PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya hal ini bergantung kepada
orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Ada
beberapa pengertian keluarga yang merlu diketahui oleh mahasiswa. Menurut Duval
(1972) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota
keluarga.
Usia lanjut adalah seseorang yang usianya sudah tua yang merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan. Ada berbagai kriteria umur bagi seseorang yang dikatakan
tua. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau
kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah
Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya
Berlebihan, Tensi artinyatekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkankenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).
Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang
menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena
asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui
urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam
persendian (Wijayakusuma, 2006).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Usia lanjut adalah seseorang yang usianya sudah tua yang merupakan tahap lanjut dari
suatu proses kehidupan. Ada berbagai kriteria umur bagi seseorang yang dikatakan tua. Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas. World Health Organization (WHO) memberikan klasifikasi usia
lanjut sebagai berikut.
a. Usia pertengahan (middle age) : 45–59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : 60–74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) : 75–90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
Menjadi tua adalah sebuah proses yang pasti terjadi, bahkan setiap orang ingin bisa hidup sampai
tua, tetapi adanya perubahan struktur dan fungsi tubuh sering menimbulkan berbagai masalah
dalam kehidupan, termasuk masalah kejiwaan.
Tahap ini dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan
meninggal. Tugas utama pada tahap ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang
memuaskan. Usia lanjut lebih beradaptasi tinggal dirumah sendiri daripada tinggal bersama
anaknya.
- Intimasi vs. isolasi (dewasa muda), nilai moral Cinta, ugas : Membina hubungan
orang dewasa, cinta, dan kasih sayang yang bermakna dengan orang lain
- Generativitas vs. stagnasi (dewasa), nlai moral Kepedulian, tugas : Bersikap
kreatif dan produktif, membangun generasi menengah) selanjutnya
- Integritas ego vs. putus asa(lansia), nilai moral Kebijaksanaan, tugas : Menerima
tanggung jawab diri dan kehidupan (maturitas)
a.Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung mengalami penebalan,
kelistrikan jantung mulai kurang efektif
b.Sistem respirasi : otot abdomen melemah sehingga menurunkan usaha untuk inspirasi dan
ekspirasi, daya recoil paru menurun, penebalan membran alveoli-kapiler sehingga mengganggu
pertukaran gas.
c. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis sehingga sendi menjadi
kaku, masa otot berkurang.
d. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
e. Sistem gastrointestinal : reflek menelan melemah, sekresi asam lambung menurun, peristaltik
usus menurun.
f. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing.
g. Sistem saraf : terjadi penurunan jumlah neuron di otak, masa otak berkurang.
Perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi perubahan fisik, psikologis, dan sosial.
Diawali dengan perubahan fisik, kemudian mengakibatkan perubahan psikologis dan social.
Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Kelompok Khusus dan berkembang dalam bentuk gangguan
perilaku. Gangguan perilaku merupakan area keperawatan kesehatan jiwa pada usia lanjut.
Hampir tidak ada skizofrenia terjadi di usia lanjut, kecuali sudah mengalami skizofrenia sejak
muda dan tidak sembuh sampai tua.
Tabel20.1 Perubahan pada Lansia
Fisik Psikologis
Pancaindera Paranoid
Otak Gangguan tingkah laku
Gastrointestinal Keluyuran (wondering)
Saluran kemih Sun downing
Otot dan tulang Depresi
Kardiovaskular Demensia
Endokrin, dan lain-lain Sindrom pascakekuasaan, dan lain-lain
Perubahan psikologis lansia sering terjadi karena perubahan fisik, dan mengakibatkan
berbagai masalah kesehatan jiwa di usia lanjut. Beberapa masalah psikologis lansia antara lain
sebagai berikut.
a. Paranoid
Respons perilaku yang ditunjukkan dapat berupa curiga, agresif, atau menarik diri.
Lansia selalu curiga pada orang lain, bahkan curiga pada televisi. Oleh karena lansia tidak
mendengar suara TV, tetapi melihat gambarnya tersenyum atau tertawa, maka TV dianggap
mengejek lansia. Pembantu dianggap mencuri, karena mengambil gula atau beras untuk
dimasak, padahal instruksi pembantu berasal dari majikan yang tidak diketahui lansia.
Tindakan untuk mengatasi hal ini adalah jangan mendebat, karena kita dianggap
menantang, serta jangan mengiyakan, karena dianggap kita berteman. Berikan aktivitas
sesuai kemampuan lansia, sehingga lansia tidak sempat memperhatikan apa yang dapat
menimbulkan paranoid.
b. Gangguan tingkah laku
Sifat buruk pada lansia bertambah seiring perubahan fungsi fisik. Lansia merasa
kehilangan harga diri, kehilangan peran, merasa tidak berguna, tidak berdaya, sepi, pelupa,
kurang percaya diri, dan sebagainya. Akibatnya bertambah sangat banyak sifat buruk setiap
adanya penurunan fungsi fisik.
