Anda di halaman 1dari 25

ANATOMI & FISIOLOGI MATA

“SISTEM PENGLIHATAN DAN HEMATOLOGI”

DI SUSUN OLEH:

 Hasdi ` 520105046

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AJARAN 2021-2022


Kata pengantar

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ANATOMI DAN
FISIOLOGI, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.

Makassar, 15 Desember 2021

Hasdi
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1.1 Latar Belakang………………………………………………………..


1.1.2 Rumusan Masalah………………………………………………….
1.1.3 Tujuan……………………………………………………………………

BAB 2 PEMBAHASAN

1.1ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN NORMAL


1.1.1 Bagian-Bagian Bola Mata……………………………………..
1.1.2 Fungsi Mata………………………………………………………..
1.1.3 Bagian-Bagian Luar Mata……………………………………
1.1.4 Kelainan Pada Mata…………………………………………..
1.2PROSES PENGLIHATAN…………………………………………………….
1.3MACAM-MACAM PENYAKIT SYSTEM MATA…………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang

Mata adalah organ indra yang kompleks, pada mata terdapat reseptor khusus
cahaya yang disebut foto reseptor. Indera penglihatan yang terletak pada mata
(organ fisus) terdiri dari organ okuli asesoria (alat bantu mata) dan oculus (bola
mata). Saraf indra penglihatan, saraf optikus (urat saraf cranial ke 2), timbul dari sel-
sel ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

1.5 Rumusan Masalah


1) Bagaimana anatomi dan fisiologi system penglihatan ?
2) Bagaimana kelainan dan gangguan pada system penglihatan ?
3) Bagaimana proses penglihatan itu ?
4) Jelaskan konsep penyakit (kelainan dan gangguan) ?

1.6 Tujuan
1) Dapat mengetahui anatomi dan fisiologi system penglihataan.
2) Mengerti tentang kelainan dan gangguan pada system penglihatan.
3) Menjelaskan proses penglihatan.
4) Menjelaskan secara ringkas kelainan dan gangguan penglihatan.
BAB 2

PEMBAHASAN

1.1 ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGLIHATAN NORMAL

Saraf optikus atau urat saraf kraniel adalah saraf sensorik untuk penglihatan. Saraf ini timbul
dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk saraf optikus.saraf ini bergerak
kebelakang secara media dan melintasi kanalis optikus memasuki rongga kronium, menuju
kiasma optikum. Saraf penglihatan memiliki 3 pembungkus yang serupa dengan yang ada pada
meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera. Lapisan tengah
halus seperti araknoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak
pembuluh darah).

A. Bagian-Bagian Bola Mata


Umumnya mata dilukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya lonjong dan bukan bulat
seperti bola. Bola mata mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 cm.
bagian depannya bening, serta terdiri dari 3 lapisan.
 Lapisan luar, fibrus yang merupakan lapisan penyangga.
 Lapisan tengah, vaskuler
 Lapisan dalam, lapisan saraf

a. Sclera
Adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sclera membentuk putih mata dan
bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening,
yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata yang sangat halus, serta
membantu mempertahankan bentuk biji mata.
b. Koroid
Adalah lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting
arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Membentuk iris yang
berlubang ditengahnya atau disebut pupil (manik) mata. Selaput berpigmen
belakang iris memancarkan warna yang dapat menentukan apakah sebuah mata
itu berwarna biru, cokelat, kelabu, dst. Koroid bersambung pada bagian
depannya dengan iris, dan tepat dibelakang iris selaput ini menebal membentuk
korpus siliare, sehingga korpus terletak antara koroid dan iris. Korpus siliare
berisi serabut otot sirkular dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari
sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata juga
berkontraksi.
c. Retina
Adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut, yaitu
sel-sel saraf, batang-batang, dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi
retina yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf
dari luar menuju diskus optic, yang merupakan titik tempat saraf optic
meninggalkan biji mata yang disebut bintik buta karena tidak mempunyai retina.
Bagian yang paling peka pada retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal
terhadap diskus optic, persis berhadapan dengan pusat pupil.
d. Kornea
Bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sclera yang putih dan
tidak tembus cahaya. Terdiri atas beberapa lapisan. Lapisan tepi adalah
epithelium berlapis yang bersambung dengan konjungtiva
e. Bilik anterior (kamera okuli anterior)
Terletak antara kornea dan iris
f. Iris
Tirai berwarna didepan lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Berisi
dua kelompok serabut otot tak sadar atau otot polos (kelompok yang satu
mengecilkan ukuran pupil, sementara kelompok yang lain melebarkan ukuran
pupil itu).
g. Pupil
Bintik tengah yang berwarna hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat
cahaya masuk guna mencapai retina.
h. Bilik posterior (kamera okuli posterior)
Terletak diantara iris dan lensa. Bilik anterior maupun bilik posterior diisi dengan
akueus humor.
i. Akueus humor
Cairan ini berasal dari korpus siliare dan diserap kembali kedalam aliran darah
pada sudut antara iris dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai
saluran schlem.
j. Lensa
Sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan belakang) yang terdiri atas
beberapa lapisan. Terletak persis dibelakang iris. Membrane yang dikenal
sebagai ligamentum suspensorium mengendur, lensa mengerut dan menebal.
Sebaliknya jika ligamen menegang, lensa menjadi gepeng. Mengendurnya lensa
dikendalikan kontraksi otot siliare.
k. Vitreus humor
Darah sebelah belakang biji mata mulai dari lensa hingga retina diisi cairan
penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus humor
yang berfungsi memberi bentuk dan kekokohan pada mata, serta
mempertahankan hubungan antara retina dan selaput koroid dan sklerotid.

B. Fungsi Mata
Mata dibentuk untuk menerima rangsangan bekas-bekas cahaya pada retina, dengan
perantaraan serabut-serabut nervus optikus mengalihkan rangsangan ke pusat
penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.
 Kornea : bekerja sebagai jendela bening yang melindungi struktur halus yang
berada di belakangnya serta membantu memfokuskan bayangan pada retina.
Kornea tidak mengandung pembuluh darah.
 Iris : memiliki celah ditengahnya yaitu pupil, sebuah cakram yang yang dapat
bergerak berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina serta mengendalikan
jumlah cahaya yang masuk ke mata
 Lensa : organ focus utama yang membiaskan berkas-berkas cahaya yang
terpantul dari benda-benda yang dilihat menjadi bayangan yang jelas pada
retina. Lensa berada dalam sebuah kapsul elastis yang dikaitkan pada korpus
siliare koroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan mempergunakan otot
siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang dicembungkan,
guna memfokuskan benda-benda dekat atau jauh. Hal ini disebut akomodasi
visual
 Lapisan koroid yang berpigmen : menggelapkan bilik tengah mata, kira-kira
dapat dibandingkan dengan bagian dalam kamera yang diberi warna gelap.
 Retina : mekanisme penyarafan untuk penglihatan. Retina memuat ujung-ujung
nervus optikus, serta dapat disamakan dengan lempeng film dalam fotografi.
 TABEL FUNGSI BAGIAN MATA
Bagian bola mata Fungsi

Konjungtiva Melindungi kornea dari gesekan

Sclera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi


tempat melekatnya otot mata

Otot-otot Otot-otot yang melekat pada mata :


1) Muskulus rektus superior : menggerakkan mata ke
atas
2) Muskulus rektus inferior : menggerakkan mata ke
bawah
3) Muskulus rektus medial : menggerakkan mata ke
dalam
4) Muskulus rektus lateral : menggerakkan mata ke sisi
luar
5) Muskulus oblikus superior : menggerakkan mata ke
atas sisi luar
6) Muskulus oblikus inferior : menggerakkan mata ke
bawah sisi luar

Kornea Memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksi cahaya

Koroid Mengandung pembuluh darah penyuplay retina dan


melindungi refleksi cahaya dalam mata

Badan siliaris Menyokong lensa, mengandung otot yang memungkinkan


lensa berubah bentuk, dan mensekresikan aqueous humor (
homor berair )

Iris ( pupil ) Mengendaliakan ukuran pupil, sedangakan pigmennya


mengurangi lewatnya cahaya

Lensa Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa

Retina Mengandung sel batang dan kerucut

Fovea ( bintik kuning ) Bagian retina yang mengandung sel kerucut

Bintik buta Daerah tempat syaraf optic meninggalkan bagian dalam


bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang

Vitreous humor ( humor Menyokong lensa dan menolong dalam menjaga bentuk
bening ) bola mata

