NIM : 1962201314
Kelas : 5 Shift 4
Mata Kuliah : AIKA 5 (UTS)
Dosen Pengampu : Irwan, M. Ag
1. Dalam pendahuluan buku Teknologi dalam Sejarah Islam, Ahmad Y Al-Hassan dan
Donald R Hill mengutarakan faktor penyebab kemajuan umat Islam dalam bidang
IPTEKS, di antaranya :
a. Agama Islam
Menurut Al-Hassan dan Hill, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW ini
memberikan dorongan yang sangat kuat kepada umatnya untuk melakukan
pencapaian-pencapaian di bidang sains dan teknologi.
Alquran memerintahkan umat Islam agar menggunakan akalnya dalam mengamati
hakikat alam semesta. Perintah semacam itu di antaranya termaktub dalam surah
Arrum [30] ayat 22; Albaqarah [2] ayat 164; Ali Imran [3] ayat 190-191; Yunus [10]
ayat 5; dan al-An'am [6] ayat 97. Firman Allah SWT juga sering disertai pertanyaan
afala ta'qilun dan afala tatafakkarun (tidakkah kamu sekalian berpikir).
Agama Islam juga telah menyatukan seluruh umatnya yang menyebar dari Cina
hingga Samudra Atlantik di bawah pengaruh satu bahasa dan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian, semua orang bebas mengembara ke berbagai kota pusat ilmu
pengetahuan, seperti Baghdad, Kairo, Cordoba, dan lain-lain, untuk belajar.
c. Bahasa Arab
Sejak awal pemerintahan Dinasti Umayyah, ilmu pengetahuan dari Yunani dan India
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Menurut Al-Hassan dan Hill, para sultan ketika
itu sepenuhnya menyadari bahwa tidak mungkin ilmu pengetahuan berkembang di
dunia Islam jika ilmu-ilmu tersebut tertulis dalam bahasa non-Arab. Melalui aktivitas
terjemahan itu, ilmu pengetahuan menyebar tidak hanya di kalangan penguasa dan
intelektual, tetapi juga di masyarakat awam. Melalui penerjemahan itu pula, muncul
banyak istilah sains dan teknologi yang baru dari bahasa Arab. Bahkan, bahasa ini
dapat dipakai untuk mengekspresikan istilah-istilah ilmu pengetahuan yang paling
rumit sekalipun.
d. Pendidikan
Untuk memacu laju perkembangan ilmu pengetahuan itu, para khalifah mendirikan
sekolah-sekolah, lembaga pendidikan tinggi, observatorium, dan perpustakaan.
e. Penghormatan kepada ilmuwan
Al-Hassan dan Hill mencatat bahwa para ilmuwan pada era keemasan Islam
mendapatkan perhatian yang besar dari kerajaan. Para ilmuwan masa itu dipenuhi
kebutuhan finansialnya, bahkan diberi uang pensiun. Kebijakan ini diambil supaya
mereka bisa mencurahkan waktu sepenuhnya untuk kegiatan mengajar, membimbing
murid, menulis, dan meneliti. Dengan ini bisa memunculkan semangat untuk terus
mengembangkan ilmu pengetahuan.
f. Maraknya penelitian
Kerajaan mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian di berbagai bidang.
Salah satu contohnya adalah riset ilmu matematika oleh al-Khawarizmi. Karena
maraknya penelitian ini banyak orang yang berlomba-lomba untuk menari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan.
g. Perdagangan internasional
Perdagangan internasional menjadi sarana komunikasi yang efektif antarperadaban
dan mempercepat proses kemajuan teknologi. Misalnya, karena maraknya kegiatan
dagang antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain di dunia, ditemukanlah
teknologi navigasi.
Demikian gambaran sekilas perkembangan sains dan teknologi Islam. Al-Hassan dan
Hill menggarisbawahi bahwa kemajuan sains dan teknologi umat Islam pada masa itu
ditentukan oleh stabilitas politik dan ekonomi. Tak mengherankan bila dengan ketujuh
faktor itu, dunia Islam menjadi magnet bagi Barat untuk menggali berbagai ilmu
pengetahuan dalam Islam. Mulai dari pertanian, perkebunan, kedokteran,
perbintangan, kesehatan, kedokteran, matematika, fisika, dan lain sebagainya.
3. Upaya untuk membangkitkan kembali umat Islam dalam kemajuan IPTEKS, di antaranya :
a. Terus menerus mencari ilmu
Sebagai Muslim yang taat hendaklah mampu mempelajari, memahami, menerarapkan
dan membagikan ilmu itu sendiri. Hal ini bertujuan agar Muslim tidak tertinggal
dengan kemajuan teknologi saat ini. Maka diharapkan, Muslim selalu merasa haus
akan ilmu pengetahuan, bukan justru sebaliknya yang merasa berpuas diri atau bahkan
menutup mata terhadap ilmu yang telah dikuasai. Dengan demikian, Muslim dapat
mengembangkan kemampuan yang dimiliki, sehingga dapat mengembalikan masa
kejayaan peradaban Islam dalam bidang IPTEKS.
b. Hadis
Rasulullah SAW bersabda:
- (HR Tabrani)
َ تَ َعلَّ ُموْ ا َو َعلِّ ُموْ ا َوتَ َوا
ضعُوْ الِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم َولَيَلَوْ ا لِ ُم َعلِّ ِم ْي ُك ْم
Artinya: “Belajarlah kamu semua, dan mengajarlah kamu semua, dan
hormatilah guru-gurumu, serta berlaku baiklah terhadap orang yang
mengajarkanmu.”
Sebelum adanya ilmu pengetahuan yang meneliti tentang embriologi, dari ayat di atas
sudah dijelaskan bahwa asal mula manusia berasal dari sari pati tanah, dan sari pati tanah
inilah dijadikan air mani yang merupakan awal/syarat terbentuknya manusia.
Secara empiris, matahari selalu tampak bundar dan kehadirannya menyebabkan siang
yang terang benderang. Berbeda dengan bulan yang tak selalu bundar, tetapi berevolusi dari
melengkung dan condong yang makin tebal, separuh lingkaran, separuh lingkaran lebih
sampai ketika bundar penuh yang dikenal sebagai “bulan purnama”
Sekitar tahun 500-428 SM Anaksagoras, seorang peneliti asal Yunani mengemukakan
bahwa “bulan tidak bersinar karena cahayanya sendiri, melainkan memantulkan cahaya
matahari”. Penelitian Anaksagoras inilah yang membuat sebuah terobosan atau pelopor
dalam bidang astronomi, yang hingga saat ini benar-benar terbukti bahwa matahari memiliki
energi dan mampu memancarkan cahayanya sendiri sedangkan bulan tidak dapat
memancarkan cahayanya sendiri melainkan hanya memantulkan cahaya yang berasal dari
matahari.
4. Hukum gravitasi
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah [2] : ayat 74
Artinya : Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan
diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya dan diantaranya
sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak
lengah dari apa yang kamu kerjakan.
Bukankah dari ayat tersebut yang menerangkan bahwa batu yang meluncur jatuh
menyiratkan adanya gaya gravitasi? Jauh setelah turun-nya ayat tersebut Tentang gravitasi
pernah dituliskan oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya yang dipublikasikan pada tahun
1687, yaitu Philosophiæ Naturalis Principia Mathematica. Karya ini menjelaskan tentang
hukum gravitasi dan tiga asas (hukum) pergerakan, yang mengubah pandangan orang
terhadap hukum fisika alam selama tiga abad ke depan dan menjadi dasar dari ilmu
pengetahuan modern.
5. Perhitungan waktu akherat sehari sama dengan 1000 tahun atau sehari sama dengan 50.000
tahun
Allah berfirman dalam QS. Al-Ma'aarij [70] : ayat 4
Artinya : Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya limapuluh ribu tahun.
Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa waktu yang ditempuh
malaikat-malaikat untuk menghadap Allah hanya dengan jarak waktu satu hari atau sekitar
lima puluh ribu tahun waktu kita di bumi. Dari penjelasan ini tersirat sebuah pertanyaan,
seberapa cepatkah malaikat untuk menghadap kepada Allah?
Jauh setelah turunnya ayat tersebut, pada tahun 1905 Albert Einstein mencetuskan
tentang teori relativitas dalam tulisannya yang berjudul On The Electrodynamics of Moving
Bodies di Annalen der Physik 17 dan menunjukkan bahwa :
a. massa itu ekivalen energi dan dapat digambarkan dengan rumus E = mc2
b. Adanya kecepatan cahaya
c. kecepatan cahaya itu besarnya tetap (c = konstan).
Dari penemuan Albert Einstein ini bukankah sudah membuktikan tentang ayat-ayat di
atas, bahwa dengan kecepatan cahaya yang perbandingan jarak waktu satu hari sama dengan
lima puluh ribu tahun waktu kita di bumilah, malaikat-malaikat menghadap Allah SWT.
Maha Besar Allah atas segala ciptaan-Nya.