Anda di halaman 1dari 13

KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penelitian Tindakan
Kelas
Dosen Pengampu: Dr. Asep Nursobah, S.Ag

Kelas : 6-D
Penyusun: Kelompok 2
Luthfi Muhammad Irsyaad 1172020128

Maman Nurul Rohman 1172020132

Muhammad Abdurrauf 1172020147

Munggarani Kusumah H 1172020155

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Karakteristik
Penelitian Tindakan Kelas” ini dengan lancar.

Makalah ini kami susun dengan maksimal dan kerjasama yang baik
diantara kelompok kami. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Orang tua,
Teman serta pihak yang telah berkontribusi yang telah mensuport kami untuk
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, dan juga telah mendorong
memberi semangat, serta memberi kritik dan saran atas penyelesaian tugas
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Karakteristik


Penelitian Tindakan Kelas” ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi untuk
pembaca.

Bandung, Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................3
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
A. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas.......................................................4
1. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas............................................8
2. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian
Bukan Tindakan Kelas......................................................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
A. SIMPULAN................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian tindakan merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh
masyarakat/kelompok sasaran, dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan
kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran. Penelitian tindakan juga
bisa di definisikan salah satu strategi atau taktik dalam pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan
atau skill dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Dalam praktiknya penelitian tindakan mengkolaborasikan tindakan
bermakna dengan prosedur penelitian. Ini merupakan suatu upaya untuk
memecahkan masalah sekaligus mencari ukuran ilmiahnya. Pihak yang terlibat
(guru, widyaiswara, instruktur, kepala sekolah dan warga masyarakat)
mencoba dengan sadar merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan
kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami tingkat
keberhasilannya (Departemen Pendidikan Nasional, 1999: 1)
Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan (Wibawa,
2004:3). Arikunto (2007: 3) mendefinisikan bahwa penelitian tindakan kelas
ialah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang
dilakukan oleh siswa.1

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja yang termasuk kedalam karakteristik penelitian tindakan kelas?

1
Anas Salahudin, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Pustaka Setia, 2018, hal.

2
2. Apa saja yang termasuk kedalam langkah-langkah penelitian tindakan
kelas?
3. Apa persamaan dan perbedaan penelitian tindakan kelas dengan penelitian
bukan tindakan kelas?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini di antaranya:
1. Untuk menjelaskan apa saja yang termasuk dalam karakteristik penelitian
tindakan kelas.
2. Untuk menjelaskan tentang langkah-langkah penelitian tindakan kelas.
3. Untuk menjelaskan persamaan dan perbedaan penelitian tindakan kelas
dan penelitian bukan tindakan kelas

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Pada dasarnya, semua jenis penelitian adalah upaya memecahkan
persoalan (problem solving). Begitu pula dengan PTK yang berupaya
memecahkan permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran.
Walaupun begitu, PTK memiliki karakteristik tersendiri, yaitu bahwa problem
yang menjadi objek penelitian berangkat dari problem pembelajaran sehari-hari
yang dihadapi oleh guru. Problem tersebut dinilai oleh sang guru sebagai
penghalang terhadap kelancaran dan keefektifan belajar mengajar. Dengan
demikian, PTK dapat dilaksanakan bila guru merasakan dan menyadari
terdapat persoalan yang terkait dengan proses dan hasil pembelajaran yang ia
laksanakan. Contohnya, seorang guru menyaksikan siswa-siswa yang diajarnya
lambat berkemampuan membaca. Guru merasa dan menyadari bahwa
persoalan tersebut sangat penting dan memerlukan pemecahan secara
sistematis.
PTK tidak selamanya harus dilakukan oleh seorang guru, apabila dirinya
merasa bahwa apa yang dia praktikkan di dalam kelas tidak bermasalah.
Namun, seberapa besar kemampuan dia dalam melihat masalah yang ada pada
proses pembelajaran, adalah merupakan persoalan. Faktanya, tidak semua guru
mampu melihat sendiri apa yang dilaksanakannya selama mengajar. Bisa saja
seorang guru, ketika dirinya selalu merasa bahwa proses pembelajarannya
sudah benar, padahal justeru itu keliru. Untuk kasus seperti ini, PTK harus
dilakukan oleh orang lain.
Karakteristik PTK yang paling jelas dan khas membedakan PTK dari
penelitian yang lainnya adalah adanya tindakan-tindakan tertentu untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. Jadi, PTK bukan penelitian
sekedar ingin tahu. Contohnya adalah ketika seorang guru meneliti tentang
kebiasaan beberapa muridnya yang sering bolos. Ketika seorang guru

4
mengetahui bahwa penyebab membolosnya murid adalah karena murid
tersebut pada jam tertentu harus ikut berjualan di pasar membantu orangtuanya,
maka guru harus melakukan tindakan tertentu, seperti berbicara dengan
orangtuanya.

Jadi, karakteristik PTK yang paling jelas adalah bahwa penelitian ini
bukan sekadar ingin tahu persoalan, tapi ingin mencari solusi persoalan dalam
rangka memperbaiki keadaan pembelajaran.
Menurut Richart Winter, ada enam karekteristik PTK, yaitu (1) kritik
reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5) susunan jamak, dan
(6) internalisasi teori dan praktek (Winter, 1996). Untuk lebih jelasnya, berikut
ini dikemukakan secara singkat karakteristik PTK tersebut.2
1. Kritik Refleksi; salah satu langkah di dalam penelitian kualitatif pada
umumnya, dan khususnya PTK ialah adanya upaya refleksi terhadap hasil
observasi mengenai latar dan kegiatan suatu aksi. Hanya saja, di dalam
PTK yang dimaksud dengan refleksi ialah suatu upaya evaluasi atau
penilaian, dan refleksi ini perlu adanya upaya kritik sehingga
dimungkinkan pada taraf evaluasi terhadap perubahan-perubahan.
2. Kritik Dialektis; dengan adanya kritik dialektif diharapkan penelitian
bersedia melakukan kritik terhadap fenomena yang ditelitinya. Selanjutnya
peneliti akan bersedia melakukan pemeriksaan terhadap: (a) konteks
hubungan secara menyeluruh yang merupakan satu unit walaupun dapat
dipisahkan secara jelas, dan, (b) Struktur kontradiksi internal, maksudnya
di balik unit yang jelas, yang memungkinkan adanya kecenderungan
mengalami perubahan meskipun sesuatu yang berada di balik unit tersebut
bersifat stabil.
3. Kolaboratif; di dalam PTK diperlukan hadirnya suatu kerja sama dengan
pihak-pihak lain seperti atasan, sejawat atau kolega, mahasiswa, peserta
didik dan sebagainya. Kesemuanya itu diharapkan dapat dijadikan sumber
data atau data sumber. Mengapa demikian? Oleh karena pada hakikatnya
kedudukan peneliti dalam PTK merupakan bagian dari situasi dan kondisi
2
Mahmud dan Tedi Priatna, Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Praktik), Bandung: Tsabita,
2008, hal. 24-29

5
dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak hanya sebagai pengamat,
tetapi dia juga terlibat langsung dalam suatu proses situasi dan kondisi.
Bentuk kerja sama atau kolaborasi di antara para anggota situasi dan
kondisi itulah yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung.
4. Resiko; dengan adanya ciri resiko diharapkan dan dituntut agar peneliti
berani mengambil resiko, terutama pada waktu proses penelitian
berlangsung. Resiko yang mungkin ada diantaranya (a) melesetnya
hipotesis dan (b) adanya tuntutan untuk melakukan suatu transformasi.
Selanjutnya, melalui keterlibatan dalam proses penelitian, aksi peneliti
kemungkinan akan mengalami perubahan pandangan karena ia
menyaksikan sendiri adanya diskusi atau pertentangan dari para
kalaborator dan selanjutnya menyebabkan pandangannya berubah.
5. Susunan Jamak; pada umumnya penelitian kuantitatif atau tradisional
berstruktur tunggal karena ditentukan oleh suara tunggal, penelitinya.
Akan tetapi, PTK memiliki struktur jamak karena jelas penelitian ini
bersifat dialektis, reflektif, partisipasi atau kolaboratif. Susunan jamak ini
berkaitan dengan pandangan bahwa fenomena yang diteliti harus
mencakup semua komponen pokok supaya bersifat komprehensif. Suatu
contoh, seandainya yang diteliti adalah situasi dan kondisi proses belajar-
mengajar, situasinya harus meliputi paling tidak guru, siswa, tujuan
pendidikan, tujuan pembelajaran, interaksi belajar-mengajar, lulusan atau
hasil yang dicapai, dan sebagainya.
6. Internalisasi Teori dan Praktik; Menurut pandangan para ahli PTK bahwa
antara teori dan praktik bukan merupakan dua dunia yang berlainan. Akan
tetapi, keduanya merupakan dua tahap yang berbeda, yang saling
bergantung, dan keduanya berfungsi untuk mendukung tranformasi.
Pendapat ini berbeda dengan pandangan para ahli penelitian konvensional
yang beranggapan bahwa teori dan praktik merupakan dua hal yang
terpisah. Keberadaan teori diperuntukkan praktik, begitu pula sebaliknya
sehingga keduanya dapat digunakan dan dikembangkan bersama.
PTK memiliki khusus yang yang tidak ada pada penelitian lain. Sukidin,
Basrowi, dan Suranto (2002: 22-23) menguraikan bahwa karakteristik PTK

6
antara lain:3 (1) problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK harus
selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi
oleh guru, ada kalanya dapat dilakukan secara kolaboratif dengan peneliti lain;
(2) adanya tindakan-tindakan atau aksi tertentu untuk memperbaiki untuk
memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Wiriaatmadja (2006: 25) juga menguraikan bahwa karakteristik PTK ialah
emansipatoris dan membebaskan (liberating), karena penelitian ini mendorong
kebebasan dalam berpikir dan mengeluarkan pendapat pada pihak siswa, dan
mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan kearifan
dalam mengambil keputusan.
Karakteristik lainnya dikemukakan oleh Wardani, Wihardit, dan Nasoetion
(2002: 1.4-1.6), yang meliputi: (1) adanya masalah dalam PTK dipicu oleh
munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama ini
di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan; (2) self-reflection
inquiry, artinya peneliti melalui refleksi diri; (3) dilakukan di dalam kelas; dan
(4) bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar
berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang
menggunakan paradigma kualitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh
karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama
sebagai upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat
dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.
1. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum peneliti melaksanakan tindakan, perlu disusun langkah-
langkah yang akan diambil. Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah
sebagai berikut:4
a. Melatih guru untuk melakukan atau memberikan informasi cara
melakukan sesuai dengan rancangan. Hal ini sangat perlu, jika apa
yang akan dilakukan merupakan hal baru bagi guru.

3
Tukiran Taniredja dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru,
Bandung: ALFABETA, 2013, hal. 19-20
4
Mahmud dan Tedi Priatna, Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Praktik), Bandung: Tsabita,
2008, hal. 62

7
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas, seperti pada contoh di atas, yaitu di kelas perlu ada papan atau
tempat menempel, perlu kertas stiker, atau kertas kecilkecil dan lem.
c. Mempersiapkan contoh-contoh perintah suruhan melakukan secara
jelas.
d. Mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya.
e. Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan apa yang
dilakukan siswa dalam melakukan tindakan yang telah direncanakan.
Jika semua hal di atas telah disiapkan, skenario tindakan tersebut
dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan tindakan awal atau initial act pada
siklus pertama, dan akan diikuti dengan langkah observasi dan refleksi
( Soedarsono, 1997: 18).
2. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian
Bukan Tindakan Kelas

Penelitian Formal Penelitian Tindakan Kelas


Dilakukan oleh orang lain Dilakukan oleh guru/dosen sendiri
Sampel harus representatif Kerepresentatifan tidak
diperhatikan
Instrumen harus valid dan reliabel Instrumen yang valid dan reliabel
tidak diperhatikan
Menuntut penggunaan analisis Tidak diperlukan analisis statistik
statistik yang rumit
Mempersyaratkan hipotesis Tidak selalu menggunakan
hipotesis
Mengembangkan teori Mempebaiki praktik pembelajaran
secara langsung
Hasil penelitian dapat Hasil penelitian merupakan
digeneralisasikan ke populasi yang peningkatan
lebih besar mutu pembelajaran di lingkungan
 pembelajaran tertentu tempat
dilakukannya PTK
Tidak kolaboratif dan individual Kolaboratif dan kooperatif
PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap
tindakan yang dilakukan selama proses pembelajaran, serta untuk

8
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang masih terjadi dalam proses
pembelajaran dan untuk melakukan upaya perbaikan guna mewujudkan
tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran tersebut. Jika proses inquiry dan
perbaikan pembelajaran dilakukan secara terus menerus, diyakini
sepenuhnya bahwa kemapuan profesional guru akan terus meningkat sesuai
dengan harapan banyak pihak.5
Dalam tulisan yang berjudul Perbedaan PTK dengan Penelitian
Konvensional, Tarunasena Ma’mur menjelaskan perbedaan PTK dan
penelitian konvensional, yaitu:

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang mengangkat
masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang
5
Dadang Yudhistira, Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK (Asli Perlu Ilmiah
Konsisten), Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2013, hal. 25

9
merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk
memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara
lebih profesional.
2. Karakteristik PTK menurut Richart Winter, ada enam karekteristik PTK,
yaitu, (1) kritik reflektif, (2) kritik dialektis, (3) kolaboratif, (4) resiko, (5)
susunan jamak, dan (6) internalisasi teori dan praktek.
3. Langkah-langkah PTK, yaitu:
a. Melatih guru untuk melakukan atau memberikan informasi cara
melakukan sesuai dengan rancangan. Hal ini sangat perlu, jika apa
yang akan dilakukan merupakan hal baru bagi guru.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas, seperti pada contoh di atas, yaitu di kelas perlu ada papan atau
tempat menempel, perlu kertas stiker, atau kertas kecilkecil dan lem.
c. Mempersiapkan contoh-contoh perintah suruhan melakukan secara
jelas.
d. Mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya.
e. Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan apa yang
dilakukan siswa dalam melakukan tindakan yang telah direncanakan.
4. Persamaan dan perbedaan PTK dengan Penelitia Bukan Tindakan Kelas

DAFT
AR PUSTAKA

Anas Salahudin. 2018. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Pustaka Setia.

10
Dadang Yudhistira. 2013. Menulis Penelitian Tindakan Kelas yang APIK (Asli
Perlu Ilmiah Konsisten). Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mahmud dan Tedi Priatna. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan
Praktik), Bandung: Tsabita.

Tukiran Taniredja dkk. 2013. Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan


Profesi Guru. Bandung: ALFABETA.

11

Anda mungkin juga menyukai