Aqueous humor ( humor Menjaga bentuk kantong depan bola mata


berair )

Bila sebuah bayangan tertangkap mata, berkas-berkas cahaya benda yang dilihat
menembus kornea, akueus humor, lensa dan badan vitreus guna merangsang ujung-
ujung saraf dalam retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus
optikus menuju daerah visual dalam otak untuk ditafsirkan. Kedua daerah visual
menerima berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk.
C. Bagian-Bagian Luar Mata
a) Alis
Adalah dua potong kulit tebal melengkung yang ditumbuhi bulu. A is dikaitkan
pada otot-otot sebelah bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar
matahari yang terlalu terik.
b) Kelopak Mata
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempengan tarsal yang terdiri
atas fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan dibatasi konjungtiva.
Jaringan dibawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata atas lebih
besar daripada kelopak mata bawah, serta digerakkan ke atas oleh otot levator
palpabrae. Kelopak-kelopak itu ditutup otot-otot melingkar yaitu muskulus
orbukularis okuli. Bulu mata dikaitkan pada pinggiran kelopak mata, serta
melindungi mata dari debu dan cahaya.

 Fungsi refraksi mata


Berkas-berkas cahaya yang jatuh diatas mata akan menimbulakan bayangan
yang telah difokuskan pada retina. Bayangan itu menembus dan diubah oleh
kornea, lensa, badan-badan akueus, dan vitreus. Lensa merupakan alat utama
yang membiaskan cahaya, dan memfokuskan bayangan pada retina. Pada mata
normal berkas-berkas ini bersatu menangkap sebuah titik pada retina, dan pada
titik itulah bayangan difokuskan.

Kelainan refraksi kelainan pembiasan sinar oleh media pengelihatan yang terdiri dari
kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, atau panjang bola mata, sehingga bayangan
benda dibiaskan tidak tepat didaerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. Keadaan
ini disebut ametropia yang dapat berupa miopia, hipermiopia, atau astigmatisma.
Sebaliknya emetropia adalah keadaan dimana sinar yang sejajar atau jauh dibiaskan
atau difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa mata
melakukan akomodasi.
Miopia adalah mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang
sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki
dengan lensa negatif sehingga bayangan tergeser kebelakang dan diatur tepat jatuhdi
retina.
Hipermetropia adalah mata dengan kekuatan lensa positif yang kurang sehingga
sinar sejajar tanpa akomodasi di fokuskan dibelakang retina.Diperbaiki dengan lensa
positif sehingga bayangan benda tergeser ke depan dan diatur tepat jatuh di retina.
Astigmatisma adalah mata dengan kekuatan pembiasan yang berbeda – beda
dalam dua bidang utama,biasanya tegak lurus satu sama lainnya.Kelainan ini di perbaiki
dengan lensa silinder.Kelainan lain pada pembiasan mata normal adalah gangguan
perubahan kecembungan lensa akibat berkurangnya elastisitas lensa sehingga terjadi
akomodasi.Gangguan akomodasi ini terutama terlihat pada usia lanjut,sehingga terlihat
keadaan yang disebut resbiopia.
Resbiopia adalah gangguan yang terjadi pada usia lanjut akibat kurang lenturnya
lensa dan melemahnya kontraksi badan siliar.Titik terdekat yang masih dapat dilihat
terletak maikn jauh didepan mata.Gejala umumnya adalah sukar pada jarak dekat yang
biasanya terdapat pada usia 40 tahun,dimana pada usia ini amplituda akomodasi pada
pasien hanya menghasilkan titik dekat sebesar 25 cm pada jarak ini seorang emitiopria
yang berusia 40 tahun dengan cara baca 25 cm akan menggunakan akomodasi maksimal
sehingga menjadi cepat lelah, membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca,dan
memerlukan sianar yang lebih terang. Biasanya diberikan kaca mata untuk membaca
dekat denga lensa sferis + yang dihitung berdasarkan amplitudo akomodasi pada masing
– masing kelompok umur.
 + 1.0 D untuk usia 40 tahun
 + 1.5 D untuk usia 45 tahun
 + 2.0 D untuk usia 50 tahun
 + 2.5 D untuk usia 55 tahun
 + 3.0 D untuk usia 60 tahun

Pemeriksaan tajam penglihatan


Dilakukan dikamar yang tidak terlalu terang dengan kartu senellen.
- Cara:
 Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.
 Pasien diminta untuk membaca huruf yang tertulis pada kartu,mulai dari baris
paling atas kebawah, dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca
seluruhnya dengan benar.
 Bila pasien tidak dapat membaca garis paling atas ( terbesar ) maka dilakukan uji
hitung jari dari jarak 6 meter.
 Jika pasien tidak dapat menghitung jari dari jarak 6 meter,maka jarak dapat
dikurangi 1 meter, sampai maksimal jarak penguji dengan pasien 1 meter .
 Jika pasien tetap tidak bisa melihat , dilakukan uji lambaian tangan dari jarak 1
meter.
 Jika pasien tetap tidak bisa melihat lambaian tangan, dilakukan uji denga arah
sinar.
 Jika penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar,maka dikatakan
penglihatanya adalah 0 atau buta total

PEMERIKSAAN KELAINAN REFLAKSI


Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulai dengan mata kanan kemudian
mata kiri .Dilakukan setelah tajam mata penglihatan diperikasa dan diketajui terdapat kjelainan
reflaksi .
- Cara:
 Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu snellen.
 Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca baris
terkecil ynag masih dapat dibaca.
 Pada mata yang terbuka diletakkan lensa positif + 0,50 untuk menghilangkan
akomodasi pada saat pemeriksaan
 Kemudian diletakkan lensa positif tambahan, dikaji:
Bila penglihatan tidak bertambah baik,berarti pasien tidak hipermetropia
Bila bertambah jelas dan dengan kekuaatan lensa yang ditambah
perlahan – lahan bertambah baik,berarti pasien menderita hipermetropia
.lensa positif terkuat yang masih memberikan ketajaman terbaik m
erupakan ukuran lensa koreksi untuk hipermetropia tersebut
 Bila pengelihatan tidak bertambah baik,maka diletakan lensa negatif. bila
menjadi jelas,berati pasien menderita miopia. Ukuran lensa koreksi adalah lensa
negatif teringan yang memberikan ketajaman penglihatan maksimal
 Bila baik dengan lensa positif maupun negatif penglihatan tidak maksimal (
penglihatan tidak dapat mencapai 6/6 ) maka dilakukan uji pinhole. Letakkan
pinhole di depan mata yang sedang diuji mata di mitak membaca barisan
tertakhir yang masih di baca sebelumnya. Bila :
 Pinhole tidak memberikan perbaikan,berarti mata tidak koreksi lebih
lanjut karena media penglihatan keruh, terdapat kelainan kepada retina
atau saraf optik.
 Terjadi perbaikan penglihtan, maka terdapat astigmatisma atau silinder
pada mata tersebut yang belum mendapat koreksi.
 Bila pasien astik matisma maka pada mata tersebut dipasang lensa positif yang
cukup besar untuk membuat pasien menderita kelainan refleksi astigmatismus
omiopikus.
Pemeriksaan presbiopia
Untuk lanjut usia dengan keluhan dalam membaca dilanjutkan dengan
pemeriksaan presbiopia.
Cara :
 Dilakukan penilaian tajam penglihatan dan koreksi kelainan refraksi bila
terdapat miopia, hipermetropia, atau astigmatisma, sesuai prosedur diatas
 Pasien diminta membaca kartu baca pada jarak 30 – 40 cm( jarak baca )
 Diberikan lensa positif + 1 dinaikkan perlahan – lahan sampai terbaca huruf
terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan kekuatan lensa ini ditentukan.
 Dilakukan pemeriksaan mata satu persatu.

D. Kelainan Pada Mata


1) Hordeolum : radang pada folikel pada pinggiran kelopak mata, dimana bulu mata
harus dicabut, sementara lukanya dapat diobati dengan cara memanaskannya.
2) Kista Meibom : kista sebakeus pinggiran kelopak mata yang harus disingkirkan
dan harus diobati.
3) Blefaritis adalah peradangan kelopak mata; dimana kelopak mata berwarna
merah, perih, dan gatal. Semua keruping harus dibuang, disusul dengan kompres
panas, sebelum pengobatan dimulai
4) Ektropion, atau terlipat-ke-luarnya kelopak mata, yang mungkin disebabkan
lukus atau luka. Entropion atau terlipat-ke-dalamnya kelopak mata, yang terjadi
akibat adanya kontraksi sesudah ulkus atau luka : dimana bulu mata menusuk
mata, yang menimbulkan rasa sakit.
5) Epifora adalah mengalir keluarnya cairan konjungtiva hingga pipih, yang terjadi
karena terhambatnya saluran lakrimal pada eversio kelopak mata dan pada
konjungtivitis. Ptosis adalah kelemahan kelopak mata sebelah atas.
6) Konjungtivitis atau peradangan pada konjungtivita dapat akut atau kronik : yang
disebabkan berbagai jenis organisme salah sebuah atau kedua mata terasa panas
dan seolah – olah mengandung pasir, kelopak mata bengkak, konjung tiva
berwarna merah, mata berair, serta tidak tahan cahaya atau fotofobia.
Pengobatan ditujukan pada penyebabnya.
7) Trakom adalah salah satu bentuk peradangan konjungtivitis, sebagai akibat
infeksi virus pada konjungtivita. Trakom sangat banyak terdapat di Negara-
negara berkembang. Trakom adalah penyebab utama terjadinya kebutaan yang
menimpa sebagian umat manusia di seluruh dunia.
8) Keratitis adalah peradangan pada kornea.
9) Katarak adalah mengaburnya lens, dapat menyerang sebagian atau keseluruhan
lensa. Katarak ini bersifat congenital, disebabkan cidera atau komplikasi pada
diabetes. Sementara katarak senilis sering kali disebabkan perubahan
degenerative pada orang-orang yang menginjak usia lanjut.
10) Glaucoma ditimbulkan akibat adanya penambahan tekanan dalam mata, yang
dapat akut ataupun kronok. Glaucoma disebabkan adanya cairan dalam bilik
anterior yang belum sempat disalurkan keluar, sehingga tegangan yang
ditimbulkan dapat menimbulkan tekanan pada syaraf optic yang lama-lama
dapat menghilangkan daya lihat mata.
11) Hipermetropi ( mata dekat ) penyebabnya bayangan benda jatuh didepan retina
karena bola mata terlalu panjang ( cembung ). Dapat diatasi dengan lensa
cekung.
12) Miopi ( mata jauh ) penyebabnya bayangan benda jatuh di belakang retina
kerena bola mata terlalu pendek ( mata terlalu pipih ) dapat diatasi dengan lensa
cembung.
13) Astigmatisma penyebabnya kecembungan kornea tidak merata sehingga
bayanagn menjadi tidak terfokus ( kabur ) dapat diatasi dengan lensa silinder

1.2 PROSES PENGLIHATAN

Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut akan
diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan terakhir
retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf penglihat atau saraf optik yang berlanjut
dengan lobus osipital sebagai pusat penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital
kanan akan menerima rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan
menerima rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah
kemudian diinterpretasikan. Sehingga apabila seseorang mengalami kecelakaan dan
mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan mengalami buta permanen,
walaupun bola matanya sehat.

Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut
jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan
mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik
meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda
akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik
buta pada retina.

1.3 Macam-macam Penyakit System Mata

1) Blefaritis

Blefaritis adalah radang pada kelopak dan tepi kelopak

 Etiologi

Infeksi atau alergi yang biasanya berjalan kronik atau akibat disfungsi
kelenjar meibom. Alergi dapat disebabkan oleh debu, asap, bahan kimia iritatif,
atau bahan kosmetik. Infeksi oleh bakteri disebabkan stafilokok, streptococcus
alpha atau beta hemolyticus, pneumokok yang menyebabkan blefaritis seboroik.

2) Skleritis

Skleritis adalah radang kronis granulomatosa pada sclera yang ditandai dengan
destruksi kolagen, infiltrasi sel dan vaskulitis. Biasanya bilateral dan lebih sering terjadi
pada wanita.

 Etiologi

Sebagian besar disebabkan reaksi hipersensitifitas tipe III dan IV yang berkaitan
dengan penyakit sistemik.

3) Entropion

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya margo palpebra kearah dalam sehingga
silia akan tumbuh mengarah kedalam (trikiasis) dan menyebabkan komplikasi
kekonjungtifa dan kornea.

 Etiologi

Senilitas, kongonital, spasme, sikatriks, dan sbg

4) Ektropion

Ektropion adalah kelainan posisi kelopak mata di mana tepi kelopak mata mengarah
keluar sehingga bagian dalam kelopak atau konjungtiva tarsal berhubungan langsung
dengan dunia luar.
 Etiologi

Kelainan kongenital, paralisis nervus fasialais, senil, spastic, dan sikatrik.

5) Konjungtivitis Bakteri

Konjungtivitis adalah radang konjungtifa yang bisebabkan oleh bakteri dan mudah
menular.

 Etiologi
Stafilokok, streplokok, corinebacterium diphtheriae, pseudomonas aeugenosa,
neisseria gonorrhea, dan haemophilus influenza.
6) Konjungtivitis Viral
Konjungtifitas viral adalah radang konjungtiva yang disebabkan virus.

 Etiologi
Biasanya disebabkan Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster, Klamidia, New
castie, Pikorna, Enterovirus, dan sebainya.

7) Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah radang konjungtifa akibat reaksi alergi terhadap noninfek
si.

 Etiologi
Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi antibody humoral
tehadap allergen . pada keadaan yang berat merupaklan bagian dari sindrom
steven jhonson, suatu penyakit eritema multiformal buerat akibat creaksi alergi
pada orang dengan predisposisi alergi obat obatan. Pada pemakaian mata palsu
atau lensa kontak juga dapat terjadi reaksi alergi.

8) Konjungtivitis Sika
Konjungtivitis sika atau konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnnya
permukaan konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal.

 Etiologi
Terjadi pada penyakit-penyakiy yang menyebabkan devisiensi komponen lemak
air mata,kelenjar air mata musim, akibat penguapan berlebihan, atau karena
parut kornea atau hilangnya mikrovili kornea. Bila terjadi bersama arthritis
rheumatoid dan penyakit autoimun lain, disebut sebagai sindrom Sjogren

9) Keratitis
Adalah peradangan pada kornea
 Etiologi
Bakteri, jamur, virus, dan proses peradangan.

10) Urkus kornia


Adalah hilangnya sabagian permukaan kornia akibat kematian jaringan kornia
 Etiologi
Bakteri, jamur, acanthamoeba (biasanya berasal dari cairan pencuci lensa
kontak) dan herpes simleks.

11) Endoftalmetis
Adalah peradangan supuratif dalam bola mata.
 Etiologi
Infeksi kuman atau kuman jamur setelah terauma atau bedah, atau secara
endogen akibat sepsis. Bakteri yang seringa menjadi penyebab adalah stafilokok,
streptok, peneumokok, pseudomas, sedangkan jamur yang sering menjadi penye
bab aktinomises, asferginus dan sebagainya.
12) Uveitis anterior
Adalah peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis. Terjadi
mendadak, biasanya berjalan 6-8 minggu.
 Etiologi
Penyebab eksogen seperti terauma uvea atau infasi mikro organism atau agen
lain dari luar. Secara endogen dapat disebabkan idiopatik, autuimun keganasan,
mikro organism atau agen lain dari dalam tubuh pasien, misalnya tuber kolosis,
heper simpleks dan sebagainya.
13) Glaukoma Akut
Adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat
mendadak sangat tinggi.
 Etiologi
Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat bawaan
berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata, atau secara
sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling banyak dijumpai adalah
bentuk primer, menyerang pasien 40 th atau lebih.

 MATA TENANG VISUS MENURUN PERLAHAN


14) GLAUKOMA KRONIK adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola
mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.

ETIOLOGI

Keturunan dalam keluarga , diabetes militus , arteriosklerosis, pemakaian kortikosteroid jangka


panjang, mitopia tinggi dan progresif dan lain-lain.

 KATARAK

Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan
cairan ) lensa, denaturasi protein lensa , atau akibat kedua-keduanya . biasanya mengenai
kedua mata dan berjalan progresif.

ETIOLOGI

Penyebabnya bermacam-macam. umumnya adalah usia lanjut (senil), tapi dapat terjadi secara
kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin, genetik, dan gangguan
perkembangan; kelainana sitem atau metabolik, seprti diabetes militus, gelaktosomi, dan
distrofi miotonik; traumatik; terapi kortikosteroid sistemik; dan sebagainya. Rokok dan
konsumsi alkohol meningkatkan katarak.

