Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keluarga akan berbeda satu dengan yang lainnya hal ini bergantung kepada
orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Ada
beberapa pengertian keluarga yang merlu diketahui oleh mahasiswa. Menurut Duval
(1972) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota
keluarga.
Usia lanjut adalah seseorang yang usianya sudah tua yang merupakan tahap lanjut
dari suatu proses kehidupan. Ada berbagai kriteria umur bagi seseorang yang dikatakan
tua. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau
kekuatan menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah
Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya
Berlebihan, Tensi artinyatekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem
peredaran darah yang menyebabkankenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis).
Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang
menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena
asam urat (uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui
urin. Pada kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam
persendian (Wijayakusuma, 2006).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Konsep Lansia?


2. Bagaimana Konsep Lansia dengan Hipertensi?
3. Bagaimanakah Konsep lansia dengan Asam Urat?
4. Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui bagaimana Konsep Lansia


2. Mengetahui bagaimana Konsep lansia dengan penyakit Hipertensi
3. Mengetahui bagaimana Konsep lansia dengan penyakit asam urat
4. Mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
I. KONSEP LANSIA

1. PENGERTIAN USIA LANJUT

Usia lanjut adalah seseorang yang usianya sudah tua yang merupakan tahap lanjut dari
suatu proses kehidupan. Ada berbagai kriteria umur bagi seseorang yang dikatakan tua. Menurut
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas. World Health Organization (WHO) memberikan klasifikasi usia
lanjut sebagai berikut.
a. Usia pertengahan (middle age) : 45–59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) : 60–74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) : 75–90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun
Menjadi tua adalah sebuah proses yang pasti terjadi, bahkan setiap orang ingin bisa hidup sampai
tua, tetapi adanya perubahan struktur dan fungsi tubuh sering menimbulkan berbagai masalah
dalam kehidupan, termasuk masalah kejiwaan.

Tahap ini dimulai saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan
meninggal. Tugas utama pada tahap ini adalah mempertahankan penataan kehidupan yang
memuaskan. Usia lanjut lebih beradaptasi tinggal dirumah sendiri daripada tinggal bersama
anaknya.

2. TAHAP PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MENURUT ERIKSON

- Intimasi vs. isolasi (dewasa muda), nilai moral Cinta, ugas : Membina hubungan
orang dewasa, cinta, dan kasih sayang yang bermakna dengan orang lain
- Generativitas vs. stagnasi (dewasa), nlai moral Kepedulian, tugas : Bersikap
kreatif dan produktif, membangun generasi menengah) selanjutnya
- Integritas ego vs. putus asa(lansia), nilai moral Kebijaksanaan, tugas : Menerima
tanggung jawab diri dan kehidupan (maturitas)

3. KARAKTERISTIK LANSIA(Dewi, 2014)

- Berusia > 60 tahun.


- Kebutuhan dan masalah sangat bervariasi dari rentang sehat hingga sakit, dari
kebutuhan biologis hingga spiritual, serta dari koping yang adaptif hingga
maladaptif.
- Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

4.TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA (Dewi, 2014)

- Mempersiapkan diri dengan adanya penurunan kondisi.


- Mempersiapkan diri untuk pensiun.
- Membina hubungan yang baik dengan orang seusianya.
- Mempersiapkan kehidupan baru.
- Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan.
- Mempertahankanpengaturanhidupyangmemuaskan
- Menyesuaikanterhadappendapatanyangmenurun
- Mempertahankanhubunganperkawinan
- Mempertahankanikatankeluargaanatargenerasi

5. PERUBAHAN FISIK LANSIA (Dewi, 2014)

a.Sistem kardiovaskuler : kekuatan otot jantung menurun, katup jantung mengalami penebalan,
kelistrikan jantung mulai kurang efektif
b.Sistem respirasi : otot abdomen melemah sehingga menurunkan usaha untuk inspirasi dan
ekspirasi, daya recoil paru menurun, penebalan membran alveoli-kapiler sehingga mengganggu
pertukaran gas.
c. Sistem muskuloskeletal : penurunan masa tulang, kartilago menipis sehingga sendi menjadi
kaku, masa otot berkurang.
d. Sistem integumen : elastisitas kulit menurun, kulit menipis.
e. Sistem gastrointestinal : reflek menelan melemah, sekresi asam lambung menurun, peristaltik
usus menurun.
f. Sistem urinaria : penurunan kapasitas kandung kemih, sering kencing.
g. Sistem saraf : terjadi penurunan jumlah neuron di otak, masa otak berkurang.

6. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA

Perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi perubahan fisik, psikologis, dan sosial.
Diawali dengan perubahan fisik, kemudian mengakibatkan perubahan psikologis dan social.
Keperawatan Kesehatan Jiwa pada Kelompok Khusus dan berkembang dalam bentuk gangguan
perilaku. Gangguan perilaku merupakan area keperawatan kesehatan jiwa pada usia lanjut.
Hampir tidak ada skizofrenia terjadi di usia lanjut, kecuali sudah mengalami skizofrenia sejak
muda dan tidak sembuh sampai tua.
Tabel20.1 Perubahan pada Lansia

Fisik Psikologis
Pancaindera Paranoid
Otak Gangguan tingkah laku
Gastrointestinal Keluyuran (wondering)
Saluran kemih Sun downing
Otot dan tulang Depresi
Kardiovaskular Demensia
Endokrin, dan lain-lain Sindrom pascakekuasaan, dan lain-lain

7. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

Perubahan psikologis lansia sering terjadi karena perubahan fisik, dan mengakibatkan
berbagai masalah kesehatan jiwa di usia lanjut. Beberapa masalah psikologis lansia antara lain
sebagai berikut.

a. Paranoid
Respons perilaku yang ditunjukkan dapat berupa curiga, agresif, atau menarik diri.
Lansia selalu curiga pada orang lain, bahkan curiga pada televisi. Oleh karena lansia tidak
mendengar suara TV, tetapi melihat gambarnya tersenyum atau tertawa, maka TV dianggap
mengejek lansia. Pembantu dianggap mencuri, karena mengambil gula atau beras untuk
dimasak, padahal instruksi pembantu berasal dari majikan yang tidak diketahui lansia.
Tindakan untuk mengatasi hal ini adalah jangan mendebat, karena kita dianggap
menantang, serta jangan mengiyakan, karena dianggap kita berteman. Berikan aktivitas
sesuai kemampuan lansia, sehingga lansia tidak sempat memperhatikan apa yang dapat
menimbulkan paranoid.
b. Gangguan tingkah laku
Sifat buruk pada lansia bertambah seiring perubahan fungsi fisik. Lansia merasa
kehilangan harga diri, kehilangan peran, merasa tidak berguna, tidak berdaya, sepi, pelupa,
kurang percaya diri, dan sebagainya. Akibatnya bertambah sangat banyak sifat buruk setiap
adanya penurunan fungsi fisik.
Tindakan untuk mengatasi hal ini adalah berikan kepercayaan kepada lansia untuk
melaksanakan hobi lama sesuai kemampuannya, sehingga harga diri lansia meningkat dan
merasa tetap berguna dalam masyarakat.
c. Gangguan tidur
Lansia mengalami tidur superfisial, tidak pernah mencapai total bed sleep, merasa
tengen, setiap detik dan jam selalu terdengar, desakan mimpi buruk, serta bangun lebih cepat
dan tidak dapat tidur lagi. Lansia selalu mengeluh tidak bisa tidur. Padahal jika diamati,
kebutuhan tidur lansia tidak terganggu, hanya pola tidur yang berubah. Hal ini terjadi karena
lansia mengalami tidur superfisial, sehingga tidak pernah merasa tidur nyenyak. Misalnya,
jam 04.00 sudah bangun, lalu aktivitas beribadah, jalan-jalan, minum kopi atau susu dengan
makanan ringan, selanjutnya mengantuk dan tertidur. Waktunya sarapan bangun, beraktivitas
sebentar, mengantuk lagi, lalu tertidur. Pada siang hari, setelah makan siang tertidur lagi dan
jam 8 malam sudah tertidur. Oleh karena kebutuhan tidur sudah terpenuhi di pagi dan siang
hari, maka jam 3 pagi atau jam 4 pagi sudah bangun dan tidak dapat tidur lagi.
Tindakan untuk mengatasi hal ini adalah membuat lansia tidak tidur siang
(schedulling), sehingga malam dapat tidur lebih lama. Batasi konsumsi makanan yang
membuat mengantuk, serta cegah nonton TV yang menakutkan atau menegangkan. Obat
farmokologi tidak disarankan kecuali ada indikasi.
d. Keluyuran (wandering)
Hal ini biasanya terjadi akibat bingung dan demensia. Lansia keluar rumah dan tidak
dapat pulang, hilang, berkelana, atau menggelandang. Sebenarnya ini tidak dikehendaki oleh
lansia. Hal tersebut terjadi karena lansia tidak betah di rumah, tetapi saat keluar tidak tahu
jalan untuk pulang.

