Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

By: Evi Kurniasari,S.Kep.Ns.,M.Kes.


Profesi adalah Mengetahui yang lebih
dari orang lain serta mengetahui lebih
baik tentang apa yang terjadi pada
kliennya. (Hughes EC )
Pekerjaan Profesi apabila memenuhi syarat spt (Abraham Flekner
1915):
• adanya aktivitas intelektual
• Pekerjaannya berdasarkan ilmu dan belajar untuk tujuan
praktek dan pelayanan
• Dpt diajarkan , terorganisisr secara internal serta altruistik ( utk
kepentingan masy)
Ciri suatu pekerjaan sbg profesi adalah :
• 1.Teori yg sistematik
• 2.Otoritas
• 3.Wibawa
• 4.Kode etik dan budaya profesional
• ( Greenwood E , 1957 )
Kriteria pekerjaan sbg profesi (Edgar Schein):
• Pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan
menjadikan penghasilan utama
• Terdapat motivasi yang kuat atau panggilan sbg
landasan dalam karir serta mempunyai komitmen
seumur hidup dalam karir.
 Profesional : Seseor ang yang memilki kompetensi dalam suatu pekerjaan

tertentu

 Profesionalisme : karakter, spirit atau metode profesional yang juga

mencakup pendidikan dan kegiatan diberbagai kelompok okupasi yang anggotanya

berkeinginan untuk menjadi profesional

 Profesionalisasi : proses yang dinamis yang mengubah atau memenuhi

karakteristik ke arah suatu profesi (kelly and Joel, 1995, Linberg, Hunter, dan

Kruszewski, 1994)
PROFESI HARUS MEMPUNYAI

Wewenang menurut hukum untuk merumuskan ruang


lingkup prakteknya
 Menyusun fungsi-fungsinya dan perannya
 Mempunyai tujuan dan tanggungjawab yang jelas
melakukan tugas
 Memilki kebijakan sendiri dan mengontrol kegiatannya
KENYATAANYA.........
 Kemampuan perawat belum cukup untuk berjuang
mendapatkan otonomi dalam praktek
 Perawat gagal mengakui kekuatannya sebagai kelompok yang
paling besar untuk melakukan wewenangnya dalam praktek
 Perawat kurang bangga dengan pekerjaannya dan low self
esteem
 Cenderung tidak menghargai keahliannnya dan tidak nyaman
dengan tanggungjawabnya akibatnya perawat sering memberi
kesempatan kepada tenaga kesehatan lainnya membuat
keputusan dan mengawasi prakteknya
KEPERAWATAN SBG SUATU PROFESI MEMILIKI SBB

Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian


sesuai dgn kaidah ilmu dan ketrampilan serta kode etik
keperawatan
Telah lulus dr pendidikan pada jenjang PT shgga
diharapkan mampu utk
• Bersikap profesional
• Mempunyai pengetahuan dan ketrampilan profesional
• Memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional
• Menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan

 Mengelola ruang lingkup keperawatan berikut sesuai dgn kaidah suatu


profesi dlam bidang kesehatan , yaitu :
• Sistem pelayanan / asuahan keperawatan
• Pendidikan/ pelatihan keperawatan yang berjenjang dan berlanjut
• Perumusan standar keperawatan ( asuhan keperawatan, pendidikan
keperawatan registrasi/legislasi ) dan
• Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan
terarah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi . (
Prof Ma’rifin Husin )
KEPERAWATAN DI INDONESIA SAAT INI :

 Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang-undang


oleh pemerintah Indonesia melalui UU N0 23. 1992 ttg
kesehatan

 Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi , yakni


AKPER/DII Kep, DIV Keperawatan , Fakultas Ilmu
Keperawatan, Program Pasca sarjana Keperawatan .
 Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik
keperawatan, standar pendidikan keperawatan,dan standard
asuhan keperawatan
 Memiliki legislasi keperawatan ( sedang diproses mjd undang-
undanag )
 Memiliki organisasi profesi yaitu PPNI
 Memberikan asuhan keperawatan secra mandiri menggunakan
pendekatan proses keperawatan
 Melaksanakan riset keperawatan
HAKEKAT KEPERAWATAN :

Ilmu dan seni


Profesi berorientasi pada pelayanan
Mempunya 3 sasaran dalam pelayanan
keperawatan : individ, klg, dan masyarakat sbg
klien
Pelayanan keperawatan mencakup seluruh
rentang pelayanan kesehatan
INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

• Centre for the Advancement of Interprofessional Education


(CAIPE, 2002) menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih
profesi kesehatan belajar bersama, belajar dari profesi
kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-masing profesi
kesehatan untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dan
kualitas pelayanan kesehatan.
INTERPROFESSIONAL EDUCATION
LEE ET AL., 2009

IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh


dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat
dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana
maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga
kesehatan yang profesional
INTERPROFESSIONAL EDUCATION

CLIFTON ET AL., 2006

IPE adalah metode pembelajaran yang interaktif, berbasis


kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan suasana belajar
berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan
juga untuk menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal,
kelompok, organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai
proses profesionalisasi
TUJUAN INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana


melibatkan berbagai profesi dalam pembelajaran tentang
bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi
secara efektif (Sargeant, 2009).
MANFAAT INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative


Practice, WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan berbagai
manfaat dalam beberapa aspek yaitu :
 Aspek kerjasama tim meliputi::
 mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim
 mengetahui hambatan untuk kerja sama tim

 peran dan tanggung jawab meliputi :


 pemahaman peran sendiri,
 tanggung jawab dan keahlian,
 dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain;
MANFAAT INTERPROFESSIONAL EDUCATION

 komunikasi meliputi :
 pengekspresikan pendapat seseorang kompeten untuk rekan,
 mendengarkan anggota tim
 belajar dan refleksi kritis meliputi
 cermin kritis pada hubungan sendiri dalam tim,
 mentransfer IPE untuk pengaturan kerja;
 hubungan dengan pasien,
 mengakui kebutuhan pasien meliputi
 bekerja sama dalam kepentingan terbaik dari pasien,
 terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan masyarakat sebagai mitra dalam
manajemen perawatan;
 praktek etis meliputi
 pemahaman pandangan stereotip dari petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri dan
orang lain, mengakui bahwa setiap tenaga kesehatan memiliki pandangan yang sama-
sama sah dan penting.
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION (IPC)

• WHO merekomendasikan Interprofessional Collaboration (IPC) sebagai


salah satu solusi bagi krisis tenaga kesehatan dan masalah kesehatan
global. Interprofessional collaboration terbentuk ketika dua profesi kesehatan
atau lebih bekerja bersama dengan pasien, keluarga, dan masyarakat untuk
menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. Penerapan IPC
memiliki berbagai dampak positif, termasuk mengurangi kejadian malpraktik,
meningkatkan kepuasan pasien, dan menghemat biaya kesehatan, yang
sangat penting di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui UU
No. 20 tahun 2013 tentang pendidikan kedokteran telah menyatakan
perlunya kolaborasi antara dokter dan profesional kesehatan lainnya untuk
memperkuat sistem perawatan kesehatan primer (Kemendikbud, 2013).[
• Kemudian didukung dengan UU No. 36 tahun 2014 tentang profesi
kesehatan dan PP No. 93 tahun 2015 tentang rumah sakit pendidikan,
bahwa pentingnya integrasi struktural dan fungsional diterapkan untuk
mewujudkan koordinasi dan kolaborasi di antara para pekerja kesehatan,
rumah sakit pendidikan, dan pihak fakultas kedokteran.
• Pelaksanaan IPC sangat dipengaruhi oleh hasil dari Interprofessional
Education (IPE) atau pendidikan interprofesi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai