ASKEP Keluarga Dengan Balita
ASKEP Keluarga Dengan Balita
TINJAUAN TEORITIS
A. ISPA pada Balita
1. Pengertian
ISPA adalah infeksi akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang trategikan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau disertai
dengan radang parenkim paru (Wijayaningsih, 2013).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran nafas mulai hidung alveoli
termasuk adneksanya (sinus rongga telinga tengah pleura) (Depkes, 2013).
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah.
Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. ISPA akan menyerang host
apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Penyakit ISPA ini paling
banyak ditemukan pada anak-anak dan paling sering menjadi satu-satunya
alasan untuk datang ke rumah sakit atau puskesmas untuk menjalani
perawatan inap maupun rawat jalan (Cahya, 2016).
2. Prevalensi
No. Nama Gender Hub. Dgn Pekerjaan Umur Pendidikan Status Imunisasi
KK
1 Bpk A L Suami Buruh 29 tahun SMA Tidak lengkap
2 Ibu L P Istri IRT 25 tahun SMP Tidak lengkap
3 An. E P Anak - 5 bulan - Tidsk lengkap
6. Genogram
Keterangan :
Orang tua Bpk. A mempunyai riwayat hipertensi dan stroke dan orang
tua Ibu. L punya riwayat DM. Kedua orang tua dari Bpk. A dan Ibu. L
masih hidup di Jawa
Bpk. A mengeluh sering batuk, apalagi pada malam hari serta sering
keluar keringat saat malam. Keluarga mengatakan tidak tahu penyakit
Bpk. A hanya saja memang Bpk. A sering begadang malam dan
merokok. Bpk. A sudah merokok sejak usia 15 tahun, merokok
sebanyak 1 bungkus sehari, namun saat ini sudah mulai berkurang
sebungkus 2 hari. Kebiasaan Bpk. A adalah minum kopi dan makan
gorengan. Keluarga mengira ini hanya sakit masuk angin biasa.
Keluarga mengatakan bahwa An. E sering batuk pilek, dalam tiga
bulan terakhir ini sudah 2 kali batuk pilek. Keluarga mengatakan
bahwa Bpk A memang merokok, namun jika dirumah tidak merokok.
Ibu L mengatakan anak mereka tidur bersama dengan kasur dibawah
dan kipas angin yang menempel.
Saat ini An.E sedang demam, suhu 38,3 derajat celcius, RR 30
x/menit, pernapsan cuping hidung dan retraksi dinding dada. Napas
terlihat cepat dan dangkal, An.E terlihat batuk berat dan rewel. Ibu
mengatakan bahwa sudah 2 hari ini anak rewel, dan baru hari ini
demam. Batuk pilek sudah sekitar 3 hari yang lalu. Selama ini jika
anak batuk pilek ibu hanya memberi ASI yang banyak pada anak. Ibu
bingung harus memberikan obat apa, karena An.E belum makan
apapun.
Ibu. L bingung kapan waktu yang tepat untuk memberikan makanan
tambahan kepada An.E.
7. Tipe Keluarga
Keluarga Bpk A termasuk keluarga inti karena terdiri dari suami istri dan satu
orang anak.
8. Suku Bangsa
Bpk A dan Ibu L sukunya Jawa, Bpk A dan Ibu L merupakan penduduk
pendatang mereka tinggal di Jl. Mahkota Kita., menurut Ibu.L sebagian besar
penduduk adalah orang pendatang yang statusnya rumah kontrakan. Menurut
Ibu L tidak ada norma dan nilai budaya yang bertentangan dengan
kesehatan.Kebiasaan Bpk. A adalah minum kopi dan makan gorengan.
Keluarga mengira ini hanya sakit masuk angin biasa.
9. Agama
Semua anggota keluarga beragama Islam. Ibu. L mengatakan bahwa dirinya
rajin ikut pengajian di RT. Keluarga selalu berserah diri kepada Tuhan YME
keluarga selalu berdoa jika ada masalah dalam keluarganya.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Bpk. A bekerja sebagai buruh di pabrik roti dengan penghasilan
1.500.000/bulan. Ibu. L tidak bekerja saat ini, dulu pernah bekerja
sebagai buruh cuci. Keluarga tinggal di rumah kontrakan berukuran 60
M2 dengan tiga ruangan (ruang depan, ruang tengah untuk kamar
tidur, ruang belakang untuk dapur dan kamar mandi).
Keluarga mengatakan jarang ke rumah sakit ataupun puskesmas
karena menurut klien uangnya dihasilkan lebih baik untuk makan dan
kebutuhan keluarga lainnya.
11. Aktifitas rekreasi keluarga
Menurut keluarga, mereka hanya menonton televisi bersama, keluarga jarang
pergi liburan. Menurut Bpk. A jika ada penghasilan lebih baru keluarga pergi
ke dalam kota, menurut keluarga pulang kampung saat lebaran adalah salah
satu bentuk rekreasi.
B. Riwayat dan Tahapan Perkembangan Keluarga
Tahap tumbuh kembang (Milestones):
1. Usia 1 Bulan
a. Motorik kasar: gerakan, tangan dan kaki masih dipengaruhi
refleks Moro, berusaha mengangkat kepala ketika
ditengkurapkan, kepala menoleh ke samping kanan dan kiri,
berusaha memiringkan tubuh dari posisi telentang.
b. Motorik halus: tangan mulai mampu menggenggam walau
sebentar, mengikuti benda yang bergerak di depan matanya
walau sebentar.
c. Perkembangan sosial: menatap wajah ibu saat disusui, mulai
merespons terhadap suara, mulai tersenyum atau tertawa tanpa
suara.
d. Perkembangan bahasa: mengeluarkan bunyi ‘uh’ dan ‘ah’ yang
lemah.
2. Usia 2 Bulan
a. Motorik kasar: mengangkat kepala lebih lama ketika
ditengkurapkan, gerak tangan dan kakinya lebih halus, kepala
menoleh ke kiri dan kanan.
b. Motorik halus: genggaman tangan semakin baik, mulai senang
memerhatkan tangan sendiri, memerhatikan gerakan benda yang
berada agak jauh dari pandangannya.
c. Perkembangan sosial: murah senyum dan tertawa.
d. Perkembangan bahasa: mengeluarkan suara suara.
3. Usia 3 Bulan
a. Motorik kasar: mengangkat kepala dan bau ketika
ditengkurapkan, mulai belajar tengkurap sendiri.
b. Motorik halus: genggaman tangan semakin erat, meraih benda.
c. Perkembangan sosial: mengenali wajah dan aroma tubuh
ibu/orang yang terdekat.
d. Perkembangan bahasa: berceloteh, memainkan ludah, mengenali
suara orang terdekat.
4. Usia 4 Bulan
a. Motorik kasar: kepala makin tegak, mulai tengkurap dan
telentang sendiri.
b. Motorik halus: meraih, menggapai, memegang mainan dengan
kedua tangan.
c. Perkembangan sosial: merespon ketika diajak bicara.
d. Perkembangan bahasa: tertawa dan berceloteh makin keras. Pada
usia ini biasanya juga mulai muncul gigi pertama.
5. Usia 5 Bulan ( Tahapan yang Harus Dipenuhi Anak E dalam Kasus)
a. Motorik kasar: makin lancar tengkurap telentang.
b. Motorik halus: mulai mampu membedakan warna-warna terang,
bermain dengan kaki dan tangannya, mulai mengeksplorasi
dengan mulut.
c. Perkembangan sosial: mengenali namanya jika dipanggil, tertarik
dengan suara atau bunyi-bunyian, terutama yang baru
didengarnya.
6. Usia 6 Bulan
a. Motorik kasar: dapt didudukkan tanpa dipegang, berguling
kesana kemari.
b. Motorik halus: memasukkan segala sesuatu yang dipegangnya ke
dalam mulut, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
yang lain.
c. Perkembangan bahasa: menirukan suara-suara yang didengarnya,
makin senang mendengar suara dan bunyi-bunyian.