Tindakan yang dapat dilakukan adalah beri tanda pengenal, cantumkan nama, nama
keluarga, dan nomor telepon, sehingga jika ditemukan masyarakat dapat menghubungi
anggota keluarga. Tingkatkan aktivitas harian, sehingga lansia tidak ingin keluar rumah.
Untuk penyegaran, dampingi saat keluar rumah (tapi yang sejalur) dan setelah hafal, boleh
jalan sendiri. Pagar di kunci apabila ditinggal oleh pendamping.
e. Sun downing
Lansia mengalami kecemasan meningkat saat menjelang malam (di rumah), terus
mengeluh, agitasi, gelisah, atau teriak ketakutan. Jika di panti, hal tersebut dapat
memengaruhi lansia yang lain. Keadaan ini terjadi karena lansia gelisah pada saat malam.
Pada zaman dahulu, belum ada listrik, sehingga saat menjelang malam, kecemasan lansia
meningkat. Oleh karenanya, semua anak dan cucunya dicari dan disuruh pulang, semua
hewan peliharaan harus sudah ada di kandang, serta semua anggota keluarga harus sudah di
dalam rumah. Semua itu terjadi karena kekhawatiran dengan gelapnya malam.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah berikan orientasi realitas, aktivitas menjelang
maghrib, dan penerangan yang cukup.
f. Depresi
Ada banyak jenis depresi yang terjadi pada lansia, di antaranya depresi terselubung,
keluhan fisik menonjol, berkonsultasi dengan banyak dokter (umum/spesialis), merasa lebih
pusing, nyeri, dan sebagainya. Depresi sering dialami oleh lansia muda wanita karena
terjadinya menopause. Apabila lansia muda wanita tidak siap menghadapi menopause, maka
depresi sangat menonjol akan dialami. Namun, bagi yang siap menghadapi menopause akan
merasa lebih bahagia karena dapat beribadah sepanjang waktu tanpa harus cuti haid. Pada
lansia pria, penyebab depresi terutama karena sindrom pascakekuasaan (postpower
syndrom). Lansia mulai berkurang penghasilan, teman, dan harga diri.
Tanda yang sering muncul adalah tidur (sleep) meningkat, ketertarikan (interest)
menurun, rasa bersalah (guilty) meningkat, energi (energy) menurun, konsentrasi
(concentration) menurun, nafsu makan (appetite) menurun, psikomotor (psycomotor)
menurun, bunuh diri (suicide) meningkat—SIGECAPS.
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan penyebab yang ditemukan. Selain itu,
tingkatkan harga diri lansia, serta yakinkan bahwa lansia masih tetap dihargai dalam keluarga
dan tetap bermanfaat bagi masyarakat.
g. Demensia
Demensia adalah suatu sindrom gejala gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel,
seperti daya ingat, daya pikir, daya tangkap, orientasi, berhitung, berbahasa, dan fungsi nilai
sebagai akibat dari gangguan fungsi otak. Demensia banyak jenisnya yang bergantung pada
penyebab dan gejala yang timbul, di antaranya demensia, multiinfark demensia, alzheimer,
atau bahkan retardasi mental.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah berikan aktivitas sesuai kemampuan dan
kolaborasi pengobatan dengan farmakologis.

h. Sindrom pascakekuasaan (postpower syndrom)


Sindrom pascakekuasaan adalah sekumpulan gejala yang timbul setelah lansia tidak
punya; kekuasaan, kedudukan, penghasilan, pekerjaan, pasangan, teman, dan sebagainya.
Beberapa faktor penyebab lansia tidak siap menghadapi pensiun adalah kepribadian yang
kurang matang, kedudukan sebelumnya terlalu tinggi dan tidak menduduki jabatan lain
setelah pensiun, proses kehilangan terlalu cepat, serta lingkungan tidak mendukung.
Alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah optimalkan masa persiapan pensiun
(MPP) selama 1 tahun, serta gaji penuh tetapi masih boleh mencari pekerjaan lain untuk
menyiapkan alih kerja. Jika lansia bukan seorang PNS, maka siapkan jaminan sosial hari tua
yang memadai ketika masih muda.
Upayakan lingkungan tetap kondusif, seperti keluarga dan anak tetap menghargai.
Usahakan kebiasaan di rumah masih tetap dilakukan, misalnya makan bersama, mengobrol
bersama, dan sebagainya. Usahakan tetap ada kedudukan di masyarakat, seperti menjadi
ketua yayasan sosial, koperasi, atau takmir masjid.

8.PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN JIWA USIA LANJUT

Hidup sampai tua adalah harapan setiap orang, tetapi ketika sudah tua akan banyak
perubahan yang terjadi dan tidak mungkin dihindari, seperti menurunnya fungsi organ tubuh dan
menjadi sarang penyakit. Oleh karena itu, penanganan terhadap berbagai masalah yang terjadi
pada lansia harus dilakukan secara holistik, sepanjang hidup (long live), dan jangka panjang
(long term). Orang tua adalah orang yang telah menjadikan kita terhormat, maka hormatilah
mereka. Berikan bantuan dan perawatan sampai kapan pun beliau membutuhkan. Pengorbanan
orang tua jauh lebih besar dibanding bantuan yang akan kita berikan. Menghormati orang yang
sudah meninggal adalah baik, tetapi jauh lebih baik menghormati yang masih hidup. Jangan
sampai menyesal karena kurang pernghargaan kepada orang tua, sehingga beliau wafat. Oleh
karena akan kurang bermakna jika memberikan pernghargaan ketika beliau sudah wafat.

Orang tua adalah orang yang telah menjadikan kita terhormat, maka hormatilah
mereka.

Penatalaksanaan secara holistik meliputi penatalaksanaan fisik, psikologis, serta sosial


yang termasuk keluarga dan lingkungan. Secara fisik, perhatikan asupan nutrisi baik secara
kuantitas maupun kualitas, serta hindari makanan pantangan yang dapat memperparah penyakit
yang diderita. Apabila harus menggunakan obat-obatan harus dimulai dari dosis rendah dan
ditinggalkan secara perlahan (start low go slow).

Secara psikologis, perhatikan kegemaran intelektual (intellectual interest), seperti


keterkaitan hobi lama dengan kesibukan baru, pekerjaan sejenis yang berguna, hindari waktu
luang, serta kesendirian dan pikiran kosong. Perhatikan peningkatan kualitas hidup, cita-cita,
tujuan hidup, makna kehidupan, dan pengembangan spiritualitas agar lansia bisa menjadi lebih
terhormat.
Lingkungan dan keluarga harus disiapkan dan harus tahu bahwa lansia banyak
mengalami perubahan, sehingga berikan aktivitas sesuai kemampuan dan hobinya. Selain itu,
jangan harap lansia untuk membantu memasak, mengasuh anak, dan sebagainya. Jangan
kucilkan lansia dan bantulah sesuai kebutuhan. Bila perlu, berikan gelang identitas. Perhatikan
desain interior rumah, dapur, serta kamar mandi diusahakan ada pegangan dinding sampai
tempat tidur dan gunakan kloset duduk. Usahakan rumah menjadi tempat yang nyaman untuk
lansia. Selain itu, perhatikan fasilitas kesehatan yang diperlukan untuk lansia.
Perhatikan penanganan masalah secara umum terkait dengan proses penuaan yang
meliputi hal berikut.
1). Penanggulangan masalah akibat perubahan fungsi tubuh.
a. Perawatan diri sehari-hari.
b. Senam atau latihan pergerakan secara teratur.
c. Pemeriksaan kesehatan secara rutin.
d. Mengikuti kegiatan yang masih mampu dilakukan.
e. Minum obat secara teratur jika sakit.
f. Memakan makanan bergizi.
g. Minum paling sedikit delapan gelas setiap hari.
2).. Penanggulangan masalah akibat perubahan psikologis.
a. Mengenal masalah yang sedang dihadapi.
b. Memiliki keyakinan dalam memandang masalah.
c. Menerima proses penuaan.
d. Memberi nasihat dan pandangan.
e. Beribadah secara teratur.
f. Terlibat dalam kegiatan sosial dan keagamaan.
g. Sabar dan tawakal.
h. Mempertahankan kehidupan seksual.
3) . Penanggulangan masalah akibat perubahan sosial/masyarakat.
a. Saling mengunjungi.
b. Memiliki pandangan atau wawasan.
c. Melakukan kegiatan rekreasi.

II. PEMBAHASAN DASAR HIPERTENSI

2.1 Definisi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi, adalah meningkatnya tekanan darah atau kekuatan
menekan darah pada dinding rongga di mana darah itu berada. Tekanan Darah Tinggi
(hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya Berlebihan,
Tensi artinyatekanan/tegangan; jadi, hipertensi adalah Gangguan sistem peredaran darah yang
menyebabkankenaikan tekanan darah diatas nilai normal.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah
juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan
lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di
waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

2.2 Mengukur Tekanan Darah

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat
jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring
tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan
sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia
55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tekanan darah ditulis dengan dua angka, dalam bilangan satuan mmHg (millimeter air
raksa) pada alat tekanan darah/ tensi meter, yaitu sistolik dan diastolik. Sistolik adalah angka
yang tertinggi ialah tekanan darah pada waktu jantung sedang menguncup atau sedang
melakukan kontraksi. Diastolik adalah angka yang terendah pada waktu jantung mengembang
berada di dalam akhir relaksasi.
Misalnya tekanan darah 120/ 80 mmHG artinya tekanan sistolik 120 dan tekanan
diastolik 80 mmHg.Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh :
a. Kekuatan kuncup jantung yang mendesak isi bilik kiri untuk memasukkan darah ke
dalam batang pembuluh nadi.
b. Tahanan dalam pembuluh nadi terhadap mengalirnya darah.
c. Saraf otonom yang terdiri dari sistem simpatikus dan para simpatikus.

Klasifikasi tekanan darah


No Klasifikasi Sistolik Diastolik
1. Optimal <120 mmHg >80 mmHg
2. Normal <130 mmHg >85 mmHg
3. Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
4. Hipertensi ringan 140-159 mmHg 90 – 99 mmHg
5. Hipertensi Sedang 160-179 mmHg 100 – 109 mmHg
6. Hipertensi berat >180 mmHg > 110 mmHg

Tekanan darah normal

Tekanan darah setiap orang bervariasi setiap hari, tergantung pada keadaan dan
dipengaruhi oleh aktivitas seseorang, jadi tekanan darah normalpun bervariasi.
Orang dewasa bila tekanan darah menunjukkan angka 140/ 90 mmHg ke atas dianggap tidak
normal. Ada anggapan tekanan darah rendah kurang baik, hal tersebut kurang tepat. Sebab data
statistik menunjukkan bahwa orang dengan tekanan darah rendah mempunyai umur yang sama
dengan yang disebut normal. Yang terbaik adalah menjaga tekanan darah agar normal dan
anggapan bahwa semakin bertambah usia tekanan darah lebih tinggi tidak menjadi masalah,
adalah anggapan yang perlu diluruskan, karena berdasarkan data statistik orang tua yang tekanan
darahnya berkisar di normal, kecenderungan mendapat gangguan stroke rendah. Periksa tekanan
darah secara teratur minimal 6 bulan sekali atau setiap kali ke dokter/ fasilitas kesehatan.
Di kenal 2 klasifikasi hipertensi (berdasarkan penyebabnya) yaitu :
a. Hipertensi primer (hipertensi idiophatik), dimana penyebabnya tidak diketahui dengan pasti.
Dikatakan juga bahwa hipertensi ini adalah dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan.
b. Hipertensi secundary, adalah hipertensi yang terjadi akibat dari penyakit dari penyakit lain
misalnya kelainan pada ginjal atau keruskanan dari sistem hormon.

WHO mengklasifikasikan hipertensi berdasarkan ada tidaknya kelainan pada organ tubuh lain,
yaitu :
a. Hipertensi tanpa kelainan pada organ tubuh lain.
b. Hipertensi dengan pembesaran jantung.
c. Hipertensi dengan kelainan pada organ lain di samping jantung.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah yaitu :


a. Hipertensi borderline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95 mmHg.
b. Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110 mmHg.
c. Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120 mmHg.
d. Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140 mmHg.

2.3 Penyebab hipertensi


Ada 2 macam hipertensi, yaitu esensial dan sekunder.
a. Hipertensi esensial adalah hipertensi yang sebagian besar tidak diketahui
penyebabnya. Ada 10-16% orang dewasa mengidap takanan darah tinggi.
b. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diketahui sebab-sebabnya. Hipertesnsi
jenis ini hanya sebagian kecil, yakni hanya sekitar 10%.

Beberapa penyebab hipertensi, antara lain :


1. Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara
yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita tekanan darah
tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi lebih
tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian
menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah tekanan darah tinggi.
2. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya usia
seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat
mengharapkan bahwa tekanan darah Anda saat muda akan sama ketika Anda bertambah
tua. Namun Anda dapat mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
3. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita hipertensi
ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
4. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah Anda,
dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat
membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Kendalikan kolesterol Anda sedini mungkin.
5. Obesitas/Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30 persen
berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan darah tinggi.
6. Stres
Faktor ini bisa dikendalikan. Stres dan kondisi emosi yang tidak stabil juga dapat
memicu tekanan darah tinggi.
7. Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan darah
menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes, serangan jantung
dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki
tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya yang akan memicu
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung dan darah.
8. Kafein
Faktor ini dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun minuman
cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
9. Alkohol
Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
10. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan
tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan darah
tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang berat jika Anda menderita tekanan darah
tinggi.

2.4 Tanda dan Gejala hipertensi

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sebenarnya tidak ada ).
Gejala-gejala hipertensi, antara lain :
a. Sebagian besar tidak ada gejala.
b. Sakit pada bagian belakang kepala.
c. Leher terasa kaku.
d. Kelelahan.
e. Mual.
f. Sesak napas.
g. Gelisah.
h. Muntah.
i. Mudah tersinggung.
j. Sukar tidur.
k. Pandangan jadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal

Keluhan tersebut tidak selalu akan dialami oleh seorang penderita hipertensi. Sering juga
seseorang dengan keluhan sakit belakang kepala, mudah tersinggung dan sukar tidur, ketika
diukur tekanan darahnya menunjukkan angka tekanan darah yang normal. Satu-satunya cara
untuk mengetahui ada tidaknya hipertensi hanya dengan mengukur tekanan darah.

2.5 Akibat-akibat hipertensi

Komplikasi/bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit hipertensi :


1. Pada mata : penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol
dapat mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur.
2. Pada jantung : jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan menyebabkan
kematian yang mendadak.
3. Pada ginjal : suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi
penumpukan produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal.
4. Pada otak : jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan pecahnya
pembuluh darah pada otak (stroke).

2.6 Pencegahan hipertensi

Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial), dapat dikurangi dengan
cara :
a. Memeriksa tekanan darah secara teratur.
b. Menjaga berat badan ideal.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Jangan merokok.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Hidup secara teratur.
g. Mengurangi stress.
h. Jangan terburu-buru.
i. Menghindari makanan berlemak.
Pencegahan Primer :
• Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
• Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas fisik untuk
mengurangi berat badan.
• Kurangi konsumsi alkohol.
• Konsumsi minyak ikan.
• Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium
juga cukup membantu.

Pencegahan Sekunder
• Pola makanam yamg sehat.
• Mengurangi garam dan natrium di diet anda.
• Fisik aktif.
• Mengurangi Akohol intake.
• Berhenti merokok.
Pencegahan Tersier
• Pengontrolan darah secara rutin.
• Olahraga dengan teratur dan di sesuaikan dengan kondisi tubuh.

