DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK I
TENRI WAHDANIA
MUHAMMAD HASYIM NUR KHALIQ
TIWI NOVIANI
MASITA
i
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW sahabat, keluarga serta
pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Pengertian....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pancasila
1. Landasan Yuridis...........................................................................................................
2. Landasan Filosofis.........................................................................................................
3.Landasan Sosiologis.......................................................................................................
BAB IV KESIMPULAN
4.1.Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
yang kita emban ke masa depan yang penuh dengan segala kemungkinan itu, juga
menyadarkan kita akan perlunya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
1.3. Pengertian
Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, alas/dasar Syiila artinya
peraturan tingkah laku yang baik. Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
and tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik
Indonesia Tahun. II No. 7 tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang
Tubuh UUD 1945.
v
1.4.Metode Penulisan
Metode pengmpulan data yaitu suatu cara pengumpulan suatu bahan untuk
dijadikan suatu makalah/laporan agar data yang terkumpul mampu memberikan
penegasan pada makalah tersebut.
vi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki
pengertian pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai
pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sabagai kepribadian
bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang harus
didesktipsikan secara objektif. Selain itu, pancasila secara kedudukan dan fungsinya juga
harus dipahami secara kronologis.
Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut
rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi lingkup
pengertian sebagai berikut :
1. Pengertian Pancasila secara etimologis
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut
Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam
arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan
“susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis
kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i
pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar
yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i
bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.
2. Pengertian Pancasila secara Historis
Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada
sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara
vii
lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk
memberikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas
saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang
Dasar 1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan
lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan
istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah
“Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut
dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam
rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh
peserta sidang secara bulat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut tercantum
rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang
secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.
viii
2.2.Landasan Pendidikan Pancasila
1. Landasan Yuridis
3. Persatuan Indonesia
ix
kekuatan hukum yang sah, kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan hukum
mengikat[1].
Nilai-nilai Pancasila dari segi implementasi terdiri atas nilai dasar, nilai
instrumental, dan nilai praksis. Nilai dasar terdiri atas nilai Ketuhanan Yang Maha
Esa, nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Nilai dasar ini terdapat pada Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dan
Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa nilai dasar tersebut
harus dijabarkan konkret dalam Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945, bahkan
pada semua peraturan perundang-undangan pelaksanaannya.Peraturan perundang-
undangan ke tingkat yang lebih rendah pada esensinya adalah merupakan
pelaksanaan dari nilai dasar Pancasila yang terdapat pada Pembukaan dan Batang
Tubuh UUD NRI Tahun 1945, sehingga perangkat peraturan perundang-undangan
tersebut dikenal sebagai nilai instrumental Pancasila. Jadi nilai instrumental harus
merupakan penjelasan dari nilai dasar; dengan kata lain, semua perangkat
perundang-undangan haruslah merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar
Pancasila yang terdapat pada Pembukaan dan batang tubuh UUD NRI Tahun
1945.
2. Landasan Filosofis
Sebagai dasar filsafat negara, maka Pancasila harus menjadi sunber bagi
setiap tindakan para penyelenggara negara dan menjiwai setiap peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
x
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
Indonesia, oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3.Landasan Sosiologis
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku
bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah
mempraktikan Pancasila karena nilai-nilai yang terkandung didalamnya
merupakan kenyataan-kenyataan (materil, formal, dan fungsional) yang ada dalam
masyarakat Indonesia. Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar
yang mengikat setiap warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang
berupa norma atau hukum tertulis (peraturan perundang-undangan, yurisprudensi,
dan traktat) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau
kesepahaman, dan konvensi.
xi
yang terakhir (G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965 untuk seterusnya hari tersebut
dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Bangsa Indonesia yang plural secara
sosiologis membutuhkan ideologi pemersatu Pancasila. Oleh karena itu nilai-nilai
Pancasila perlu dilestarikan dari generasi ke generasi untuk menjaga keutuhan
masyarakat bangsa. Pelestarian nilai-nilai Pancasila dilakukan khususnya lewat
proses pendidikan formal, karena lewat pendidikan berbagai butir nilai Pancasila
tersebut dapat disemaikan dan dikembangkan secara terencana dan terpadu.
xii
BAB IV
4.1 Kesimpulan
4.2.Saran
xiii
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik. Atas perhatian Anda
semuanya, kami ucapkan terima kasih.
xiv
DAFTAR PUSTAKA
1. Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Sekolah Menngah Umum. Surakarta; PT. Pabelan.
2. Pangeran Alhaj S.T.S Drs., Surya Partia Usman Drs., 1995. Materi Pokok
Pendekatan Pancasila. Jakarta; Universitas Terbuka Depdikbud.
xv