7. Usia 7 Bulan
a. Motorik kasar: dapat didudukkan tanpa dipegangi, mulai posisi
merangkak tetapi hanya bererak ke depan-belakang, merayap.
b. Motorik halus: koordinasi tangan kanan dan kiri semakin baik.
c. Perkembangan sosial: mulai menolak orang yang dianggapnya
asing.
d. Perkembangan bahasa: mengoceh seolah-olah seperti mengobrol.
8. Usia 8 Bulan
a. Motorik kasar: mulai merangkak, duduk sendiri, berusaha berdiri
sambil berpegangan.
b. Motorik halus: menjimpit benda, menunjuk ke benda tertentu,
mencari benda yang disembunyikan.
c. Perkembangan bahasa: berbicara satu suku kata, seperti maaa…
maa, paa..paa.
9. Usia 9 Bulan
a. Motorik kasar: berdiri sambil berpegangan dan mencoba
melangkah.
b. Motorik halus: mampu minum dari gelas bermoncong, makan
dengan tangan, memukul-mukulkan benda/mainan yang ia
pegang.
c. Perkembangan sosial: bermain ciluk ba, mengikuti permainan
sederhana (main pok ame ame, dadaaah).
d. Perkembangan bahasa: makin ramai mengoceh, menggabungkan
dua suku kata (misalnya mamaaa…paapaa)
10. Usia 10 Bulan
a. Motorik kasar: makin mahir merangkak, makin terampil berdiri.
b. Motorik halus: melambaikan tangan (dadaaah…), makin terampil
menjimpit.
c. Perkembangan sosial: memberi tanda untuk menunjukkan
kemauannya.
d. Perkembangan bahasa: memanggil ibu dan ayah dengan
sebutannya masing-masing (misalnya mama, papa, atau yaaa).
11. Usia 11 Bulan
a. Motorik kasar: berdiri tanpa pegangan untuk beberapa saat,
senang menjelajah dengan merangkak, mulai berjalan sambil
dipegang (dititah).
b. Motorik halus: memasukkan benda ke waduk, makan sendiri
menggunakan sendok.
c. Perkembangan sosial: mulai mengerti larangan dan perintah
sederhana, bermain kiss bye.
12. Usia 12 Bulan
a. Motorik kasar: berjalan beberapa langkah atau lancar berjalan
dengan berpegangan (dititah), menjelajah.
b. Motorik halus: makin terampil memindahkan benda dari dank e
dalam wadah.
c. Perkembangan sosial: mengikuti apa yang dilakukan orang lain,
bermain dengan anak atau orang lain.
d. Perkembangan bahasa: mengucapkan kata-kata lain selain yang
biasa.
13. Usia 13-15 Bulan
a. Berjalan, gemar mencorat-coret di mana-mana, dinding, berlagak
seolah bisa lancar memegang buku, minum dari gelas, mampu
menggabungkan dua kata.
1. Hepatitis B : diberikan pada saat 12-24 jam setelah lahir, usia 1 bulan, dan 6
bulan
2. BCG : diberikan pada saat usia kurang dari 3 bulan
3. Polio : diberikan pada saat usia anak 2 bulan, 4 bulan, antara 6-18 bulan,
kemudian dilanjutkan untuk booster pada usia antara 4-6 tahun
4. DPT : pemberian pertama diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan,
kemudian pada saat usia antara 18-24 bulan, saat usia 5 tahun
5. Campak diberikan pada usia 9 bulan, 2 tahun, dan 6 tahun.
Anggota Keluarga
Pola
An.
Bpk. E Ibu M K
Makan 3xsehari 3x sehari 3x sehari
Pagi:nasi atau apa saja Pagi:bubur Pagi:asi
yang disediakan
istrinya, kopi Siang: nasi, sayur, Siang:asi
tempe atau
Siang:seperti nasi Malam: asi
lauk, gorengan dan ikan
kopi
Malam:
Malam: nasi lauk dan
nasi dan telur
kopi
10 Jam
Data Objektif
- Pembuangan limbah ke selokan. Selokan keluarga
tidak mengalir.
- Ventilasi tidak memadai, hanya 1 jendela di ruang
depan. Jenis pembuangan sampah keluarga yaitu
pembuangan sampah terbuka, keluarga mempunyai
tempat sampah di dapur. Lantai dari keramik, dan
atap dari genteng
2 Data Subjektif Ketidakefektifan manajemen
- Beberapa bulan belakangan Bpk. A mengeluh kesehatan pada keluarga Tn.
sering batuk, apalagi pada malam hari serta sering A khususnya Tn. A
keluar keringat saat malam. (NANDA 2018-2020 hal
- Keluarga mengatakan tidak tahu penyakit Bpk. A 149)
hanya saja memang Bpk. A sering begadang malam
dan merokok. Bpk. A sudah merokok sejak usia 15
tahun, merokok sebanyak 1 bungkus sehari
- Keluarga mengatakan bahwa An. E sering batuk
pilek, dalam tiga bulan terakhir ini sudah 2 kali
batuk pilek. Keluarga mengatakan bahwa Tn. T
memang merokok, namun jika dirumah tidak
merokok. Ny.L mengatakan anak mereka tidur
bersama dengan kasur dibawah dan kipas angin
yang menempel.
- Keluarga belum pernah memeriksakan penyakitnya
ke rumah sakit atau puskesmas, selama ini Bpk. A
hanya minum obat batuk yang beli di warung dan
minum air hangat.
Data Objektif
- Bpk. A bekerja sebagai buruh di pabrik roti
- suara napas ronkhi -/+, ada penggunaan otot bantu
pernapasan, bunyi jantung normal, TD 130/90
mmHg, Nadi : 100x/menit, RR : 24 x/menit,
Pembesaran kelenjar getah bening +, Tampak batuk-
batuk. BB 58 kg, TB 175 cm. Ada penurunan berat
badan, keriingat malam +. Sekret + berwarna putih
kental
3 Data Subjektif: Ketidakefektifan Bersihan
- Keluarga mengatakan bahwa An. E sering Jalan Napas pada keluarga
batuk pilek, dalam tiga bulan terakhir ini Tn. A khususnya An. E
sudah 2 kali batuk pilek. (NANDA 2018-2020 hal
- Keluarga mengatakan bahwa Tn. T memang 384)
merokok, namun jika dirumah tidak
merokok.
- Batuk pilek sudah sekitar 3 hari yang lalu.
Selama ini jika anak batuk pilek ibu hanya
memberi ASI yang banyak pada anak.
Data Objektif:
- RR 30 x/menit
- suhu 38,3 derajat celcius
- pernnapasan cuping hidung dan terlihat
tarikan dinding dada.
- Sekret +
An.E terlihat batuk berat dan rewel.
4 Data Subjektif Ketidakseimbangan nutrisi:
- Saat ini An. E masih ASI saja namun Ibu. L Kurang dari Kebutuhan
bingung kapan waktu yang tepat untuk memberikan Tubuh pada keluarga Tn. A
makanan tambahan kepada An.E. orang tua Ibu. L khususnya An. E (NANDA
sudah menyuruh Ibu. L untuk memberi pisang 2018-2020 hal 153)
kepada An. E, namun berdasarkan informasi yang
didapat Ibu. L tidak mau memberikan makanan
tambahan sebelum anaknya berusia 6 bulan, Ny.L
terlihat bingung untuk memutuskan kapan waktu
terbaik untuk memberi makanan pendamping ASI.
- Selama ini jika anak batuk pilek ibu hanya
memberi ASI yang banyak pada anak. Ibu bingung
harus memberikan obat apa, karena An.E belum
makan apapun.
Datar Objektif
- An. E terlihat kurus, lesu dan rewel. Konjungtiva
ananemis, sklera anikhterik, kepala bersih, mukosa
bibir kering, mata tampak sayu dan lemas.
- suhu 38,3 derajat
D. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Pada Keluarga Tn.A khusunya pada
Tn.A dan Ny.L
b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada keluarga Tn.A khususnya Tn.A
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. A khususnya An. E
d. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari Kebutuhan tubuh pada keluarga Tn.A
khususnya pada An.E
E. Skoring Diagnosa
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn. A khususnya
An.E
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
a. Sifat masalah : 3/3x1=1 3 Keluarga mengatakan bahwa An. E
Aktual sering batuk pilek, dalam tiga bulan
terakhir ini sudah 2 kali batuk pilek
b. Kemungkinan 1/2x2=1 1 Keluarga mengatakan jarang ke
dapat di ubah : rumah sakit atau puskesmas. Tn.A
sebagian dan Ny. L mengatakan lebih baik
uangnya dapat digunakan untuk
kebutuhan yang lain
c. Potensial 1/3x1=1/3 1 Keluarga mengatakan tidak
masalah untuk mengetahui kenapa anaknya sering
dicegah : rendah batuk pilek, menurut keluarga
selama ini jika anaknya sakit batuk
pilek cukup diberikan ASI yang
banyak. Menurut keluarga penyakit
batuk pilek pada An. E dikarenakan
lingkungan yang tidak bersih,
namun Ibu selalu membersihkan
rumah setiiap hari
d. Menonjolnya 0/2x1=0 0 Keluarga mengatakan tidak
masalah : masalah mengetahui kenapa anaknya sering
tidak dirasakan batuk pilek. Batuk pilek sudah
sekitar 3 hari yang lalu. Selama ini
jika anak batuk pilek ibu hanya
memberi ASI yang banyak pada
anak.
Total : 2 1/3
Total : 2
12) Intervensi
Keluarga dapat
Keluarga mampu Psikomoto Keputusan menerapkan pola
mengambil r keluarga untuk hidup sehat
keputusan yang membawa An. E
tepat ke posyandu / Beri pengetahuan
puskesmas untuk keluarga untuk
menangani mencari bantuan
penyakit ISPA pelayanan
kesehatan seperti
puskesmas dan
posyandu
Keluarga mampu
melakukan
perawatan kesehatan
Psikomoto Keluarga
r memberikan obat
untuk mengatasi
sesak pada Tn.A
Ibu memberikan
posisi tidur yang
bisa mengurangi
sesak pada Tn.A
Ibu memberikan
air hangat untuk
Keluarga mampu meredakan pillek
memodifikasi An.E
lingkungan
Psikomoto Keluarga
r membuat
ventilasi udara
yang cukup
Keluarga
memberikan
tambahan bantal
di kepala Tn.A
agar sesaknya
Keluarga mampu berkurang
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang tersedia Keluarga
Psikomoto membawa Tn.A
r ke puskesmas
untuk nebulasi
Keluarga rutin
membawa Tn.A
dan An.E ke
posyandu
2. Ketidakseimban Setelah dilakukan Keluarga dapat Verbal Keluarga dapat Berikan pendidikan
gan Nutrisi tindakan keperawatan mengenal masalah menjelaskan kesehatan tentang
kurang dari selama 3x45 jam gizi kurang tentang gizi ketidak seimbangan
kebutuhan diharapkan masalah kurang nutrisi
tubuh ketidakseimbangan
Keluarga dapat Jelaskan kepada
berhubungan nutrisi kurang dari
menyebutkan orang tua tentang
dengan kebutuhan tubuh
tanda dan gejala pilihan makanan
ketidakmampua teratasi
gizi kurang yang diperlukan
n keluarga
mengambil
keputusan yang Keluarga dapat
tepat pada menjelaskan jenis
anggota makanan yang Berikan pendkes
keluarga yang sesuai dengan tentang ASI
sakit. tumbuh kembang ekslusif
An.E
Berikan informasi
Keluarga Tn.Rs yang tepat kepada
Keluarga mampu dapat melakukan keluarga dan
melakukan perawatan bagaimana cara
perawatan kesehatan dengan mengolah nutrisi
memberikan obat tersebut
Psikomoto
r yang didapatkan
dari puskesmas
atau posyandu jelaskan pada
keluarga tentang
diet hidup sehat
Keluarga mampu
memodifikasi Ibu mampu
lingkungan yang memodifikasi
mendukung lingkungan yang
nyaman dan
suasana yang
menyenangkan
sehingga An.E
nafsu makan
Keluarga mampu
memanfaatkan Psikomoto
fasilitas yang r
tersedia Keluarga
membawa An.E
dan Tn. A ke
posyandu atau
puskesmas pada
saat An.E dan Tn.
A sakit atau
untuk melilhat
perkembangan
tumbuh kembang
An.E
Psikomoto
r
3. Kurang Setelah dilakukan Keluarga dapat Verbal Keluarga dapat Kaji pengetahuan
pengetahuan tindakan keperawatan mengenal masalah menjelaskan keluarga dan
tentang TB paru selama 3x45 jam pengertian TBC, diskusi bersama
dan ISPA diharapkan masalah dapat tentang masalah
berhubungan kurang pengetahuan menyebutkan kesehtan yang
dengan kurang tentang TB paru dan tanda dan gejala dialaminya
informasi dan ISPA teratasi TBC, dapat
keterbatasan menjelaskan
kemampuan perawatan Berikan pendkes
menyerap keluarga yang tentang gizi yang
informasi. menderita TBC. baik untuk bayi
Keluarga
mengetahui
Berikan pendkes
nutrisi yang baik,
tentang TBC dan
cara
ISPA
meningkatkannya
dan akibat
ketidakseimbang
an nutrisi jelaskan pada
keluarga tentang
Keluarga dapat pengertian,tanda/gej
menyebutkan ala dan tindakan
cara penularan yang dilakukan bila
dan keluarga salah satu anggota
dapat mengetahui keluarga menderita
Keluarga mampu cara pencegahan TBC/ISPA
mengambil terjadinya ISPA
keputusan yang
tepat Beri pengetahuan
Verbal Keputusan keluarga untuk
keluarga untuk mencari bantuan
rutin pelayanan
mengontrolkan kesehatan seperti
An.E dan Tn.A puskesmas dan
Keluarga mampu ke pelayanan posyandu
melakukan kesehatan
perawatan kesehatan
Keluarga
membuat
Psikomoto ventilasi udara
r yang cukup
Keluarga
memberikan
tambahan bantal
Keluarga mampu di kepala Tn.A
memodifikasi agar sesaknya
lingkungan yang berkurang
mendukung
Keluarga
membawa An.E
dan Tn.A ke
posyandu atau
puskesmas pada
saat sakit
Keluarga
membawa Tn.A
Psikomoto ke puskesmas
Keluarga mampu r untuk nebulasi
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang tersedia
Tn.A rutin
membawa
Psikomoto
keluarganya
r
untuk tes
kesehatan rutin
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Hasil Utama RISKESDAS 2018.
Kementrian Kesehatan RI.
Gibson, R.S. 2005. Principle of Nutritional and Assessment. Oxford University Press. Newyork.
Kartika Sari Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan: Jakarta. TIM.
Krisnansari, Diah. 2010. Nutrisi dan Gizi Balita. Mandala of Health, Volume 4. Purwokerto:
Universitas Jendral Sudirman.
Muhammad Iswan, Hiswani, dan Jemadi. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status
gizi anak balita di desa Teluk Rumbia.
Ngastiyah. 2005. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Edisi I. Jakarta: EGC.
Oktaviani, S. 2016. Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada balita di Puskesmas
Lubuk Kilangan.
Proverawati, Asfuah S. 2009. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wijaya,Andra Saferi,S.kep dan Yessie Marisa Putri,S.kep. 2013. Keperawatan Medikal Bedah
Jilid I.Yogyakarta: Nuha Medika.