha Wira International Tbk PT Akasha Wira International Tbk

(Perseroan) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985 Nama

Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir pada tahun 2010, ketika nama

Perseroan diubah menjadi PT Akasha Wira International Tbk. Anggaran Dasar

Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dibuat


dengan Akta Notaris Jose Dima Satria, SH, M.Kn, No. 48 tanggal 25 Juni 2013

mengenai perubahan atas Kuorum, Hak Suara dan Keputusan serta mengenai

perubahan atas Tugas dan Wewenang Direksi.

Perseroan didirikan dalam rangka Undang-undang No. 1 tahun 1967, jo

Undang-undang No. 11 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing, yang telah

dicabut dan diganti dengan Undang-undang No. 25 tahun 2007 dan telah

memperoleh persetujuan dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM) dalam Surat Keputusan No. 42/V/PMA/2006 tanggal 10 Maret 2006.

Pada tahun 2010, Perseroan telah memperoleh Ijin Prinsip Perluasan Penanaman

Modal berdasarkan Surat Keputusan No. 253/I/IP/II/PMA/2010 tanggal 26

Oktober 2010.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, Perseroan, ruang lingkup kegiatan

perseroan adalah industri air minum dalam kemasan, industri roti dan kue,

kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Perseroan bergerak

dalam bidang usaha pengolahan dan distribusi air minum dalam kemasan

serta produksi dan distribusi produk-produk kosmetika. Produksi air minum

dalam kemasan secara komersial dimulai pada tahun 1986, perdagangan produk

kosmetika dimulai pada tahun 2010 dan produksi produk kosmetika dimulai pada

tahun 2012.
4.2.2. PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC)

Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) didirikan di Indonesia tanggal 20 Mei

1970 dengan nama PT Scanchemie dan memulai kegiatan komersialnya sejak

tahun 1970. Tempo Scan berkantor pusat di Tempo Scan Tower, Lantai 16, Jl.

H.R. Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan lokasi pabriknya terletak di

Cikarang – Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% saham Tempo Scan Pacific Tbk,

adalah PT Bogamulia Nagadi (induk usaha) (78,15%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TSPC

bergerak dalam bidang usaha farmasi. Saat ini, kegiatan usaha TSPC adalah

farmasi (obat-obatan), produk konsumen dan komestika dan distribusi.

Produk-produk Tempo Scan yang telah dikenal masyarakat, diantaranya

produk kesehatan (Bodrex, Hemaviton, NEO rheumacyl, Oskadon, Ipi Vitamin,

Brodexin, Contrex, Contrexyn, Vidoran, Zevit dan Neo Hormoviton), obat resep

dan rumah sakit (Hospira, SciClone, Alif, Ericaf, Timoc, Triptpagic dan Trozyn)

serta produk konsumen dan komestika (Marina, My Baby, Total Care, S.O.S

antibakterial, Claudia, Dione Kids, Tamara, Natural Honey dan Revlon)

Pada tanggal 24 Mei 1994, TSPC memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TSPC (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 17.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per


saham dengan harga penawaran Rp8.250,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Juni 1994.

4.2.3. Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI)

Argha Karya Prima Industry Tbk (AKPI) didirikan tanggal 7 Maret 1980

dan memulai produksi komersialnya pada tahun 1982. Kantor pusat AKPI

berlokasi di Jl Pahlawan, Karang Asem Barat Citeureup, Bogor 16810 –

Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Argha Karya Prima

Industry Tbk, antara lain: PT Nawa Panduta (pengendali) (13,55%), Shenton

Finance Corporation (17,03%), Asia Investment Limited (17,32%), Morgan

Stanley & Co. Intl Plc (10,74%) dan Saham Treasuri (9,96%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup AKPI bergerak

dalam bidang produksi dan distribusi kemasan fleksibel berupa Biaxially Oriented

Poly Propylene (BOPP) film, Polyester (PET) film, Cast Poly Propylene (CPP)

film dan Poly Acrylonitrile film, masing-masing dipasarkan dengan merek

ARLENE dan ARETA.

Pada tanggal 4 November 1992, AKPI memperoleh pernyataan Efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana atas

16.000.000 saham AKPI kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dan Harga Penawaran Rp3.800,- per saham. Perusahaan telah mencatatkan
seluruh sahamnya di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada 18

Desember 1992.

4.2.4. PT. Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG)

Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) didirikan pada tanggal 07 Oktober

1971 dengan nama Asahimas Flat Glass Co., Ltd., dan mulai operasi secara

komersial pada bulan April 1973. Kantor pusat AMFG beralamat di Jl. Ancol

IX/5, Ancol Barat, Jakarta Utara dan pabrik berlokasi di Kawasan Industri Ancol,

Jakarta Utara; Bukit Indah Industrial Park, Cikampek, Jawa Barat dan

Tanjungsari, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Asahimas Flat Glass

Tbk, antara lain: Asahi Glass Co., Ltd, Jepang (pengendali) (43,86%) dan PT

Rodamas, Indonesia (pengendali) (40,96%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AMFG

bergerak dalam bidang industri kaca, ekspor dan impor, dan jasa sertifikasi mutu

berbagai jenis produk kaca serta kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha

tersebut. Produk-produk yang dihasilkan AMFG berupa kaca lembaran termasuk

kaca cermin dan kaca pengaman termasuk kaca otomotif, dipasarkan dengan

merek Sunergy, Lacobel, Miralux dan Dantalux

Pada tanggal 18 Oktober 1995, AMFG memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana AMFG

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 86.000.000 saham dengan nilai nominal


Rp500 per saham serta Harga Penawaran Rp2.450,- per saham. Pada tanggal 18

Desember 2000 saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (d/h

Bursa Efek Jakarta dan Surabaya).

4.2.5. PT. Sepatu Bata Tbk (BATA)

Sepatu Bata Tbk (BATA) didirikan tanggal 15 Oktober 1931. Kantor pusat

BATA berlokasi di Jl. RA. Kartini Kav. 28 Cilandak Barat, Jakarta Selatan 12430,

dan fasilitas produksi terletak di Purwakarta.

BATA adalah anggota Bata Shoe Organization (BSO) yang mempunyai

kantor pusat di Lausanne, Switzerland. BSO merupakan produsen terbesar

penghasil sepatu di dunia yang beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta

menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sepatu Bata Tbk,

antara lain: Bafin (Nederland) B.V. (nduk usaha) (82,01%) dan BP2S Singapore

(5,09%). Adapun induk usaha terakhir BATA adalah Compass Limited, yang

berkedudukan di Bermuda.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, BATA adalah bergerak di

bidang usaha memproduksi sepatu kulit, sepatu dari kain, sepatu santai dan olah

raga, sandal serta sepatu khusus untuk industri, impor dan distribusi sepatu serta

aktif melakukan ekspor sepatu. Merek-merek utama yang dimiliki BATA,

diantaranya terdiri dari Bata, North Star, Power, Bubblegummers, Marie Claire,

dan Weinbrenner.
Pada tanggal 06 Februari 1982, BATA memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BATA

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.200.000 saham dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham serta harga penawaran Rp1.275,- per saham. Seluruh saham

Perusahaan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 24 Maret

1982.

4.2.6. PT. Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI)

Budi Starch & Sweetener Tbk (sebelumnya Budi Acid Jaya Tbk) (BUDI)

didirikan 15 Januari 1979 dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan

Januari 1981. Kantor pusat BUDI berlokasi di Wisma Budi lantai 8-9, Jalan HR.

Rasuna Said Kav C-6, Jakarta, sedangkan lokasi pabrik BUDI di Subang,

Lampung, Jambi dan Surabaya.

Budi Starch & Sweetener Tbk tergabung dalam kelompok usaha Sungai

Budi. Adapun pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Budi Starch

& Sweetener Tbk, antara lain: PT Sungai Budi (25,03%) dan PT Budi Delta

Swakarya (25,03%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BUDI

terutama meliputi bidang manufaktur bahan kimia dan produk makanan, termasuk

produk turunan yang dihasilkan dari ubi kayu, ubi jalar, kelapa sawit, kopra dan

produk pertanian lainnya dan industri lainnya khususnya industri plastik. Kegiatan

utama Budi Starch & Sweetener bergerak dalam pembuatan dan penjualan tepung
tapioka, glukosa dan fruktosa, maltodextrin, sorbitol, asam sitrat, karung plastik,

asam sulfat dan bahan-bahan kimia lainnya.

Pada tanggal 31 Maret 1995, BUDI memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BUDI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Mei 1995.

4.2.7. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)

Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) didirikan 07 Januari 1972 dalam

rangka Penanaman Modal Asing (“PMA”) dan beroperasi secara komersial mulai

tahun 1972. Kantor pusat CPIN terletak di Jl. Ancol VIII No. 1, Jakarta dengan

kantor cabang di Sidoarjo, Medan, Tangerang, Balaraja, Serang, Lampung,

Denpasar, Surabaya, Semarang, Makasar, Salahtiga dan Cirebon.

Induk usaha Pokphand adalah PT Central Agormina, sedangkan induk

usaha terakhir Pokphand adalah Grand Tribute Corporation. Pemegang saham

yang memiliki 5% atau lebih saham Charoen Pokphand Indonesia Tbk, adalah PT

Central Agromina (55,53%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CPIN

terutama meliputi industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras

serta pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan

sapi termasuk unit-unit cold storage, menjual makanan ternak, makanan, daging
ayam dan sapi, bahan-bahan asal hewan di wilayah Indonesia, maupun ke luar

negeri.

Merek-merek yang dimiliki Pokphand, antara lain: pakan ternak (HI-Pro,

HI-Pro-Vite, Bintang, Bonavite, Royal Feed, Turbo Feed dan Tiji) dan produk

pengolahan daging ayam (Golden Fiesta, Fiesta, Champ dan Okay).

Pada tahun 1991, CPIN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham CPIN (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 2.500.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp5.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Maret 1991.

4.2.8. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA)

PT Delta Djakarta Tbk (Perusahaan) didirikandalam rangka Undang-

Undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 yang telahdiubah

dengan Undang-Undang No. 11 tahun1970 berdasarkan akta No.35 tanggal

15 Juni 1970 dari Abdul Latief, SH, notarispublikdi Jakarta. Akta pendirian

ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusannya No. J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971. Anggaran dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah

perubahan pasal 4 ayat 1 dan 2 yang didokumentasikan dalam akta No.60

notaris Mochamad Nova Faisal, S.H., M.Kn. tanggal 9 Juli 2015 mengenai

penerapan pemecahan (stock split) nilai nominal saham Perusahaandari Rp1.000


per lembar menjadi Rp20 per lembar dan modal dasar dari 20.000.000 saham

menjadi 1.000.000.000 saham. Perubahan ini telah diterima oleh Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-

3538665.AH.01.11 Tahun 2015 tanggal 6Agustus 2015 dan telah diterimadan

dicatat di dalam pusat data Sisminbakum-Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia RepublikIndonesia No. AHU-AH.01.03-0954912 tanggal 6 Agustus

2015.

4.2.9. H.M. Sampoerna Tbk (HMSP)

PT Gudang Garam Tbk (Perseroan), yang semula bernama PT Perusahaan

Rokok Tjap “Gudang Garam” Kediri (PT Gudang Garam), didirikan dengan akta

Suroso SH, wakil notaris sementara di Kediri, tanggal 30 Juni 1971 No. 10,

diubah dengan akt a notaris yang sama tanggal 13 Oktober 1971 No.13; akt a-

akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/197/7 pada

tanggal 17 Nopember 1971, didaftarkan di Pengadilan Negeri Kediri dengan No.

31/1971 dan No. 32/1971 tanggal 26 Nopember 1971, dan diumumkan dalam

Tambahan No. 586 pada Berita Negara No. 104 tanggal 28 Desember

1971.Perseroan merupakan kelanjutan dari Perusahaan Perorangan yang didirikan

tahun 1958. Pada tahun 1969 berubah status menjadi Firma dan pada tahun 1971

menjadi Perseroan Terbatas. Operasi komersial dimulai tahun 1958.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan.

Perubahan terakhir dilakukan dengan akta notaris Siti Nurul Yuliami, S.H., M.Kn

tanggal 21 September 2015 No. 52 untuk memenuhi ketentuan Peraturan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 32/POJK.04/2014 dan No. 33/ POJK.04/2014.

Perseroan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. Semampir II/1,

Kediri, Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri, Gempol,

Karanganyar dan Sumenep. Perseroan juga memil iki Kantor - kantor Perwakilan

yaitu Kantor Perwakilan Jakarta di Jl. Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Kantor

Perwakilan Surabaya di Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya, Jawa Timur.

4.2.10.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) didirikan 02 September

2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1 Oktober 2009.ICBP

merupakan hasil pengalihan kegiatan usaha Divisi Mi Instan dan Divisi Penyedap

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), pemegang saham pengendali.Kantor pusat

Perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 23, Jl. Jend.

Sudirman, Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia, sedangkan pabrik Perusahaan dan

Entitas Anak berlokasi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimatan, Sulawesi dan

Malaysia. Induk usaha dari Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah INDF,

dimana INDF memiliki 80,53% saham yang ditempatkan dan disetor penuh ICBP,

sedangkan induk usaha terakhir dari ICBP adalah First Pacific Company Limited

(FP), Hong Kong.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ICBP

terdiri dari, antara lain, produksi mi dan bumbu penyedap, produk makanan

kuliner, biskuit, makanan ringan, nutrisi dan makanan khusus, kemasan,

perdagangan, transportasi, pergudangan dan pendinginan, jasa manajemen serta


penelitian dan pengembangan. Merek-merek yang dimiliki Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk, antara lain: untuk produk Mi Instan (Indomei, Supermi, Sarimi,

Sakura, Pop Mie, Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam), Dairy (Indomilk, Enaak,

Tiga Sapi, Kremer, Orchid Butter, Indoeskrim dan Milkuat), penyedap makan

(bumbu Racik, Freiss, Sambal Indofood, Kecap Indofood, Maggi, Kecap Enak

Piring Lombok, Bumbu Spesial Indofood dan Indofood Magic Lezat), Makanan

Ringan (Chitato, Chiki, JetZ, Qtela, Cheetos dan Lays), nutrisi dan makanan

khusus (Promina, Sun, Govit dan Provita). Pada tanggal 24 September 2010,

ICBP memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukanPenawaran Umum Perdana Saham ICBP (IPO) kepada masyarakat

sebanyak 1.166.191.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham saham dengan

harga penawaran Rp5.395,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 07 Oktober 2010.

4.2.11.PT. Indal Aluminium Industry Tbk (INAI)

Indal Aluminium Industry Tbk (Indal) (INAI) didirikan tanggal 16 Juli

1971 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat

Indal terletak Jl. Kembang Jepun No. 38-40, Surabaya 60162, sedangkan pabrik

berlokasi di Kompleks Maspion Unit-1, Sawotratap Sidoarjo – 61254, Kompleks

Maspion Unit-5, Manyar Gresik – 61151 dan Kawasan Industri MM – 2100 Jl.

Selayar Blok A – 7 Bekasi – 17849.

Indal tergabung dalam Maspion Group. Pemegang saham yang memiliki

5% atau lebih saham Indal Aluminium Industry Tbk adalah PT Husin Investama
(32,98%), PT Marindo Investama (7,84%), PT Prakindo Investama (6,27%), PT

Guna Investindo (6,27%), PT Mulindo Investama (6,27%), PT Maspion (7,62%)

dan Haiyanto (10,66%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INAI

terutama adalah bidang manufaktur aluminium sheets, rolling mill, dan extrusion

plant. Kegiatan produksi INAI adalah mengolah bahan baku aluminium ingot

menjadi aluminium ekstrusion profil yang banyak digunakan dalam industri

konstruksi, peralatan rumah tangga, komponen elektronik/otomotif, dan

sebagainya.

Indal Aluminium Industry Tbk memiliki 3 anak usaha, yaitu: PT Indalex

(kegiatan usaha jasa konstruks), PT Indal Investindo (investasi) dan PT Indal

Servis Sentra (perdagangan umum).

Pada tanggal 10 Nopember 1994, INAI memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INAI

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 13.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham dengan harga penawaran Rp3.950,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Desember 1994.

4.2.12.PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik

Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya

Intikusuma, berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. C2 2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611

tanggal 11 Februari 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali

mengalami perubahan. Perubahan terakhir dimuat dalam Akta Notaris Benny

Kristianto, S.H. No. 47 tanggal 26 Mei 2009 mengenai perubahan masa

jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan telah diterima dan dicatat

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan

Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-

AH.01.10-07948 tanggal 15 Juni 2009, dan diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 74 Tambahan No. 739 tanggal 15 September 2009.

4.2.13.PT. Indospring Tbk(INDS)

Indospring Tbk (INDS) didirikan tanggal 05 Mei 1978 dan memulai

kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1979. Kantor pusat INDS terletak di

Jalan Mayjend Sungkono No. 10, Segoromadu, Gresik 61123, Jawa Timur –

Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indospring Tbk

adalah PT Indoprima Gemilang (induk usaha) (88,11%), yang didirikan di

Surabaya – Indonesia dengan nama PT Indokalmo berlokasi pada Jl. Gardu Induk

PLN No. 5, Tandes, Surabaya, Jawa Timur. Induk usaha utama Indospring adalah

PT Indoprima Investama yang juga berlokasi sama dengan PT Indoprima

Gemilang.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INDS

bergerak dalam bidang industri spare parts kendaraan bermotor khususnya pegas,

yang berupa leaf spring (pegas daun), coil spring (pegas spiral) memiliki 2 produk

turunan yaitu hot coil spring dan cold coil spring, valve spring (pegas katup) dan

wire ring.

Pada tanggal 26 Juni 1990, INDS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INDS (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp9.000,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Agustus 1990.

4.2.14. PT. Ekadharma Internasional Tbk (EKAD)

Ekadharma International Tbk (dahulu Ekadharma Tape Industries Tbk)

(EKAD) didirikan tanggal 20 Nopember 1981 dengan nama PT Ekadharma

Widya Graphika dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981.

Kantor pusat EKAD berlokasi di Galeri Niaga Mediterania 2 Blok L8 F-G, Pantai

Indah Kapuk, Jakarta Utara 14460. Sedangkan pabrik berlokasi di Kawasan

Industri Pasar Kemis Blok C-1, Tangerang dan mempunyai 16 kantor cabang dan

9 stock point.

Induk usaha dan induk usaha terakhir Ekadharma International Tbk

adalah PT Ekadharma Inti Perkasa (memiliki 75,45 persen saham EKAD).


Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan EKAD

adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita perekat dan memproduksi bahan

baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha perdagangan pada

umumnya. Kegiatan utama EKAD adalah pembuatan dan pemasaran pita perekat

(Cloth Tape, Double Sided Tape, Kraft Paper Tape, Masking Tape, Opp Tape,

PVC Insulation Tape, Stationery Tape) serta Stretch Film dengan merek, antara

lain: Daimaru, Daiichi, Anchor, Ekatape dan Superfix.

Pada tanggal 21 Juni 1990, EKAD memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham EKAD (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Agustus 1990.

4.2.15. PT. Tunas Alfin Tbk (TALF)

Tunas Alfin Tbk (TALF) didirikan tanggal 06 Mei 1977 dan mulai

beroperasi komersial pada tahun 1977. Kantor Pusat TALF beralamat di berlokasi

di Menara Imperium Lantai 28, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta,

sedangkan pabrik berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper,

Tangerang.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tunas Alfin Tbk,

antara lain: PT Proinvestindo (induk usaha) (88,15%) dan UOB Kay Hian,

Singapura (11,27%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TALF

meliputi bidang usaha perdagangan, agen, angkutan, pembangunan, industri

kemasan dan percetakan. Kegiatan usaha yang dilakukan Tunas Alfin adalah di

bidang industri kemasan halus (fine packaging).

Pada tanggal 31 Desember 2013, TALF memperoleh pernyataan efektif

dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham TALF (IPO)kepada masyarakat sebanyak 270.000.000 dengan nilai

nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp395,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17

Januari 2014.

4.2.16. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen di

Indonesia. Indocement merupakan produsen terbesar kedua di Indonesia. Selain

memproduksi semen, Indocement juga memproduksi beton siap-pakai, serta

mengelola tambang agregat dan tras.

Indocement berdiri sejak 16 Januari 1985. Perusahaan ini merupakan hasil

penggabungan enam perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik Pabrik

pertama Indocement sudah beroperasi sejak 4 Agustus 1975. Tanggal 31

Desember 2014, Indocement memiliki kapasitas produksi sebesar 20,4 juta ton

semen per tahun. Selain itu, Indocement juga memiliki kapasitas produksi beton
siap-pakai sebesar 4,4 Juta meter kubik per tahun dengan 41 batching plant dan

706 truk mixer, serta memproduksi agregat sebesar 2,7 juta ton.

Indocement memiliki 12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada di

Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua berada di Cirebon, Jawa Barat, dan

satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland Cement

disingkat OPC dan Pozzolan Portland Cement disingkat PPC yang kemudian

digantikan oleh Portland Composite Cement disingkat PCC sejak 2005.

Indocement juga memproduksi semen jenis lain misalnya Portland Cement Type

II dan Type V serta Oil Well Cement. Indocement juga merupakan satu-satunya

produsen semen jenis Semen Putih (White Cement) di Indonesia.

Indocement pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia

pada 5 Desember 1989. Sejak tahun 2001, HeidelbergCement Group, yang

berbasis di Jerman dan merupakan produsen utama di dunia dengan pabrik di

lebih dari 50 negara mengambil alih kepemilikan mayoritas saham di Indocement.

Semen yang dipasarkan adalah semen dengan merek "Tiga Roda".

4.2.17. PT. Kalbe Farma Tbk (KLBF)

Kalbe Farma didirikan pada 10 September 1966, oleh 6 bersaudara, yaitu

Khouw Lip Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Boenjamin Setiawan,

Maria Karmila, F. Bing Aryanto. Kalbe Farma telah jauh berkembang dari awal
mulanya sebagai usaha farmasi yang dikelola di garasi rumah pendirinya di

wilayah Jakarta Utara.

Selama lebih dari 40 tahun sejarah Kalbe, pengembangan usaha telah

gencar dilakukan melalui akuisisi strategis terhadap perusahaan-perusahaan

farmasi lainnya. Merek-merek Kalbe Farma juga dikenal sebagai barang rumah

tangga.

Pelaksanaan konsolidasi Kalbe Group pada tahun 2005 telah memperkuat

kemampuan produksi, pemasaran dan keuangan Kalbe sehingga meningkatkan

kapabilitas dalam rangka memperluas usaha Kalbe baik di tingkat lokal maupun

internasional. Saat ini, Kalbe adalah salah satu perusahaan farmasi terbesar di

Asia Tenggara yang sahamnya telah dicatat di bursa efek dengan nilai kapitalisasi

pasar sekitar US$5 miliar dan penjualan melebihi Rp15 triliun. Posisi kas yang

sangat baik saat ini juga memberikan fleksibilitas yang luas dalam pengembangan

usaha Kalbe pada masa mendatang.

Pada tahun 1992, melalui Yayasan Pendidikan Kalbe, Kalbe Farma

mendirikan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Kalbe, yang akhirnya pada

tahun 2009 berubah nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbe. Tahun

2011, STIE Supra, STMIK Supra dan ITBK melebur menjadi satu dan berubah

nama menjadi Kalbis Institute. Dalam operasionalnya Kalbis Institute bekerja

sama dengan Bina Nusantara.

4.2.18. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)


Multi Bintang Indonesia Tbk merupakan bagian dari Grup Asia Pacific

Breweries dan Heineken, dimana pemegang saham utama adalah Fraser & Neave

Ltd. (Asia Pacific Breweries) dan Heineken N.V. (Heineken).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLBI

beroperasi dalam industri bir dan minuman lainnya. Saat ini, kegiatan utama

MLBI adalah memproduksi dan memasarkan bir (Bintang dan Heineken), bir

bebas alkohol (Bintang Zero) dan minuman ringan berkarbonasi (Green Sands).

Pada tahun 1981, MLBI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MLBI (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3.520.012 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp1.570,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 1981.

4.2.19. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR)

PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan

pabrik pertama berlokasi di Tangerang dengan target market wilayah Jakarta dan

sekitarnya. Setelah mampu memenuhi pasar Indonesia, Perseroan melakukan

Penawaran Umum Perdana dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1990

dengan target market; konsumen Asean. Kemudian melebarkan pangsa pasarnya

ke negara negara di Asia. Saat ini produk Perseroan telah tersebar di 5 benua di

dunia. 
Sebagai salah satu Fast Moving Consumer Goods Companies, PT. Mayora

Indah Tbk telah membuktikan dirinya sebagai salah satu produsen makanan

berkualitas tinggi dan telah mendapatkan banyak penghargaan, diantaranya adalah

“Top Five Best Managed Companies in Indonesia” dari Asia Money, “Top 100

Exporter Companies in Indonesia” dari majalah Swa, “Top 100 public listed

companies” dari majalah Investor Indonesia, “Best Manufacturer of Halal

Products” dari Majelis Ulama Indonesia, Best Listed Company dari Berita Satu,

“Indonesia’s Corporate Secretary Award, Top 5 Good Corporate Governance

Issues in Consumer Goods Sector, dari Warta Ekonomi dan banyak lagi

penghargaan lainnya.

4.2.20. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)

Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) (Sari Roti) didirikan 08 Maret

1995 dengan nama PT Nippon Indosari Corporation dan mulai beroperasi

komersial pada tahun 1996. Kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI

berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100 Jl. Selayar blok A9, Desa

Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530, Jawa Barat – Indonesia.

Telp: (62-21) 8998-3876, 8984-4953 (Hunting), Fax: (62-21) 8984-4955.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nippon Indosari

Corpindo Tbk, yaitu: Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) (25,77%),

Bonlight Investments., Ltd. (20,79%), Demeter Indo Investment Pte. Ltd.

(18,05%) dan Pasco Shikishima Corporation (8,50%).


Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha ROTI

bergerak di bidang pabrikasi, penjualan dan distribusi roti dan minuman, termasuk

tetapi tidak terbatas pada macam-macam roti, roti tawar, roti isi dan segala macam

jenis kue lainnya serta segala jenis minuman ringan, termasuk tetapi tidak terbatas

pada minuman sari buah, minuman berbahan dasar susu dan minuman lainnya.

Saat ini, kegiatan usaha utama ROTI adalah pabrikasi, penjualan dan distribusi

roti (roti tawar, roti manis, roti berlapis, cake dan bread crumb) dengan merek

"Sari Roti".

Pada tanggal 18 Juni 2010, ROTI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ROTI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 151.854.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham saham dengan harga penawaran Rp1.250,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Juni 2010.

4.2.21. PT. Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM)

PT Wismilak Inti Makmur Tbk merupakan perusahaan induk yang

berbasis di Indonesia yang utamanya bergerak dalam industri produksi rokok.

Kegiatan anak perusahaannya adalah memproduksi filter rokok dan berinvestasi

pada perusahaan lain dengan kegiatan bisnis serupa dengan bisnis Perusahaan.

Melalui anak perusahaannya, PT Gelora Djaja, perusahaan memproduksi rokok

cengkeh, yang dikenal secara lokal sebagai rokok kretek, dan cerutu. Perusahaan

ini memproduksi sigaret kretek tangan dan sigaret kretek mesin. Fasilitas

produksinya berlokasi di Surabaya dan Bojonegoro, Indonesia. Perusahaan


memasarkan rokok kreteknya dengan merek Galan, Wismilak, dan Diplomat,

sedangkan cerutunya dipasarkan dengan merek Corona, Petit Corona, dan

Robusto. Perusahaan memasarkan dan mendistribusikan rokoknya melalui anak

perusahaannya, PT Gawih Jaya.

4.2.22. PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM)

Sekar Bumi Tbk (SKBM) didirikan 12 April 1973 dan mulai beroperasi

secara komersial pada tahun 1974. Kantor pusat SKBM berlokasi di Plaza Asia,

Lantai 2, Jl. Jend. Sudirman Kav. 59, Jakarta 12190 – Indonesia dan pabrik

berlokasi di Jalan Jenggolo 2 No. 17 Waru, Sidoarjo serta tambak di Bone dan

Mare, Sulawesi.

Telp: (62-21) 5140-1122 (Hunting), Fax: (62-21) 5140-1212.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Sekar Bumi Tbk,

yaitu: TAEL Two Partners Ltd. (32,14%), PT Multi Karya Sejati (pengendali)

(9,84%), Berlutti Finance Limited (9,60%), Sapphira Corporation Ltd (9,39%),

Arrowman Ltd. (8,47%), Malvina Investment (6,89%) dan BNI Divisi

Penyelamatan & Penyelesaian Kredit Korporasi (6,14%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SKBM

adalah dalam bidang usaha pengolahan hasil perikanan laut dan darat, hasil bumi

dan peternakan. Sekar Bumi memiliki 2 divisi usaha, yaitu hasil laut beku nilai

tambah (udang, ikan, cumi-cumi, dan banyak lainnya) dan makanan olahan beku

(dim sum, udang berlapis tepung roti, bakso seafood, sosis, dan banyak lainnya).
Selain itu, melalui anak usahanya, Sekar Bumi memproduksi pakan ikan, pakan

udang, mete dan produk kacang lainnya. Produk-produk Sekar Bumi dipasarkan

dengan berbagai merek, diantaranya SKB, Bumifood dan Mitraku.

Tanggal 18 September 1995, SKBM memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SKBM (IPO)

kepada masyarakat. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tanggal 05 Januari 1993. Kemudian sejak tanggal 15 September 1999,

saham PT Sekar Bumi Tbk (SKBM) dihapus dari daftar Efek Jakarta oleh PT

Bursa Efek Jakarta (sekarang PT Bursa Efek Indonesia / BEI).

Pada tanggal 24 September 2012, SKBM memperoleh persetujuan

pencatatan kembali (relisting) efeknya oleh PT Bursa Efek Indonesia, terhitung

sejak tanggal 28 September 2012.

4.2.23. PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM)

PT Selamat Sempurna Tbk ("Perusahaan") didirikan di Indonesia pada

tanggal 19 Januari 1976 berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 207.

Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat

Keputusan No. Y.A.5/96/5 tanggal 22 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan

telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Kamelina,

S.H., No. 36 tanggal 18 Oktober 2016 sehubungan dengan pemecahan nilai

nominal saham Perusahaan dari Rp100 (nilai penuh) per saham menjadi Rp25

(nilai penuh) per saham dan kemudian mengubah jumlah saham beredar yang
semula 1.439.668.860 lembar menjadi 5.758.675.440 lembar. Perubahan anggaran

dasar tersebut telah diterima dan dicatat oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan Surat No. AHU-AH.01.03-0091501 tanggal

21 Oktober 2016 serta Berita Negara No. 45 tanggal 6 Juni 2017 Tambahan No.

1549/L tahun 2017.

Perusahaan memproduksi filter, radiator, oil coolers, condensers, brake

pipe, fuel pipes, fuel tanks, exhaust systems, and press parts.. Merk dagang Sakura

Filter telah terdaftar lebih dari 90 negara. SMSM telah terdaftar sebagai

perusahaan publik sejak tahun 1996, dan sekarang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan kantor pusat di Wisma ADR,

Jalan Pluit Raya I No. 1, Jakarta Utara, sedangkan pabriknya berlokasi di Jakarta

dan Tangerang. Perusahaan memulai kegiatan operasi komersialnya sejak tahun

1980.

PT Adrindo Intiperkasa adalah entitas induk dan juga entitas induk

terakhir dari Perusahaan.

4.2.24. PT. Indo Acidatama Tbk (SRSN)

Indo Acidatama Tbk (SRSN) didirikan dengan nama PT Indo Alkohol

Utama tanggal 7 Desember 1982, kemudian pada tahun 1986 berubah nama

menjadi PT Indo Acidatama Chemical Industry. SRSN memulai kegiatan

komersil garmen sejak 1 Pebruari 1984 dan kimia sejak tahun 1989. Kantor pusat
SRSN beralamat di Gedung Graha Kencana Suite 9A, Jl. Raya Perjuangan 88,

Jakarta, sedangkan pabrik berlokasi di Jl. Raya Solo – Sragen Km. 11,4 Kemiri,

Kebakkramat, Karanganyar, Surakarta, Indonesia.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Indo Acidatama

Tbk, antara lain: South East Unicorn Inc. (35,21%), PT Budhi Bersaudara

Manunggal (14,15%), PT Kemiri Sarana Investama (13,61%), PT Trisetijo

Manunggal Utama (9,98%) dan PT Sarana Integritas (5,04%)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SRSN

meliputi industri pakaian jadi, kimia dasar, kemasan dari plastik dan perdagangan

ekspor dan impor. Kegiatan utama SRSN adalah bergerak dibidang industri agro

kimia (Ethanol, Asam Cuka, Asam Asetat dan Ethyl Asetat,).

Pada tanggal 2 Desember 1992, SRSN memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SRSN (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 5.000.000 lembar saham dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp3.500,- per saham. Saham-saham

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari

1993.

4.2.25. PT. Star Petrochem Tbk (STAR)

Star Petrochem Tbk (STAR) didirikan tanggal 19 Mei 2008 dengan nama

PT Star Asia International dan mulai beroperasi secara komersial sejak 2008.

Kantor pusat STAR berlokasi di Menara BCA Lt. 45 Grand Indonesia, Jl. MH
Thamrin No. 1 Menteng, Jakarta 10310 dan pabrik berlokasi di Jl. Raya Serang

KM12, Desa Pasirjaya, Kec. Cikupa Tangerang 15710.

Telp: (62-21) 2358-5612 (Hunting), Fax: (62-21) 2358-4401.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Star Petrochem

Tbk, yaitu PT Premium Indonesia (48,19%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan STAR

adalah menjalankan usaha dalam bidang pembangunan, perdagangan,

perindustrian, pertambangan, pengangkutan darat, pertanian, percetakan,

perbengkelan dan jasa kecuali jasa dibidang hukum dan pajak. Kegiatan usaha

utama STAR adalah bergerak dalam usaha perdagangan umum besar (benang,

kapas dan fiber).

Pada tanggal 30 Juni 2011, STAR memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham STAR (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 2.000.000.000 lembar saham dengan nilai nominal

Rp100,- per lembar saham dan harga penawaran Rp102,- per lembar saham yang

disertai dengan penerbitan Waran Seri I sebanyak 980.000.000 yang dikeluarkan

dalam rangka penawaran umum. Setiap pemegang 200 lembar saham baru STAR

berhak memperoleh 98 lembar Waran Seri I.

Waran Seri I adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya

untuk membeli saham yang bernilai nominal Rp100,- dengan harga pelaksanaan

sebesar Rp102,- yang dapat dilaksanakan selama periode pelaksanaan Waran


selama 3 (tiga) tahun yaitu sejak tanggal 13 Januari 2012 sampai dengan 14 Juli

2014 dimana setiap pemegang 1 waran berhak untuk membeli 1 saham

Perusahaan.

4.2.26. PT. Mandom Indonesia Tbk (TCID)

Mandom Indonesia Tbk (TCID) didirikan tanggal 5 Nopember 1969

dengan nama PT Tancho Indonesia dan mulai berproduksi secara komersial pada

bulan April 1971. Kantor pusat TCID terletak di Kawasan Industri MM 2100, Jl.

Irian Blok PP, Bekasi 17520. Sedangkan pabrik berlokasi di Sunter, Jakarta dan

Kawasan Industri MM2100, Cibitung-Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mandom Indonesia

Tbk, antara lain: Mandon Corporation, Jepang (60,84%) dan PT Asia Jaya

Paramita (11,32%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TCID

meliputi produksi dan perdagangan kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih

dan kemasan plastik termasuk bahan baku, mesin dan alat produksi untuk

produksi dan kegiatan usaha penunjang adalah perdagangan impor produk

kosmetika, wangi-wangian, bahan pembersih. Mandom memiliki 2 merek dagang

utama yaitu Gatsby dan Pixy. Selain itu, Mandom juga memproduksi berbagai

macam produk lain dengan merek pucelle, Lucido-L, Tancho, Mandom, Spalding,

Lovillea, Miratone, dan lain-lain termasuk beberapa merek yang khusus ditujukan

untuk ekspor.
Pada tanggal 28 Agustus 1993, TCID memperoleh pernyataan efektif dari

BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TCID (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 4.400.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham dan harga penawaran Rp7.350,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 September 1993.

4.2.27. PT. Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO)

Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam

rangka Penanaman Modal Asing dan memulai operasi komersil sejak Februari

1979. Kantor pusat TOTO terletak di Gedung Toto, Jalan Tomang Raya No. 18,

Jakarta Barat 11430 dan pabrik berlokasi di Tangerang.

Telp: (62-21) 2929-8686 (Hunting), Fax: (62-21) 568-2282, 560-1296.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Surya Toto

Indonesia Tbk, yaitu: Toto Limited, Jepang (37,90%), PT Multifortuna Asindo

(29,46%) (induk usaha, adapun induk usaha terakhir adalah PT Marindo Inticor)

dan PT Suryaparamitra Abadi (25,00%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TOTO

meliputi kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk sanitary (kloset,

wastafel, urinal, bidet, dan lain-lainnya), fittings (kran, shower, dan lainnya) dan

peralatan sistem dapur (sistem dapur, lemari pakaian, vanity, dan sebagainya)

serta kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan produk tersebut.


Pada tanggal 22 September 1990, Perusahaan memperoleh pernyataan

efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

TOTO kepada masyarakat sebanyak 2.687.500 saham dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham dan harga penawaran Rp14.300,- per saham. Sejak tanggal

30 Oktober 1990, Perusahaan mencatatkan saham hasil penawaran tersebut pada

Bursa Efek Indonesia.

4.2.28. PT. Trias Sentosa Tbk (TRST)

Trias Sentosa Tbk (TRST) didirikan tanggal 23 Nopember 1979 dan

memulai operasi komersialnya pada tahun 1986. Kantor pusat TRST dan

pabriknya berlokasi di Jl. Raya Waru 1B, Waru, Sidoarjo dan Desa Keboharan

Km. 26, Krian, Sidoarjo 61262, Jawa Timur. Selain itu, TRST juga memiliki

pabrik di Jl. Raya Waru 1B, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia dan No. 9,

Xinghua Road, Tianjin Xiqing, Economic Development Area Tianjin, P.R.