Tindakan untuk mengatasi hal ini adalah berikan kepercayaan kepada lansia untuk
melaksanakan hobi lama sesuai kemampuannya, sehingga harga diri lansia meningkat dan
merasa tetap berguna dalam masyarakat.
c. Gangguan tidur
Lansia mengalami tidur superfisial, tidak pernah mencapai total bed sleep, merasa
tengen, setiap detik dan jam selalu terdengar, desakan mimpi buruk, serta bangun lebih cepat
dan tidak dapat tidur lagi. Lansia selalu mengeluh tidak bisa tidur. Padahal jika diamati,
kebutuhan tidur lansia tidak terganggu, hanya pola tidur yang berubah. Hal ini terjadi karena
lansia mengalami tidur superfisial, sehingga tidak pernah merasa tidur nyenyak. Misalnya,
jam 04.00 sudah bangun, lalu aktivitas beribadah, jalan-jalan, minum kopi atau susu dengan
makanan ringan, selanjutnya mengantuk dan tertidur. Waktunya sarapan bangun, beraktivitas
sebentar, mengantuk lagi, lalu tertidur. Pada siang hari, setelah makan siang tertidur lagi dan
jam 8 malam sudah tertidur. Oleh karena kebutuhan tidur sudah terpenuhi di pagi dan siang
hari, maka jam 3 pagi atau jam 4 pagi sudah bangun dan tidak dapat tidur lagi.
Tindakan untuk mengatasi hal ini adalah membuat lansia tidak tidur siang
(schedulling), sehingga malam dapat tidur lebih lama. Batasi konsumsi makanan yang
membuat mengantuk, serta cegah nonton TV yang menakutkan atau menegangkan. Obat
farmokologi tidak disarankan kecuali ada indikasi.
d. Keluyuran (wandering)
Hal ini biasanya terjadi akibat bingung dan demensia. Lansia keluar rumah dan tidak
dapat pulang, hilang, berkelana, atau menggelandang. Sebenarnya ini tidak dikehendaki oleh
lansia. Hal tersebut terjadi karena lansia tidak betah di rumah, tetapi saat keluar tidak tahu
jalan untuk pulang.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah beri tanda pengenal, cantumkan nama, nama
keluarga, dan nomor telepon, sehingga jika ditemukan masyarakat dapat menghubungi
anggota keluarga. Tingkatkan aktivitas harian, sehingga lansia tidak ingin keluar rumah.
Untuk penyegaran, dampingi saat keluar rumah (tapi yang sejalur) dan setelah hafal, boleh
jalan sendiri. Pagar di kunci apabila ditinggal oleh pendamping.
e. Sun downing
Lansia mengalami kecemasan meningkat saat menjelang malam (di rumah), terus
mengeluh, agitasi, gelisah, atau teriak ketakutan. Jika di panti, hal tersebut dapat
memengaruhi lansia yang lain. Keadaan ini terjadi karena lansia gelisah pada saat malam.
Pada zaman dahulu, belum ada listrik, sehingga saat menjelang malam, kecemasan lansia
meningkat. Oleh karenanya, semua anak dan cucunya dicari dan disuruh pulang, semua
hewan peliharaan harus sudah ada di kandang, serta semua anggota keluarga harus sudah di
dalam rumah. Semua itu terjadi karena kekhawatiran dengan gelapnya malam.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah berikan orientasi realitas, aktivitas menjelang
maghrib, dan penerangan yang cukup.
f. Depresi
Ada banyak jenis depresi yang terjadi pada lansia, di antaranya depresi terselubung,
keluhan fisik menonjol, berkonsultasi dengan banyak dokter (umum/spesialis), merasa lebih
pusing, nyeri, dan sebagainya. Depresi sering dialami oleh lansia muda wanita karena
terjadinya menopause. Apabila lansia muda wanita tidak siap menghadapi menopause, maka
depresi sangat menonjol akan dialami. Namun, bagi yang siap menghadapi menopause akan
merasa lebih bahagia karena dapat beribadah sepanjang waktu tanpa harus cuti haid. Pada
lansia pria, penyebab depresi terutama karena sindrom pascakekuasaan (postpower
syndrom). Lansia mulai berkurang penghasilan, teman, dan harga diri.
