Anda di halaman 1dari 17

Materi dan Struktur Atom

BAB I. MATERI DAN STRUKTUR ATOM

1.1 Sifat-sifat Materi

Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari sifat materi dan perubahannya.

Materi merupakan setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang yang
jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Sifat-sifat materi dapat
digolongkan menjadi dua kategori yaitu fisik dan kimia. Sifat fisik adalah
karakteristik suatu zat yang membedakan dari zat-zat lain dan tidak melibatkan
perubahan apapun ke zat lain. Contoh : titik leleh, titik didih, rapatan, viskositas,
kalor jenis, kekerasan. Sifat kimia adalah kualitas yang khas dari suatu zat yang
menyebabkan zat itu berubah, baik sendirian maupun dengan berantaraksi dengan zat
lain, berubah menjadi bahan yang berbeda (yang lain). Contoh: besi berkarat, kayu
melapuk, pembakaran kertas dan lain sebagainya.
Sifat Intrinsik ialah kualitas yang bersifat khas (dari) tiap contoh zat, tak
perduli bentuk dan ukuran. Sifat Ekstrinsik ialah sifat yang tidak khas dari zat itu
sendiri misalnya ukuran, bentuk panjang, bobot dan temperatur.
Perubahan fisik adalah perubahan bentuk dari objek, bukan perubahan yang
dapat merubah identitas dari bahan. Contoh : air menjadi es, campuran pasir dan
kerikil, dan lain-lain.
Perubahan kimia adalah perubahan yang menyangkut struktur, identitas atau
sifat dari bahan yang berbeda. Contoh : kayu dibakar dan kayu melapuk

2. Klasifikasi Materi
perubahan kimia
unsur senyawa

ZAT

perubahan fisika

campuran

homogen heterogen

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 4


Materi dan Struktur Atom

1. Sinar katoda dipancarkan oleh katoda dalam sebuah tabung hampa bila melewati
arus listrik
2. Sinar katoda berjalan dalam garis lurus
3. Sinar tersebut bila membentur gelas atau benda lainnya akan menyebabkan
fluoresensi (mengeluarkan cahaya)
4. Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnet, diperkirakan partikel-
partikel bermuatan negatif.
Pada tahun 1874 Stoney mengusulkan bahwa bentuk partikel dasar harus dipunyai
oleh setiap atom (sinar katoda) dengan istilah elektron.

b. Proton

Seorang berkebangsaan Jerman bernama Eugene Goldstein menenmukan


bahwa apabila lempeng katoda dalam tabung berlubang-lubang, maka gas yang
terdapat di belakang katoda akan berpijar. Pengamatan ini memberi petunjuk bahwa
ada sinar yang melewati lubang-lubang yang terdapat pada katoda itu. Karena sinar
ini melalui saluran yang menghubungkan ruang di belakang katoda dengan ruang di
antara kedua kutub maka sinar ini disebut sinar alur atau sinar positif.

Sifat-sifat sinar positif yaitu:

1. Partikel-partikel dibelokkan oleh medan listrik dan magnet dan arahnya


menunjukkan bahwa muatannya positif.
2. Perbandingan muatan dan massa (e/m) sinar positif lebih kecil daripada elektron
3. Perbandingan e/m sinar positif tergantung pada sifat gas dalam tabung.

c. Netron

Rutherford 1920 pertama kali mempostulatkan adanya netron dalam atom


yaitu suatu partikel dalam inti yang tidak bermuatan dan massanya satu. Sedangkan
pada tahun 1930 Bothe & Becker melakukan percobaan dengan jalan menembakkan
sinar alfa ke logam Li, Be & B. Hasil penembakan itu berupa radiasi yang tidak
bermuatan dan berdaya tembus besar. Akhirnya tahun 1932 Chadwick membuktikan
adanya netron dengan menggunakan kabut Willson. Kesimpulan yang diperoleh dari
percobaan ini adalah bahwa massa dari netron adalah 1,6749 x 10 -24 g.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 7


Materi dan Struktur Atom

Unsur adalah zat yang tidak dapat dibuat menjadi zat yang lebih sederhana
baik secara fisik maupun secara kimia. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari
kombinasi secara kimia dari dua unsur atau lebih. Campuran homogen adalah
campuran zat yang mempunyai komposisi dan sifat-sifat yang sama untuk
keseluruhan contoh campuran seperti ini disebut juga larutan. Contoh air teh, udara
dll. Campuran heterogen adalah campuran yang beraneka ragam. Contoh air dan
pasir, dinding beton dan lain sebagainya.

3. Sistem Pengukuran

Perlunya sistem pengukuran dalam ilmu kimia adalah untuk mendeteksi


sejauh mana suatu bahan itu berubah, terutama perubahan jumlah zat, volume, suhu
dan tekanan (Lampiran I).

Pengukuran Massa

Massa menunjukkan jumlah bahan dalam sebuah objek yang diukur di laboratorium
adalah berat. Satuan yang digunakan untuk massa dan berat adalah kilogram (kg).

W = g.m (1)
dimana: w adalah berat, g adalah tetapan percepatan gravitasi, dan m adalah massa.

Pengukuran volume

Satuan dasar volum dalam sistem metrik adalah meter kubik (m 3) atau liter (L).
Volum dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. 1 liter = 1000 mL ; 1L = 1 dm 3 ; 1 dm3 =
1000 cm3.

Pengukuran Suhu

Suhu dapat diukur karena pengaruhnya pada sifat yang diukur. Alat yang umum
dipakai sebagai pengukur suhu adalah termometer.

Beberapa skala suhu yang sering digunakan:


Celsius ; Fahrenheit ; Kelvin dengan perbandingan :
ºCx(9/5) + 32 : ºC + 273
Contoh : 10ºC =..........................F =.........................K?
Jawab ºF = 9/5 x 10ºC + 32 = 50ºF
K = 10ºC + 273 = 283 K

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 5


Materi dan Struktur Atom

Pengukuran Rapatan (Densitas)

Densitas diperoleh dengan membagi massa suatu obyek dengan volume

d = massa (m)/volume (V) (2)


Contoh: Beberapa bentuk tidak teratur dari keping seng beratnya 30,0 g, dicelupkan
ke dalam gelas ukur yang mengandung 20,0 cm 3 air. Permukaan air menjadi 24,2
cm3. Berapa rapatan dari seng tersebut ?
Jawab: Volume seng = 24,2 cm3  20 cm3 = 4,2 cm3
Rapatan = massa / volume = 30,0 g / 4,2 cm3 = 7,1 g/cm3.

II. STRUKTUR ATOM

Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke -19 telah ditemukan beberapa
reaksi kimia secara kuantitatif yang dikenal sebagai hukum-hukum persenyawaan
kimia atau hukum-hukum pokok reaksi kimia yaitu: Hukum kekekalan massa,
Lavoisier, 1774; Hukum Perbandingan Tetap, Proust, 1797 dan Hukum Kelipatan
Perbandingan, Dalton, 1803. Untuk menerangkan hukum-hukum tersebut, Dalton
mengemukakan hipotesis bahwa zat tidak bersifat kontinue melainkan terdiri atas
partikel-partikel kecil yang disebut atom.

1. Partikel Dasar Penyusun Atom

a. Elektron
Michael Faraday (1791-1867) melaporkan hasil percobaannya tentang
muatan listrik melalui gas-gas. Ia menggunakan alat dimana lempeng logam yang
disebut elektron ditempatkan di ujung tabung gelas yang mempunyai sebuah lengan
sisi terbuka. Salah satu elektron katoda dihubungkan dengan sumber arus negatif dan
satu lagi dengan sumber arus positif (anoda) dengan tegangan beberapa ribu volt.
Sewaktu tabung masih berisi udara, tidak terjadi arus listrik. tabung gelas dapat
dihampakan dengan menggunakan pompa vakum. Selanjutnya terlihat gejala dimana
akan terjadi ruangan yang gelap dalam tabung dan akan terlihat pancaran sinar dari
katoda,sedangkan tabung gelas memancarkan fosforecensi.
Sifat-sifat sinar katoda antara lain:

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 6


Materi dan Struktur Atom

Tabel 1.1 Partikel Dasar


Muatan terhadap
Partikel Lambang
Proton
proton p +1
neutron n 0
electron e –1

2. Model Atom Hidrogen

Spektrum merupakan kumpulan dari berbagai frekuensi panjang gelombang


radiasi cahaya yang dipisah-pisahkan. Spektrum dapat dihasilkan dari sumber cahaya
putih berupa matahari atau sumber cahaya buatan tertentu misalnya filamen yang
dipasangkan dalam bola lampu listrik. Cahaya putih terdiri dari banyak komponen
panjang gelombang yang spektrumnya kontinu berupa garis-garis warna yang
berubah secara bertahap dari warna merah, jingga, kuning, hijau sampai lembayung.
Menurut Planck (1905) sinar elektro magnetis dengan panjang gelombang  (m) dan
frekuensi  (det1),

c = . atau  = c/ (3)


(c = kecepatan cahaya, 3,0x108 m.det1) berada di keadaan foton dengan energi E(J):
E = h (4)
h = tetapan Planck, 6,625 x 1034 Joule det.
Suatu foton panjang gelombang  memiliki energi persamaan (3) + (4):
E = hc/ (5)
Namanya satuan 1/ (m1 atau cm1) bilangan gelombang (wave number).
Menurut Nils Bohr (1913) elektron di dalam atom hidrogen dapat berjalan
hanya dalam orbital tertentu dengan energi:
En = RH/n2 (6)
n = bilangan kuatum utama, RH = tetapan Rhydberg, RH = 1,097x107 m1 =
1,097x105 cm1. Nilai berlaku untuk n 1,2,3,4,5,6,7. Di dalam atom hidrogen,
elektron tunggal dalam orbital dengan energi paling rendah (energi paling negatif

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 8


Materi dan Struktur Atom

dibandingkan dengan elektron bebas), n = 1, E1 = RH. Elektron ini dalam “keadaan


dasar” (ground state). Elektron dalam keadaan tereksitasi jika naik kepada orbital
“lebih tinggi”, n = 2,3,4, dll. Elektron dalam keadaan dasar dapat dieksitasi kepada
orbital n lebih tinggi kalau mengabsorpsi foton energinya
E = h = En  E1 (7)
Jika elektron dalam orbital tinggi n 2 kembali ke orbital lebih rendah n1, adalah emisi
foton dengan energi:
1 1
E = En2  En1 =  R H ( 2
 2) (8)
n 2 n1

Kalau RH punya satuan m1, energi dalam satuan yang sama satuan bilangan
gelombang (1).

Contoh:

Hitung panjang gelombang (nm), rekuensi (det 1) dan energi (J) dan foton emisi jika
elektron turun dari orbital n = 4 kepada orbital n = 2.

Jawab: dari persamaan (8): E = 1,097x107{1/42  1/22) = 2,057x106 m1.


 = (m1)1 = (2,057x106)1 = 4,862x107 m = 486,2 nm (sinar tampak hijau, garis
dua series Balmer).
 = c/ = 3x108 (m.det1)/4,862x107(m) = 6,170x1014 det1.
Efoton = hc/ = h = 6,626x1034(J.det)x6,170x1014(det1) = 4,088x1019 J.

3. BILANGAN KUANTUM DAN BENTUK ORBITAL

Teori kuantum mekanika untuk orbital-orbital elektron bentuk tiga dimensi


menghasilkan tiga bilangan kuantum, diberi notasi dengan bilangan kwantum n, l,
dan m.

1. Bilangan kuantum utama

Bilangan kuantum utama, n menentukan orbital utama dgn tingkat energi yang
mempunyai harga positif dan bulat, tidak termasuk nol yaitu 1,2,3,4,5, 6,7.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 9


Materi dan Struktur Atom

2. Bilangan kuantum orbital (azimut)

Bilangan kuantum azimut dengan lambang, l menentukan besarnya momentum


sudut elektron yang terkuantisasi. Bilangan ini kwantum ini disebut bilangan
kuantum bentuk orbital oleh karena itu bilangan ini menentukan bentuk ruang
dari orbital. Bilangan kwantum azimut mempunyai harga l = 0,1,2,3,......., n-1
(untuk setiap harga n). Jumlah harga-harga l sesuai dengan harga-harga n. Untuk
n = 1 ada satu harga l ( l = 0). Untuk n=2 ada dua harga dari l (l = 0, l = 1) dst.
Setiap harga l dinyatakan dengan huruf; l = 0 adalah orbital s, l =1 adalah
orbital p, l =2 adalah orbital d, l = 3 adalah orbital f.

3. Bilangan kuantum magnetik

Bilangan kuantum ini dengan lambang ml, menentukan orientasi dari orbital
dalam ruang. Nilainya boleh positif, negatif, nol dan berkisar dari -1 sampai 1.

Untuk l = 0 ada satu harga ml (ml =0), hasilnya ada satu orbital s untuk tiap nilai
(kulit) n, namanya 1s (n=1, l=0), 2s (n=2, l=0), dst. .
Untuk l =1 ada tiga harga ml (ml = -1; ml = 0; ml = +1), hasilnya ada 3 sub-
orbital p untuk tiap kulit n  2, namanya 2p (n = 2, l = 1, 3 sub-orbital 2p), 3p (n
= 3, l = 1, 3 sub-orbital 3p), dst. .
Untuk l = 2 ada lima harga ml (ml = -2; ml = -1; m = 0; m = +1; m = +2), hasilnya
ada 5 sub-orbital d untuk tiap kulit n  3, namanya 3d (n = 3, l = 2, 5 sub-orbital
3d), 4d (n = 4, l = 2, 5 suborbital 4d, 5 sub-orbital 4d), dst. .
Untuk l = 3 ada 7 harga ml (-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3), hasilnya ada 7 sub-orbital f
untuk tiap kulit n  4, namanya 4f (n = 4, l = 3,7 sub-orbital), 5f (n = 5, l = 3, 7
sub-orbital) dan seterusnya.

4. Bilangan kuantum spin

Bilangan kuantum ini dengan lambang ms, menentukan rotasi elektron yang
dapat memiliki nilai +1/2 dan -1/2.

Bentuk orbital s, p (3 sub-orbital), dan d (5 sub-orbital) secara umum


digambarkan di bawah.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 10


Materi dan Struktur Atom

4. KONFIGURASI ELEKTRON

1. Prinsip Aufbau

Atom suatu unsur memiliki konfigurasi elektron yang khas. Aturan


pengisian elektron dikenal sebagai prinsip Aufbau. Menurut aturan ini elektron
dalam atom sedapat mungkin memiliki energi terendah (berada dalam orbital
atom dengan energi terendah). Oleh karena itu pengisian elektron dimulai dari
orbital dengan tingkat energi terendah dengan aturan n+l.
Urutan tingkat energi dalam pengisian elektron sebagai berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s
Elektron akan mengisi orbital seperti (mulai dari orbital dengan energi paling
rendah (paling negatif):
1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d 4p 5s 4d 5p 6s dan lain sebagainya.

n 1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 5 6

l 0 0 1 0 1 0 2 1 0 2 1 0
(n+l) 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6

untuk (n+l) yang harganya sama, yang mempunyai energi terbesar yaitu
orbital dengan bilangan kwantum utama terbesar misalnya 3s > 2p, 4s > 3p,
4p > 3d > 4s, 6s > 5p > 4d.