Tiongkok.

Telp : (62-31) 897-5825 (Hunting), Fax : (62-31) 897-2998.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Trias Sentosa Tbk,

antara lain: PT K and L Capital (25,52%), PT Adilaksa Manunggal (17,91%), PT

Rejo Sari Bumi (13,27%) dan Lindrawati Widjojo (5,76%). PT K and L Capital,
PT Adilaksa Manunggal dan PT Rejo Sari Bumi merupakan pemegang saham

pengendali.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TRST

adalah bergerak dalam bidang industri dan perdagangan Biaxially Oriented

Polypropylene (BOPP) Film dan Polyester Film yang digunakan sebagai bahan

kemasan untuk bermacam-macam barang.

Pada tanggal 22 Mei 1990, TRST memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TRST kepada

masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp2.050,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 02 Juli 1990.

4.2.29. PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)

PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk merupakan salah

satu perusahaan yang bisnis utamanya yakni sebagai produsen minuman

terkemuka di Indonesia. Pada awal berdirinya, perusahaan ini merupakan sebuah

industri rumah tangga sederhana yang dimulai pada tahun 1958 di Bandung, Jawa

Barat. Selanjutnya industri sederhana yang dirintis oleh seorang pengusaha

Tionghoa bernama Ahmad Prawirawidjaja ini berkembang menjadi perseroan

terbatas sejak tahun 1971. Reputasi perusahaan ini sebagai pelopor minuman

dalam kemasan di Indonesia membuat Ultrajaya Milk tetap diterima di tengah-

tengah konsumen Indonesia dengan baik.


Ultrajaya Milk awalnya hanya terbatas pada pengembangan produk susu.

Namun seiring dengan diversifikasi perusahaan, Ultrajaya Milk mulai

mengembangkan inovasi produk jus yang kemudian dikenal dengan merek

Buavita, Gogo. Perusahaan juga mengembangkan varian minuman lain yang

populer seperti Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Pada tahun 2008,

merek Buavita dan Gogo diambil alih oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. yang

menyebabkan perusahaan lebih terfokus dalam pengembangan produk susu. Saat

ini di bawah kepemimpinan generasi kedua dari Prawirawidjaja yang bernama

Sabana Prawirawidjaja selalu mencciptakan inovasi-inovasi terbaru bagi

perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan telah menerapkan teknologi robot lengan,

AGV, dan stacker crane dalam pengoperasian sejak tahun 1995.

Dalam perkembangannya, Ultrajaya Milk berperan sebagai pemain utama dalam

industri susu cair di Tanah Air. Hal ini dibuktikan dengan pencatatan kapasiitas

produksi yang mencapai 1 juta liter tiap harinya. Dengan hal ini, total produksi

perusahaan telah menyerap setidaknya lebih dari 90% di pasar domestik. Produk-

produk Ultrajaya Milk nyatanya tidak hanya mampu memenuhi permintaan

pasaran domestik saja, melainkan telah merambah hingga pasaran internasional

seperti negara-negara ASEAN termasuk Singapura, Vietnam, dan Filipina serta

negara lain di Afrika seperti Nigeria. Rencana Ultrajaya Milk dalam jangka

panjang akan memperluas jaringan distribusi sebanyak 125.000 toko ritel melalui

50 distributor yang tersebar di seluruh Indonesia. Memasuki tahun 2013, Ultrajaya

Milk akan menargetkan laba bersih perusahaan yang mencapai Rp 261,1 miliar

atau naik sebesar 34% pada tahun sebelumnya. Hal ini sejalan dengan kenaikan
yang diperoleh dari sektor penjualan yang menunjukkan perkembangan sebesar

Rp 3,24 triliun atau 19,8%. Hal ini juga didukung dengan beroperasinya pabrik

baru yang terletak di Jakarta yang mampu memberikan tambahan kapasitas

produksi sebesar 20%-30% atau mencapai lebih dari 360 juta liter-390 juta liter

susu cair per tahun.

4.2.30. PT. Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Unilever Indonesia Tbk (UNVR) didirikan pada tanggal 5 Desember 1933

dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dan mulai beroperasi secara komersial

tahun 1933. Kantor pusat Unilever berlokasi di Grha Unilever, BSD Green Office

Park Kav. 3, Jln BSD Boulevard Barat, BSD City, Tangerang 15345, dan pabrik

berlokasi di Jl. Jababeka 9 Blok D, Jl. Jababeka Raya Blok O, Jl. Jababeka V Blok

V No. 14-16, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, serta Jl.

Rungkut Industri IV No. 5-11, Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Telp: (62-21) 8082-7000 (Hunting), Fax: (62-21) 8082-7002.

Induk usaha Unilever Indonesia adalah Unilever Indonesia Holding B.V.

dengan persentase kepemilikan sebesar 84,99%, sedangkan induk usaha utama

adalah Unilever N.V., Belanda.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha

UNVR meliputi bidang produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang

konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim,
produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari

buah.

Merek-merek yang dimiliki Unilever Indonesia, antara lain: Domestos,

Molto, Rinso, Cif, Unilever Pure, Surf, Sunlight, Vixal, Super Pell, Wipol, Lux,

Rexona, Lifebuoy, Sunsilk, Closeup, Fair&Lovely, Zwitsal, Pond’s, TRESemme,

Dove, Pepsodent, AXE, Clear, Vaseline, Citra, Citra Hazeline, SariWangi, Bango,

Blue Band, Royco, Buavita, Wall’s Buavita, Wall’s, Lipton, Magnum, Cornetto,

Paddle Pop, Feast, Populaire dan Viennetta.

Pada tanggal 16 Nopember 1982, UNVR memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNVR

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 9.200.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp3.175,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Januari 1982.

4.2.31. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)

Nusantara Inti Corpora Tbk (dahulu bernama United Capital Indonesia

Tbk) (UNIT) didirikan tanggal 30 Mei 1988 dengan nama PT Aneka Keloladana

dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1992. Kantor pusat berdomisili di

Gedung Menara Palma, Lt.12 Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 Kav 6 Kuningan

Timur, Setiabudi Jakarta Selatan 12950 – Indonesia.

Telp : (62-21) 2939-1242 (Hunting), Fax : (62-21) 2939-1243.


Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Nusantara Inti

Corpora Tbk, antara lain: Lenovo Worldwide Corporation (35,90%) dan Bloom

International LTD (18,89%).

Pada awalnya kegiatan usaha UNIT adalah perantara pedagang efek dan

penjamin emisi efek.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha

UNIT adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan dan investasi.

Kegiatan usaha yang dijalankan UNIT saat ini adalah melakukan kegiatan usaha

dibidang perdagangan komoditas tekstil, dan juga melakukan investasi melalui

anak usaha, yaitu PT Delta Nusantara dengan kegiatan usaha perdagangan tekstil

dan industri pemintalan benang.

Pada tanggal 28 Maret 2002, UNIT memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham UNIT (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 96.000.000 dengan nilai nominal Rp200,- per saham

saham dengan harga penawaran Rp210,- per saham disertai dengan Waran Seri I

yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham

baru dimana setiap pemegang saham yang memiliki 19 saham baru akan

mendapatkan 13 waran seri I dengan pelaksanaan sebesar Rp210,- per saham.

Waran seri I tersebut memiliki jangka waktu selama 3 tahun. Saham dan waran

tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 april 2002.

4.2.32. PT. Kabelindo Murni Tbk (KBLM)


PT Kabelindo Murni Tbk. ("Kabelindo") merupakan salah satu perusahaan

produsen kabel listrik dan kabel telekomunikasi tertua di Indonesia. Sejarah

Kabelindo dimulai ketika didirikan pada tahun 1972 dengan nama PT Kabel

Indonesia ("Kabelindo"), kala itu Kabelindo adalah perusahaan Penanaman Modal

Asing (PMA). Kemudian, pada tahun 1979, kepemilikan Kabelindo berubah

menjadi Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan namanya

berubah menjadi PT Kabelindo Murni dan disahkan dengan Akta Pendirian No.71

tanggal 11 Oktober 1979 yang dikeluarkan oleh kantor notaris Frederik Alexander

Tumbuan, di Jakarta.

Pada tahun 1992, Kabelindo resmi menjadi perusahaan publik dan

menawarkan saham perdananya sebanyak 3.100.000 lembar saham di PT Bursa

Efek Jakarta (sekarang PT Bursa Efek Indonesia) dengan kode KBLM dan jumlah

saham keseluruhan yang tercatat adalah 14.000.000 lembar saham.

Pada tahun 1995, Perseroan membagikan saham bonus sebesar 14.000.000

lembar saham sehingga total saham tercatat di BEI menjadi 28.000.000 lembar

saham.

Pada tahun 1995, Perseroan melakukan penambahan modal dengan Hak

Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Right Issue sebanyak 28.000.000

lembar saham sehingga total saham yang tercatat di BEI menjadi 56.000.000

lembar saham.
Pada tahun 2001, Perseroan menerbitkan saham tanpa Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 1.064.000.000 lembar saham sehingga total

saham yang tercatat di BEI menjadi 1.120.000.000 lembar saham.

Dalam perjalanannya, Kabelindo mengalami perubahan-perubahan

Anggaran Dasar yang tercatat dalam Anggaran Dasar terakhir tahun 2008,

tepatnya tanggal 06 Oktober 2008 yang didukung oleh Akta No. 01 oleh Notaris

Leolin Jayayanti, SH, Notaris di Jakarta. Perubahan lainnya tertuang dalam Akta

Perubahan terakhir yaitu Akta No. 16 tanggal 12 Juni 2013 yang dikeluarkan oleh

Notaris Leolin Jayayanti, SH, di Jakarta.

4.2.33. PT. Kimia Farma Tbk (KAEF)

Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia

yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini

pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan

kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal

kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan

peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara

Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971,

bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama

perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). Mencatatkan saham

perdana untuk publik (IPO) pada tanggal 4 Juli 2001 dengan kode emiten KAEF
dan komposisi saham 90,025% milik pemerintah dan 9,975% milik publik.

Melalui proses inbreng yang dilaksanakan Pemerintah Republik Indonesia pada

28 Februari 2020, kepemilikan saham 4.999.999.999 saham seri B dialihkan

kepada PT Biofarma.

4.2.34. PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS)

Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS) didirikan tanggal 18 Maret 1982 dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1987. Kantor pusat DPNS

beralamat di Jl Tanjungpura No. 263 D, Pontianak 78122 sedangkan pabrik

berlokasi di Jl. Adisucipto Km. 10,6 Desa Teluk Kapuas, Kec. Sei Raya, Kab.

Kubu Raya, Pontianak 78391.

Telp : (62-561) 736-406, 738-220 (Hunting), Fax : (62-561) 738-136.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Duta Pertiwi

Nusantara Tbk, antara lain: PT Dutapermana Makmur (51,18%), The NT TST Co

S/A Cim Dividend Incone (8,68%) dan Siang Hadi Widjaja (5,71%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DPNS

meliputi industri lem, barang-barang kimia dan pertambangan. Produk utama

yang dihasilkan DPNS adalah Lem (Glue), Formalin dan Hardener (sebagai

pelengkap / pengeras untuk produk utama, dipergunakan dalam proses produksi

kayu) lapis.
Pada tanggal 18 Juni 1990, DPNS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DPNS (IPO)

Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 2.270.000 dengan nilai nominal

Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp8.100,- per saham. Saham-

saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08

Agustus 1990.

4.2.35. PT. Intanwijaya Internasional Tbk (INCI)

Intanwijaya Internasional Tbk (dahulu Intan Wijaya Chemical Industry

Tbk) (INCI) didirikan tanggal 14 Nopember 1981 dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1987. Kantor pusat INCI terletak di Wisma IWI, Lantai

5, Jl. Arjuna Selatan Kav.75, Kebun Jeruk, Jakarta 11530 dan lokasi pabrik berada

di kota Banjarmasin.

Telp : (62-21) 530-8637 (Hunting), Fax : (62-21) 530-8632.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Intanwijaya

Internasional Tbk, antara lain: Tazran Tanmizi (14,78%), Tamzil Tanmizi

(14,68%), Robert Tanmizi (11,68%), Syamsinar Ngaisah (5,26%). Ketiga

pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali. Adapun pemegang

saham pengendali lain yang memiliki jumlah kepemilikan di bawah 5%, antara

lain: Zainar Tanmizi (4,12%), Zainap Tanmizi (4,12%), Annie Tanmizi (4,12%),

Michelle Tanmizi (4,12%), Diandara Tanmizi (4,12%) dan Lana Tanmizi

(2,06%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INCI

terutama dalam bidang manufaktur formaldehyde. Kegiatan usaha utama INCI

adalah industri formaldehyde (formalin) dan formaldehyde resin (perekat kayu)

dalam bentuk cair / liquid dan bubuk.

Pada tanggal 01 Juni 1990, INCI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INCI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 4.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp8.250,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Juli 1990.

4.2.36. PT. Lionmesh Prima Tbk (LMSH)

Lionmesh Prima Tbk (LMSH) didirikan tanggal 14 Desember 1982

dengan nama PT Lion Weldmesh Prima dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1984. Kantor pusat dan pabrik LMSH berdomisili Jln.

Raya Bekasi Km. 24.5, Cakung Jakarta 13910 – Indonesia.

Untuk pabrik yang berlokasi di Desa Siring, Sidoarjo, Lionmesh telah

mengadakan perjanjian perikatan jual beli dengan Badan Penanggulangan Lumpur

Sidoarjo dan telah menandatangani dokumen pelunasannya. Pada tanggal 31

Agustus 2012, LMSH telah menerima pelunasan atas ganti rugi.

Telp: (62-21) 460-0779, 460-0784 (Hunting), Fax: (62-21) 460-0785.


Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Lionmesh Prima

Tbk, yaitu: Lion Holdings Pte. Ltd., Singapura (25,55%), Jusup Sutrisno

(10,35%), Tjoe Tjoe Peng (Lawer Supendi) (7,57%), Trinidad Investment Pte.

Ltd., Singapura (6,67%) dan Cheng Yong Kwang (6,00%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LMSH

antara lain meliputi industri besi kawat seperti weldmesh dan sejenisnya dan steel

fabrication. Saat ini, LMSH memproduksi bahan-bahan konstruksi berupa jaring

kawat baja las (Welded Wire Mesh), pagar mesh, bronjong, kolom praktis dan

produk sejenis lainnya.

Pada tahun 1990, LMSH memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LMSH (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 600.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan

harga penawaran Rp7.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 04 Juni 1990.

4.2.37. PT. Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI)

Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) didirikan tanggal 09 Januari 1973

dengan nama PT Kedaung Setia Industrial Ltd. dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1975. Kantor pusat KDSI berlokasi di Jalan Mastrip

862, Warugunung-Karangpilang, Surabaya, Jawa Timur.

Telp : (62-31) 766-1983, 766-1971 (Hunting), Fax : (62-31) 766-1981, 766-2481,

766-3258
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kedawung Setia

Industrial Tbk, antara lain: PT Kita Subur utama (75,68%) dan Haiyanto (5,25%).

PT Kita Subur utama dimilki oleh Bambang Sujanto, Heru Wibisono,

Harianto Wibisono dan Ali Sugiharto Wibisono dengan kepemilikan masing-

masing sebesar 25%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KDSI

meliputi Industri barang-barang logam berlapis enamel, aluminium, dan barang-

barang plastik dan kerajinan tangan terutama alat-alat dapur serta alat-alat rumah

tangga yang dioperasikan secara elektronik; pembangunan yang meliputi usaha

rancang bangun, pemborongan, developer real estate; perdagangan umum,

termasuk impor dan ekspor, interinsulair dan lokal, dari semua barang yang dapat

diperdagangkan.

Kegiatan usaha utama Kedawung Setia Industrial Tbk adalah bergerak di

bidang peralatan rumah tangga berlapis enamel dan melalui anak usaha (PT

Kedawung Setia Corrugated Carton Box Industrial) KDSI menjalankan usaha

dalam bidang industri kotak karton gelombang dan tempat penyimpanan telur.

Selain itu, KDSI juga mengembangkan usaha dengan memproduksi barang

konstruksi berlapis enamel (dapat digunakan untuk atap stadion dan kubah

masjid) dan tikar plasting dari bahan biji plastik polypropylene.

Pada tanggal 28 Juni 1996, KDSI memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KDSI (IPO)


kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham

dengan harga penawaran Rp800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 29 Juli 1996.

4.2.38. PT. Jembo Cable Company Tbk (JECC)

Berdiri pada bulan April 1973, PT Jembo Cable Company Tbk. memulai

dengan memproduksi Kabel Listrik Tegangan Rendah - penghantar tembaga.

Kemudian terus menambah varietas produknya, seperti Kabel Tegangan Rendah -

penghantar aluminium, Kabel Tegangan Menengah, Kabel Telepon dan Kabel

Serat Optik dan juga memperluas pasarnya. Tahun 1992, Perseroan mencatatkan

sahamnya pada Bursa Efek Jakarta atau yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek

Indonesia dan Mengadakan perjanjian kerjasama dalam bidang teknik dengan

Fujikura Ltd., salah satu perusahaan kabel terkemuka dari Jepang.

4.2.39. PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA)

Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30 April 1976

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1976. Kantor pusat DVLA

beralamat di South Quarter, Tower C, Lanta 18-19, Jl. R.A. Kartini Kav. 8,

Jakarta 12430 – Indonesia dan pabrik berada di Bogor.

Telp: (62-21) 2276-8000 (Hunting), Fax: (62-21) 2276-8016.


Induk usaha Darya-Varia Laboratoria Tbk adalah Blue Sphere Singapore

Pte Ltd (menguasai 92,13% saham DVLA), merupakan afiliasi dari United

Laboratories Inc, perusahaan farmasi di Filipina.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA

adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan distribusi

produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang berhubungan dengan farmasi,

dan perawatan kesehatan. Kegiatan utama DVLA adalah menjalankan usaha

manufaktur, perdagangan dan jasa atas produk-produk farmasi. Merek-merek

yang dimiliki oleh Darya-Varia, antara lain: Natur-E, Enervon-C, Decolgen,

Neozep, Cetapain, Paracetamol Infuse, dan Prodiva.

Pada tanggal 12 Oktober 1994, DVLA memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DVLA (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp6.200,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Nopember 1994.

4.2.40. PT. Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam Tbk (dahulu PT Perusahaan Rokok Tjap) (GGRM)

didirikan tanggal 26 Juni 1958 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada

tahun 1958. Kantor pusat Gudang Garam beralamat di Jl. Semampir II / 1, Kediri,

Jawa Timur, serta memiliki pabrik yang berlokasi di Kediri, Gempol, Solo-

Kartasura, Karanganyar dan Sumenep. Selain itu, GGRM juga memiliki kantor
perwakilan di Jl. Jenderal A. Yani 79, Jakarta dan Jl. Pengenal 7 – 15, Surabaya –

Jawa Timur.

Telp : (62-354) 682-091 (Hunting), Fax : (62-354) 681-555.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Gudang Garam Tbk

adalah PT Suryaduta Investama (69,29%) dan PT Suryamitra Kusuma (6,26%).

PT Suryaduta Investama merupakan induk usaha dan induk usaha terakhir

GGRM.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan GGRM

bergerak di bidang industri rokok dan yang terkait dengan industri rokok. Gudang

Garam memproduksi berbagai jenis rokok kretek, termasuk jenis rendah tar dan

nikotin (LTN) serta produk tradisional sigaret kretek tangan. Merek-merek rokok

GGRM, antara lain: Klobot, Sriwedari, Djaja, Gudang Garam, Gudang Garam

Merah, Gudang Garam Gold, Surya, Surya Pro Mild dan GG Mild,

Pada tanggal 17 Juli 1990, GGRM memperoleh izin Menteri Keuangan

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham GGRM (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 57.807.800 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp10.250,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Agustus 1990.

4.2.41. PT. Lion Metal Works Tbk (LION)


Lion Metal Works Tbk (LION) didirikan tanggal 16 Agustus 1972 dalam

rangka Penanaman Modal Asing “PMA” dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1974. Kantor pusat dan pabrik LION berdomisili di Jln.

Raya Bekasi Km. 24.5, Cakung Jakarta 13910 – Indonesia. Selain itu, LION juga

memiliki pabrik dilokasi Jl. Raya Tanggulangin Km 28 No. 12 Desa Ngaban, Kec.

Tanggulangin, Sidoarjo 61272 – Jawa Timur dan Jl. Raya Sadang-Subang Km

12,5 Desa Cilandak, Kec. Cibatu, Purwakarta – Jawa Barat.

Sebelumnya LION memiliki pabrik yang berlokasi di Jalan Flamboyan

Desa Siring, Sidoarjo. Untuk pabrik ini LION telah mengadakan perjanjian

perikatan jual beli dengan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo dan telah

menandatangani dokumen pelunasannya. LION telah menerima pelunasan

tersebut dan mulai tanggal 2 Januari 2014 seluruh kegiatan operasi LION di Desa

Siring Sidoarjo di pindahkan ke JL. Raya Tanggulangin KM 28, Sidoarjo, Jawa

Timur.

Telp: (62-21) 460-0779, 460-0784 (Hunting), Fax: (62-21) 460-0785.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Lion Metal Works

Tbk, yaitu: Lion Holdings Pte. Ltd., Singapura (28,85%) dan Lion Holdings Sdn.

Bhd., Kuala Lumpur (28,85%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LION

meliputi industri peralatan kantor dan pabrikasi lainnya dari logam. Saat ini,

kegiatan utama LION adalah memproduksi peralatan kantor, peralatan gudang,


bahan bangunan dan konstruksi dan pabrikasi lainnya dari logam seperti lemari

arsip (filing cabinet), lemari penyimpan; pintu besi tahan api; perlengkapan

gudang, seperti rak tingkat dan pallet; penyangga kabel (cable ladder), peralatan

rumah sakit, brankas, peralatan pengaman (safe and security equipment), dan

lainnya.

Pada tahun 1993, LION memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LION (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp2.150,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Agustus 1993.

4.2.42. PT. Trisula International Tbk (TRIS)

Trisula International Tbk (sebelumnya PT Trisula Global Fashion) (TRIS)

didirikan tanggal 13 Desember 2004 dengan nama PT Transindo Global Fashion

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 2005. Kantor pusat TRIS

berkedudukan di Gedung Trisula Center, Jln. Lingkar Luar Barat Blok A No. 1,

Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat 11740 – Indonesia.

Telp: (62-21) 5835-7377 (Hunting), Fax: (62-21) 5830-0095.

Pengendali utama TRIS adalah Dedie Suherlan dan Kiky Suherlan. Kedua

pengendali ini mengendalikan TRIS melalui PT Trisula Insan Tiara dan PT Karya

Dwimanunggal Sejahtera.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Trisula International

Tbk, yaitu: PT Trisula Insan Tiara (induk usaha) (40,17%), PT Karya

Dwimanunggal Sejahtera (26,78%) dan Interventures Capital Pte Ltd (9,15%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TRIS

antara lain menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pakaian jadi (garmen),

industri garmen, industri tekstil serta usaha terkait lainnya. Trisula dan anak

usahanya memproduksi pakaian jadi dan memiliki gerai penjualan (sales outlet)

milik sendiri dan secara konsinyasi melalui kerja sama dengan retailer di beberapa

pusat perbelanjaan yang tersebar di hampir seluruh kota besar di Indonesia, seperti

Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dan Balikpapan.

Produk-produk pakaian jadi dipasarkan dengan berbagai merek, antara

lain: JOBB, Jack Nicklaus, UniAsia, Man Club, G2000, Hallmark dan BONDS.

Selain itu, Trisula dan anak usahanya juga memproduksi pakaian jadi untuk

merek-merek terkenal internasional yaitu Hush Puppies, Eminent, Mizuno,

Dillards, Basic House, dan lainnya.

Pada tanggal 15 Juni 2012, TRIS memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TRIS (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 300.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per

saham dengan harga penawaran Rp300,- per saham dan disertai 75.000.000

Waran seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 28 Desember 2012 sampai

dengan 28 Juni 2017 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp300,- per saham.
Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada tanggal 28 Juni 2012.

4.2.43. PT. Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR)

Champion Pacific Indonesia Tbk (dahulu PT Kageo Igar Jaya Tbk)

(IGAR) didirikan tanggal 30 Oktober 1975 dengan nama PT Igar Jaya dan

memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1977. Kantor pusat dan pabrik

IGAR terletak di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28,5 Bekasi 17134.

Telp: (62-21) 884-0040 (Hunting), Fax: (62-21) 884-1545.

Induk usaha dari Champion Pacific Indonesia Tbk adalah PT Kingsford

Holdings, sedangkan pengendali terakhir dari IGAR adalah Patrick Tak Kee Yu.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Champion Pacific

Indonesia Tbk, antara lain: PT Kingsford Holdings (79,42%) dan PT Kalbe Farma

Tbk (KLBF) (5,40%)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IGAR

terutama bergerak dalam bidang industri wadah dan kemasan dari bahan plastik

(seperti botol plastik, tabung-tabung suntik dan tempat kosmetika) yang

digunakan untuk keperluan industri farmasi, makanan dan kosmetika, dan

kegiatan investasi pada perusahaan lain. Kegiatan usaha IGAR dan anak usaha

(PT Avesta Continental Pack dan PT Indogravure) adalah bergerak di industri

kemasan, terutama untuk kemasan industri farmasi.


Pada tahun 1990, IGAR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IGAR (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 1.750.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp5.100,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 05 Nopember 1990.

4.2.44. PT. Aneka Gas Industri Tbk (AGII)

Aneka Gas Industri Tbk (Samator) (AGII) didirikan tanggal 21 September

1971 dan langsung beroperasi secara komersial pada saat didirikan. Aneka Gas

Industri berkantor pusat di Gedung UGM Samator Pendidikan Tower A Lt 5-6, Jl.

Dr Sahardjo No. 83, Tebet, Manggarai, Jakarta Selatan 12850 – Indonesia. Saat

ini, Aneka Gas Industri dan anak usahanya memiliki 44 pabrik yang tersebar di

wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Telp: (62-21) 8370-9111 (Hunting), Fax: (62-21) 8370-9911.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Aneka Gas Industri

Tbk, yaitu: PT Aneka Mega Energi (induk usaha utama) (37,79%) dan PT

Samator (27,75%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan AGII

adalah bergerak dalam bidang pemasaran dan penjualan produk gas industri dan

produk-produk terkait lainnya serta pemasaran dan penjualan jasa. Saat ini,

kegiatan usaha utama Aneka Gas Industri Tbk adalah bidang industri gas tertentu

dalam bentuk gas, cair ataupun padat, mendesain konstruksi dan instalasi
peralatan gas pada pabrik pelanggan dan rumah sakit serta memperdagangkan

produk gas dari produsen lain kepada pelanggan industri.

Pada tanggal 16 September 2016, AGII memperoleh pernyataan efektif

dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana

Saham AGII (IPO) kepada masyarakat sebanyak 766.660.000 saham dengan nilai

nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp1.100,- per saham.

Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal

28 September 2016.

4.2.45. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (TPS Food) (AISA) didirikan pada tanggal

26 Januari 1990 dengan nama PT Asia Intiselera dan mulai beroperasi secara

komersial pada tahun 1990. Kantor pusat AISA berada di Gedung Plaza Mutiara,

LT. 16, Jl. DR. Ide Agung Gede Agung, Kav.E.1.2 No 1 & 2 (Jl. Lingkar Mega

Kuningan), Jakarta Selatan 12950. Lokasi pabrik mie kering, biskuit dan permen

terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di

beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi

beras terletak di Cikarang, Jawa Barat dan Sragen, Jawa Tengah.

Telp: (62-21) 5795-6768 (Hunting), Fax: (62-21) 5785-3456.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk, antara lain: PT Tiga Pilar Corpora (pengendali) (16,01%), JP Morgan

Chase Bank NA Non-Treaty Clients (9,33%), PT Permata Handrawina Sakti


(pengendali) (9,20%), Trophy 2014 Investor Ltd (9,09%), Primanex Pte, Ltd

(pengendali) (6,59%), Morgan Stanley & Co. LLC-Client Account (6,52%),

Pandawa Treasures Pte., Ltd (5,40%) dan Primanex Limited (pengendali)

(5,38%).

TPS Food memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia,

yaitu Golden Plantation Tbk (GOLL)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TPS

Food meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan,

pertanian, perikanan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi

usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan

bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit

tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Merek-merek yang dimiliki TPS

Food, antara lain: Ayam 2 Telor, Mie Instan Superior, Mie Kremezz, Bihunku,

Beras Cap Ayam Jago, Beras Istana Bangkok, Gulas Candy, Pio, Growie, Taro,

Fetuccini, Shorr, Yumi, HAHAMIE, Mikita, Hayomi, Din Din dan Juzz and Juzz.

Pada tanggal 14 Mei 1997, AISA memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Saham AISA 45.000.000

saham dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan Parga Penawaran Rp950,-

kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

4.2.46. PT. Alakasa Industrindo Tbk (ALKA)


Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) didirikan tanggal 21 Pebruari 1972 dan

memulai operasi komersial sebagai perusahaan industri aluminium sejak tahun

1973. Kantor pusat Alakasa berlokasi di Jalan Pulogadung No. 4, Jakarta

Industrial Estate Pulogadung, Jakarta 13920.

Telp: (62-21) 460-8855 (Hunting), Fax: (62-21) 460-8856.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Alakasa Industrindo

Tbk, antara lain: Ryburn Investment Limited (pengendali) (33,03%), Sino

Aluminium Holding(s) Pte. Ltd (25,14%), Ryburn Venture Limited (20,70%) dan

PT Gesit Alumas (13,87%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ALKA

adalah menjalankan usaha dalam bidang perdagangan umum, perwakilan atau

keagenan, pemborong (kontraktor), industri manufakturing dan fabrikasi,

pengolahan barang-barang dari logam dan aluminium, percetakan dan pemukiman

(real estate). Sejak tahun 2002, kegiatan utama ALKA adalah melakukan investasi

pada beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan (Alakasa

Company Limited yang telah beroperasi komersial sejak tahun 2000), industri

aluminium ekstrusi (PT Alakasa Extrusindo beroperasi sejak tahun 2001), industri

karbon (PT Alakasa Karbon Industri masih dalam pengembangan) dan industri

refineri alumina (PT Alakasa Alumina Refineri dan Indonesia Alumina Refinery

Limited yang didirikan tahun 2013).


Pada tanggal 30 Mei 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari

Menteri Keuangan Republik Indonesia, untuk menawarkan 1.500.000 saham

dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham serta Harga Penawaran Rp9.800,- di

Bursa Efek di Indonesia kepada masyarakat. Pada tanggal 12 Juli 1990, saham

tersebut telah tercatat di Bursa Efek di Indonesia.

4.2.47. PT. Saranacentral Bajatama Tbk  (BAJA)

Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) didirikan tanggal 04 Oktober 1993

dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1997. Kantor pusat BAJA di

Gedung BAJA, Tower B Lantai 6, Jl. Pangeran Jayakarta No. 55, Jakarta 10730 –

Indonesia, sedangkan pabriknya berlokasi di Desa Mekarjaya, Karawang Timur.

Telp: (62-21) 628-8647 (Hunting), Fax: (62-21) 601-1933.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Saranacentral

Bajatama Tbk, yaitu: Pandji Surya Soerjoprahono (16,47%), Ibnu Susanto

(16,45%), Handaja Susanto (16,45%), Entario Widjaja Susanto (16,45) dan

Soediarto Soerjoprahono (8,11%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan BAJA adalah

berusaha dalam bidang industri dan perdagangan terutama barang-barang dari

baja. Sejak tahun 2001 BAJA mulai melakukan produksi secara komersial untuk

produk baja lapis seng. Produk-produk yang dihasilkan BAJA berupa baja lapis

seng (lembaran canai dingin yang dilapisi seng), baja lapis aluminium seng (cold
rolled coil yang dilapisi aluminium dan seng) dan baja lapis warna (baja lapis

seng dilapisi dengan lapisan luar poliester).

Pada tanggal 08 Desember 2011, BAJA memperoleh pernyataan efektif

dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BAJA

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 400.000.000 saham dengan nilai nominal

Rp100,- per saham serta harga penawaran Rp250,- per saham. Seluruh saham

Perusahaan telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 21 Desember

2011.

4.2.48. PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA)

Primarindo Asia Infrastucture Tbk (BIMA) didirikan 01 Juli 1988 dengan

nama PT Bintang Kharisma dan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal

1 Oktober 1989. Kantor pusat BIMA beralamat di Gedung Dana Pensiun – Bank

Mandiri Lt. 3A, Jl. Tanjung Karang No.3-4 A, Jakarta 10230, sedangkan pabrik

berlokasi di Bandung, Jawa Barat.

Telp: (62-21) 314-8331, 391-3640 (Hunting), Fax: (62-21) 314-8317.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Primarindo Asia

Infrastucture Tbk, antara lain: PT Golden Lestari (86,57%) dan PT NH Korindo

Securities Indonesia (XA) (6,13%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BIMA

meliputi bidang usaha infrastruktur dan industri. Kegiatan BIMA dari sejak
pendirian sampai saat ini meliputi industri alas kaki khususnya produksi sepatu

olah raga dan yang berhubungan dengan pengolahan bahan-bahan dasar

pembuatan sepatu olah raga tersebut. Merek sepatu yang diproduksi dan

dipasarkan BIMA adalah Tomkins. Selain itu, BIMA juga menerima order

produksi sepatu dari merek lain, diantaranya Lonsdale, Dunlop, Firetrap dan lain-

lainnya.

Pada tahun 1994, BIMA memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BIMA (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp2.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Agustus 1994.

4.2.49. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TIRT)

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) didirikan di Indonesia pada

tanggal 02 Oktober 1972 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1977.

Kantor pusat Tjiwi Kimia beralamat di Sinar Mas Land Menara 2, Lantai 7, Jalan

M.H. Thamrin nomor 51, Jakarta 10350 – Indonesia dan pabriknya berlokasi di

Jalan Raya Surabaya Mojokerto, Sidoarjo, Jawa Timur – Indonesia.

Telp: (62-21) 2965-0800, 2965-0900 (Hunting), Fax: (62-21) 392-7685.

Saham yang memiliki 5% atau lebih saham Pabrik Kertas Tjiwi Kimia

Tbk adalah PT Purinusa Ekapersada (59,61%), didirikan di Indonesia yang

merupakan bagian dari kelompok usaha Sinarmas.


Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup usaha TKIM

meliputi bidang industri, perdagangan dan bahan-bahan kimia. Kegiatan usaha

utama Tjiwi Kimia adalah bergerak di bidang industri kertas, produk kertas,

pengemas dan lainnya. Tjiwi Kimia beroperasi di bawah brand Asia Pulp &

Paper.

Merek-merek Asia Pulp & Paper yang diproduksi dan dipasarkan oleh

Tjiwi Kimia, antara lain: Inspira, Enlivo, Sinar Line, Sinar Dunia, Paperline,

Paperline Gold, Paperline Plus, Paperline 2000, Exkarro, ExcelPro, Enova,

Foopak, Extra Print, Exceedo, Riviera, Integrite, Egis, Ecto, Impression dan

Ellustra.

Pada tahun 1990, TKIM melakukan Penawaran Umum Perdana Saham

atas 9.300.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga

penawaran Rp9.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek

Jakarta dan Surabaya (keduanya sekarang Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 3

April 1990.

4.2.50. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN)

Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) didirikan tanggal 16 April 1974

dengan nama PT Aneka Bumi Asih dan memulai kegiatan usaha komersialnya

pada tahun 1974. Kantor pusat PSDN terletak di Gedung Plaza Sentral, Lt. 20, Jln.

Jend. Sudirman No. 47, Jakarta 12930 dan pabriknya berlokasi di Jl. Ki Kemas

Rindho, Kertapati, Palembang.


Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Prasidha Aneka

Niaga Tbk, antara lain: Innovest Offshore Ventures Ltd (pengendali) (46,93%),

Igianto Joe (18,92%), PT Aneka Bumi Prasidha (9,48%), PT Aneka Agroprasidha

(7,92%) dan Lion Best Holdings Limited (7,77%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PSDN

adalah bergerak dalam bidang pengolahan dan perdagangan hasil bumi (karet

remah, kopi bubuk dan instan serta kopi biji).

Pada tahun 1994, PSDN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PSDN (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 30.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 18 Oktober 1994.

4.2.51. PT. Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN)

Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) didirikan tanggal 07 Januari 1982

dengan nama PT Lippo Champion Glory dan memulai kegiatan usaha

komersialnya pada tahun 1987. Kantor pusat LPIN berdomisili di Karawaci

Office Park Blok M No. 39-50 Lippo Karawaci, Tangerang 15139, sedangkan
pabriknya berlokasi di Jl. Kabupaten No. 454, Desa Tlajung Udik, Kecamatan

Gunung Putri, Bogor Jawa Barat.

LPIN beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:

1. PT Lippo Champion Glory, per 07-Jan-1982;

2. PT Champion Spark Plug Industries, per 21-Sep-1989;

3. PT Lippo Industries (Lippo Industries Tbk), per 21-Ags-1990 (1996);

4. Lippo Enterprises Tbk, per 1997;

5. Multi Prima Sejahtera Tbk, per tahun 2001.

Telp: (62-21) 558-9767, 558-9823, 552-0407 (Hunting), Fax: (62-21) 558-9810.

Pemegang saham yang memliki 5% atau lebih saham Multi Prima

Sejahtera Tbk adalah Pacific Asia Holdings Limited, Cook Islands, dengan

persentase kepemilikan sebesar 25,00%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPIN

meliputi, antara lain: manufaktur busi dan suku cadang kendaraan bermotor;

perdagangan barang-barang hasil produksi sendiri dan/atau perusahaan yang

mempunyai hubungan berelasi; dan penyertaan dalam perusahaan-perusahaan

dan/atau badan hukum lain. Pendapatan utama LPIN berasal dari manufaktur busi

(dengan merek Champion).


Pada tahun 1990, LPIN memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK

untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham LPIN (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 1.250.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham

dengan harga penawaran Rp3.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Oktober 1994.

4.2.52. PT. Merck Indonesia Tbk (MERK)

Merck Tbk (dahulu PT Merck Indonesia Tbk) (MERK) didirikan 14

Oktober 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Kantor

pusat Merck berlokasi di Jl. T.B. Simatupang No. 8, Pasar Rebo, Jakarta Timur

13760 – Indonesia.