Tanda yang sering muncul adalah tidur (sleep) meningkat, ketertarikan (interest)
menurun, rasa bersalah (guilty) meningkat, energi (energy) menurun, konsentrasi
(concentration) menurun, nafsu makan (appetite) menurun, psikomotor (psycomotor)
menurun, bunuh diri (suicide) meningkat—SIGECAPS.
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan penyebab yang ditemukan. Selain itu,
tingkatkan harga diri lansia, serta yakinkan bahwa lansia masih tetap dihargai dalam keluarga
dan tetap bermanfaat bagi masyarakat.
g. Demensia
Demensia adalah suatu sindrom gejala gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel,
seperti daya ingat, daya pikir, daya tangkap, orientasi, berhitung, berbahasa, dan fungsi nilai
sebagai akibat dari gangguan fungsi otak. Demensia banyak jenisnya yang bergantung pada
penyebab dan gejala yang timbul, di antaranya demensia, multiinfark demensia, alzheimer,
atau bahkan retardasi mental.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah berikan aktivitas sesuai kemampuan dan
kolaborasi pengobatan dengan farmakologis.
Hidup sampai tua adalah harapan setiap orang, tetapi ketika sudah tua akan banyak
perubahan yang terjadi dan tidak mungkin dihindari, seperti menurunnya fungsi organ tubuh dan
menjadi sarang penyakit. Oleh karena itu, penanganan terhadap berbagai masalah yang terjadi
pada lansia harus dilakukan secara holistik, sepanjang hidup (long live), dan jangka panjang
(long term). Orang tua adalah orang yang telah menjadikan kita terhormat, maka hormatilah
mereka. Berikan bantuan dan perawatan sampai kapan pun beliau membutuhkan. Pengorbanan
orang tua jauh lebih besar dibanding bantuan yang akan kita berikan. Menghormati orang yang
sudah meninggal adalah baik, tetapi jauh lebih baik menghormati yang masih hidup. Jangan
sampai menyesal karena kurang pernghargaan kepada orang tua, sehingga beliau wafat. Oleh
karena akan kurang bermakna jika memberikan pernghargaan ketika beliau sudah wafat.
Orang tua adalah orang yang telah menjadikan kita terhormat, maka hormatilah
mereka.
2.1 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau kekuatan
menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah Tinggi
(hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan,
Tensi artinyatekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkankenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia
55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg (millimeter air
raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah angka
yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu jantung sedang menguncup atau sedang
melakukan kontraksi. Diastolik adalah angka yang terendah pada waktu jantung mengembang
berada di dalam akhir relaksasi.
Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan tekanan
diastolik 80 mmHg.Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh :
a. Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan darah ke
dalam batang pembuluh nadi.
b. Tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah.
c. Saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus.
Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan dan
dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.
Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke atas dianggap tidak
normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal tersebut kurang tepat. Sebab data
statistik menunjukkan bahwa orang dengan tekanan darah rendah mempunyai umur yang sama
dengan yang disebut normal. Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah agar normal dan
anggapan bahwa semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak menjadi masalah,
adalah anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik orang tua yang tekanan
darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan stroke rendah. Periksa tekanan
darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap kali ke dokter/ fasilitas kesehatan.
Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :
a. Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak diketahui dengan pasti.
Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan.
b. Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari penyakit lain
misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem hormon.
WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada organ tubuh lain,
yaitu :
a. Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain.
b. Hipertensi dengan pembesaran jantung.
c. Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung.
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).
Gejala-gejala hipertensi, antara lain :
a. Sebagian besar tidak ada gejala.
b. Sakit pada bagian belakang kepala.
c. Leher terasa kaku.
d. Kelelahan.
e. Mual.
f. Sesak napas.
g. Gelisah.
h. Muntah.
i. Mudah tersinggung.
j. Sukar tidur.
k. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal
Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering juga
seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur, ketika
diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satu-satunya cara
untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi dengan
cara :
a. Memeriksa tekanan darah secara teratur.
b. Menjaga berat badan ideal.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Jangan merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Hidup secara teratur.
g. Mengurangi stress.
h. Jangan terburu-buru.
i. Menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer :
• Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
• Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk
mengurangi berat badan.
• Kurangi konsumsi alkohol.
• Konsumsi minyak ikan.
• Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium
juga cukup membantu.
Pencegahan Sekunder
• Pola makanam yamg sehat.
• Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
• Fisik aktif.
• Mengurangi Akohol intake.
• Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
• Pengontrolan darah secara rutin.
• Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.
a) Definisi
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Selain
osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk
indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk
dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat
timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian (Wijayakusuma, 2006).
Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari
daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian
senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan (Sustrani,
2004).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah
ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah- buahan juga terdapat purin. Purin juga
dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit
tertentu (Hidayat, 2007)
b) Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes melitus, hipertensi, gangguan
ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hyperuricemia
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
seperti : aspirin, diuretik, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid, dan
etambutol
- Pembentukan asam urat berlebih :
- Gout primer disebabkan sistensi langsung yang bertambah
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena
penyait lain seperti leukemia
- Kurang asam urat melalui ginjal
- Gout primer terjadi karena ekskresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat
c) Manifestasi Klinis
Pada manifestasi sindrom gout mencakup atritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang menumpuk dalam
jaringan artikuler, jaringan oseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan
ginjal) dan pembentukkan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit
gout yang dikenal : hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan
gout tofeseus yang kronik (Enggram, 1998).
Kasus
Keluarga Lansia
Bpk. S (70 Tahun) sudah tinggal bersama keluarga anaknya (Bpk. A) selama 5 tahun
setelah di tinggal wafat oleh istrinya. Anaknya dan menantunya adalah pekerja dan mempunyai 1
orang anak. Sehari hari Bpk. S tidak bekerja, kadang-kadang ikut pengajian dan poswindu. Hasil
pemeriksaan fisik pada Bpk. S diperoleh mata cekung, konjungtiva anemis, mukosa mulut
kering, dan turgor kulit kering. Keluarga Bpk. A bersuku sunda, bangsa Indonesia, Bahasa yang
sering digunakan didalam rumah bahasa sunda jika, diluar rumah bahasa Indonesia kebiasaan
yang terkait kesehatan Bpk .S suka makan Ikan Asin. Kakek S sering menghadiri kegiatan
keagamaan pengajian, kegiatan yang lainnya poswindu. Keluarga ini menggunakan jasa
pelayanan kesehatan BPJS. Keluarga dari Bpk. A beragam islam. Pendapatan dari seluruh
anggota yang bekerja Rp 4.000.000. Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal,
selalu makan ikan asin. Untuk menghilangkan nyeri pada kepala, beliau suka minum obat
amlodipine 10 mg yang di resepkan dari dokter tapi ketika habis minum obat warung (Panadol) 2
tablet sekaligus, Beliau ingin sembuh dari sakit yang di alaminya saat ini namun belum tahu cara
mengenai tekanan darah tinggi dan belum tahu alternatif pengobatan. Dilakukan pemeriksaan TD
: 160/ 100 mmHg, Kakek S terlihat lesu, CRT > 4 detik, Nadi 100 x/menit, suhu 37°C, RR 20
x/menit.
Ibu M suka makanan lalapan seperti kacang-kacangan, kemangi, kol. Suka dengan
makanan sawi, bayam, jika asam uratnya kumat hanya minum obat resep dari dokter, hanya baru
berobat 2 kali jika obatnya habis ia tidak melanjutkan karena merasa tidak perlu di tangani dapat
sembuh dengan sendirinya, Ibu M mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian
tumit, dan mempunya riwayat kadar asam urat tinggi, berat badannya 58 kg. Dilakukan
pemeriksaan Ibu M tampak susah bejalan ketika nyeri muncul, asam urat >6, TD 120/80 mmHg,
Nadi 65 x/menit, suhu 37°C, RR 19 x/menit. Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
Kakek S dan Ibu M adalah puskesmas. Di keluarga besar Ibu M memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Kakek Sigit Seto memiliki tekanan darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Jika ada anggota
keluarga yang sakit keluarga langsung membawa ke klinik terdekat. Rumah keluarga Bpk. A
berada di pinggir jalan. Keluarga Bpk. A hidup menetap dalam satu tempat dan tidak pernah
pindah-pindah tempat tinggal, sudah 26 tahun.
Kakek S sering menghadiri pengajian dan mengikuti poswindu. Keluarga Bpk. A
merasakan manfaatnya keluarga mengatakan lebih dapat berinteraksi dengan masyarakat,
banyaknya teman, bertambahnya wawasan dari kegiatan-kegiatan tersebut. Keluarga Bpk. A
Khususnya Kakek S mengatakan pengertian hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Keluarga
Bpk. A Khususnya Ibu M mengatakan pengertian asam urat nyeri pada sendi-sendi Keluarga
Bpk. A Khususnya Kakek S mengatakan tanda gejala hipertensi pusing. Keluarga Bpk. A
Khususnya Ibu M mengatakan tanda dan gejala asam urat sakit pada sendi. Keluarga Bpk. A
Khususnya Kakek S tidak mengetahui penyebab dari tekanan darah tinggi. Keluarga Bpk. A
Khususnya Ibu S mengatakan penyebab asam urat tidak mengetahui. Keluarga Bpk. A
Khususnya Kakek S mengetahui penyakit yang di deritanya dan kakek S ingin sembuh dari sakit
yang di alaminya saat ini yaitu tekanan darah tinggi. Keluarga Bpk. A Khususnya Ibu S
mengetahui penyakit yang di deritanya jika obatnya abis ia tidak melanjutkan karena merasa
tidak perlu di tangani dapat sembuh dengan sendirinya. Keluarga Bpk. A khususnya Kakek S
mengetahui penyakitnya dan tidak pasrah dengan penyakitnya karena ingin sembuh. Keluarga
Bpk. A khususnya Ibu S mengetahui penyakitnya tetapi merasa cuek dengan penyakitnya Ibu S
mengatakan dapat sembuh sendiri.
Keluarga Bpk. A khususnya Kakek S tidak tahu akibat tindakan penyakit selanjutnya dan
Ibu S juga tidak mengetahui akibat lanjut dari penyakitnya. Keluarga Bpk. A khususnya Kakek S
yang dirasakan mengatakan sering pusing, pundaknya terasa pegal, menghilangkan nyeri pada
kepala suka minum obat amlodipine 10 mg yang di resepkan dari dokter tapi ketika habis minum
obat warung (Panadol) 2 tablet sekaligus. Keluarga Bpk. A khususnya Ibu S yang dirasakan
mengatakan mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian tumit, dan mempunya
riwayat kadar asam urat tinggi. Sikap keluarga terhadap penyakit keluarga Bapak A mengatakan
punya keinginan untuk sembuh tapi untuk Ibu S mengatakan dapat sembuh sendiri. Keluarga Bp.
A sering masak di rumah, pola tidur teratur, tetapi anaknya sita wulan mengatakan suka
begadang, Ibu. S suka makan lalapan seperti kol, sawi, kacang-kacangan, bayam. Kakek S ini
suka dengan makan ikan asin. Pengetahuan keluarga Bp. A tentang fasilitas kesehatan ketika
sakit pergi ke puskesmas dan ke rumah sakit. Keluarga dari Bp. A mengepel setiap pagi dan
anggota keluarga Bp. S membagi tugas dalam pembagian kebersihan rumah. Keluarga Bp. A
kompak untuk upaya pencegahan penyakitnya dengan cara membersihkan sekitar rumahnya.
Membuang sampahnya pada tempat sampah yang terbuat dari plastik. Keluarga Bp. S
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumah yaitu puskesmas bisa
dilakukan dengan berjalan kaki karena letaknya yang dekat dengan rumah. Keluarga Bp. S
mendapatkan keuntungan dari fasilitas kesehatan di puskesmas jika ada sakit yang lebih berat
bisa langsung di rujuk ke rumah sakit, dapat mengatasi sakitnya. Pengalaman keluarga Bp. S
mengatakan pelayanan dari petugas kesehatan masih kurang efektif dan jutek.
PENGKAJIAN TAHAP 1
1. Data Umum
a. Nama KK : Bp. A
Tanggal lahir : 30 Januari 1980
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan Manggis no. 19 RT 02 RW 07 Kelurahan
Pasir Gunung Selatan Kecamatan Cimanggis.
b. Komposisi keluarga
Hub dg TTL/ Status Imunisasi
Nama JK Pekerjaan Pendidikan
KK Usia BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Bp. S L Kakek 70 th - SMP
Kepala
Bp. A L 46 th Buruh SMA
Keluarga
Tukang
Ibu M P Istri 45 th SMP
cuci
An. S P Anak 20 th - SMK
Genogram
xx
Kakek S
(70)
An. S (12)
Keterangan :
x : Meninggal
c. Tipe Keluarga
Keluarga Bp. A termasuk keluarga Besar karena terdiri dari Kakek, suami, istri, dan
seorang anak.
d. Suku Bangsa
Bp. A dan Ibu M bersuku Sunda, Keluarga Bp. A sehari-harinya dirumah mengunakan
bahasa sunda, tetapi jika diluar rumah bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga Bp.
A adalah bahasa Indonesia. Menurut Ny. H tidak ada budaya atau kebiasaan dalam
keluarganya sehari-hari sekarang ini yang bertentangan dengan kesehatan.
e. Agama
Semua anggota keluarga Bp. A beragama Islam. Bp. A dan Ibu M rutin beribadah solat
5 waktu dan mengajarkan anaknya solat 5 waktu juga. Kakek S sering menghadiri
kegiatan keagamaan yaitu pengajian, dan kegiatan yang lainnya yaitu poswindu.
Keluarga Bpk. A pun sangat merasakan manfaatnya, keluarga mengatakan lebih dapat
berinteraksi dengan masyarakat, banyaknya teman, dan bertambahnya wawasan dari
kegiatan-kegiatan tersebut.
f. Status social ekonomi
Tn. A seorang buruh serabutan dan Ibu. M seorang tukang cuci, penghasilan keduanya
jika ditotal sebanyak 4.000.000. Selama ini menurut keluarga kehidupannya dalam
rentang biasa saja atau masih berkecukupan untuk makan sehari-hari walaupun sulit
untuk menabung. Pengeluaran tiap bulannya selalu diberikan kepada Ny. M untuk
memenuhi kebutuhan setiap bulan seperti kebutuhan makan sehari-hari, uang jajan
anaknya, kebutuhan untuk bayar listrik, dsb. Saat ini keluarga tidak ada tanggungan
utang.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga biasanya menonton tv dan bermain game di handphone. An. S juga sering
berkumpul dengan teman-temannya.
2. Riwayat dan Tugas Perkembangan Keluarga
a. Tugas perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A mempunyai 1 orang anak yang berusia 20 tahun, maka keluarga
Tn. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan anak usia remaja belum terpenuhi. Keluarga belum
mempertahankan hubungan yang baik dengan keluarga, keluarga belum
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
c. Riwayat keluarga inti
Bp A menikah dengan Ibu M sejak tahun lalu dan sudah dikaruniai 1 anak. Di
keluarga besar Ibu M memiliki riwayat penyakit hipertensi. Kakek S memiliki tekanan
darah tinggi sejak 10 tahun lalu, dan ibu M memiliki riwayat Kadar asam urat tinggi.
Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal, selalu makan ikan asin. Ibu
M mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian tumit. Ibu M suka
makanan lalapan seperti kacang-kacangan, kemangi, kol, bayam. Anak dari Bp A
mendapatkan imunisasi yang lengkap. An. S mengatakan bahwa ia suka begadang.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan Kakek S dan Ibu M adalah puskesmas.
Jika ada anggota keluarga Bp. A yang sakit keluarga langsung membawa ke klinik
terdekat.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu Tn. A sudah meninggal sejak beberapa tahun lalu. Sementara orangtua Ny. M
meninggal sejak Ny. M masih kecil. Tidak ada riwayat penyakit keturunan dari
keluarga.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah (sertakan denah rumah)
Rumah keluarga Bpk. A berada di pinggir jalan. Keluarga Bpk. A hidup menetap
dalam satu tempat dan tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal, sudah 26
tahun.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Kakek S sering menghadiri pengajian dan mengikuti poswindu. Keluarga Bpk. A
merasakan manfaatnya keluarga mengatakan lebih dapat berinteraksi dengan
masyarakat, banyaknya teman, bertambahnya wawasan dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
c. Mobilitas geografis keluarga
Semenjak berkeluarga, Tn. A dan keluarga tinggal di rumah peninggalan orang
tuanya yang masih ia tempati sampai saat ini.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kakek S sering menghadiri pengajian dan mengikuti poswindu. Keluarga Bpk. A
merasakan manfaatnya keluarga mengatakan lebih dapat berinteraksi dengan
masyarakat, banyaknya teman, bertambahnya wawasan dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
e. Jaringan/social support keluarga
Keluarga dari Bp. A mengepel setiap pagi dan anggota keluarga Bp. S membagi
tugas dalam pembagian kebersihan rumah. Keluarga Bp. A kompak untuk upaya
pencegahan penyakitnya dengan cara membersihkan sekitar rumahnya.
Membuang sampahnya pada tempat sampah yang terbuat dari plastik.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang diterapkan yaitu terbuka dan langsung, setiap anggota keluarga
dapat mengemukakan pendapatnya, namun pembuat keputusan dalam keluarga
didominasi oleh Bp. A, yang sebelumnya didiskusikan terlebih dahulu dengan Ibu M.
b. Struktur kekuatan keluarga
Bp. A adalah sumber kekuatan yang utama, yang menanggung semua biaya kehidupan
keluarga. Dalam mengontrol perilaku anaknya saat ini adalah Ibu M dengan memberikan
nasehat bila anaknya berperilaku kurang baik. Yang berperan mengambil keputusan
dalam setiap masalah adalah Bp. A dan Ibu M.
