Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNOLOGI ELEKTERIKA e- ISSN 2656-0143

Studi Kabel Penghantar Pada Instalasi Listrik Gedung Pertemuan Unhas


Berstandarisasi PUIL 2011
1) 2)
Muhammad Imran Bachtiar , Kazman Riyadi
1,2
Teknik Elektro, Politeknik Negeri Ujung Pandang
,:kazmanriyadi@poliupg.ac.id2
email:muh.imranb@poliupg.ac.id

Abstract

Gedung pertemuan yang digunakan secara umum memiliki fungsi sebagai sarana penunjang acara-
acara reseps pernihakani atau kegiatan pertemuan lainnya. Adanya resiko kebakaran yang dapat terjadi
pada suatu gedung baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi perhatian tersendiri dalam
menjaga keamanan suatu gedung. Ancaman kebakaran dapat mengurangi rasa aman, sehingga perlunya
penanggulangan dan pengendalian terhadap kebakaran tersebut, tindakan preventif pemeriksaaan kelayakan
sebuah instalasi pada suatu bangunan sebagai implementasi peraturan perundang-undangan
ketenagalistrikan perlu diterapkan dalam mencegah kebakaran. Studi penelitian dilakukan pada instalasi
instalasi listrik Gedung bertingkat dengan menekankan fungsi kabel sebagai penghatar listrik berkesesuaian
dengan PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) 2011 yang berlaku dengan tujuan untuk meningkatkan
keamanan terhadap resiko kebakaran akibat kabel Penghantar pada instalasi listrik Gedung bertingkat.
2
Hasil yang diperoleh bahwa luas penampang kabel penghantar jenis NYY 3x2,5mm , 4x10mm2, masing-
2
masing diproteksi dengan MCB 10A dan 32A sedangakan NYY 4x16mm diproteksi oleh MCB 60A sesuai
dengan persyaratan PUIL 2011 yang berlaku. Berdasarkan hasil tersebut dapat meningkatkan keamanan
terhadap resiko kebakaran akibat penghantar listrik (kabel) pada instalasi listrik di gedung bertingkat.
Keywords: Persyaratan Instalasi, listrik , Kebakaran,

I. PENDAHULUAN peningkatan hingga 640 kasus ditahun 2020


Sebuah gedung pertemuan digunakan [1], walaupun di tahun-tahun sebelumnya
secara komersial dan umum, sebagai sarana pernah mengalami penurunan kasus
penunjang kegiatan acara-acara resepsi kebakaran akibat listrik [2]. Bencana
pernikahan dan sejenisnya yang dikelolah oleh kebakaran tentunya mengakibatkan kerugian
Universitas Hasanuddin. Gedung ini dibangun hilangnya harta benda bahkan jiwa [3]. Hal
di atas luas lahan 5000 m2 dengan konstruksi tersebut mendorong untuk diperlukannya
bangunan terdiri dari 2 lantai. Fungsi utama studi tentang instalasi listrik pada sebuah
sebuah gedung umumnya dilakukan di lantai 1. gedung.
Adapun luas bangunan sekitar 1200 m2.
Gedung ini dilengkapi dengan sistem listrik
penerangan dan daya serta sistem tata udara
yang mana daya listrik dipasok langsung oleh
PLN agar dapat beroperasi sebagaimana
fungsinya.
Harapan akan keamanan dan kenyamanan
dalam pengoperasian gedung merupakan
dambaan setiap insan. Adanya resiko
kebakaran yang dapat terjadi pada suatu
bangunan baik secara langsung maupun tidak
langsung menjadi perhatian tersendiri dalam
Gambar 1. Grafik kebakaran berdasarkan penyebabnya
menjaga keamanan suatu gedung. Data pada suatu Kota
penanggulangan kebakaran memperlihatkan
dalam bentuk grafik bahwa kebakaran yang Ancaman kebakaran dapat mengurangi rasa
terjadi akibat hubung-singkat listrik aman, sehingga perlunya penanggulangan dan
(korsleting listrik) adalah teratas setelah pengendalian terhadap kebakaran tersebut
penyebab dari rokok dan kompor, gambar 1 tindakan preventif juga diperlukan dalam
memperlihatkan data grafik jumlah kasus mencegah kebakaran seperti dengan
kebakaran disuatu daerah yang terjadi