Telp : (62-21) 2856-5600 (Hunting), Fax : (62-21) 2856-5601.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Merck Tbk, antara

lain: Merck Holding GmbH, Jerman (pengendali) (73,99%) dan Emedia Export

company mbH, Jerman (12,66%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MERK

adalah bergerak dalam bidang industri, perdagangan, jasa konsultasi manajemen,

jasa penyewaan kantor/properti dan layanan yang terkait dengan kegiatan usaha.

Kegiatan utama Merck saat ini adalah memasarkan produk-produk obat tanpa

resep dan obat peresepan; produk terapi yang berhubungan dengan kesuburan,

diabetes, neurologis dan kardiologis; serta menawarkan berbagai instrumen kimia

dan produk kimia yang mutakhir untuk bio-riset, bio-produksi dan segmen-
segmen terkait. Merek utama yang dipasarkan Merck adalah Sangobion dan

Neurobion.

Pada tanggal 23 Juni 1981, MERK memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MERK (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp1.900,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Juli 1981.

4.2.53. PT. Mulia Industrindo Tbk (MLIA)

Mulia Industrindo Tbk (MLIA) didirikan 05 Nopember 1986 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat MLIA berlokasi di

Wisma Mulia, Lt. 53, Jln. Jend. Gatot Subroto 42, Jakarta 12710 sedangkan

pabrik berlokasi di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Mulia Industrindo

Tbk, antara lain: PT Eka Gunatama Mandiri (41,45%), PT Mulia Grahapermai

(25,80%) dan RBC Singapore – Clients A/C (7,99%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MLIA

meliputi perdagangan atas hasil produksi Anak Usaha. Saat ini produk yang

dihasilkan Anak Usaha MLIA adalah kaca lembaran, botol kemasan, glass block,

kaca pengaman otomotif, keramik dinding dan keramik lantai.


Pada tanggal 22 Desember 1993, MLIA memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MLIA

(IPO) kepada masyarakat sebanyak 25.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,-

per saham dengan harga penawaran Rp3.800,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Januari 1994.

4.2.54. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama Semen Gresik (Persero)

Tbk) (SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama “NV Pabrik Semen Gresik”

dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957. Kantor

pusat SMGR berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur dan kantor

perwakilan di Gedung The East, Lantai 18, Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung

Kuningan, Jakarta 12950 – Indonesia. Pabrik semen SMGR dan anak usaha

berada di Jawa Timur (Gresik dan Tuban), Indarung di Sumatera Barat, Pangkep

di Sulawesi Selatan an Quang Ninh di Vietnam.

Kantor pusat: Telp: (62-31) 398-1732 (Hunting), Fax: (62-31) 398-3209

dan kantor perwakilan: Telp: (62-21) 526-1174, 526-1175 (Hunting), Fax: (62-21)

526-1176.

Pemegang saham pengendali Semen Indonesia (Persero) Tbk adalah

Pemerintah Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 51,01%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMGR

meliputi berbagai kegiatan industri. Jenis semen yang hasilkan oleh SMGR, antara
lain: Semen Portland (Tipe I, II, III dan V), Special Blended Cement, Portland

Pozzolan Cement, Portland Composite Cement, Super Masonry Cement dan Oil

Well Cement Class G HRC

Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah bergerak di industri semen.

Hasil produksi Perusahaan dan anak usaha dipasarkan didalam dan diluar negeri.

Pada tanggal 04 Juli 1991, SMGR memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMGR (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 40.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp7.000,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Juli 1991.

4.2.55. PT. Voksel Electric Tbk (VOKS)

Voksel Electric Tbk (VOKS) didirikan di Jakarta tanggal 19 April 1971

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1973. Kantor pusat Voksel

Electric berlokasi di Gedung Menara Karya Lantai 3 unit D, Jl. HR. Rasuna Said

Blok X-5, Kav.1 – 2, Jakarta 12950, sedangkan pabrik berlokasi di Jl. Raya

Narogong Km. 16 Cileungsi – Bogor 16820.

Telp: (62-21) 5794-4622 (Hunting), Fax: (62-21) 5794-4649.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Voksel Electric

Tbk, yaitu: DBS Vickers (Hong Kong) Limited A/c Client (30,08%), SCB SG

PVB A/C Low Tuck Kwong (12,05%), BNP Paribas Wealth Management S/A
Triwise Group Ltd. (10,94%) dan SWCC Showa Cable Systems Co., Ltd

(10,02%)

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan VOKS

antara lain meliputi bidang usaha produksi dan distribusi kabel listrik, kabel

telekomunikasi, dan kawat enamel serta peralatan listrik dan telekomunikasi.

Kegiatan usaha utama VOKS adalah bergerak dalam industri pembuatan kabel

listrik, kabel telekomunikasi serta kabel fiber optik.

Pada tanggal 1990, VOKS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-

LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham VOKS (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 3.080.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham saham

dengan harga penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 20 Desember 1990.

4.3. Metode Analisis Data

4.3.1. Statistic Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menunjukan kondisi data pada

penelitian ini. Proses pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Eviews

9. Berdasarkan tahapan pengolahan ringkasan statistic deskriptif dari masing-

masing variable penelitian yang digunakan seperti table 4.2 dibawah ini :

Table 4.2.

Statistic deskriptif
KM KI CSR UP

 Mean  0.748218  0.634291  0.072582  28.62382


 Median  0.780000  0.580000  0.070000  28.37000
 Maximum  3.120000  3.120000  0.160000  33.80000
 Minimum  0.010000  0.030000  0.010000  25.22000
 Std. Dev.  0.404923  0.414134  0.038058  1.694263

 Observations  275  275  275  275

Sumber:output eviews 9, 2020

Dari table 4.2. diatas menunjukan nilai mean, median dan maximum yang

tertinggi pada tiap variabel yang diteliti terdapat pada variabel Ukuran Perusahaan

(UP). Dimana nilai mean sebesar 28.62382, median sebesar 28.37000, nilai

maximum sebesar 33.80000 dan nilai minimum sebesar 25.22000 nilai tertinggi

dari tiga penilai ini disebabkan karena nilai rasio dari tabulasi variabel Ukuran

Perusahaan (UP) memiliki nilai yang tinggi dibandingkan nilai rasio variabel lain.

Dimana Ukuran Perusahaan setiap perusahaan tiap tahunnya mengalami

perubahan baik itu mengalami kenaikan maupun penurunan.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum membuat persamaan dari pengujian regresi data panel terlebih

dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik agar dapat mengetahui apakah data
yang digunakan telah memenuhi kebutuhan dalam model regresi dan estimasi

yang terpilih. Pengujian ini meliputi :

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi data normal

atau tidak. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal. Sehingga apabila data kontinu telah berdistribusi normal maka

data bisa dilanjutkan ke tahap uji berikutnya. Dasar pengambilan keputusan

adalah jika nilai probabilitydi atas atau sama dengan 0,05 maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas. Untuk menguji apakah data bersifat normal atau

tidak maka peneliti menggunakan pengujian normalitas dilakukan dengan Jarque-

Bera test sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Jarque-Bera Test


30
Series: Standardized Residuals
Sample 2015 2019
25
Observations 275

20 Mean 1.17e-15
Median 0.130482
Maximum 2.780604
15
Minimum -2.891103
Std. Dev. 1.216712
10 Skewness -0.275506
Kurtosis 2.598572
5
Jarque-Bera 5.305996
Probability 0.070440
0
-3 -2 -1 0 1 2 3

Berdasarkan histogram pada uji normalitas menunjukkan residual penelitian

memiliki ketinggian antara stem yang tidak terlalu jauh antara satu dengan yang

lainnya, dan pola sebaran residual dikatakan juga tidak terlalu rapat. Distribusi

residual penelitian dapat dilihat pada hasil uji Jarque-Bera pada gambar diatas

dapat diketahui bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 5.305996 dengan probability

0.070440 karena nilai probability 0.070440 > 0.05 maka dapat dikatakan bahwa

residual dalam model penelitian ini telah normal.

4.3.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan yang

terjadi antar independent variable. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan

menggunakan corelation matrix. Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas

yang telah dilakukan diperoleh ringkasn hasil terlihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinearitas


KM KI CSR UP

KM  1.000000  0.578422  0.057351 -0.034639


KI  0.578422  1.000000 -0.189681  0.016557
CSR  0.057351 -0.189681  1.000000  0.163139
UP -0.034639  0.016557  0.163139  1.000000

Pada tabel 4.4 terlihat bahwa masing-masing independent variable dan

control yang digunakan. Telah memiliki koefisien korelasi dibawah 0,80 sehingga

dapat disimpulkan bahwa masing-masing independetvariabel yang bebas dari

gejala multikolinearitas.

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui pola sebaran

data yang mendukung masing-masing variabel penelitia. Pengujian

heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Gleser. Di dalam metode

tersebut gejala heteroskedastisitas tidak akan terjadi bila nilai F statistic dan Obs

*R squared. Jika probability Chi- Square yang dihasilkan dalam pengujian berada

diatas 0,05. Maka data terbebas dari gejala heteroskedastisitas. Berdasarkan hasil

pengujian heteroskedastisitas di peroleh ringkasan hasil hasil terlihat pada tabe 4.5

di bawah ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 1.312849 0.719196 1.825440 0.0690


KM 0.180500 0.130469 1.383469 0.1677
KI 0.006962 0.129709 0.053675 0.9572
CSR 2.010348 1.172387 1.714747 0.0875
UP -0.021104 0.025255 -0.835630 0.4041

R-squared 0.025808    Mean dependent var 0.994461


Adjusted R-squared 0.011322    S.D. dependent var 0.698436
S.E. of regression 0.694471    Akaike info criterion 2.126748
Sum squared resid 129.7362    Schwarz criterion 2.192681
Log likelihood -286.3645    Hannan-Quinn criter. 2.153212
F-statistic 1.781555    Durbin-Watson stat 0.219554
Prob(F-statistic) 0.132777

Pada tabel 4.5 terlihat bahwa nilai F statistic yang dihasilkan adalah

sebesar 1.781555, nilai probability yang dihasilkan adalah sebesar 0.1677, 0.9572,

0.0875, 0,4041 dan R-squared yang dihasilkan adalah sebesar 0.025808. Hasil

yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai F statistic dan R-squared yang di

hasilkan menunjukan nilainya < 0,05 sedangkan nilai probability yang di hasilkan

menunjukan keempat variabel nilai nya > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

seluruh variabel penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi telah

terbatas dari gejala heteroskedastisitas.

4.3.2.4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada

periode t dengan t-1 (sebelumnya), maka untuk menganalisis adanya autokorelasi


dilakukan dengan Durbin-Watson Stat. Jika nilai Durbin-Watson Stat berada

diantara rentangan -2 s/d +2 maka data pengolahan tidak terjadi autokorelasi.

Berdasarkan nilai pengujian autokerelasi yang telah dilakukan diperoleh ringkasan

hasil terlihat pada tabel 4.6 di bawah ini :

Tabel 4.6

Hasil uji autokorelasi

Weighted Statistic

Durbin-Watson stat

0.219554

Sumber:output eviews 9, 2018

Pada tabel 4.5. terlihat bahwa nilai Durbin-Watson Statyang dihasilkan dalam

pengolahan data adalah 0.219554, yang artinya nilai Durbin-Watson Stat berada

diatara -2 s/d +2 yang menyatakan bahawasanya data yang diolah tidak terjadi

autokorelasi.
4.4. Hasil Pemilihan Model Regresi Data Panel

4.4.1 Uji Chaw

Uji ini digunakan untuk pemilihan antara model fixed effect dan common

effect. Dasar penolakan H0 adalah dengan menggunakan pertimbangan statistik

Chi-Square,jika probabilitas dari hasil uji Chow lebih kecil dari nilai kritisnya

(0,05) maka H1 diterima dan sebaliknya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut :

H0 :Common Effect Model (CEM) atau Pooled OLS

H1 :Fixed Effect Model (FEM)

Tabel 4.7

Hasil Uji Chow

Effects Test Statistic   d.f.  Prob. 

Cross-section F 40.728657 (54,215) 0.0000


Cross-section Chi-square 662.681689 54 0.0000

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas cross-

section Chi-Square adalah sebesar 0,0000 < 0,05 artinya H 1 diterima, Jadi

kesimpulannya model yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM). Maka

selanjutnya akan dilakukan uji Hausman apakah akan menggunakan Fixed Effect

Model (FEM) atau Random Effect Model (REM).


4.4.2 Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model

fixed effect atau random effect yang paling tepat digunakan. Setelah selesai

melakukan uji Chow dan jika diperoleh model yang tepat adalah fixed effect, maka

selanjutnya kita melakukan pengujian untuk memilih model fixed effect atau

random effect yang paling tepat. Jika nilai statistik Hausman lebih kecil dari nilai

kritisnya (0,05) maka H1 diterima (model yang tepat adalah model fixed effect)

dan sebaliknya. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H0 :Random Effect Model (REM)

H1 :Fixed Effect Model (FEM)

Tabel 4.8

Hasil Uji Hausman

Chi-Sq.

Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. 

Cross-section random 7.224497 4 0.1245

Berdasarkan hasil uji pada tabel 4.7dapat diketahui bahwa probability

Chi- square adalah 0,1245 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan H_0

diterima dan model Random Effect lebih baik dibandingkan dengan model Fixed
Effect.

4.4.3. Uji Langrage Multiplier

Uji LM ini digunakan untuk memastikan model mana yang akan di pakai,

dasar dilakukan uji ini adalah apabila hasil uji chow dan uji hausman tidak

konsisten.

H0: Common Effect Model

Ha: Random Effect Model

Pengambilan keputusan menggunakan nilai probabilitas (Prob). Breusch

Pagan: Jika nilainya > 0,05 maka H0 diterima artinya model terpilih adalah CE,

Jika nilai probabilitas < 0,05 H0 ditolak artinya model terpilih adalah RE.

Table 4.8.

Hasil Uji LM

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan  401.4972  2.195559  403.6927


(0.0000) (0.1384) (0.0000)

Berdasarkan hasil di atas di ketahui bahwa cross-section < 0,05 atau 0,00

< 0,05 H0 diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model yang lebih

baik digunakan yaitu model Common Effect dibandingkan dengan fixed effect dan

juga random effect .


4.5. Regresi Liniear Panel

Uji regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen dalam mempengaruhi variabel dependen baik secara parsial maupun

simultan. Hasil dari uji regresi linear berganda ditunjukkan oleh tabel berikut :

Tabel 4.9

Regresi Linear Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.  

C 11.93701 1.265287 9.434231 0.0000


LNKM 0.011905 0.100249 0.118753 0.9056
LNKI 0.074246 0.098986 0.750066 0.4539
CSR 2.410344 2.043961 1.179252 0.2393
UP -0.471777 0.044496 -10.60275 0.0000

Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai konstan sebesar 11.93701, nilai

koefisien regresi Kepemilikan Manajerial (KM) sebesar 0.011905, nilai koefisien

regresi Kepemilikan Institusional (KI) sebesar nilai 0.074246, nilai koefien regresi

Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar nilai 2.410344, nilai koefisien

regresi Ukuran Perusahaan (UP) sebesar -0.471777. Berdasarkan angka tersebut

maka dapat disusun persamaan garis regresi sebagai berikut :

PBV =11.93701+0 . 011905 KM +0 . 074246 KI +2 . 410344 CSR−0 . 471777+e


Interpretasi atau penjelasan dari persamaan regresi diatas adalah sebagai

berikut :

1. Nilai konstansta (α) adalah 11.93701 artinya jika Kepemilikan

Manajerial (KM), Kepemilikan Institusional (KI), Corporate Social

Responsibility (CSR), Ukuran Perusahaan (UP) dan nilainya adalah 0

maka Nilai Perusahaan nilainya adalah meningkat sebesar 11.93701.

2. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial (KM) sebesar

0.011905. Artinya jika setiap kenaikan Kepemilikan Manajerial (KM)

sebesar satu (1) satuan, maka Nilai Perusahaan meningkat sebesar

0.011905 dengan asumsi variabel independen lain bernilai 0.

3. Nilai koefisien regresi variabel Kepemilikan Institusional (KI) sebesar

0.074246. Artinya bahwa setiap kenaikan Kepemilikan Institusional

(KI) sebesar satu (1) satuan, maka Nilai Perusahaan akan meningkat

sebesar 0.074246. dengan asumsi variabel independen lain bernilai 0.

4. Nilai koefisien regresi variabel Corporate Social Responsibility (CSR)

sebesar 2.410344 Artinya bahwa setiap kenaikan Corporate Social

Responsibility (CSR) set sebesar satu (1) satuan, maka Nilai

Perusahaan akan meningkat sebesar -0.472849 dengan asumsi variabel

independen lain bernilai 0.

5. Nilai koefisien regresi variabel Ukuran Perusahaan (UP) sebesar

-0.471777 Artinya bahwa setiap penurunan Ukuran Perusahaan (UP)

set sebesar satu (1) satuan, maka Nilai Perusahaan akan menurun

sebesar -0.472849 dengan asumsi variabel independen lain bernilai 0.


4.6. Uji Hipotesis

Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan pengujian signifikan koefisien

regresi secara simultan (uji T),uji signifikan koefisien regresi secara simultan (uji

F) dan analisis koefisien determinasi. Nilai-nilai statistik dari uji t,uji F dan

koefisien deterteminasi

4.6.1 Uji Koefisien Regresi Semultan (Uji F)

Untuk menguji signifikan parameter regresi secara simultan dengan uji

statistik F. Uji statistik F pada dasarnya menunujukan apakah semua variabel

independen yang dimasukan dalam penelitian mempunyai pengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Tabel 4.12.

Uji F

F-statistic 28.22932
Prob(F-statistic) 0.000000

Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapatkan bahwa nilai sig 0,0000 < 0,05

angka ini menunjukan Fhitung 28.22932 maka dapat menyimpulkan bahwa


variabel Kepemilikan Manajerial (KM), Kepemilikan Institusional (KI),

Corporate Social Responsibility (CSR), Ukuran Perusahaan (UP) berpengaruh

positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel

independen lainnya konstan. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan

nilai probabilitas atau p-value (sig-t) dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai p-

value lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima, dan sebaliknya jika p-value lebih

besar dari 0,05 maka H0 ditolak dilihat tabel 4.9 persamaan data panel.

4.5.1.1 Uji Hipotesa 1

Nilai koefisien untuk Kepemilikan Manajemen sebesar 0,011905 berarti

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan Kepemilikan

Manajemen maka satu satuan nilai Kepemilikan Manajemen akan meningkat

sebesar 0,011905. Nilai signifikannya untuk variabel Kepemilikan Manajemen

sebesar 0,9056 lebih besar dari 0,05, maka hipotesa pertama ditolak. Dengan

demikian (H0) diterima (Ha) ditolak dan hal ini menujukan bahwa Kepemilikan

Manajemen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.
4.5.1.2 Uji Hipotesa 2

Nilai koefisien untuk Kepemilikan Institusional sebesar 0.074246 berarti

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan Kepemilikan

Institusional maka satu satuan nilai Kepemilikan Institusional akan meningkat

sebesar 0.074246. Nilai signifikannya untuk variabel Kepemilikan Institusional

sebesar 0,4539 lebih besar dari 0,05, maka hipotesa kedua ditolak. Dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima hal ini menujukan bahwa Kepemilikan

Institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.

4.5.1.3 Uji Hipotesa 3

Nilai koefisien untuk Corporate Social Responsibility sebesar 2.410344

berarti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan

Corporate Social Responsibility maka satu satuan nilai Corporate Social

Responsibility akan meningkat sebesar 2.410344. Nilai signifikannya untuk

variabel Corporate Social Responsibility sebesar 0,2393 lebih besar dari 0,05,

maka hipotesa kedua ditolak. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima hal ini

menujukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.5.1.4 Hipotesa 4
Nilai koefisien untuk Ukuran Perusahaan sebesar -0,471777 berarti

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Setiap penurunan Ukuran

Perusahaan maka satu satuan Ukuran Perusahaan akan menurun sebesar

-0,471777. Nilai signifikannya untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,0000

lebih kecil dari 0,05, maka hipotesa ketiga diterima. Dengan demikian H0 ditolak

dan Ha diterima hal ini menujukan bahwa Ukuran perusahaan berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

4.6.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R-Square) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R-Square yang mendekati satu

berarti variabel independen penelitian memberikan semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi dividen payout rasio. Hasil koefisien

determinasi dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.13

R-squared 0.295659 Mean dependent var -1.446294


Adjusted R-squared 0.285186 S.D. dependent var 1.449761

Berdasarkan Tabel 4.13,dapat dilihat nilai 0,295659 artinya bersama-

bersama variabel kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, corporate

social responsibility dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan mempunyai

kontribusi menjelaskan nilai perusahaan sebesar 0,295659 atau 29.56%. Besarnya


Adjusted R-Squared sebesar 0,285186 atau 28.51% sedangkan sisanya 71.49%

dijelaskan oleh variabel lain yang diteliti atau dimasukkan kedalam model

penelitian

Tabel 4.15

Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis Pernyataan Signifikan Pembandingan Hasil

H1 Diduga terdapat pengaruh

Kepemilikan manajemen terhadap


0,9056 0,05 Ditolak
nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

H2 Diduga terdapat pengaruh

kepemilikan institusional terhadap


0,4539 0,05 Ditolak
nilai perusahaan pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI.

H3 Diduga terdapat pengaruh

corporate social responsibility


0,2393 0,05 Ditolak
terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI.

H4 Diduga terdapat pengaruh ukuran

perusahaan terhadap nilai


perusahaan pada perusahaan
0,0000 0,05 Diterima
manufaktur yang terdaftar di BEI.

H5 Diduga terdapat pengaruh

kepemilkan manajemen,

kepemilikan Institusional,

corporate social responsibility, dan 0,0000 0,05 Diterima

ukuran perusahaan secara bersama-

sama terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI.

4.6.5 Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengujian hipotesis diatas yaitu tabel 4.13 dapat dilihat

sebagai berikut:

4.6.5.1 intersap tabel 4.15

a. Pengaruh Kepemilikan Manajemen terhadap Nilai Perusahaan

Nilai koefisien untuk Kepemilikan Manajemen sebesar 0,011905 berarti

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan Kepemilikan

Manajemen maka satu satuan nilai Kepemilikan Manajemen akan meningkat

sebesar 0,011905. Nilai signifikannya untuk variabel Kepemilikan Manajemen

sebesar 0,9056 lebih besar dari 0,05, maka hipotesa pertama ditolak. Dengan

demikian (H0) diterima (Ha) ditolak dan hal ini menujukan bahwa Kepemilikan
Manajemen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Menurut (Ayu, 2016) menyimpulkan bahwa penelitian ini tidak sejalan

mengenai Kepemilikan manjerial bahwasannya Kepemilikan manajerial tidak

berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Penelitian ini didukung oleh (Anita,

2015) yang menyimpulkan bahwa penelitian mengenai kepemilikan manajerial

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

b. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan

Nilai koefisien untuk Kepemilikan Institusional sebesar 0.074246 berarti

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan Kepemilikan

Institusional maka satu satuan nilai Kepemilikan Institusional akan meningkat

sebesar 0.074246. Nilai signifikannya untuk variabel Kepemilikan Institusional

sebesar 0,4539 lebih besar dari 0,05, maka hipotesa kedua ditolak. Dengan

demikian H0 ditolak dan Ha diterima hal ini menujukan bahwa Kepemilikan

Institusional berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan.

Penelitian mengenai kepemilikan institusional juga dilakukan (Lestari,

2017) menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

c. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan


Nilai koefisien untuk Corporate Social Responsibility sebesar 2.410344

berarti berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Setiap peningkatan

Corporate Social Responsibility maka satu satuan nilai Corporate Social

Responsibility akan meningkat sebesar 2.410344. Nilai signifikannya untuk

variabel Corporate Social Responsibility sebesar 0,2393 lebih besar dari 0,05,

maka hipotesa ketiga ditolak. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima hal ini

menujukan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian mengenai Corporate Social Responsibility juga dilakukan (K

Nahda, 2017) menemukan bahwa Corporate Social Responsibility secara

signifikan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin

baik penerapan CSR oleh perusahaan maka nilai perusahaan akan meningkat.

d. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan

Nilai koefisien untuk Ukuran Perusahaan sebesar -0,471777 berarti

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Setiap penurunan Ukuran

Perusahaan maka satu satuan Ukuran Perusahaan akan menurun sebesar

-0,471777. Nilai signifikannya untuk variabel ukuran perusahaan sebesar 0,0000

lebih kecil dari 0,05, maka hipotesa keempat diterima. Dengan demikian H0

ditolak dan Ha diterima hal ini menujukan bahwa Ukuran perusahaan

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.


Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa H2 dalam

penelitian ini, yaitu ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, ditolak. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti

semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka akan semakin rendah nilai

perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Halim &

Christiawan, 2015) akan tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

(Halim & Christiawan, 2015)

e. Pengaruh Kepemilkan Manajemen, Kepemilikan Institusional,

Corporate Social Responsibility, dan Ukuran Perusahaan secara

bersama-sama terhadap Nilai Perusahaan

Nilai signifikannya untuk variabel Kepemilkan Manajemen, Kepemilikan

Institusional, Corporate Social Responsibility, dan Ukuran Perusahaan secara

bersama-sama sebesar 0,0000 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesa kelima

diterima. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima hal ini menujukan bahwa

Kepemilkan Manajemen, Kepemilikan Institusional, Corporate Social

Responsibility, dan Ukuran Perusahaan secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai