1
Novita Rahmadani,1Edy Sujana, 2Nyoman Ari Surya Darmawan
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio keuangan pada perusahaan
perbankan, untuk mengetahui prediksi financial distress serta untuk mengetahui
pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi financial distress. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
berupa laporan keuangan tahun 2009-2013 dari 9 perusahaan perbankan yang
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data untuk
pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan SPSS 19.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perusahaan perbankan yang
diteliti dalam kurun waktu 2009-2013 rata-rata memiliki rasio keuangan yang positif,
(2) terdapat empat perusahaan yang diprediksi berpotensi financial distress,empat
perusahaan grey area, satu perusahaan dalam keadaan sehat,dan (3) secara
simultan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi dan rasio
laverage berpengaruh terhadap prediksi financial distress.
Abstract
This study was aimed at finding out the financial ratio in banking corporations,
finding out the prediction of financial distress and finding out the effect of financial ratio
on the prediction of financial distress. This study was a quantitative research. The
source of data was Bursa Efek Indonesia in the form of the 2009-2013 financial report
from 9 banking corporations which were selected by using purposive sampling
technique. The data analysis to test the hypothesis was carried out by using multiple
linear regression analysis and SPSS 19.
The results showed that (1) the banking corporations being studied in the
2009-2013 period on the average have positive financial ratios, (2) there are four
corporations predicted have the potential to be financially distressed, four in the grey
area, one in the healthy condition, and (3) simultaneously, the liquidity ratio,
profitability ratio, economic rantability ratio and laverage ratio have an effect on the
prediction of financial distress.
dan menurunnya harga saham di pasar Before Interest and Taxes (EBIT) to Total
modal. Assets, ( ) Market Value of Equity to
Book Value of Total Liabilities (Sofyan
Hasil Model Analisis Altman Z-Score Syafri Harahap, 2009: 353). Antara
Lima tahun terakhir yaitu dari tahun variabel yang satu dengan yang lainnya
2009 sampai 2013 setiap bank memiliki memiliki hubungan yang saling
kondisi keuangan yang berbeda-beda mempengaruhi nilai modal kerja yang
untuk setiap tahunnya. Ada enam bank besar menunjukkan produktivitas aktiva
yang pada tahun 2009 berada pada perusahaan yang mampu menghasilkan
kondisi bangkrut dan pada empat tahun laba usaha yang besar seperti yang
terakhir memiliki kondisi sehat yaitu Bank diharapkan perusahaan perbankan.
Victoria Indonesia Tbk. Meskipun masih Dengan meningkatnya laba usaha
ada dua bank yang dalam lima tahun perusahaan maka akan menarik investor
masih mengalami kondisi bangkrut sesuai untuk menanamkan sahamnya pada
dengan kriteria Altman Z-score untuk perusahaan tersebut sehingga laba
perusahaan perbankan go public yaitu ditahan perusahaan akan mengalami
Bank Bukopin Tbk, dan Bank Capital Tbk, peningkatan. Meningkatnya laba ditahan
sedangkan yang mengalami kondisi grey dan modal kerja yang dimilki perusahaan
area yaitu Bank Central Asia Tbk. Selama akan mendorong meningkatnya total
lima tahun berturut-turut Bank Victoria penjualan perusahaan perbankan. Begitu
Internasional Tbk mengalami kondisi pula sebaliknya, jika modal kerja yang
keuangan yang sehat. dimiliki perusahaan semakin kecil maka
Pada Bank Artha Graha perusahaan akan memperoleh laba yang
Internasional Tbk, mengalami kondisi kecil pula. Jika perusahaan mengalami hal
keuangan yang berkembang secara seperti ini maka akan mendorong pada
perlahan, terlihat dari tahun 2009 sampai terjadinya kesulitan keuangan dan jika
dengan tahun 2012 berada dalam keadaan ini terus berlanjut maka
keadaan bangkrut sesuai dengan kriteria perusahaan akan mengalami
Altman z-score, tahun 2013 berada pada kebangkrutan.
grey area. Untuk Bank CIMB Niaga Tbk Hasil Uji Normalitas menggunakan
berada dalam kondisi grey area dalam tiga uji One Sample Kolmogorov-Smirnov data
tahun kemudian pada tahun 2012 dan dinyatakan berdistribusi normal, karena
2013 mengalami kondisi sehat. Bank tingkat signifikansi atau nilai probabilitas
Internasional Indonesia Tbk mengalami >0,05 yaitu 0,176 untuk likuiditas, 0,932
bangkrut pada tahun 2009 kemudian untuk tingkat profitabilitas, 0,983 untuk
mengalami peningkatan pada tahun 2010 tingkat rentabilitas ekonomi, 0,920 untuk
sampai tahun 2012 dengan kondisi grey tingkat laverage dan 0,243 untuk variabel
area tetapi pada tahun berikutnya kembali financial distress.
berada pada kondisi bangkrut. Bank Hasil pengujian multikolinearitas
Kesawan Tbk, mengalami bangkrut pada dapat dinyatakan terdapat gejala
tahun 2009 sampai tahun 2010 kemudian multikolineritas atau korelasi antara
meningkat pada tahun 2011 dengan variabel independen karena nilai tolerance
berada pada kondisi sehat kemudian lebih dari 0,10 yaitu 0,824 untuk variabel
kembali bangkrut pada tahun 2012 sampai tingkat likuiditas, 0,743 untuk variabel
2013. Bank Negara Indonesia Tbk, tingkat profitabilitas, 0,663 untuk variabel
mengalami bangkrut pada satu tahun rentabilitas ekonomi dan 0,715 untuk
pertama dan tahun 2010 sampai tahun variabel laverage.
2013 berada dalam kondisi grey area. Dapat dilihat juga dari nilai VIF
Keempat variabel yang digunakan lebih kecil dari 10 yaitu 1,214 untuk
untuk menghitung nilai z-score suatu variabel tingkat likuiditas (X1), 1,346 untuk
perusahaan perbankan yaitu ( ) Working variabel tingkat profitabilitas, 1,507 untuk
Capital to Total Assets, ( ) Retained variabel rentabilitas ekonomi dan 1,398
Earning to Total Assets, ( ) Earning untuk variabel laverage. Jadi, dapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
disimpulkan bahwa tidak terjadi yang diperoleh sebesar 0.946, hal ini
multikolinearitas antar variabel bebas. menunjukkan bahwa perubahan prediksi
Berdasarkan hasil pengujian financial distress di perusahaan
heteroskedastisitas dengan menggunakan perbankan yang terdaftar di BEI mampu
uji gletser menunjukkan hasil bahwa nilai dijelaskan secara bersama-sama oleh
signifikansi untuk X1 sebesar 0,301 lebih perubahan rasio likuiditas, rasio
besar dari 0,05 dan untuk X2 sebesar profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
0,154 lebih besar dari 0,05, untuk X3 dan rasio laverage sebesar 94,6%
sebesar 0,461 lebih besar dari 0,05 dan sedangkan sisanya 5,4%, dijelaskan oleh
untuk X4 sebesar 0,404 lebih besar dari faktor lain di luar penelitian ini.
0,05 sebagai batas tingkat kekeliruan. Berdasarkan hasil uji F
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak menunjukkan nilai Fhitung sebesar
terjadi heteroskedastisitas. 1.856.173,065 lebih besar dari Ftabel
Berdasarkan hasil uji autokorelasi sebesar 6,39 dengan angka signifikansi =
diketahui bahwa bahwa uji Durbin-Watson 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa
menghasilkan nilai 2,168. Dari tabel secara simultan terdapat pengaruh yang
diketahui bahwa nilai DW > 1 (2,168>1) signifikan antara rasio likuiditas, rasio
dan <3 (2,168<3) jadi dapat disimpulkan profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
tidak terjadi autokorelasi pada data dan rasio laverage terhadap prediksi
penelitian. financial distress.
Berdasarkan hasil uji determinasi Berikut hasil uji F yang ditunjukkan
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square oleh Tabel 1.
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.586 4 5.897 1856173.065 .000a
Residual .000 4 .000
Total 23.586 8
a. Predictors: (Constant), Laverage, Profitabilitas, Likuiditas, Rentabilitas_Ekonomi
b. Dependent Variable: Z-Score
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
komprehensif lebih kecil dari laba dari modal yang disetor atau dapat juga
ditahannya maka profitabilitas bernilai disebabkan oleh modal yang disetor
positif sehingga jika dibandingkan dengan dalam bentuk issue right (hak pemesanan
total aset maka nilai rasio tetap positif, efek terlebih dahulu) jadi modal disetor ini
namun tingkat nilai besar atau kecilnya bernilai negatif. Perusahaan yang memiliki
rasio mempengaruhi kemampuan rasio laverage positif adalah 9 perusahaan
perusahaan dalam mengelola laba perbankan yang diteliti.
ditahannya untuk menghasilkan total aset.
Semakin besar rasio profitabilitas semakin Prediksi Rasio Keuangan Terhadap
besar kemampuan perusahaan untuk Financial Distress
menghasilkan aset dengan mengelola Dari hasil pengamatan rasio, maka
penggunaan laba ditahannya. perusahaan yang diprediksi berpotensi
Rasio rentabilitas ekonomi financial distress dari 9 perusahaan
digunakan untuk mengetahui kemampuan perbankan yaitu 4 perusahaan yang
perusahaan dalam menghasilkan laba. meliputi Bank Artha Graha Internasional
Laba disini merupakan laba operasi yang Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Capital
digunakan sebagai ukuran produktivitas Indonesia Tbk, Bank Internasional
perusahaan dalam mengelola total Indonesia Tbk, dalam keadaan rawan
asetnya. Semakin baik pengelolaan aset, sebanyak 4 perusahaan yaitu Bank
maka semakin baik produktivitas Central Asia Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk,
perusahaan dalam menghasilkan laba Bank Kesawan Tbk, Bank Negara
operasi, jika laba operasi bernilai negatif Indonesia Tbk, dan 1 perusahaan
itu berarti perusahaan mengalami loss diprediksi sehat yaitu Bank Victoria
operating income atau rugi pendapatan Internasional Tbk.
operasi. Semakin besar laba operasi Besarnya nilai prediksi financial
semakin memberi keuntungan bagi distress ini dipengaruhi oleh besar
investor dalam menilai profit perusahaan kecilnya rasio keuangan perusahaan dan
dalam berinvestasi karena produktivitas skala Z-Score Altman. Jika semua nilai
perusahaan dapat menghasilkan laba. rasio keuangan bernilai positif maka
Namun tingkat produktivitas perusahaan semua perusahaan perbankan akan
tidak hanya dilihat dari faktor laba namun diprediksi dalam kondisi sehat, namun
dari keseluruhan rasio keuangan yang berdasarkan hasil penghitungan
ada. Sedangkan perusahaan yang cenderung rasio keuangan memiliki nilai
memiliki rasio rentabilitas ekonomi positif negatif sehingga mempengaruhi pada
adalah 9 perusahaan perbankan yang persamaan Z-Score. Hal ini sesuai dengan
diteliti. teori Fahmi (2012:105) bahwa penyebab
Rasio laverage digunakan untuk terjadinya financial distress dikarenakan
mengukur kemampuan perusahaan dalam kondisi yang menunjukkan ekuitas negatif
memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari neraca perusahaan dan teori Plat dan
dengan modal atau ekuitas yang dimiliki. Plat dalam Fahmi (2012:158) bahwa
Semakin besar rasio ini semakin baik financial distress sebagai tahap
karena perusahaan dapat menutupi total penurunan kondisi keuangan atau
hutangnya dengan ekuitas atau modal cenderung mengalami defisit.
yang dimiliki. Namun jika total hutang lebih Secara rata-rata perusahaan
besar dari ekuitasnya maka perusahaan perbankan mengalami kesulitan keuangan
akan dapat mengalami kesulitan dengan rata-rata rasio likuiditas sebesar
keuangan. Penggunaan ekuitas ini 0,189, rasio profitabilitas sebesar 0,038,
biasanya merupakan cara terakhir rasio rentabilitas ekonomi sebesar 0,016
perusahaan apabila aset lain yang diputar dan rasio laverage sebesar 0,200. Dari
untuk menghasilkan laba tidak dapat rata-rata rentabilitas ekonomi mempunyai
mencukupi untuk memenuhi jumlah nilai paling rendah. Hal ini sesuai dengan
hutangnya. Ekuitas ini meliputi modal yang informasi dalam bab 1, bahwa ekonomi
disetor dan laba ditahan. Ekuitas dapat global selain mempengaruhi naik turunnya
bernilai negatif jika rugi ditahan lebih besar kurs mata uang juga mempengaruhi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
Ema Septiana. 2009. Analisis Tingkat Subramanyam, K.R. dan Wild, John J.,
Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Dalam Terjemahan Yanti, Dewi. 2010.
Camels. (Studi Empiris pada Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10,
Perbankan Go Public yang Terdaftar Buku 2. Salemba Empat: Jakarta.
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-
2008). Skripsi Fakultas Ekonomi, St. Ibrah Mustafa Kamal. 2012. Analisis
Universitas Muhammadiyah Prediksi Kebangkrutan Pada
Surakarta. Perusahaan Perbankan Go Public Di
Bursa Efek Indonesia (dengan
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan menggunakan model Altman Z-score).
Keuangan. Bandung: CV Alfabeta. Skripsi Manajemen, Universitas
Hasanuddin Makassar.
Foster, George. 1986. Financial Statement
Analysis, Second Edition, Prentice- Widodo, Wahyu dan Setiawan, Doddy.
Hall International Edition, Singapore. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kondisi Financial Distress
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Perusahaan Otomotif, Jurnal Bisnis
Multivariat dengan Program SPSS. dan Akuntansi, Vol.11, No.2, Agustus
Badan Penerbit Universitas 2009, Hlm. 107-119
Diponegoro: Semarang.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)
http://en.wikipedia.org/wiki/Altman_Z-
score, Diunduh 13/04/2014 Jam
13:48.