No.2, Vol.18 60
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTERIKA e- ISSN 2656-0143

melakukan deteksi dini terjadinya kebakaran Penyambungan rangkaian instalasi


[4],[5], ataupun dapat dilakukan dengan listrik yang tidak memenuhi standar
melakukan pemeriksaaan kelayakan sebuah aturan seperti ditemuinya kabel yang sudah
instalasi berumur pada suatu bangunan [6][1]. usang/tidak layak dan terkelupas, Kotak
Edukasi resiko kebakaran perlu kontak umumnya dipasang 2-3 titik stop
disosialisasikan dan faktor aman melalui kontak penyambung, sehingga rentan
regulasi persyaratan kelistrikan juga dianggap terjadinya konsleting karena beban berlebih
penting dalam mencegah kebakaran [7]. atau sambungan kontak yang tidak terpasang
Studi penelitian dilakukan pada baik, hingga material yang tidak berstandar
instalasi instalasi listrik fungsi kabel sebagai SNI, ataupun tidak dilakukannya pemeriksaan
penghatar listrik berkesesuaian dengan instalasi listrik berkala pada instalasi terpasang
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) [9],[10].
yang berlaku. Selain itu dalam pemilihan Salah satu persyaratan dalam
kabel juga ditentukan pula sistem pengaman instalasi listrik adalah dengan berpedoman
kabel agar sifat dan fungsi sebagai pada PUIL 2011 yang bertujuan terhindarnya
penghantar arus listrik tetap andal dan aman. dari bahaya kebakaran dengan penentuan
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan arus lebih dan arus hubung singkat
keamanan terhadap resiko kebakaran akibat sehingga kemampuan hantar arus listrik pada
kabel penghantar pada instalasi listrik kabel penghantarnya sesuai dengan yang
gedung bertingkat ditentukan kapasitas Hantar arus (KHA)
Tabel 1 memperlihatkan kapasitas hantar arus
II. LISTRIK & BAHAYA KEBAKARAN kabel tembaga dengan pemasangan luar yang
Terjadinya kebakaran karena adanya mewakili luas penampang kabel dengan nilai
tiga unsur api yaitu Bahan bakar (Fuel), 2,5 mm2 hingga 95mm2 [11],[12].
Sumber panas (Heat), dan Oksigen,
terkandung dalam udara. Unsur-unsur api Tabel 1 Kapasitas Hantar Arus pada kabel tembaga
tersebut dikenal dengan segitiga api (fire dengan pemasangan luar
Luas Nominal Arus Arus Pengenal
triangle). Untuk unsur bahan bakar dapat Penampang Maksimum Pengaman
berupa bahan bakar padat, cair dan gas yang Konduktor yang MCB
dapat terbakar yang bercampur dengan diperbolehka
oksigen dari udara [5]. Sumber panas n
menjadi salah satu penyebab kebakaran (mm2) (A) (A)
2,5 25 20
yang dapat bermula dari adanya korsleting 4 34 32
listrik (Hubung-Singkat) yang menyebabkan 6 43 40
meningkatnya arus listrik pada penghantar 10 60 50
dalam waktu sangat singkat yang dapat 16 80 63
25 101 85
menimbulkan panas lebih yang tinggi hingga
35 125 100
membuat kabel terbakar dan membakar 50 153 125
lingkungan sekitarnya. Hal ini secara 70 196 170
bertahap mulai dari tahap penyalaan, hingga 95 238 200
tahap pertumbuhan api dan pembakaran
penuh yang menghasilkan gas dan asap dari Semakin besar diameter kabel maka
bahan yang terbakar, dan dapat mencapai semakin tinggi kemampuan hantar arus yang
tahap maksimal yang menghanguskan serta dimiliki oleh penghantar kabel tersebut, selain
membahayakan keselamatan jiwa akibat itu jenis kabel juga mempengaruhi isolator
temperature/suhu yang sangat tinggi ataupun yang menyelubungi penghantar juga
gas asap yang dihasilkan dari proses mempengaruhi keamanan kabel sebagai
pembakaran tersebut. Hingga mencapai penghantar arus listrik juga akan berbeda
tahap akhir surut jika material yang jenis kabel dan kemampuan pada jenis
terbakar telah habis dan temperature ruangan tegangan yang berbeda [13]. Dalam
berangsur turun [8]. pemilihan kabel sebagai penghantar maka ada
Bencana kebakaran yang disebabkankan beberapa parameter yang diperlu
oleh korsleting listrik dapat disebabkan oleh diperhatikan, diantaranya arus beban, daya
beberapa faktor seperti maksimal beban [14], [15], kondisi

No.2, Vol.18 61
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTERIKA e- ISSN 2656-0143

penggunaan beban, metode pemasangan Tabel 1 KHA pada kabel Penghantar


kabel, Kapasitas penghatar listrik dapat penentuan Kemampuan Hantar Arus (KHA)
ditentukan dengan jenis dan diameter (luas dari, terdapat beberapa jenis penghantar [10].
penampang) dari kabel itu sendiri dengan
Untuk penentuan nilai arus dapat
menggunakan persamaan berikut [16]; Gambar 2. Denah Gedung Pertemuan Lantai 1.

V= IxR (1)
P= VxI x Cos Ø atau
P
i Nom = (2)
V x cos ∅

Sedangkan perhitungan pada daya tiga


phasa, adanya penambahan faktor √ 3 akibat
perbedaan tiap sudut phasa.
S
i= (3)
√3 x V
Dimana ; Gambar 3. Denah Gedung Pertemuan Lantai 2
i = ArusListrik (A)
V=Tegangan Listrik(V) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
P=DayaListrik (W) Berdasarkan denah bangunan pada
gambar 2 dan gambar 3 maka diperoleh Single
III. METODE PENELITIAN Line Diagram instalasi listrik yang dapat
Dalam penelitian ini dilakukan dengan dilihat pada gambar 4 dan gambar 5. Single
melakukan pemeriksaan luas penampang Line Diagram tersebut memperlihatkan
kabel penghantar pada suatu instalasi Gedung sebuah PHB (Perlengkapan Hubung Bagi)
bertingkat yang akan dibandingkan dari sebuah sistem penerangan dan daya
kesesuaian dengan Persyaratan Umum dengan Gawai Proteksi Arus Lebih (GPAL).
Instalasi Listrik (PUIL) 2011 untuk Pengamatan mengacu pada gambar 4 PHB
memperoleh hasil kelayakan operasi pada melayani beban listrik dalam 11 group yang
Instalasi Listrik tersebut. Penelitian masing-masing mulai dari daya 800 watt
dilakukan melalui observasi gambar hingga 1.280 watt dengan luas penampang
rangkaian panel single line diagram dari kabel penghantar 2,5mm2 dengan Gawai
beberapa perlengkapan Hubung Bagi (PHB) Proteksi Arus Lebih (GPAL) menggunakan
panel listrik dan proteksi arus pengenal untuk
MCB 10 Ampere di masing-masing groupnya,
Gawai Proteksi Arus Lebih (GPAL) terhadap
sedangkan MCB utama menggunakan 43
kabel penghantar yang digunakan bersesuaian
Ampere dengan luas penampang kabel utama
dengan regulasi PUIL yang berlaku. Gambar
PHB NYY 4x10mm2.
2 dan Gambar 3 merupakan denah bangunan
yang akan diamati.

Gambar 4. Sistem Perlengkapan Hubung Bagi


peruntukan Penerangan dan Kotak Kontak.

No.2, Vol.18 62
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTERIKA e- ISSN 2656-0143

Hasil pengamatan berdasarkan realita Hasil pengamatan untuk PHB 3 phasa


pemasangan instalasi listrik dan diagram diagram single line dapat diukur arus nominal
single line dapat diukur arus nominal dari tiap dari tiap group menggunakan persamaan (3).
group menggunakan persamaan (2) hasil hasil perhitungan arus nominal tiap group 3
perhitungan arus nominal tiap group dapat phase dapat dilihat pada Tabel 3 yang
dilihat pada tabel 2 yang diperoleh arus diperoleh arus tertinggi 8,5A dengan luas
tertinggi 6,85 A dengan luas penampang 2,5 penampang 2,5mm2 dengan pengaman arus
2
mm dengan pengaman arus 10 A masih 16A masih sesuai dengan PUIL 2011;
sesuai dengan PUIL 2011. Dengan
menggunakan persamaan (2) maka diperoleh S 5.500 VA
i Nom = = = 8,5 A
hasil sebagai berikut; √3 x V √ 3 x 380
P 1280 W
I Nom = = = 6,85 A
V x Cos Ø 220 x 0,85 Hasil perhitungan arus nominal dan
kesesuaian instalasi listrik dengan aturan PUIL
Tabel 2 Hasil perhitungan arus nominal tiap group di 2011 yang berlaku yang dapat dilihat pada
Perlengkapan Hubung Bagi Tabel 3 sebagai berikut;
Group MCB IN Luas Penampang Tabel 3 Hasil perhitungan arus nominal tiap group di
1Ø (A) (A) Kabel (mm2) Ket. Perlengkapan Hubung Bagi Tata Udara
Aktual Aturan
I 10 6,85 2,5 2,5 Sesuai Luas Penampang
II 10 6,85 2,5 2,5 Sesuai Group MCB INom Kabel (mm2) Ket.
III 10 6,85 2,5 2,5 Sesuai 3Ø (A) (A) Aktual Aturan
IV 10 4,3 2,5 2,5 Sesuai I 16 8,5 2,5 2,5 Sesuai
V 10 5,03 2,5 2,5 Sesuai II 16 8,5 2,5 2,5 Sesuai
VI 10 5,03 2,5 2,5 Sesuai III 16 8,5 2,5 2,5 Sesuai
VII 10 5,03 2,5 2,5 Sesuai IV 16 1 2,5 2,5 Sesuai
VIII 10 6,4 2,5 2,5 Sesuai V 16 1 2,5 2,5 Sesuai
IX 10 6,4 2,5 2,5 Sesuai Total 63 12 16 16 Sesuai
X 10 6,4 2,5 2,5 Sesuai
XI 10 6,4 2,5 2,5 Sesuai
Total 43 18 10 10 Sesuai Tabel 3 memperlihatkan arus maksimal
3Ø yang diperoleh dari PHB sebesar 8,5 A dengan
pembatas arus 16 A pada luas penampang
Gambar 5 PHB melayani beban listrik kabel 2,5 mm2 masih sesuai dengan PUIL
dalam 6 group yang melayani beban 5.500 2011.
Watt 3 phasa dengan luas penampang kabel
penghantar 2,5mm2 dengan Gawai Proteksi V. KESIMPULAN
Arus Lebih (GPAL) menggunakan MCB 16 Berdasarkan penelitian maka dapat
Ampere di masing-masing groupnya, disimpulkan bahwa perancangan instalasi
sedangkan MCB utama menggunakan 63 listrik untuk Gedung di Gedung pertemuan
Ampere dengan luas penampang kabel utama dengan hubungan Luas penampang Penghantar
PHB NYY 4x16mm2. Kabel dan GPAL masih sesuai dengan
persyaratan Umum Instalasi Listrik. masih
sesuai dengan aturan PUIL 2011 yang berlaku
sehingga dapat meningkatkan keamanan
terhadap resiko kebakaran akibat penghantar
(kabel) pada instalasi listrik pada Gedung
bertingkat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapatan terima kasih ditujukan kepada
CV Eja Malika Abadi yang telah memberi
kesempatan dalam melakukan penelitian di
Gambar 5 Sistem Perlengkapan Hubung Bagi Gedung pertemuan tersebut. Begitu pula pada
peruntukan Sistem Tata Udara. Jurusan Teknik elektro Politeknik Negeri

No.2, Vol.18 63
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTERIKA e- ISSN 2656-0143

Ujung pandang yang memberi kesempatan [8] R. Hidayawanti, “UPAYA TERTIB


dalam menyelesaikan penelitian ini. LISTRIK TERHADAP INSTALATIR
KABEL DI DAERAH PADAT
PENDUDUK (STUDY KASUS KEC.
REFERENSI TAMBORA),” J. Kilat, vol. vol.7, pp.
[1] A. Hendryani, V. Nurdinawati, I. 1–90, 2018.
Gunawan, and J. T. Elektromedik, [9] N. F. Alfazumi, W. Yandi, and W.
“Penyuluhan Tentang Bahaya Sunanda, “Uji Kelayakan Instalasi
Kebakaran Akibat Listrik Di Rumah Listrik di Universitas Bangka Belitung
Tangga Bagi Warga Kelurahan Duri Berdasarkan PUIL 2011 (Studi di
Selatan Jakarta Barat,” J. Pengabdi. Gedung Fakultas Teknik),” in Seminar
Masy., vol. 1, no. 1, pp. 22–26, 2019. Nasional Teknologi Informasi
[2] N. Wakhid, “STUDI KELAYAKAN Komunikasi dan Industri, 2020, pp.
INSTALASI LISTRIK RUMAH 216–297.
TANGGA BERUMUR DIATAS 15 [10] Y. Affriyenni, G. B. Suparta, and G.
TAHUN.” Universitas Islam Sultan Swalaganata, “Measurement of thermal
Agung, 2019. expansion coefficient on electric cable
[3] Y. Chen, G. Diance, and H. Xiangfeng, using X-ray digital microradiography,”
“A Discussion about the Application of Int. Conf. Electr. Eng. Comput. Sci.
Image Analysis Technique in Potential Informatics, vol. 2018-Octob, pp. 345–
Fire Hazard Exclusion,” in 2019 9th 349, 2018, doi:
International Conference on Fire 10.1109/EECSI.2018.8752736.
Science and Fire Protection [11] S. N. Indonesia, “Persyaratan Umum
Engineering (ICFSFPE), pp. 17–20. Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011),”
[4] N. R. Najib and K. Riyadi, Jakarta BSN, 2011.
“Pengembangan Deteksi Kebakaran [12] A. B. C. Dien et al., “Redesain Instalasi
Pada Urutan Video Dengan Listrik Dikantor Pusat Universitas Sam
Menggunakan Metode Simple Linear Ratulangi,” Redesain Instal. List.
Iterative Clustering,” J. Teknol. Dikantor Pus. Univ. Sam Ratulangi,
ELEKTERIKA, vol. 17, no. 2, pp. 20– vol. 7, no. 3, pp. 303–314, 2018, doi:
29, 2020. 10.35793/jtek.7.3.2018.23635.
[5] Kelvin, P. E. Yuliana, and S. Rahayu, [13] H. H. Sutrisno, R. Wirawan, and T.
“Pemetaan Lokasi Kebakaran Triyono, “Uji Kemampu-Bakaran
Berdasarkan Prinsip Segitiga Api Pada Pembungkus Kabel NYM Berstandar
Industri Textile,” Semin. Nas. "Inovasi SNI Dengan Differencial Scanning
dalam Desain dan Teknol., vol. 5, no. Calorimetric,” Setrum Sist. Kendali-
January 2015, pp. 36–43, 2015. Tenaga-elektronika-telekomunikasi-
[6] A. R. Sultan, A. Gaffar, and S. komputer, vol. 2, no. 1, p. 22, 2013,
Syarifuddin, “PEMASANGAN doi: 10.36055/setrum.v2i1.236.
INSTALASI PENYALUR PETIR [14] E. Dermawan, H. Isyanto, and M. M.
MASJID LAILATUR QADAR BTP N. Ichsan, “Analisa Kerusakan Dan
BLOK AF MAKASSAR,” in Seminar Studi Pemasangan Kabel Power Supply
Nasional Hasil Penelitian & Ac Control Mcwp (Main Cooling
Pengabdian Kepada Masyarakat Water Pump),” eLEKTUM, vol. 12, no.
(SNP2M), 2019, pp. 57–62. 1, pp. 1–15, 2016.
[7] L. T. Eddy, “Pemeriksaan Periodik [15] F. D. Sukardi, A. Zain, and A.
Pada Rangkaian Instalasi Listrik Muliawan, “Prototipe Pengaman
Bangunan Untuk Mencegah Bencana Peralatan Instalasi Listrik dan
Kebakaran Melalui Penambahan Tegangan Sentuh Bagi Manusia dengan
Prosedur Pada SOP Penerbitan SLO ELCB ( Earth Leakege Circuit
Dari PLN,” (Jurnal Apl. Tek. dan Breaker ),” J. Teknol. Elekterika, vol.
Pengabdi. Masy., vol. 5, no. 1, pp. 35– 16, no. 2, p. 56, 2019, doi:
40, 2021. 10.31963/elekterika.v16i2.2010.

No.2, Vol.18 64
JURNAL TEKNOLOGI ELEKTERIKA e- ISSN 2656-0143

[16]. Harten P Van and E. Setiawan,


Instalasi Listrik Arus Kuat 1. Jakarta:
Binacipta, 1981.

No.2, Vol.18 65

Anda mungkin juga menyukai