Anda di halaman 1dari 12

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas, Rasio


Rentabilitas Ekonomi dan Rasio Laverage Terhadap Prediksi
Financial Distress (Studi Kasus Pada Sektor Perbankan Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2013)

1
Novita Rahmadani,1Edy Sujana, 2Nyoman Ari Surya Darmawan

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {novita.rahmadhani@rocketmail.com, ediesujana_bali@yahoo.com,


arysuryadharmawan@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio keuangan pada perusahaan
perbankan, untuk mengetahui prediksi financial distress serta untuk mengetahui
pengaruh rasio keuangan terhadap prediksi financial distress. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif. Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
berupa laporan keuangan tahun 2009-2013 dari 9 perusahaan perbankan yang
dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis data untuk
pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda dengan SPSS 19.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) perusahaan perbankan yang
diteliti dalam kurun waktu 2009-2013 rata-rata memiliki rasio keuangan yang positif,
(2) terdapat empat perusahaan yang diprediksi berpotensi financial distress,empat
perusahaan grey area, satu perusahaan dalam keadaan sehat,dan (3) secara
simultan rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi dan rasio
laverage berpengaruh terhadap prediksi financial distress.

Kata kunci: laverage, likuiditas, prediksi financial distress, profitabilitas, rentabilitas


ekonomi.

Abstract
This study was aimed at finding out the financial ratio in banking corporations,
finding out the prediction of financial distress and finding out the effect of financial ratio
on the prediction of financial distress. This study was a quantitative research. The
source of data was Bursa Efek Indonesia in the form of the 2009-2013 financial report
from 9 banking corporations which were selected by using purposive sampling
technique. The data analysis to test the hypothesis was carried out by using multiple
linear regression analysis and SPSS 19.
The results showed that (1) the banking corporations being studied in the
2009-2013 period on the average have positive financial ratios, (2) there are four
corporations predicted have the potential to be financially distressed, four in the grey
area, one in the healthy condition, and (3) simultaneously, the liquidity ratio,
profitability ratio, economic rantability ratio and laverage ratio have an effect on the
prediction of financial distress.

Keywords: laverage, liquidity, prediction of financial distress, profitability, economic


rentability
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

PENDAHULUAN Info ini dapat dinilai dari beberapa


Dalam krisis ekonomi yang diawali indikator. Salah satu indikator utama yang
dengan dilikuidasinya 16 bank pada bulan dijadikan dasar penilaian adalah laporan
November 1997, telah menyebabkan keuangan bank yang bersangkutan.
bangsa Indonesia terjerumus dalam Berdasarkan laporan keuangan akan
tingkat kemiskinan yang meningkat secara dapat dihitung sejumlah rasio keuangan
drastis yaitu mencapai 49,5 juta orang yang lazim dijadikan dasar prediksi
(Ade Arthesa dan Edia Handiman, kebangkrutan. (S.Munawir, 2002: 292).
2006:57). Besarnya dampak krisis Menurut Hofer dan Whitaker dalam jurnal
menyebabkan banyak peneliti yang penelitian Almilia (2006) mendefinisikan
mencoba mencari penyebabnya. Peneliti bahwa financial distress sebagai suatu
ekonomi makro berpendapat bahwa kondisi perusahaan mengalami laba
penyebab krisis karena menurunnya nilai bersih (net income) negatif selama
tukar rupiah terhadap dollar Amerika, beberapa tahun. Sedangkan menurut Platt
sedangkan peneliti mikro berpendapat dan Platt dalam jurnal penelitian Ayu dan
bahwa industri perbankan memiliki peran Niki (2009) mendefiniskan bahwa financial
besar terjadinya krisis. (Ema Septiana : distress sebagai tahap penurunan kondisi
2009). keuangan yang terjadi sebelum terjadinya
Pihak perbankan nasional yang kebangkrutan maupun likuidasi. Ini berarti
tidak dilikuidasi harus tetap bersaing untuk financial distress terjadi sebelum
mengembalikan kepercayaan masyarakat perusahaan mengalami kebangkrutan
di tengah krisis multidimensi tersebut. dengan laba menurun atau mengalami
Nasabah ataupun calon nasabah tentunya kerugian selama beberapa tahun.
akan memilih bank yang sehat dan dapat Wahyu Widodo dan Doddy
dipercaya untuk melakukan jasa Setiawan (2009) menyatakan bahwa rasio
perbankan. Sebuah tantangan berat yang keuangan yang menggunakan likuiditas
harus dihadapi oleh perbankan agar tetap yang diukur dengan current ratio dan cash
bisa menjaga perusahaan agar tidak ratio tidak berpengaruh terhadap financial
mengalami kebangkrutan sehingga para distress. Profitabilitas dan quick ratio
nasabah ataupun calon nasabah bisa berpengaruh negatif terhadap financial
percaya terhadap jasa perbankan. distress. Financial Reverage yang diukur
Kebangkrutan merupakan masalah dengan total liabilities to total asset tidak
yang sangat esensial yang harus di berpengaruh terhadap financial distress
waspadai oleh perusahaan. Apabila suatu perusahaan, current liabilities to total asset
perusahaan telah bangkrut berarti tidak berpengaruh terhadap financial
perusahaan tersebut benar-benar distress dan pertumbuhan penjualan tidak
mengalami kegagalan usaha, oleh karena berpengaruh terhadap financial distress
itu perusahaan sedini mungkin untuk perusahaan.
melakukan berbagai analisis terutama Penelitian yang dilakukan oleh
analisis tentang kebangkrutan. Analisis Christanty Amazia (2010) pada semua
kebangkrutan dilakukan untuk perusahaan Go Public kecuali keuangan
memperoleh peringatan awal dan perbankan di BEI tanpa membedakan
kebangkrutan (tanda-tanda awal perusahaan besar dan kecil, yang
kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda didasarkan pada penelitian Platt and Platt
kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi menghasilkan hipotesis bahwa variabel
pihak manajemen karena pihak rasio keuangan yang signifikan
manajemen bisa melakukan perbaikan- mendominasi pengaruh financial distress,
perbaikan. Pihak kreditur dan juga pihak meliputi rasio laba bersih terhadap
pemegang saham bisa melakukan penjualan, rasio aktiva lancar terhadap
persiapan-persiapan untuk mengatasi hutang, rasio penjualan terhadap total
berbagai kemungkinan yang buruk. aktiva, rasio penjualan terhadap aktiva
(Hanafi dan Halim, 1996:263 dalam Atim, lancar, rasio laba bersih terhadap total
2008). aktiva dan rasio kas terhadap hutang
lancar. Peneliti juga menyarankan untuk
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

mencari variabel yang memungkinan pada perusahaan perbankan di Bursa


signifikan terhadap financial distress Efek Indonesia. (2) Bagaimana prediksi
dengan menggunakan model Altman, financial distress pada perusahaan
Camel, Seta dll. perbankan di Bursa Efek Indonesia. Dan
Penulis menduga bahwa tidak (3) Berapa besar pengaruh rasio likuiditas,
semua rasio keuangan dapat dilakukan rasio profitabilitas, rasio rentabilitas
untuk memprediksi financial distress ekonomi dan rasio laverage secara
karena size perusahaan yang berbeda simultan dan parsial terhadap prediksi
akan berpengaruh terhadap rasio financial distress pada perusahaan
keuangan dan tingkat kesulitan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
keuangannya, di mana modal dan aset Adapula tujuan penelitian ini
yang dimiliki akan berbeda. Selain itu, adalah untuk mengetahui (1) rasio
model prediksi financial distress dan likuiditas, rasio profitabilitas, rasio
pengujian terhadap data dapat rentabilitas ekonomi dan rasio laverage
mempengaruhi signifikasi terhadap hasil pada perusahaan perbankan di Bursa
pengujian sehingga perlu rasio keuangan Efek Indonesia. (2) Untuk mengetahui
yang terbaik dan tepat untuk memprediksi prediksi financial distress pada
financial distress. perusahaan perbankan di Bursa Efek
Penulis mencoba untuk Indonesia. (3) Untuk mengetahui
mengembangkan penelitian ini dengan pengaruh rasio likuiditas, rasio
memilih perusahaan pada sektor profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
perbankan yang listing di BEI dan dan rasio laverage terhadap prediksi
menggunakan laporan keuangan selama 5 financial distress pada perusahaan
tahun (2009 sampai 2013) dengan perbankan di Bursa Efek Indonesia.
variabel rasio keuangan model Altman Salah satu komponen dalam
sebagai rasio terbaik yang digunakan menganalisis permasalahan financial
untuk memprediksi financial distress. distress (kesulitan keuangan) yaitu
Rasio keuangan model Altman memiliki 5 dengan menggunakan laporan keuangan
(lima) rasio keuangan terbaik dari 22 (dua yang dibuat perusahaan, dimana terdiri
puluh dua) rasio keuangan dalam atas neraca, laporan laba rugi, laporan
memprediksi financial distress perusahaan arus kas dan perubahan modal. Laporan
atau kebangkrutan. Karena penulis keuangan tidak hanya digunakan oleh
menggunakan sampel penelitian pada pemilik perusahaan saja namun
sektor perbankan maka digunakan 4 digunakan oleh pihak-pihak luar yang
(empat) rasio keuangan model Altman. memerlukan analisis dalam mengambil
Sedangkan untuk mengetahui kekuatan keputusan atau tindakan bisnis antara lain
pengaruh prediksi sektor perbankan yang investor, kreditor, supplier, karyawan dan
mengalami financial distress, digunakan masyarakat umum.
regresi linear berganda. Salah satu bagian laporan
Pentingnya prediksi financial keuangan yang digunakan dalam meneliti
distress perusahaan yang digunakan ataupun menganalisis kondisi perusahaan
untuk mengetahui kondisi perusahaan adalah rasio keuangan yang terdiri atas
saat ini dan yang akan datang, maka pos-pos elemen dalam laporan keuangan
penulis tertarik mengambil judul “Analisis yang digunakan sebagai data analis.
Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Sebuah perusahaan sangat perlu untuk
Profitabilitas, Rasio Rentabilitas Ekonomi mengetahui keadaan perusahaannya
dan Rasio Laverage Terhadap Prediksi berdasarkan atas analisis rasio yang
Financial Distress (Studi Kasus Pada dilakukan. Oleh karena itu perumusan
Sektor Perbankan Di Bursa Efek masalah pertama dalam penelitian ini
Indonesia Periode 2009-2013)” yakni:
Permasalahan yang diteliti dalam H1: Bagaimana rasio likuiditas, rasio
penelitian ini yaitu (1) Bagaimana rasio profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
likuiditas, rasio profitabilitas, rasio dan rasio laverage pada perusahaan
rentabilitas ekonomi dan rasio laverage perbankan di Bursa Efek Indonesia.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

Penilaian financial distress dapat H3 : Rasio likuiditas, rasio


memprediksi apakah perusahaan akan profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
mengalami kebangkrutan atau tidak dan dan rasio leverage secara simultan
digunakan sebagai persiapan untuk berpengaruh terhadap prediksi
menentukan tindakan apa yang harus financial distress perusahaan
dilakukan manajemen dalam
mengembalikan kondisi keuangan agar METODE
dapat mempertahankan eksistensi Rancangan penelitian ini
perusahaan di masa datang. Salah satu menggunakan penelitian kuantitatif.
instrumen yang digunakan untuk Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
memahami kondisi keuangan adalah ada tidaknya hubungan variabel-variabel
laporan keuangan perusahaan yang yang diteliti kemudian dianalisis dengan
dikonversi melalui perhitungan rasio hipotesis (Husein, 2009).
keuangan sehingga menghasilkan Sumber informasi utama dari
informasi keuangan yang berguna dalam penelitian ini adalah perusahaan
pengambilan keputusan pihak perbankan yang telah terdaftar dan
manajemen. Pentingnya melakukan mencatatkan sahamnya serta perusahaan
analisis terhadap financial distress yang mempublikasikan laporan
perusahaan yang menjadikan peneliti keuangannya di Bursa Efek Indonesia
membuat hipotesis sebagai berikut: pada periode pengamatan tahun 2009-
H2: Bagaimana prediksi financial 2013. Variabel yang digunakan dalam
distress pada perusahaan perbankan penelitian ini adalah variabel bebas
di Bursa Efek Indonesia. (independent) dari penelitian ini adalah
Antara variabel (Rasio Likuiditas, rasio likuiditas, rasio profitabiilitas, rasio
Rasio Profitabilitas, Rasio Rentabilitas rentabilitas ekonomi dan rasio leverage
Ekonomi dan Rasio Leverage) yang satu sedangkan variabel terikat (dependent)
dengan yang lainnya memiliki hubungan dari penelitian ini adalah prediksi financial
yang saling mempengaruhi nilai modal distress.
kerja yang besar menunjukkan Proses pengumpulan data dilakukan
produktivitas aktiva perusahaan yang dengan metode dokumentasi. Pengolahan
mampu menghasilkan laba usaha yang data yang dilakukan menggunakan
besar seperti yang diharapkan metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu
perusahaan perbankan. Dengan mengolah data dengan lebih banyak
meningkatnya laba usaha perusahaan mengumpulkan data berupa angka dan
maka akan menarik investor untuk menguraikannya secara menyeluruh dan
menanamkan sahamnya pada sesuai dengan pemasalahan yang sedang
perusahaan tersebut sehingga laba diteliti, sehingga akan diperoleh suatu
ditahan perusahaan akan mengalami hasil dari pengolahan data yang disebut
peningkatan. Meningkatnya laba ditahan hasil penelitian.
dan modal kerja yang dimilki perusahaan Rancangan penelitian ini akan
akan mendorong meningkatnya total berguna untuk menjawab rumusan
penjualan perusahaan perbankan. Begitu masalah dalam penelitian dan juga
pula sebaliknya, jika modal kerja yang menentukan tujuan penelitian yang ingin
dimiliki perusahaan semakin kecil maka dicapai sehingga desain penelitian dari
perusahaan akan memperoleh laba yang tahap awal hingga tahap pelaporan hasil
kecil pula. Jika perusahaan mengalami hal penelitian. Desain penelitian ini
seperti ini maka akan mendorong pada menjelaskan pengaruh variabel
terjadinya kesulitan keuangan dan jika X1,X2,X3,X4 terhadap Y.
keadaan ini terus berlanjut maka Penelitian ini juga menggunakan
perusahaan akan mengalami bantuan program Statistikal Product and
kebangkrutan. (Ibrah, 2012). Maka, Service Solutions (SPPS) Versi 19 dengan
hipotesis dalam penelitian ini adalah uji non parametrik. Analisis data yang
sebagai berikut: digunakan adalah uji normalitas,
heteroskedastisitas, uji autikorelasi dan uji
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