2.7 Pengobatan hipertensi

Pengobatan hipertensi yang paling baik adalah :


a. Selalu mengontrol tekanan darah secara teratur dengan memeriksakan diri ke dokter.
b. Selalu minum obat teratur meskipun tanpa keluhan.
c. Mengurangi konsumsi garam.
d. Perbanyak konsumsi sayur dan buah.
e. Mematuhi nasihat dokter.
Selain obat-obatan yang diijinkan oleh dokter,ada cara lain yang tradisisonal yaitu dengan :
1. Dua buah belimbing diparut kemudian diperas airnya sehingga menjadi satu gelas
belimbing dan diminum setiap pagi.
2. Daun salam 4 lembar + 2 gelas air direbus sampai menjadi 1 gelas, minum 2 gelas/hari.
3. Makan 2 buah ketimun / hari atau dibuat jus
Cara membuat jus mentimun :
d. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
e. Dikupas kulitnya kemudian diparut
f. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
g. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore hari

III. KONSEP DASAR ASAM URAT

a) Definisi
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai (gout artritis). Selain
osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk
indonesia. Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk
dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada kondisi gout, terdapat
timbunan atau defosit kristal asam urat didalam persendian (Wijayakusuma, 2006).
Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari
daging, hati, ginjal, dan beberapa jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian
senyawa purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan (Sustrani,
2004).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang
berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat
purin ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah
ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah- buahan juga terdapat purin. Purin juga
dihasilkan dari hasil perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit
tertentu (Hidayat, 2007)
b) Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit/penimbunan kristal asam
urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam
urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :
a. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkan asam urat
berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat atau keduanya.
b. Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes melitus, hipertensi, gangguan
ginjal yang akan menyebabkan :
- Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hyperuricemia
- Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asam urat
seperti : aspirin, diuretik, levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid, dan
etambutol
- Pembentukan asam urat berlebih :
- Gout primer disebabkan sistensi langsung yang bertambah
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena
penyait lain seperti leukemia
- Kurang asam urat melalui ginjal
- Gout primer terjadi karena ekskresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat

Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :


a. Faktor dari luar Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau
faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi
dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
b. Faktor dari dalam Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses
penyimpangan metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40
tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh
penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol,
obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.

c) Manifestasi Klinis
Pada manifestasi sindrom gout mencakup atritis gout yang akut (serangan rekuren
inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang menumpuk dalam
jaringan artikuler, jaringan oseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan
ginjal) dan pembentukkan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat stadium penyakit
gout yang dikenal : hiperurisemia asimtomatik, arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan
gout tofeseus yang kronik (Enggram, 1998).

d) Jenis Asam Urat

Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :


a. Gout primer Pada gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam
urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
b. Gout sekunder Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar
purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam nukleat (asam
inti dari sel) dan termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat juga akan
meningkat apabila adanya penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisetemia), mengonsumsi
alkohol, dan penyebab lainnya adalah faktor obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis),
kadar trigiserin yang tinggi

e) Kadar Normal Asam Urat


Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan
pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita dimungkinkan
mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,5–6 mg/dl.
Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia ( Suherman, 2010).

Kasus

Keluarga Lansia
Bpk. S (70 Tahun) sudah tinggal bersama keluarga anaknya (Bpk. A) selama 5 tahun
setelah di tinggal wafat oleh istrinya. Anaknya dan menantunya adalah pekerja dan mempunyai 1
orang anak. Sehari hari Bpk. S tidak bekerja, kadang-kadang ikut pengajian dan poswindu. Hasil
pemeriksaan fisik pada Bpk. S diperoleh mata cekung, konjungtiva anemis, mukosa mulut
kering, dan turgor kulit kering. Keluarga Bpk. A bersuku sunda, bangsa Indonesia, Bahasa yang
sering digunakan didalam rumah bahasa sunda jika, diluar rumah bahasa Indonesia kebiasaan
yang terkait kesehatan Bpk .S suka makan Ikan Asin. Kakek S sering menghadiri kegiatan
keagamaan pengajian, kegiatan yang lainnya poswindu. Keluarga ini menggunakan jasa
pelayanan kesehatan BPJS. Keluarga dari Bpk. A beragam islam. Pendapatan dari seluruh
anggota yang bekerja Rp 4.000.000. Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal,
selalu makan ikan asin. Untuk menghilangkan nyeri pada kepala, beliau suka minum obat
amlodipine 10 mg yang di resepkan dari dokter tapi ketika habis minum obat warung (Panadol) 2
tablet sekaligus, Beliau ingin sembuh dari sakit yang di alaminya saat ini namun belum tahu cara
mengenai tekanan darah tinggi dan belum tahu alternatif pengobatan. Dilakukan pemeriksaan TD
: 160/ 100 mmHg, Kakek S terlihat lesu, CRT > 4 detik, Nadi 100 x/menit, suhu 37°C, RR 20
x/menit.
Ibu M suka makanan lalapan seperti kacang-kacangan, kemangi, kol. Suka dengan
makanan sawi, bayam, jika asam uratnya kumat hanya minum obat resep dari dokter, hanya baru
berobat 2 kali jika obatnya habis ia tidak melanjutkan karena merasa tidak perlu di tangani dapat
sembuh dengan sendirinya, Ibu M mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian
tumit, dan mempunya riwayat kadar asam urat tinggi, berat badannya 58 kg. Dilakukan
pemeriksaan Ibu M tampak susah bejalan ketika nyeri muncul, asam urat >6, TD 120/80 mmHg,
Nadi 65 x/menit, suhu 37°C, RR 19 x/menit. Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
Kakek S dan Ibu M adalah puskesmas. Di keluarga besar Ibu M memiliki riwayat penyakit
hipertensi. Kakek Sigit Seto memiliki tekanan darah tinggi sejak 10 tahun lalu. Jika ada anggota
keluarga yang sakit keluarga langsung membawa ke klinik terdekat. Rumah keluarga Bpk. A
berada di pinggir jalan. Keluarga Bpk. A hidup menetap dalam satu tempat dan tidak pernah
pindah-pindah tempat tinggal, sudah 26 tahun.
Kakek S sering menghadiri pengajian dan mengikuti poswindu. Keluarga Bpk. A
merasakan manfaatnya keluarga mengatakan lebih dapat berinteraksi dengan masyarakat,
banyaknya teman, bertambahnya wawasan dari kegiatan-kegiatan tersebut. Keluarga Bpk. A
Khususnya Kakek S mengatakan pengertian hipertensi adalah tekanan darah tinggi. Keluarga
Bpk. A Khususnya Ibu M mengatakan pengertian asam urat nyeri pada sendi-sendi Keluarga
Bpk. A Khususnya Kakek S mengatakan tanda gejala hipertensi pusing. Keluarga Bpk. A
Khususnya Ibu M mengatakan tanda dan gejala asam urat sakit pada sendi. Keluarga Bpk. A
Khususnya Kakek S tidak mengetahui penyebab dari tekanan darah tinggi. Keluarga Bpk. A
Khususnya Ibu S mengatakan penyebab asam urat tidak mengetahui. Keluarga Bpk. A
Khususnya Kakek S mengetahui penyakit yang di deritanya dan kakek S ingin sembuh dari sakit
yang di alaminya saat ini yaitu tekanan darah tinggi. Keluarga Bpk. A Khususnya Ibu S
mengetahui penyakit yang di deritanya jika obatnya abis ia tidak melanjutkan karena merasa
tidak perlu di tangani dapat sembuh dengan sendirinya. Keluarga Bpk. A khususnya Kakek S
mengetahui penyakitnya dan tidak pasrah dengan penyakitnya karena ingin sembuh. Keluarga
Bpk. A khususnya Ibu S mengetahui penyakitnya tetapi merasa cuek dengan penyakitnya Ibu S
mengatakan dapat sembuh sendiri.
Keluarga Bpk. A khususnya Kakek S tidak tahu akibat tindakan penyakit selanjutnya dan
Ibu S juga tidak mengetahui akibat lanjut dari penyakitnya. Keluarga Bpk. A khususnya Kakek S
yang dirasakan mengatakan sering pusing, pundaknya terasa pegal, menghilangkan nyeri pada
kepala suka minum obat amlodipine 10 mg yang di resepkan dari dokter tapi ketika habis minum
obat warung (Panadol) 2 tablet sekaligus. Keluarga Bpk. A khususnya Ibu S yang dirasakan
mengatakan mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian tumit, dan mempunya
riwayat kadar asam urat tinggi. Sikap keluarga terhadap penyakit keluarga Bapak A mengatakan
punya keinginan untuk sembuh tapi untuk Ibu S mengatakan dapat sembuh sendiri. Keluarga Bp.
A sering masak di rumah, pola tidur teratur, tetapi anaknya sita wulan mengatakan suka
begadang, Ibu. S suka makan lalapan seperti kol, sawi, kacang-kacangan, bayam. Kakek S ini
suka dengan makan ikan asin. Pengetahuan keluarga Bp. A tentang fasilitas kesehatan ketika
sakit pergi ke puskesmas dan ke rumah sakit. Keluarga dari Bp. A mengepel setiap pagi dan
anggota keluarga Bp. S membagi tugas dalam pembagian kebersihan rumah. Keluarga Bp. A
kompak untuk upaya pencegahan penyakitnya dengan cara membersihkan sekitar rumahnya.
Membuang sampahnya pada tempat sampah yang terbuat dari plastik. Keluarga Bp. S
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumah yaitu puskesmas bisa
dilakukan dengan berjalan kaki karena letaknya yang dekat dengan rumah. Keluarga Bp. S
mendapatkan keuntungan dari fasilitas kesehatan di puskesmas jika ada sakit yang lebih berat
bisa langsung di rujuk ke rumah sakit, dapat mengatasi sakitnya. Pengalaman keluarga Bp. S
mengatakan pelayanan dari petugas kesehatan masih kurang efektif dan jutek.

PENGKAJIAN TAHAP 1
1. Data Umum
a. Nama KK : Bp. A
Tanggal lahir : 30 Januari 1980
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
Alamat : Jalan Manggis no. 19 RT 02 RW 07 Kelurahan
Pasir Gunung Selatan Kecamatan Cimanggis.
b. Komposisi keluarga
Hub dg TTL/ Status Imunisasi
Nama JK Pekerjaan Pendidikan
KK Usia BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Bp. S L Kakek 70 th - SMP     
Kepala
Bp. A L 46 th Buruh SMA     
Keluarga
Tukang
Ibu M P Istri 45 th SMP     
cuci
An. S P Anak 20 th - SMK     

Genogram

xx

Kakek S
(70)

Bpk A (40) Ny M (35)

An. S (12)
Keterangan :

: Ny. M Dan An,. S


: Kakek S dan Bpk A

x : Meninggal

c. Tipe Keluarga
Keluarga Bp. A termasuk keluarga Besar karena terdiri dari Kakek, suami, istri, dan
seorang anak.
d. Suku Bangsa
Bp. A dan Ibu M bersuku Sunda, Keluarga Bp. A sehari-harinya dirumah mengunakan
bahasa sunda, tetapi jika diluar rumah bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga Bp.
A adalah bahasa Indonesia. Menurut Ny. H tidak ada budaya atau kebiasaan dalam
keluarganya sehari-hari sekarang ini yang bertentangan dengan kesehatan.
e. Agama
Semua anggota keluarga Bp. A beragama Islam. Bp. A dan Ibu M rutin beribadah solat
5 waktu dan mengajarkan anaknya solat 5 waktu juga. Kakek S sering menghadiri
kegiatan keagamaan yaitu pengajian, dan kegiatan yang lainnya yaitu poswindu.
Keluarga Bpk. A pun sangat merasakan manfaatnya, keluarga mengatakan lebih dapat
berinteraksi dengan masyarakat, banyaknya teman, dan bertambahnya wawasan dari
kegiatan-kegiatan tersebut.
f. Status social ekonomi
Tn. A seorang buruh serabutan dan Ibu. M seorang tukang cuci, penghasilan keduanya
jika ditotal sebanyak 4.000.000. Selama ini menurut keluarga kehidupannya dalam
rentang biasa saja atau masih berkecukupan untuk makan sehari-hari walaupun sulit
untuk menabung. Pengeluaran tiap bulannya selalu diberikan kepada Ny. M untuk
memenuhi kebutuhan setiap bulan seperti kebutuhan makan sehari-hari, uang jajan
anaknya, kebutuhan untuk bayar listrik, dsb. Saat ini keluarga tidak ada tanggungan
utang.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga biasanya menonton tv dan bermain game di handphone. An. S juga sering
berkumpul dengan teman-temannya.
2. Riwayat dan Tugas Perkembangan Keluarga
a. Tugas perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Tn. A mempunyai 1 orang anak yang berusia 20 tahun, maka keluarga
Tn. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan anak usia remaja belum terpenuhi. Keluarga belum
mempertahankan hubungan yang baik dengan keluarga, keluarga belum
mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
c. Riwayat keluarga inti
Bp A menikah dengan Ibu M sejak tahun lalu dan sudah dikaruniai 1 anak. Di
keluarga besar Ibu M memiliki riwayat penyakit hipertensi. Kakek S memiliki tekanan
darah tinggi sejak 10 tahun lalu, dan ibu M memiliki riwayat Kadar asam urat tinggi.
Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal, selalu makan ikan asin. Ibu
M mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian tumit. Ibu M suka
makanan lalapan seperti kacang-kacangan, kemangi, kol, bayam. Anak dari Bp A
mendapatkan imunisasi yang lengkap. An. S mengatakan bahwa ia suka begadang.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan Kakek S dan Ibu M adalah puskesmas.
Jika ada anggota keluarga Bp. A yang sakit keluarga langsung membawa ke klinik
terdekat.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu Tn. A sudah meninggal sejak beberapa tahun lalu. Sementara orangtua Ny. M
meninggal sejak Ny. M masih kecil. Tidak ada riwayat penyakit keturunan dari
keluarga.

3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah (sertakan denah rumah)
Rumah keluarga Bpk. A berada di pinggir jalan. Keluarga Bpk. A hidup menetap
dalam satu tempat dan tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal, sudah 26
tahun.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Kakek S sering menghadiri pengajian dan mengikuti poswindu. Keluarga Bpk. A
merasakan manfaatnya keluarga mengatakan lebih dapat berinteraksi dengan
masyarakat, banyaknya teman, bertambahnya wawasan dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
c. Mobilitas geografis keluarga
Semenjak berkeluarga, Tn. A dan keluarga tinggal di rumah peninggalan orang
tuanya yang masih ia tempati sampai saat ini.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Kakek S sering menghadiri pengajian dan mengikuti poswindu. Keluarga Bpk. A
merasakan manfaatnya keluarga mengatakan lebih dapat berinteraksi dengan
masyarakat, banyaknya teman, bertambahnya wawasan dari kegiatan-kegiatan
tersebut.
e. Jaringan/social support keluarga
Keluarga dari Bp. A mengepel setiap pagi dan anggota keluarga Bp. S membagi
tugas dalam pembagian kebersihan rumah. Keluarga Bp. A kompak untuk upaya
pencegahan penyakitnya dengan cara membersihkan sekitar rumahnya.
Membuang sampahnya pada tempat sampah yang terbuat dari plastik.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang diterapkan yaitu terbuka dan langsung, setiap anggota keluarga
dapat mengemukakan pendapatnya, namun pembuat keputusan dalam keluarga
didominasi oleh Bp. A, yang sebelumnya didiskusikan terlebih dahulu dengan Ibu M.
b. Struktur kekuatan keluarga
Bp. A adalah sumber kekuatan yang utama, yang menanggung semua biaya kehidupan
keluarga. Dalam mengontrol perilaku anaknya saat ini adalah Ibu M dengan memberikan
nasehat bila anaknya berperilaku kurang baik. Yang berperan mengambil keputusan
dalam setiap masalah adalah Bp. A dan Ibu M.
c. Struktur peran
Bp. A berperan sebagai ayah, kepala keluarga, pencari nafkah, pendidik dan pelindung
bagi anggota keluarganya, Bp. A juga membantu Ibu M dalam mengasuh anak, namun
Ibu M lebih banyak berperan sebagai pengontrol perkembangan anaknya. Ibu M adalah
sebagai ibu, pengatur rumah tangga, pendidik dan pengasuh anaknya, bertanggung jawab
atas rumah tangganya. An. N berperan sebagai seorang anak. Kakek S Berperan sebagai
seorang kakek dan berperan juga sebagai orang tua dari Bp A dan Ibu M.
d. Nilai dan norma
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti menjalankan
sholat 5 waktu, walau sesibuk atau dimanapun berada harus dijalankan, puasa bulan
Ramadhan dalam kondisi apapun wajib menjalankannya kecuali sakit berat. Nilai-nilai
agama yang dianut oleh keluarga selama ini mengajarkan anak untuk berdoa setiap kali
beraktivitas.

5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif keluarga (kedekatan, penghargaan, ikatan danpengenalan)
Hubungan Ibu. M dan Tn. A baik dan hubungan Ibu. M dengan An. S kurang baik,
karena Ibu. M tidak suka jika anaknya pengangguran dan malas-malasan dirumah.
b. Fungsi sosialisasi
hubungan dengan tetangga baik, Tn. S sering mengikuti pengajian dan poswindu di
lingkungan sekitarnya.
c. Fungsi perawatan kesehatan
- Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal, selalu makan ikan asin.
Untuk menghilangkan nyeri pada kepala, beliau suka minum obat amlodipine 10
mg yang di resepkan dari dokter tapi ketika habis minum obat warung (Panadol) 2
tablet sekaligus, Beliau ingin sembuh dari sakit yang di alaminya saat ini namun
belum tahu cara mengenai tekanan darah tinggi dan belum tahu alternatif
pengobatan. Dilakukan pemeriksaan TD : 160/ 100 mmHg, Kakek S terlihat lesu,
CRT > 4 detik, Nadi 100 x/menit, suhu 37°C, RR 20 x/menit.
- Ibu M suka makanan lalapan seperti kacang-kacangan, kemangi, kol. Suka dengan
makanan sawi, bayam, jika asam uratnya kumat hanya minum obat resep dari dokter,
hanya baru berobat 2 kali jika obatnya habis ia tidak melanjutkan karena merasa tidak
perlu di tangani dapat sembuh dengan sendirinya, Ibu M mengalami sakit pada kaki
bagian tengah dan pada bagian tumit, dan mempunya riwayat kadar asam urat tinggi,
berat badannya 58 kg. Dilakukan pemeriksaan Ibu M tampak susah bejalan ketika nyeri
muncul, asam urat >6, TD 120/80 mmHg, Nadi 65 x/menit, suhu 37°C, RR 19 x/menit.

Keluarga Bp. A mengatakan pengetahuannya tentang kesehatan sangat minim. Keluarga


belum mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang terjadi bila ada anggota keluarga
yang sakit. Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga dengan tepat bila ada
anggota keluarga yang sakit. Namun keluarga sudah mampu memodifikasi lingkungan
yang tepat untuk menunjang kesehatan keluarga dan mampu juga memanfaatkan layanan
fasilitas kesehatan yang ada yaitu dengan memeriksakan anggota keluarganya ke
puskesmas setempat atau ke klinik terdekat, itu pun jika memang sakit yang diderita
anggota keluarga belum sembuh juga meski sudah siberi obat warung.

Bp. A Ibu M Kakek S An. S


Makan 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehari 3 x sehari
Tidur antara 6-7 jam kurang dari 7 jam Antara 6-8 jam Lebih dari 8 jam
Aktivitas Bekerja Bekerja Mengikuti Bermalas-
kegiatan di malasan
lingkungan dirumah
sekitar
Eliminasi

d. fungsi reproduksi
Keluarga Tn. F dikaruniai seorang anak Perempuan.
e. Fungsi Ekonomi
keluarga Tn. A total penghasilannya 4.000.000 per bulan.

6. Stres dan kopingkeluarga


a. Stressor jangka pendek
untuk jangka pendek keluarga memikirkan tentang anaknya yang belum mendapatkan
kerja setelah lulus SMK.
b. Stressor jangkapanjang
Untuk jangka panjang keluarga lebih memikirkan tentang masa depan anak mereka.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Memperbanyak berdo’a kepada Allah SWT, memperbanyak ibadah, dan pasrah pada
cobaan yang di berikan pada keluarganya, di sisi lain mereka tetap optimis pasti Tuhan
akan menolong mereka dan berusaha semaksimalnya ketika menghadapi suatu masalah.
d. Strategi koping fungsional
keluarga Tn. A ketika ada masalah lebih memilih untuk diam dan tidak membicarakannya
secara bersama.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. M dan Tn. A jika memiliki masalah akan diam dan tidak menyelesaikannya bersama.

7. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar permasalahan kesehatan yang ada didalam keluarga dapat teratasi, dan
keluarga juga berharap agar anaknya dapat segera mendapatkan pekerjaan supaya bisa
membantu ekonomi keluarga serta supaya anaknya bisa meneruskan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
8. Pemeriksaan Fisik
Komponen Kakek S Ny. M Bpk A An. S
Keadaan TD : 160/ 100 Ibu M tampak - -
umum mmHg, CRT > 4 susah bejalan
detik, Nadi 100 ketika nyeri
x/menit, suhu muncul, asam urat
37°C, RR 20 >6, TD 120/80
x/menit mmHg, Nadi 65
x/menit, suhu
37°C, RR 19
x/menit. BB 58 kg
Keluhan Kakek S Ibu M mengatakan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
mengatakan sakit pada kaki
mengeluh sering bagian tengah dan
pusing, pundaknya pada bagian tumit,
terasa pegal, selalu dan mempunyai
makan ikan asin riwayat kadar asam
urat tinggi.
Mata Anemis, terdapat Tidak Anemis, Tidak Anemis, Tidak Anemis,
warna putih keruh terdapat warna terdapat warna terdapat warna
pada sekitar sclera putih keruh pada putih keruh pada putih keruh pada
pada mata sebelah sekitar sclera pada sekitar sclera pada sekitar sclera pada
kanan. mata sebelah mata sebelah mata sebelah
kanantapi masih kanan. kanan.
sering berkedut.
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
mulut kering,tidak mulut lembab,tida mulut lembab,tidak mulut lembab,tidak
terdapat k terdapat terdapat terdapat
perdarahan pada perdarahan pada perdarahan pada perdarahan pada
gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi gusi dan gigi
Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
sariawan sariawan, mulut sariawan sariawan
saat bicara masih
sering mencong
kekiri
Ekstremitas Bagian Bagian Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ekstremitas kiri Ekstremitas kiri
atas dan bawah atas dan bawah
dapat berjalan dapat berjalan
tetapi agak lemah tetapi agak lemah
Lab - Kadar asam urat ---------- ----------
> 6 mg/dl

PENGKAJIAN TAHAP II

1. Mengenal Masalah
Masalah Kesehatan Keluarga : Hipertensi
APA YANG BAPAK/IBU KETAHUI TENTANG MASALAH DAN TANDA GEJALA
PENDUKUNG MASALAH?
 Kakek S mengeluh sering pusing, pundaknya terasa pegal
PENGERTIAN
 Kakek S mengatakan pengertian hipertensi adalah tekanan darah tinggi.
PENYEBAB
 Kakek S mengatakan tidak mengetahui penyebab dari tekanan darah tinggi
AKIBAT
 Kakek S masih tidak mengetahui penyebab pasti tekanan darah tinggi sehingga kakek S
masih sering makan ikan asin dan tekanan darahnya tinggi.
IDENTIFIKASI TINGKAT KESERIUSAN MASALAH PADA KELUARGA.
 Kakek S mengatakan untuk menghilangkan nyeri kepala dia meminum amplodipin 10mg
dengan resep dokter tetapi jika habis Kakek S membeli obat warung Panadol 2 tablet
sekaligus, beliau ingin sembuh tetapi belum tahu cara mengenai tekanan darah tinggi dan
belum tahu pengobatan alternatifnya.
Masalah Kesehatan Keluarga : ASAM URAT
APA YANG BAPAK/IBU KETAHUI TENTANG MASALAH DAN TANDA GEJALA
PENDUKUNG MASALAH?
 Ibu M mengatakan mengalami sakit pada kaki bagian tengah dan pada bagian tumit dan
mempunyai kadar asam urat yang kadang tinggi.
PENYEBAB
 Ibu M mengatakan tidak mengetahui penyebab pastiasam uratnya.
AKIBAT
 Ibu M masih tidak mengetahui penyebab pasti asam urat sehingga masih mengkonsumsi
lalapan dan asam urat sering timbul.
IDENTIFIKASI TINGKAT KESERIUSAN MASALAH PADA KELUARGA.
 Ibu M mengatakan mengetahui penyakit yang di deritanya jika obatnya habis dia tidak
melanjutkan karena merasa tidak perlu ditangani karena bisa sembuh dengan sendirinya.

2. Menyelesaikan Masalah / Mengambil Keputusan


APA YANG BAPAK / IBU LAKUKAN DENGAN ADANYA MASALAH TERSEBUT?
 Keluarga mengatakan masalah tersebut sering terjadi dan akan hilang dengan sendirinya,
maka pengobatan yang biasa diberikan hanya dari obat-obatan di warung. Walaupun
jarak puskesmas dan rumah Tn. F dekat tetapi keluarga Tn. F merasa dengan meminum
obat warung saja cukup efektif bila tidak sembuh baru dibawa ke puskesmas

3. Melakukan Perawatan Sederhana


BAGAIMANA CARA BAPAK/ IBU MEMBERIKAN PERAWATAN TERHADAP
ANGGOTA KELUARGA DENGAN MASALAH TERSEBUT DI ATAS ATAU APA UPAYA
PENANGGULANGAN YANG DILAKUKAN KELUARGA?
- Cara perawatan yang sudah dilakukan
Jika asam uratnya kumat hanya minum obat resep dari dokter, hanya baru berobat 2 kali jika
obatnya habis ia tidak melanjutkan karena merasa tidak perlu di tangani dapat sembuh dengan
sendirinya
- Cara pencegahan
Keluarga Bp. A kompak untuk upaya pencegahan penyakitnya dengan cara membersihkan
sekitar rumahnya.
4. Modifikasi Lingkungan
BAGAIMANA CARA BAPAK / IBU MENATA LINGKUNGAN YANG DAPAT
MENINGKATKAN KEBERHASILAN PENYELESAIAN MASALAH?
 Keluarga Bp A kompak untuk upaya pencegahan penyakit dengan cara membersihkan
sekitar rumahnya dan membuang sampah pada tempat sampah yang terbuat dari plastik
 Keluarga dari Bp. A mengepel setiap pagi dan anggota keluarga Bp. S membagi tugas
dalam pembagian kebersihan rumah.

5. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan


APAKAH BAPAK/IBU MEMANFAATKAN SARANA/FASILITAS KESEHATAN YANG
ADA DIMASYARAKAT UNTUK MENGATASI MASALAH TERSEBUT DIATAS?
 Keluarga Bp. S mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumah yaitu
puskesmas bisa dilakukan dengan berjalan kaki karena letaknya yang dekat dengan
rumah. Keluarga Bp. S mendapatkan keuntungan dari fasilitas kesehatan di puskesmas
jika ada sakit yang lebih berat bisa langsung di rujuk ke rumah sakit, dapat mengatasi
sakitnya.

1. Analisa data

Data Fokus Diagnosa


Data Subjektif Ketidakefektifan perfusi jaringan
1. Kakek S sering mengeluh sering pusing, perifer pada keluarga Bapak A
pundaknya terasa pegal, dan selalu makan khususnya Kakek S
ikan asin.
2. Kakek S mengatakan unruk menghilangkan
nyerinya, sering minum amlodhipine 10 mg
yang diresepkan oleh dokter tapi ketika habis
minum obat warung ( Panadol ) dua tablet
sekaligus.
Data Objektif
1. Kakek S terlihat lesu
2. CRT > 4 detik
3. Tanda-Tanda Vital
a. N : 100 x/mnt
b. TD : 160 / 100 mmHg
c. S : 370 C
d. RR : 20 x/mnt
Data Tambsahan
1. Kakek S mengatakan kaku pada leher
2. Kakek S mengatakan sering mengalami sakit
kepala
3. Kakek S mengatakan penglihatannya buram
4. Kakek S mengatakan sering merasa cepat
lelah

Data subjektif. Ketidakefektifan pemeliharaan


1. Ibu M suka makanan lalapan seperti kacang- kesehatan pada keluarga bapak A
kacangan, kemangi, dan kol khususnya Ibu M
2. Ibu M mengatakan suka sayur-sayuran seperti
sawi dan bayam
3. Jika asam uratnya kumat ibu M hanya minum
resep dari dokter
4. Ibu M hanya berobat 2 kali dan jika obatnya
habis ibu M tidak melanjutkan karena merasa
tidak perlu ditangani dan akan sembuh
dengan sendirinya.
5. Ibu M mengaku sakit pada kaki bagian tengah
dan tumit.
6. Ibu memiliki riwayat kadar asam urat tinggi
7. Ibu M mengatakan tidak mngetahui makanan
pantangan bagi penderita asam urat
8. Ibu M tidak mengetahui penyebab dari
penyakitnya.
Data Objektif
1. Ibu M tampak susah berjalan ketika nyeri
muncul
2. Ibu M tampak lemas.
3. Kadar asam urat > 6
4. Ibu M tampak tidak memiliki minat untuk
berobat ke dokter.

DS: Nyeri Kronis pada Keluarga


• Ibu M mengatakan nyeri pada sendi – sendi Bapak A Khususnya Ibu M
karena asam urat terutama bagian tumit dan (00133)
kaki bagian tengah.
• Ibu M mengatakan jika nyeri karena asam
uratnya kambuh hanya meminum resep dari
dokter, jika habis tidak dilanjutkan karena di
anggap bisa sembuh dengan sendirinya.
• Ibu mengatakan susah berjalan saat nyeri nya
muncul.
DO :
• Ibu M suka memakan makanan lalapan
seperti kacang – kacangan, kemangi , kol
menyebabkan nyeri pada sendi karena terkena
asam urat.
• Ibu M mempunyai Riwayat kadar asam urat
tinggi.
• Asam urat >6
• Pengkajian PQRST
P : nyeri pada saat ibu M berjalan
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Nyeri pada kaki bagian tengah dan bagian tumit
S : Skala nyeri 7 dari 1 – 10
T : Nyeri berlangsung kurang lebih 10 menit , lalu
muncul kembali saat Ibu M berjalan lagi.
• TTV
TD : 120 / 80 mmHg N : 65 x/menit
S : 37C RR : 19x/menit
BB : 58 Kg

2. Skoring
A. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada keluarga Bpk. A
khususnya Kakek S
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Keluarga Bpk.A khususnya
aktual Kakes S mengatakan sering
pusing,pundaknya terasa pegal,
untuk menghilangkan nyeripda
kepalanya, kakek S
mengkonsumsi obat
amplofipine 10 mg yang
diresepkan dari dokter tapi
ketika obatnya habis kakek S
minum obat warung (panadol) 2
tablet sekaligus. Dilakukan
pemeriksaan TD: 160/100
mmHg. Kakek S terlihat lesu,
CRT> 4 detik, nadi 100x/mnt,
suhu 37 C, RR 20x/mnt
Kemungknan ½x2 1 Kakek S mengatakan pengertian
masalah dapat hipertensi adalah tekanan darah
diubah : tinggi, tanda gejala hipertensi
sebagian pusing, tetapi kakek S tidak
mengetahui penyebab dari
tekanan darah tinggi. Kakek S
suka makan ikan asin.
Pengetahuan keluarga Bpk A
tentang fasilitas kesehatan
ketika sakit pergi ke puskesmas
dan ke RS
Jika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga langsung
membawa ke klinik terdekat
Potensial 2/3 x 1 2/3 Keluarga Bpk A khususnya
untuk kakek S mengetahui penyakit
dicegah : yang dideritanya yaitu tekanan
cukup darah tinggi sejak 10 tahun
yang lalu namun belum tahu
cara alternatif pengobatan.
Menonjolnya 2/2 x 1 1 Kakek S mengatakan
masalah : menghilangkan nyeri kepala
segera suka minum obat amplodipine
ditangani yang diresepkan dari dokter tapi
ketika obatnya habis kakek S
minum obat warung (panadol) 2
tablet sekaligus

B. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis pada keluarga Bpk. A khususnya Ibu. M


Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Ibu M mengatakan nyeri pada
Aktual sendi-sendi karena asam urat
terutama bagian tumit dan kaki
bagian tengah. Hasil
pemeriksaan asam urat > 5
Pengkajia PQRST
P : Nyeri pada saat ibu M
berjalan
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada kaki bagian
tengah dan bagian tumit
S : Skala nyeri 7 dari 1 – 10
T : Nyeri berlangsung kurang
lebih 10 menit, lalu muncul
kembali ketika ibu M berjalan
lagi.
Kemungkinan 0/2 x 1 0 Ibu M mengatakan mengalami
masalah dapat sakit pada kaki bagian tengan
di ubah : tidak dan bagia tumit dan
dapat diubah mempunyai riwayat kadar asam
urat tinggi.
Ibu M mengatakan tanda dan
gejala asam urat yaitu sakit pada
persendian tetapi ia tidak
mengetahui penyebab asam urat
Ibu M mengetahui penyakit
yang dideritanya tapi ketika
obatnya habis ia tidak
melanjutannya dan merasa
penyakitnya dapat sembuh
sendiri
Potensial untu 1/3 x 1 1/3 Ibu M mengatakan ketika
dicegah : obatnya habis ia tidak
rendah melanjutannya dan merasa
penyakitnya dapat sembuh
sendiri. Ibu M mengatakan
mengalami sakit pada kaki
bagian tengan dan bagian tumit
dan mempunyai riwayat kadar
asam urat tinggi.
Sejak 3 tahun yang lalu.
Ibu M tampak susah berjalan
ketika nyeri muncul, kadar asam
urat > 6
Menonjolnya ½x1 1/2 Ibu M mengatakan jika asam
masalah : uratnya kumat hanya minum
masalah ada obat resep dari doker, ibu M
tapi perlu baru berobat 2x, jika obatnya
segera habis ia tidak melanjutkan
ditangani karena merasa tidak perlu
ditangani dan dapat sembuh
dengan sendirinya.

C. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada keluarga Bpk. A


khususnya Ibu. M

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Ibu M mempunyai riwayat
Aktual kadar asam urat tinggi, berat
badannya 58 kg. Dilakukan
pemeriksaan Ibu M tampak
susah berjalan ketika nyeri
muncul, asam urat > 6, TD
120/80 mmHg, nadi 65x/menit,
suhu 37 C, RR 19x/mnt
Kemungkinan 0/2 x 1 0 Ibu M suka makanan lalapan
masalah dapat seperti kacang-kacangan,
di ubah : tidak kemangi dan kol. Suka dengan
dapat diubah makanan sawi dan bayam, jika
asam uratnya kuat hanya minum
obat resep dokter, ibu M baru
berobat 2x, jika obatnya habis ia
tidak melanjutkan karena
merasa tidak perlu ditangani dan
dapat sembuh engan sendirinya.
Potensial untu 1/3 x 1 1/3 Keluarga Bpk A khususnya Ibu
dicegah : M mengatakan pengertian asam
rendah urat yaitu nyeri pada sendi-
sendi,l tanda dan gejala asam
urat yaitu sakit pada sendi,
tetapi Ibu M tidak mengetahui
penyebab dari asam urat. Ibu M
mempunyai riwayat kadar asam
urat tinggi sejak 3 tahun yang
lalu.
Ibu M mengetahui penyakitnya
tetapi merasa cuek dengan
penyakitnya, ibu M mengatakan
dapat sembuh dengan
sendirinya
Menonjolnya ½x1 1/2 Keluarga Bpk A khususnya Ibu
masalah : M mengetahui penyakit yang
masalah ada dideritanya , jika obat habis ia
tapi perlu tidak melanjutkannya karena
segera merasa tidak perlu dan akan
ditangani sembuh dengan sendirinya

3. Prioritas Masalah
a. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer pada keluarga Bpk. A khususnya Kakek S
b. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan pada Keluarga Bpk. A khususnya Ibu. M
c. Nyeri Kronis pada keluarga Bpk. A khususnya Ibu. M

Intervensi

No Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Intervensi


Keperawatan

1. Ketidakefektifa Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Kaji pengetahuan


n perfusi n perfusi tindakan keperawatan keluarga tentang
jaringan perifer jaringan perifer selama 2 minggu, hipertensi
pada keluarga pada kakek S diharapkan keluarga 2. Jelaskan kepada
Bapak A dapat teratasi. mampu : keluarga tentang
khususnya Mengetahui atau pengertian, tanda
Kakek S mengenal masalah dan gejala, tindakan
hipertensi diantaranya yang dilakukan
dengan cara: anggota keluarga
a. Menyebutkan bila salah satu
pengertian keluarga menderita
hipertensi hipertensi
b. Menyebutkan 3. Bimbing keluarga
tanda dan gejala untuk mengulang
hipertensi kembali apa yang
c. Menyebutan dijelaskan kepada
komplikasi keluarga.
hipertensi 4. Beri penjelasan
d. Mengambil tentang penyakit
keputusan hipertensi dan asam
urat yang dapat
terjadi kekambuhan
dan komplikasi
5. Pengajaran
prosedur atau
perawatan
6. Jelaskan prosedur
atau tindakan yang
dapat diambil untuk
menyembuhan
pasien
7. Libatkan anak
pasien dalam
tindakan
8. Informasikan
pasien agar pasien
ikut terlibat dalam
proses
penyembuhannya
2. Nyeri Kronis Setelah Setelah dilakukan 1. Jelaskan keluarga
pada keluarga dilakukan kegiatan selama 3x40 tentang pengertian
Bapak A tindakan selama menit, diharapkan: asam urat
khususnya Ibu 2 minggu, nyeri a. Menyebutkan 2. Berikan
M kronis dapat pengertian asam reinforcment positif
teratasi urat atas jawaban yang
b. Menyebutkan tepat
tanda dan gejala 3. Diskusikan dengan
asam urat keluarga tentang
c. Menyebutan penyebab asam urat
komplikasi asam dengan
urat menggunakan
d. Mengambil lembar balik
keputusan 4. Motivasi keluarga
untuk menyebukan
kembali penyebab
asam urat
5. Diskusikan dengan
keluarga tentang
tanda-tanda asam
urat
6. Dorong keluarga
untuk menyebutkan
perawatan asam
urat
7. Jelaskan pada
keluarga akibat
lanjut apabila asam
urat tidak diobati
8. Diskusikan kembali
dengan keluarga
tentang keinginan
keluarga untuk
merawat anggota
keluarga dengan
asam urat
9. Jelaskan pada
keluarga cara
perawatan gastritis
dirumah
menggunakan
lembar balik
3. Ketidakefektifa Setelah Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat
n pemeliharaan dilakukan kegiatan selama 3x40 pengetahuan
kesehatan pada tindakan menit, diharapkan: keluarga mengenai
keluarga Bapak keperawatan 1. Keluarga mampu penyakit asam urat
A khususnya selama 2 mengenal masalah 2. Kenali pengetahuan
Ibu M minggu kesehatan: pasien mengenai
ketidakefektifan a. Definisi kondisinya
pemeliharaan b. Penyebab 3. Berikan informasi
kesehatan dapat c. Tanda dan kepada keluarga
teratasi gejala mengenai kondisi
d. Etiologi anggota keluarga
e. Penatalaksana yang menderita
an medis asam urat
2. Keluarga mampu 4. Diskusikan
mengubah gaya perubahan gaya
hidup untuk hidup yang
mencegah mungkin diperlukan
terjadinya untuk mencegah
komplikasi komplikasi dimasa
3. Keluarga mampu akan datang atau
memilih dan mengontrol
memutuskan terapi penyakit asam
yang akan uratnya
dilakukan 5. Diskusikan pilihan
terapi asam uart
yang dapat
dilakukan
6. Edukasikan
keluarga mengenai
tindakan untuk
mencegah atau
meminimalkan
gejala asam urat.
7. Eksplorasi sumber-
sumber kekuatan
keluarga yang dapat
mendukung terapi
asam urat.

Anda mungkin juga menyukai