 MATA TENANG VIRUS MENURUN MENDADAK

ABLASI RETINA

Albasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya lapisan sensoris retina dari lapisan epitel
pigmen retina

Etiologi

Abasi dapat terjadi secara sepontan atau sekunder setelah trauma. akibat adanya robekan pada
retina, cairan masuk ke blakang dan mendorong retina (regmatogen), atau terjadi penimbunan
ekssuded dibawah retina sehingga retina terangkat (non regmatogen), atau tarikan jaringan
paruh pada badan kaca (traksi). penimbunan eksudat terjadi akibat penyakit koroit, misalnya
yang terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, uveitis, dan teksomia gravidarum.
jaringan perut pada badan kaca dapat si sebabkan diabetus melitus proliferatif, trauma , infeksi,
atau pasca bedah.

 TRAUMA MATA

Trauma alkali

Trauma oleh bahan kimia bisa menyebabkan proses penyembuhan membran sel di sertai
dehidrasi sel terjadi kerusakan jaringan yang menembus sampai ke lapisan yang lebih dalam
dengan cepat dan berlangsung terus hingga kerusakan terus terjadi lama setelah trauma.
terbentuk koagulase yang akan menambah kerusakan kolagen kornea. bila menembus bola
mata, akan merusak retina dan berakhir dengan kebutaan. bahan kaustik soda dapat
menembus bilik mata depan dalam waktu 7 detik.

KOMPLIKASI

Keraritis sika, perut, neovaskularisasi kornea, entropion, simblefaron, glaukoma sudut tertutup,
katarak, dan ftisis bulbi

 PENYAKIT KELOPAK MAT

Herdeolum

Herdeolum adalah pradangan suporatif kelenjar pada kelopak mata (meibom,zeiss,atau moll)
Etiologi

Stafilokok

 KELAINAN REFRAKSI

Kelainan refaksi adalah kelainan pembiasaan sinar oleh media pengelihatan yang terdiri dari
kornea, cairan mata, lensa badan kaca atau panjang bola mata, sehingga bayangan benda di
biasakan tidak tepat di daerah makula lutea tanpa bantuan akomodasi. keadaan ini di debut
ametropia yang dapat berupa miopia, hipermetropia,atau astigmatisma. sebaliknya emetropia
adalah keadaan di mana sinar yang sejajar atau jauh di biasakan atau di fokuskan oleh sistem
optik mata tepat pada daerah makula lutea tanpa mata melakukan akomodasi.

 TUMOR MATA

Retinoblastoma

Retinoblastoma merupakan tumor ganas utama intraokular yang di temukan pada anak-anak,
trauma pada usia di bawah 5 tahun. tumor berasal dari jaringan retina embrional. dapat terjadi
unilateral (70%) dan bilateral (30%). sebagian besar kasus bilateral bersifat hirediter yang di
wariskan melaui kromosom.

Masatumor di retina dapat tumbuh ke dalam vitreus (endefitik) dan tumbuh menembus keluar
(eksofitik). pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan. sering terjadi perubahan
degeneratif, diikuti nekrosis dan klasifikasi. pasien yang selamat memiliki kemungkinan 50%
menurunkan anak dengan retinoblastoma. pewarisan ke saudara sebesar 4-7%

Etiologi

Terjadi karena kehilangan kedua kromosom dari satu pasang alel dominan protektif yang
berada dalam pita kromosom 13q14.bisa karena mutasi yang di turunkan primer, menyerang
pasien 40 th atau lebih.

 MATA MERAH VISUS NORMAL


- Blefaritis
Adalah radang pada kelopak dan atau tepi kelopak
- Skleritis
Adalah radang kronis granulomatosa pada sklera yang ditandai dengan
destruksi kolagen, infiltrasi sel dan faskulitis. Biasanya bilateral dan lebih
sering terjadi pada wanita.
- Ekrupion
Adalah kelainan posisi kelopak mata dimana tepi kelopak mata mengarah
keluar sehingga bagian dalam kelopak atau konjingtiva tarsal berhubungan
langsung dengan dunia luar
- Konjungtivitis bakteri
Adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri.mudah menular.
- Konjungtivitis viral
Adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh virus
- Konjungtivitis alergi
Adalah radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi.
- Konjungtivitis Sika
Adalah suatu keadaan keringnya permukaan konjungtiva akibat
berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal.
 MATA MERAH VISUS MENURUN
- Keratitis
Adalah peradangan pada kornea.
- Ulkus Kornea
Adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea.
- Endoftalmitis
Adalah peradangan supuratif dalam bola mata
- Uveitis anterior
Adalah peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis.
Terjadi mendadak, biasanya berjalan 6 – 8 minggu.
- Glukoma akut
Adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan intraokuler yang meningkat
mendadak sangat tinggi.

 MATA TENANG VISUS MENURUN PERLAHAN


- Glaukoma kronik
Adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata
sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
- Katarak
Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
 MATA TENANG VISUS MENURUN MENDADAK
- Ablasi Retina
Adalah suatu keadaan terpisahnya lapisan sensoris retina dan lapisan epitel
pigmen retina.
- Neuritis optic
Dikenal dua bentuk yaitu papilitis, atau peradangan papil saraf optic, dan
neuritis retrobulbar, berupa radang saraf optic yang terletak dibelakang bola
mata dan tidak menunjukkan kelainan. Lebih sering terjadi pada dewasa
dewasa dan dapat terjadi bilateral.

 TRAUMA MATA
- Trauma alkali
Trauma oleh bahan kimia basa menyebabkan proses penyabunan membrane
sel disertai dehidrasi sel. Terjadi kerusakan jaringan yang menembus sampai
kelapisan yang lebih dalam dengan cepat dan berlangsung terus sehingga
kerusakan terus terjadi lama sehingga trauma. Terbentuk koagulase yang
akan menambah kerusakan kolgen kornea. Bila nmenembus bola mata, akan
merusak retina dan berakhir dengan kebutaan. Bahan kaustik soda dapat
menembus bilik mata depan dalam waktu 7 detik.
- Trauma Asam
Bahan kimia asam menyebabkan pengendapan/penggumpalan protein
permukaan sel, sehingga bila konsentrasi tidak tinggi tidak akan destruktif
seperti alkali. Asam membentuk suatu sawar presipitat pada jaringan yang
terkena, sehingga membatasi kerusakan lebih lanjut. Konsentrasi yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan yang lebih dalam seperti trauma alkali.
- Trauma tembus
Terjadi akibat masuknya benda asing kedalam bola mata.

 PENYAKIT KELOPAK MATA


- Herdeolum
Adalah peradangan supuratif kelenjar pada kelopak mata.
- Kalazion
Adalah peradangan granulomatosis kronis kelenjar meibom yang tersumbat.
 INFEKSI MATA
- Konjungtivitis bakteri
Adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh bakteri.mudah menular.
- Konjungtivitis viral
Adalah radang konjungtiva yang disebabkan oleh virus

- Konjungtivitis alergi
Adalah radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi.
- Konjungtivitis Sika
Adalah suatu keadaan keringnya permukaan konjungtiv akibat berkurangnya
sekresi kelenjar lakrimal.
- Keratitis
Adalah peradangan pada kornea.
- Endoftalmitis
Adalah peradangan supuratif dalam bola mata
- Uveitis anterior
Adalah peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau iridosiklitis.
Terjadi mendadak, biasanya berjalan 6 – 8 minggu.

 TUMOR MATA
- Retinoblastoma
Merupakan tumor ganas utama intraocular yang ditemukan pada anak-anak,
terutama pada usia dibawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina
embrional. Dapat terjadi unilateral (70%) dan bilateral (30%) sebagaian besar
kasus bilateral bersifat herediter yang diwariskan melalui kromosom.
Masa tumor diretina dapat tumbuh kedalam vitreus (endovitik) dan
tubuh menembus keluar (eksovitik).
Pada beberapa kasus terjadi penyembuhan secara spontan. Sering terjadi
perubahan degenerative, diikuti nekrosis dan kalsifikasi. Pasien yang selamat
memiliki kemungkinan 50% menurunkan anak dengan retinoglastoma.
Pewarisan kesaudara sebesar 4 – 7
Daftar pustaka

Saifudin. 2006. Anatomi fisiologi. Jakarta : ECG

Pearce, evelyn. 2008 . anatomi fisiologi untuk para medis. Jakarata :PT. Gramedia

Anda mungkin juga menyukai