multikolinearitas. Uji hipotesis X3 Rasio Rentabilitas Ekonomi (Earning


menggunakan uji koefesien determinasi Before Interest and Tax to Total Assets)
(R2), uji regresi berganda, dan uji simultan Rasio ini menunjukkan
(uji F). kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dari aktiva
HASIL DAN PEMBAHASAN perusahaan, sebelum pembayaran bunga
Hasil dan pajak. Melemahnya faktor ini
X1 Rasio Likuiditas (Working Capital to merupakan indikator terbaik akan hadirnya
Total Assets) kebangkrutan. Dari hasil perhitungan laba
Rasio ini menunjukkan sebelum bunga dan pajak terhadap total
kemampuan perusahaan untuk aktiva yang dimiliki masing-masing
menghasilkan modal kerja bersih dari perusahaan maka dapat terlihat bahwa
keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. asset produktif perusahaan perbankan
Sebaliknya, perusahaan dengan modal belum mampu menghasilkan laba usaha
kerja bersih yang bernilai positif jarang seperti yang telah direncanakan. Ini dapat
sekali menghadapi kesulitan dalam dilihat bahwa untuk setiap Rp. 1000
melunasi kewajibannya. aktiva, belum dapat menghasilkan laba
Dari hasil perhitungan total asset sebelum bunga dan pajak lebih besar dari
yang dimiliki masing-masing perusahaan, Rp. 1000.
maka dapat dikatakan bahwa perusahaan-
perusahaan perbankan kurang relatif X4 Rasio Laverage (Market Value of
terhadap total kapitalisasinya. Dapat Equity to Book Value of Total
dilihat bahwa 9 perusahaan bank lainnya Liabilities)
belum ada yang mampu menghasilkan Rasio ini menunjukkan
modal kerja lebih besar dari Rp. 1000 kemampuan perusahaan untuk memenuhi
untuk setiap Rp. 1000 asset. kewajiban-kewajiban dari nilai pasar
modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar
X2 Rasio Profitabilitas (Retained ekuitas sendiri diperoleh dengan
Earnings to Total Assets) mengalikan jumlah lembar saham biasa
Rasio ini menunjukkan yang beredar dengan harga pasar per
kemampuan perusahaan untuk lembar saham biasa. Nilai buku hutang
menghasilkan laba ditahan dari total aktiva diperoleh dengan menjumlahkan
perusahaan. Rasio ini merupakan kewajiban lancar dengan kewajiban
indikator profitabilitas kumulatif yang relatif jangka panjang.
terhadap panjangnya waktu yang Hasil variabel (Market Value
mengisyaratkan bahwa semakin muda of Equity to Book Value of Total Liabilities)
suatu perusahaan semakin sedikit waktu memperlihatkan seberapa banyak aset
yang dimilikinya untuk membangun laba dari suatu perusahaan dapat mengalami
kumulatif sehingga semakin besar penurunan dalam nilainya sebelum
kemungkinannya untuk mengalami hutangnya melebihi aset yang dimiliki.
kegagalan usaha. Bila perusahaan Dilihat dari tabel di atas, menunjukkan 9
merugi, total dan nilai laba ditahan pada bank yang mengalami perkembangan
perusahaan akan mengalami penurunan. berfluktuasi yaitu Bank Artha Graha
Dari hasil perhitungan laba ditahan Internasional Tbk, Bank Bukopin Tbk,
terhadap total asset yang dimiliki masing- Bank Capital Indonesia Tbk, Bank Central
masing perusahaan, maka dapat Asia Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk, Bank
dikatakan bahwa perusahaan- Internasional Indonesia Tbk, Bank
perusahaaan perbankan tidak mampu Kesawan Tbk, Bank Negara Indonesia
menghasilkan laba ditahan seperti yang Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk,.
diharapkan. Ini dapat dilihat bahwa untuk Adanya penurunan / fluktuasi dari
setiap Rp. 1000 aktiva, belum ada yang hasil (Market Value of Equity to Book
mampu menghasilkan laba ditahan lebih
besar dari Rp.1000. Value of Total Liabilities) ditandai dengan
meningkatnya jumlah utang perusahaan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

dan menurunnya harga saham di pasar Before Interest and Taxes (EBIT) to Total
modal. Assets, ( ) Market Value of Equity to
Book Value of Total Liabilities (Sofyan
Hasil Model Analisis Altman Z-Score Syafri Harahap, 2009: 353). Antara
Lima tahun terakhir yaitu dari tahun variabel yang satu dengan yang lainnya
2009 sampai 2013 setiap bank memiliki memiliki hubungan yang saling
kondisi keuangan yang berbeda-beda mempengaruhi nilai modal kerja yang
untuk setiap tahunnya. Ada enam bank besar menunjukkan produktivitas aktiva
yang pada tahun 2009 berada pada perusahaan yang mampu menghasilkan
kondisi bangkrut dan pada empat tahun laba usaha yang besar seperti yang
terakhir memiliki kondisi sehat yaitu Bank diharapkan perusahaan perbankan.
Victoria Indonesia Tbk. Meskipun masih Dengan meningkatnya laba usaha
ada dua bank yang dalam lima tahun perusahaan maka akan menarik investor
masih mengalami kondisi bangkrut sesuai untuk menanamkan sahamnya pada
dengan kriteria Altman Z-score untuk perusahaan tersebut sehingga laba
perusahaan perbankan go public yaitu ditahan perusahaan akan mengalami
Bank Bukopin Tbk, dan Bank Capital Tbk, peningkatan. Meningkatnya laba ditahan
sedangkan yang mengalami kondisi grey dan modal kerja yang dimilki perusahaan
area yaitu Bank Central Asia Tbk. Selama akan mendorong meningkatnya total
lima tahun berturut-turut Bank Victoria penjualan perusahaan perbankan. Begitu
Internasional Tbk mengalami kondisi pula sebaliknya, jika modal kerja yang
keuangan yang sehat. dimiliki perusahaan semakin kecil maka
Pada Bank Artha Graha perusahaan akan memperoleh laba yang
Internasional Tbk, mengalami kondisi kecil pula. Jika perusahaan mengalami hal
keuangan yang berkembang secara seperti ini maka akan mendorong pada
perlahan, terlihat dari tahun 2009 sampai terjadinya kesulitan keuangan dan jika
dengan tahun 2012 berada dalam keadaan ini terus berlanjut maka
keadaan bangkrut sesuai dengan kriteria perusahaan akan mengalami
Altman z-score, tahun 2013 berada pada kebangkrutan.
grey area. Untuk Bank CIMB Niaga Tbk Hasil Uji Normalitas menggunakan
berada dalam kondisi grey area dalam tiga uji One Sample Kolmogorov-Smirnov data
tahun kemudian pada tahun 2012 dan dinyatakan berdistribusi normal, karena
2013 mengalami kondisi sehat. Bank tingkat signifikansi atau nilai probabilitas
Internasional Indonesia Tbk mengalami >0,05 yaitu 0,176 untuk likuiditas, 0,932
bangkrut pada tahun 2009 kemudian untuk tingkat profitabilitas, 0,983 untuk
mengalami peningkatan pada tahun 2010 tingkat rentabilitas ekonomi, 0,920 untuk
sampai tahun 2012 dengan kondisi grey tingkat laverage dan 0,243 untuk variabel
area tetapi pada tahun berikutnya kembali financial distress.
berada pada kondisi bangkrut. Bank Hasil pengujian multikolinearitas
Kesawan Tbk, mengalami bangkrut pada dapat dinyatakan terdapat gejala
tahun 2009 sampai tahun 2010 kemudian multikolineritas atau korelasi antara
meningkat pada tahun 2011 dengan variabel independen karena nilai tolerance
berada pada kondisi sehat kemudian lebih dari 0,10 yaitu 0,824 untuk variabel
kembali bangkrut pada tahun 2012 sampai tingkat likuiditas, 0,743 untuk variabel
2013. Bank Negara Indonesia Tbk, tingkat profitabilitas, 0,663 untuk variabel
mengalami bangkrut pada satu tahun rentabilitas ekonomi dan 0,715 untuk
pertama dan tahun 2010 sampai tahun variabel laverage.
2013 berada dalam kondisi grey area. Dapat dilihat juga dari nilai VIF
Keempat variabel yang digunakan lebih kecil dari 10 yaitu 1,214 untuk
untuk menghitung nilai z-score suatu variabel tingkat likuiditas (X1), 1,346 untuk
perusahaan perbankan yaitu ( ) Working variabel tingkat profitabilitas, 1,507 untuk
Capital to Total Assets, ( ) Retained variabel rentabilitas ekonomi dan 1,398
Earning to Total Assets, ( ) Earning untuk variabel laverage. Jadi, dapat
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

disimpulkan bahwa tidak terjadi yang diperoleh sebesar 0.946, hal ini
multikolinearitas antar variabel bebas. menunjukkan bahwa perubahan prediksi
Berdasarkan hasil pengujian financial distress di perusahaan
heteroskedastisitas dengan menggunakan perbankan yang terdaftar di BEI mampu
uji gletser menunjukkan hasil bahwa nilai dijelaskan secara bersama-sama oleh
signifikansi untuk X1 sebesar 0,301 lebih perubahan rasio likuiditas, rasio
besar dari 0,05 dan untuk X2 sebesar profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
0,154 lebih besar dari 0,05, untuk X3 dan rasio laverage sebesar 94,6%
sebesar 0,461 lebih besar dari 0,05 dan sedangkan sisanya 5,4%, dijelaskan oleh
untuk X4 sebesar 0,404 lebih besar dari faktor lain di luar penelitian ini.
0,05 sebagai batas tingkat kekeliruan. Berdasarkan hasil uji F
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tidak menunjukkan nilai Fhitung sebesar
terjadi heteroskedastisitas. 1.856.173,065 lebih besar dari Ftabel
Berdasarkan hasil uji autokorelasi sebesar 6,39 dengan angka signifikansi =
diketahui bahwa bahwa uji Durbin-Watson 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti bahwa
menghasilkan nilai 2,168. Dari tabel secara simultan terdapat pengaruh yang
diketahui bahwa nilai DW > 1 (2,168>1) signifikan antara rasio likuiditas, rasio
dan <3 (2,168<3) jadi dapat disimpulkan profitabilitas, rasio rentabilitas ekonomi
tidak terjadi autokorelasi pada data dan rasio laverage terhadap prediksi
penelitian. financial distress.
Berdasarkan hasil uji determinasi Berikut hasil uji F yang ditunjukkan
diketahui bahwa nilai Adjusted R Square oleh Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji F

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 23.586 4 5.897 1856173.065 .000a
Residual .000 4 .000
Total 23.586 8
a. Predictors: (Constant), Laverage, Profitabilitas, Likuiditas, Rentabilitas_Ekonomi
b. Dependent Variable: Z-Score
Sumber: Data Primer Diolah, 2014

Pembahasan perbankan yang diteliti. Semakin besar


Rasio Keuangan rasio likuiditas maka semakin likuid
Berdasarkan penghitungan rasio- perusahaan, begitu sebaliknya.
rasio keuangan yang dipakai sebagai Nilai rasio profitabilitas yang
prediksi financial distress yaitu terdiri atas digunakan adalah untuk mendeteksi
rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio keuntungan berdasarkan profitabilitas
rentabilitas ekonomi dan rasio laverage. kumulatif. Pada perusahaan perbankan
Nilai rasio likuiditas yang positif rasio profitabilitas ini didominasi oleh nilai
dimiliki oleh perusahaan yang liabilities positif. Perusahaan yang memiliki rasio
nya lebih kecil dibanding total aset dan profitabilitas positif dengan pengelolaan
mempengaruhi rasio likuidasi karena laba ditahan lebih baik adalah 9
perusahaan akan likuid jika 1 rupiah perusahaan yang diteliti. Nilai rasio yang
liabilities perusahaan dapat dijamin oleh 1 positif disebabkan dalam rentang 5 tahun
rupiah aset, sedangkan jika hutang lancar perusahaan mengalami rugi komprehensif
mendominasi dalam total aset nya maka yang jika diakumulasikan nilainya tidak
aset lancar tidak mampu menutupi hutang besar dibandingkan dengan laba ditahan
lancar perusahaan. Perusahaan yang tahun berikutnya atau sebaliknya. Jika rugi
memiliki rasio likuiditas positif yang berarti komprehensif ini lebih besar dari
aset lancar relatif mendominasi total akumulasi laba maka profitabilitas ini
asetnya adalah semua perusahaan menjadi negatif, namun jika rugi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

komprehensif lebih kecil dari laba dari modal yang disetor atau dapat juga
ditahannya maka profitabilitas bernilai disebabkan oleh modal yang disetor
positif sehingga jika dibandingkan dengan dalam bentuk issue right (hak pemesanan
total aset maka nilai rasio tetap positif, efek terlebih dahulu) jadi modal disetor ini
namun tingkat nilai besar atau kecilnya bernilai negatif. Perusahaan yang memiliki
rasio mempengaruhi kemampuan rasio laverage positif adalah 9 perusahaan
perusahaan dalam mengelola laba perbankan yang diteliti.
ditahannya untuk menghasilkan total aset.
Semakin besar rasio profitabilitas semakin Prediksi Rasio Keuangan Terhadap
besar kemampuan perusahaan untuk Financial Distress
menghasilkan aset dengan mengelola Dari hasil pengamatan rasio, maka
penggunaan laba ditahannya. perusahaan yang diprediksi berpotensi
Rasio rentabilitas ekonomi financial distress dari 9 perusahaan
digunakan untuk mengetahui kemampuan perbankan yaitu 4 perusahaan yang
perusahaan dalam menghasilkan laba. meliputi Bank Artha Graha Internasional
Laba disini merupakan laba operasi yang Tbk, Bank Bukopin Tbk, Bank Capital
digunakan sebagai ukuran produktivitas Indonesia Tbk, Bank Internasional
perusahaan dalam mengelola total Indonesia Tbk, dalam keadaan rawan
asetnya. Semakin baik pengelolaan aset, sebanyak 4 perusahaan yaitu Bank
maka semakin baik produktivitas Central Asia Tbk, Bank CIMB Niaga Tbk,
perusahaan dalam menghasilkan laba Bank Kesawan Tbk, Bank Negara
operasi, jika laba operasi bernilai negatif Indonesia Tbk, dan 1 perusahaan
itu berarti perusahaan mengalami loss diprediksi sehat yaitu Bank Victoria
operating income atau rugi pendapatan Internasional Tbk.
operasi. Semakin besar laba operasi Besarnya nilai prediksi financial
semakin memberi keuntungan bagi distress ini dipengaruhi oleh besar
investor dalam menilai profit perusahaan kecilnya rasio keuangan perusahaan dan
dalam berinvestasi karena produktivitas skala Z-Score Altman. Jika semua nilai
perusahaan dapat menghasilkan laba. rasio keuangan bernilai positif maka
Namun tingkat produktivitas perusahaan semua perusahaan perbankan akan
tidak hanya dilihat dari faktor laba namun diprediksi dalam kondisi sehat, namun
dari keseluruhan rasio keuangan yang berdasarkan hasil penghitungan
ada. Sedangkan perusahaan yang cenderung rasio keuangan memiliki nilai
memiliki rasio rentabilitas ekonomi positif negatif sehingga mempengaruhi pada
adalah 9 perusahaan perbankan yang persamaan Z-Score. Hal ini sesuai dengan
diteliti. teori Fahmi (2012:105) bahwa penyebab
Rasio laverage digunakan untuk terjadinya financial distress dikarenakan
mengukur kemampuan perusahaan dalam kondisi yang menunjukkan ekuitas negatif
memenuhi kewajiban jangka panjangnya dari neraca perusahaan dan teori Plat dan
dengan modal atau ekuitas yang dimiliki. Plat dalam Fahmi (2012:158) bahwa
Semakin besar rasio ini semakin baik financial distress sebagai tahap
karena perusahaan dapat menutupi total penurunan kondisi keuangan atau
hutangnya dengan ekuitas atau modal cenderung mengalami defisit.
yang dimiliki. Namun jika total hutang lebih Secara rata-rata perusahaan
besar dari ekuitasnya maka perusahaan perbankan mengalami kesulitan keuangan
akan dapat mengalami kesulitan dengan rata-rata rasio likuiditas sebesar
keuangan. Penggunaan ekuitas ini 0,189, rasio profitabilitas sebesar 0,038,
biasanya merupakan cara terakhir rasio rentabilitas ekonomi sebesar 0,016
perusahaan apabila aset lain yang diputar dan rasio laverage sebesar 0,200. Dari
untuk menghasilkan laba tidak dapat rata-rata rentabilitas ekonomi mempunyai
mencukupi untuk memenuhi jumlah nilai paling rendah. Hal ini sesuai dengan
hutangnya. Ekuitas ini meliputi modal yang informasi dalam bab 1, bahwa ekonomi
disetor dan laba ditahan. Ekuitas dapat global selain mempengaruhi naik turunnya
bernilai negatif jika rugi ditahan lebih besar kurs mata uang juga mempengaruhi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

pendapatan perusahaan yang nantinya yang bermanfaat sebagai pengarah,


berdampak pada laba yang diraih penyaring dan memantau pada area
perusahaan tersebut. tertentu, maka berdasarkan hasil
Di tengah krisis multidimensi penelitian menunjukkan bahwa rasio
tersebut pihak perbankan nasional yang keuangan dapat digunakan untuk
tidak dilikuidasi harus tetap bersaing untuk memprediksi financial distress perusahaan
mengembalikan kepercayaan investor. perbankan sesuai dengan kriteria
Para investor tentunya akan memilih bank kelayakan regresi berganda yang
yang sehat dan dapat dipercaya untuk dilakukan.
melakukan jasa perbankan. Sebuah
tantangan berat yang harus dihadapi oleh Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
perbankan agar tetap bisa menjaga Prediksi Financial Distress
perusahaan agar tidak mengalami Hasil dari pengujian regresi
kebangkrutan sehingga para investor berganda diperoleh pengaruh rasio
ataupun calon investor bisa percaya keuangan terhadap prediksi financial
terhadap jasa perbankan. distress secara parsial (individu) yaitu
Tingginya rata-rata laverage dengan uji t dan pengaruh rasio keuangan
sangat mempengaruhi pada kondisi terhadap prediksi financial distress secara
perusahaan karena profit merupakan simultan (bersama-sama) yaitu dengan uji
modal untuk mengembangkan usaha, F yang diperoleh dari hasil ANOVA.
dengan tingginya profit perusahaan dapat Pada uji F (simultan), besarnya
dengan baik melakukan penambahan pengaruh rasio keuangan secara serentak
aset, membiayai beban operasi dan adalah 1.856.173,065 dengan signifikan
membagikan keuntungan pada pemegang 0,000. Pengaruh rasio keuangan ini
saham. Jika profit menurun atau bahkan sangat kuat karena berada dibawah
merugi maka akan mengganggu signifikasi 0,05. Kekuatan pengaruh dapat
kesehatan perusahaan karena dengan juga dilihat pada koefisien determinasi (r2)
profit menurun atau rugi, perusahaan akan sebesar 0,873. Selain memiliki pengaruh
menggunakan aktiva lain untuk menjaga sangat kuat juga memiliki hubungan yang
operasi perusahaan agar terus berjalan. kuat dengan nilai koefisien korelasi
Rendahnya profitabilitas dapat menjadikan sebesar 0,934. Pengujian rasio keuangan
perusahaan mengalami gejala pertama secara serentak memang mempengaruhi
financial distress karena akan berdampak prediksi financial distress karena prediksi
langsung terhadap penurunan aset lancar, financial distress ini memiliki 4 rasio
terhambatnya pelunasan kewajiban dan keuangan yang jika nilai rasio tinggi atau
penurunan aset lainnya untuk dijadikan rendah akan mempengaruhi nilai prediksi
modal operasi. Z-Score pada skala sehat, rawan atau
Efek ekonomi global yang besar mengalami financial distress.
dapat memberikan dampak langsung pada Signifikannya pengaruh rasio
likuiditas, profitabilitas, rentabilitas keuangan yang terdiri atas likuiditas,
ekonomi dan solvabilitas (laverage) profitabilitas, rentabilitas ekonomi dan
perusahaan karena tercantum pada laverage secara simultan membuktikan
laporan keuangan yang kemudian dihitung bahwa rasio keuangan Altman memiliki
dalam rasio keuangan yang digunakan karakter masing-masing sehingga hanya
sebagai informasi kondisi perusahaan baik rasio-rasio terbaik yang dapat
bagi perusahaan itu sendiri dalam dikombinasikan untuk memprediksi kondisi
mengambil tindakan dan keputusan keuangan perusahaan.
ekonomis serta bagi para investor yang Rasio likuiditas menunjukkan
akan menanamkan modalnya. kemampuan perusahaan untuk
Didasarkan pada teori Wild dan menghasilkan modal kerja bersih dari
Subramanyam dalam Dewi Yanti keseluruhan total aktiva yang dimilikinya.
(2010:289) bahwa rasio keuangan dapat Rasio likuiditas pada uji t secara parsial,
digunakan dalam menganalisis laporan H0 mengalami penolakan karena nilai t
keuangan dan Z-Score merupakan alat hitung lebih besar dari t tabel dengan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

signifikasi 0,000. Dapat disimpulkan terhadap prediksi financial distress


bahwa rasio likuiditas berpengaruh kuat perusahaan dan memiliki hubungan yang
terhadap prediksi financial distress dan kuat dengan prediksi financial distress
memiliki hubungan yang kuat dan searah karena nilai koefisien sebesar -0,298.
dari nilai koefisien korelasi yang cukup Secara parsial seluruh rasio
tinggi yaitu sebesar 0,991. Jika rasio memiliki hubungan dengan prediksi
likuidasi ini meningkat maka Z-Score akan financial distress baik dengan hubungan
meningkat dan berpengaruh terhadap yang kuat dan berpengaruh terhadap
prediksi financial distress. prediksi financial distress.
Rasio profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk SIMPULAN DAN SARAN
menghasilkan laba ditahan dari total aktiva Simpulan
perusahaan. Rasio profitabilitas pada uji t, Dari hasil penelitian dan hasil
H0 mengalami penolakan karena nilai t analisis data dapat disimpulkan sebagai
hitung lebih besar dari t tabel dengan berikut: Rasio likuiditas, rasio profitabilitas,
signifikasi 0,000. Dapat disimpulkan rentabilitas ekonomi, rasio laverage yang
bahwa rasio profitabilitas berpengaruh positif dimiliki oleh 9 perusahaan
kuat terhadap prediksi financial distress perbankan yang diteliti.
sebesar 136,327 secara signifikan. Selain Perusahaan dengan rasio likuiditas
memiliki pengaruh yang kuat, rasio ini tertinggi adalah Bank Victoria
memiliki hubungan yang sangat kuat Internasional Tbk yaitu sebesar 0,865 atau
dengan koefisien korelasi sebesar 0,025. 86,5%. Terendah adalah Bank Bukopin
Jika rasio profitabilitas naik maka nilai Z- Tbk, dan Bank Central Asia Tbk yaitu
Score akan meningkat dan berpengaruh sebesar 0,020 atau 2%. Perusahaan
terhadap prediksi financial distress karena dengan rasio profitabilitas tertinggi yaitu
laba ditahan memiliki andil dalam Bank Central Asia Tbk dan terendah yaitu
mempertahankan perusahaan dalam Bank Kesawan Tbk. Perusahaan dengan
menjalankan operasinya karena laba rasio rentabilitas ekonomi tertinggi yaitu
ditahan digunakan untuk modal operasi Bank Central Asia yaitu 0,034 atau 3,4%
perusahaan. dan terendah yaitu Bank Kesawan Tbk
Rasio rentabilitas ekonomi yaitu 0,000 atau 0%. Perusahaan dengan
menunjukkan kemampuan perusahaan rasio laverage tertinggi adalah Bank
untuk menghasilkan laba dari aktiva Central Asia Tbk yaitu sebesar 0,435 atau
perusahaan, sebelum pembayaran bunga 43,5% dan terendah adalah Bank Artha
dan pajak. Rasio rentabilitas ekonomi Graha Internasional Tbk yaitu 0,053 atau
pada uji t, H0 mengalami penolakan 5,3%.
karena nilai t hitung 90.408 lebih besar Perusahaan yang diprediksi
dari t tabel 1,895 dengan signifikasi 0,000. berpotensi financial distress adalah Bank
Dapat disimpulkan bahwa rasio Artha Graha Internasional sebesar 0,971,
rentabilitas ekonomi mempunyai Bank Bukopin Tbk sebesar 0,357, Bank
hubungan yang kuat rasio ini memiliki Capital Indonesia sebesar 0,900, Bank
hubungan yang sangat kuat dengan Internasional Indonesia Tbk sebesar
koefisien korelasi sebesar 0,075 dan 1,034. Perusahaan yang diprediksi
berpengaruh terhadap prediksi financial berpotensi rawan adalah Bank Central
distress. Asia Tbk sebesar 1,119, Bank CIMB
Rasio laverage menunjukkan Niaga Tbk sebesar 2,104, Bank Kesawan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi Tbk sebesar 1,136 dan Bank Negara
kewajiban-kewajiban dari nilai pasar Indonesia besar 1,401. Sedangkan
modal sendiri (saham biasa). Rasio perusahaan yang diprediksi dalam kondisi
laverage pada uji t, H0 mengalami sehat adalah Bank Victoria Internasional
penolakan karena nilai t hitung 189,154 Tbk sebesar 6,089.
lebih besar dari t tabel 1,895 dengan
signifikasi 0,000. Dapat disimpulkan
bahwa rasio laverage berpengaruh
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

Saran Harahap, Sofyan Safri. 2009. Analisis


Saran-saran yang dapat diberikan Kritis atas Laporan Keuangan. PT.
berkaitan dengan hasil penelitian serta Raja Grafindo Persada: Jakarta
untuk kesempurnaan penelitian
selanjutnya yakni untuk meneliti prediksi Husein, Umar. 2009. Metode Penelitian
kondisi financial distress perusahaan lebih untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
baik menggunakan metode penelitian lain Jakarta: Rajawali Pers.
yang lebih bervariasi agar diketahui
perbedaan signifikasi yang lebih akurat Kamaludin dan Indriani, Rini. 2012.
dalam menguji pengaruh rasio keuangan Manajemen Keuangan ”Konsep Dasar
dalam memprediksi financial distress. dan Penerapannya. Edisi Revisi. CV
Mandar Maju: Bandung.

DAFTAR PUSTAKA Ramadhani, Ayu Suci, dan Lukviarman,


Arthesa, Ade. Edia Handiman. 2006. Bank Niki. 2009. Perbandingan Analisis
dan Lembaga Keuangan bukan Bank. Prediksi Kebangkrutan Menggunakan
Jakarta: PT. Indeks. Model Altman Pertama, Altman
Revisi, Dan Altman Modifikasi Dengan
Almilia, Luciana Spica. 2006. Prediksi Ukuran Dan Umur Perusahaan
Kondisi Financial Distress Sebagai Variabel Penjelas (Studi
Perusahaan Go Public Dengan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Menggunakan Analisis Multinomial Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia),
Logit, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Jurnal Siasat Bisnis Vol. 13 No. 1
STIE Perbanas Surabaya, Vol.XII
No.1, ISSN : 0854-9087. Sarwono, Jonathan. 2012. Mengenal
SPSS Statistics 20 Aplikasi Untuk
Amazia, Christanty. 2010. Analisis Rasio Riset Eksperimental. Kompas
Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Gramedia: Jakarta.
Financial Distress Pada Perusahaan
Go-Public, Skripsi Yang S.Munawir. 2002. Analisis Informasi
Dipublikasikan, Jurusan Akuntasi, Keuangan. Yogyakarta Liberty:
STIE Perbanas Surabaya. Yogyakarta.

Ema Septiana. 2009. Analisis Tingkat Subramanyam, K.R. dan Wild, John J.,
Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Dalam Terjemahan Yanti, Dewi. 2010.
Camels. (Studi Empiris pada Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10,
Perbankan Go Public yang Terdaftar Buku 2. Salemba Empat: Jakarta.
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-
2008). Skripsi Fakultas Ekonomi, St. Ibrah Mustafa Kamal. 2012. Analisis
Universitas Muhammadiyah Prediksi Kebangkrutan Pada
Surakarta. Perusahaan Perbankan Go Public Di
Bursa Efek Indonesia (dengan
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan menggunakan model Altman Z-score).
Keuangan. Bandung: CV Alfabeta. Skripsi Manajemen, Universitas
Hasanuddin Makassar.
Foster, George. 1986. Financial Statement
Analysis, Second Edition, Prentice- Widodo, Wahyu dan Setiawan, Doddy.
Hall International Edition, Singapore. 2009. Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Kondisi Financial Distress
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Perusahaan Otomotif, Jurnal Bisnis
Multivariat dengan Program SPSS. dan Akuntansi, Vol.11, No.2, Agustus
Badan Penerbit Universitas 2009, Hlm. 107-119
Diponegoro: Semarang.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume: 2 No. 1 Tahun 2014)

http://en.wikipedia.org/wiki/Altman_Z-
score, Diunduh 13/04/2014 Jam
13:48.

Anda mungkin juga menyukai