c. Struktur peran
Bp. A berperan sebagai ayah, kepala keluarga, pencari nafkah, pendidik dan pelindung
bagi anggota keluarganya, Bp. A juga membantu Ibu M dalam mengasuh anak, namun
Ibu M lebih banyak berperan sebagai pengontrol perkembangan anaknya. Ibu M adalah
sebagai ibu, pengatur rumah tangga, pendidik dan pengasuh anaknya, bertanggung jawab
atas rumah tangganya. An. N berperan sebagai seorang anak. Kakek S Berperan sebagai
seorang kakek dan berperan juga sebagai orang tua dari Bp A dan Ibu M.
d. Nilai dan norma
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti menjalankan
sholat 5 waktu, walau sesibuk atau dimanapun berada harus dijalankan, puasa bulan
Ramadhan dalam kondisi apapun wajib menjalankannya kecuali sakit berat. Nilai-nilai
agama yang dianut oleh keluarga selama ini mengajarkan anak untuk berdoa setiap kali
beraktivitas.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif keluarga (kedekatan, penghargaan, ikatan danpengenalan)
Hubungan Ibu. M dan Tn. A baik dan hubungan Ibu. M dengan An. S kurang baik,
karena Ibu. M tidak suka jika anaknya pengangguran dan malas-malasan dirumah.
b. Fungsi sosialisasi
hubungan dengan tetangga baik, Tn. S sering mengikuti pengajian dan poswindu di
lingkungan sekitarnya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
- Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal, selalu makan ikan asin.
Untuk menghilangkan nyeri pada kepala, beliau suka minum obat amlodipine 10
mg yang di resepkan dari dokter tapi ketika habis minum obat warung (Panadol) 2
tablet sekaligus, Beliau ingin sembuh dari sakit yang di alaminya saat ini namun
belum tahu cara mengenai tekanan darah tinggi dan belum tahu alternatif
pengobatan. Dilakukan pemeriksaan TD : 160/ 100 mmHg, Kakek S terlihat lesu,
CRT > 4 detik, Nadi 100 x/menit, suhu 37°C, RR 20 x/menit.
- Ibu M suka makanan lalapan seperti kacang-kacangan, kemangi, kol. Suka dengan
makanan sawi, bayam, jika asam uratnya kumat hanya minum obat resep dari dokter,
hanya baru berobat 2 kali jika obatnya habis ia tidak melanjutkan karena merasa tidak
perlu di tangani dapat sembuh dengan sendirinya, Ibu M mengalami sakit pada kaki
bagian tengah dan pada bagian tumit, dan mempunya riwayat kadar asam urat tinggi,
berat badannya 58 kg. Dilakukan pemeriksaan Ibu M tampak susah bejalan ketika nyeri
muncul, asam urat >6, TD 120/80 mmHg, Nadi 65 x/menit, suhu 37°C, RR 19 x/menit.
d. fungsi reproduksi
Keluarga Tn. F dikaruniai seorang anak Perempuan.
e. Fungsi Ekonomi
keluarga Tn. A total penghasilannya 4.000.000 per bulan.
7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar permasalahan kesehatan yang ada didalam keluarga dapat teratasi, dan
keluarga juga berharap agar anaknya dapat segera mendapatkan pekerjaan supaya bisa
membantu ekonomi keluarga serta supaya anaknya bisa meneruskan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
8. Pemeriksaan Fisik
Komponen Kakek S Ny. M Bpk A An. S
Keadaan TD : 160/ 100 Ibu M tampak - -
umum mmHg, CRT > 4 susah bejalan
detik, Nadi 100 ketika nyeri
x/menit, suhu muncul, asam urat
37°C, RR 20 >6, TD 120/80
x/menit mmHg, Nadi 65
x/menit, suhu
37°C, RR 19
x/menit. BB 58 kg
Keluhan Kakek S Ibu M mengatakan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
mengatakan sakit pada kaki
mengeluh sering bagian tengah dan
pusing, pundaknya pada bagian tumit,
terasa pegal, selalu dan mempunyai
makan ikan asin riwayat kadar asam
urat tinggi.
Mata Anemis, terdapat Tidak Anemis, Tidak Anemis, Tidak Anemis,
warna putih keruh terdapat warna terdapat warna terdapat warna
pada sekitar sclera putih keruh pada putih keruh pada putih keruh pada
pada mata sebelah sekitar sclera pada sekitar sclera pada sekitar sclera pada
kanan. mata sebelah mata sebelah mata sebelah
kanantapi masih kanan. kanan.
sering berkedut.
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
mulut kering,tidak mulut lembab,tida mulut lembab,tidak mulut lembab,tidak
terdapat k terdapat terdapat terdapat
perdarahan pada perdarahan pada perdarahan pada perdarahan pada
gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
sariawan sariawan, mulut sariawan sariawan
saat bicara masih
sering mencong
kekiri
Ekstremitas Bagian Bagian Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ekstremitas kiri Ekstremitas kiri
atas dan bawah atas dan bawah
dapat berjalan dapat berjalan
tetapi agak lemah tetapi agak lemah
Lab - Kadar asam urat ---------- ----------
> 6 mg/dl
PENGKAJIAN TAHAP II
1. Mengenal Masalah
Masalah Kesehatan Keluarga : Hipertensi
APA YANG BAPAK/IBU KETAHUI TENTANG MASALAH DAN TANDA GEJALA
PENDUKUNG MASALAH?
Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal
PENGERTIAN
Kakek S mengatakan pengertian hipertensi adalah tekanan darah tinggi.
PENYEBAB
Kakek S mengatakan tidak mengetahui penyebab dari tekanan darah tinggi
AKIBAT
Kakek S masih tidak mengetahui penyebab pasti tekanan darah tinggi sehingga kakek S
masih sering makan ikan asin dan tekanan darahnya tinggi.
IDENTIFIKASI TINGKAT KESERIUSAN MASALAH PADA KELUARGA.
Kakek S mengatakan untuk menghilangkan nyeri kepala dia meminum amplodipin 10mg
dengan resep dokter tetapi jika habis Kakek S membeli obat warung Panadol 2 tablet
sekaligus, beliau ingin sembuh tetapi belum tahu cara mengenai tekanan darah tinggi dan
belum tahu pengobatan alternatifnya.
Masalah Kesehatan Keluarga : ASAM URAT
APA YANG BAPAK/IBU KETAHUI TENTANG MASALAH DAN TANDA GEJALA
PENDUKUNG MASALAH?
Ibu M mengatakan mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian tumit dan
mempunyai kadar asam urat yang kadang tinggi.
PENYEBAB
Ibu M mengatakan tidak mengetahui penyebab pastiasam uratnya.
AKIBAT
Ibu M masih tidak mengetahui penyebab pasti asam urat sehingga masih mengkonsumsi
lalapan dan asam urat sering timbul.
IDENTIFIKASI TINGKAT KESERIUSAN MASALAH PADA KELUARGA.
Ibu M mengatakan mengetahui penyakit yang di deritanya jika obatnya habis dia tidak
melanjutkan karena merasa tidak perlu ditangani karena bisa sembuh dengan sendirinya.
1. Analisa data
2. Skoring
A. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada keluarga Bpk. A
khususnya Kakek S
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Keluarga Bpk.A khususnya
aktual Kakes S mengatakan sering
pusing,pundaknya terasa pegal,
untuk menghilangkan nyeripda
kepalanya, kakek S
mengkonsumsi obat
amplofipine 10 mg yang
diresepkan dari dokter tapi
ketika obatnya habis kakek S
minum obat warung (panadol) 2
tablet sekaligus. Dilakukan
pemeriksaan TD: 160/100
mmHg. Kakek S terlihat lesu,
CRT> 4 detik, nadi 100x/mnt,
suhu 37 C, RR 20x/mnt
Kemungknan ½x2 1 Kakek S mengatakan pengertian
masalah dapat hipertensi adalah tekanan darah
diubah : tinggi, tanda gejala hipertensi
sebagian pusing, tetapi kakek S tidak
mengetahui penyebab dari
tekanan darah tinggi. Kakek S
suka makan ikan asin.
Pengetahuan keluarga Bpk A
tentang fasilitas kesehatan
ketika sakit pergi ke puskesmas
dan ke RS
Jika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga langsung
membawa ke klinik terdekat
Potensial 2/3 x 1 2/3 Keluarga Bpk A khususnya
untuk kakek S mengetahui penyakit
dicegah : yang dideritanya yaitu tekanan
cukup darah tinggi sejak 10 tahun
yang lalu namun belum tahu
cara alternatif pengobatan.
Menonjolnya 2/2 x 1 1 Kakek S mengatakan
masalah : menghilangkan nyeri kepala
segera suka minum obat amplodipine
ditangani yang diresepkan dari dokter tapi
ketika obatnya habis kakek S
minum obat warung (panadol) 2
tablet sekaligus
3. Prioritas Masalah
a. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada keluarga Bpk. A khususnya Kakek S
b. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Keluarga Bpk. A khususnya Ibu. M
c. Nyeri Kronis pada keluarga Bpk. A khususnya Ibu. M
Intervensi