2. Azas Larangan Pauli

Prinsip ini dikenal sebagai prinsip ekslusi Pauli (1925).yang berpendapat


bahwa dalam suatu sistem, baik atom maupun molekul, tidak terdapat dua
elektron yang mempunyai keempat bilangan kwantum yang sama yang berarti
bahwa tiap orbital hanya dapat ditempati maksimal oleh dua elektron.

3. Aturan Hund

Aturan ini disusun berdasarkan data spektroskopik, tentang kelipatan


maksimum yaitu:
1. Pada pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama
(misalnya ketiga orbital-p atau kelima orbital-d) sebanyak mungkin elektron
berada dalam keadaan tidak berpasangan.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 11


Materi dan Struktur Atom

2. Jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.

Contoh: Konfigurasi tingkat dasar daripada Nitrogen dan Oksigen adalah :

N 1s2 2s2 2px1 2py1 2pz1


O 1s2 2s2 2px2 2py1 2pz1
Penerapan kedua aturan diatas dapat ditunjukkan sebagai berikut:
N 1s2 2s2 2p3
O 1s2 2s22p4
Latihan:

1. Nyatakan apakah tiap contoh materi yang tertera termasuk zat atau campuran dan
bila campuran apakah homogen atau heterogen!

a. bensin premium e. sayur sup


b. air teh f. udara
c. asap g. air laut
d. garam beryodium h. es teler
2. Buatlah konversi skala-skala suhu di bawah ini!
a. -163 ºC =......…. ºF =........... ºK
b. 382 ºF =.......… ºC =........... ºK
3. Elektron pada atom hydrogen mengalami transisi elektronik dari kulit ketiga
(n=3) menuju kulit pertama (n=1). Tentukan panjang gelombang yang diemisikan
oleh transisi elekronik dari kulit tersebut.
4. Tentukan golongan dari unsur X dan Y dengan konfigurasi seperti di bawah ini!
X : 1s2 2s2 2p6 3s2 Y: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2
5. Unsur brom memiliki nomor atom 35 sedangkan unsur oksigen memiliki nomor
atom 8.
a. Konfigurasi elektron atom brom adalah ..............
Konfigurasi elektron atom oksigen adalah ............
6. Sebutkan bilangan oksidasi S dalam senyawa S yang paling positif? Yang paling
negatif?

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 12


Materi dan Struktur Atom

BAB II SISTEM PERIODIK UNSUR

1. Pengolongan Unsur

Sejak mula, para ahli kimia telah mengamati bahwa sekelompok unsur
tertentu menunjukkan sifat-sifat yang mirip. Mula-mula orang menggolongkan
unsur-unsur dalam dua kelompok yaitu logam dan non logam. Logam memiliki
sifat kilap logam, dapat ditempa menjadi lempeng tipis, dapat dibuat kawat, dapat
menghantar panas dan listrik, membentuk senyawa dengan oksigen yang bersifat
basa. Unsur non logam tidak mempunyai sifat khas, tidak menghantar panas dan
listrik (kecuali grafit) dan membentuk oksida asam.
Unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat
kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ada hubungannya dengan konfigurasi elektron
yaitu:
1. Elektron-elektron tersusun dalam orbital
2. Hanya dua elektron saja yang dapat mengisi setiap orbital
3. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit
4. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke -n
5. Ada berbagai macam orbital dengan bentuk yang berbeda.
(a) orbital -s ; satu orbital setiap kulit
(b) orbital -p; tiga orbital setiap kulit
(c) orbital -d; lima orbital setiap kulit
(d) orbital -f; tujuh orbital setiap kulit
6. Elektron dibagian terluar dari atom yang paling menentukan sifat kimia.
Elektron ini disebut elektron valensi.
7. Unsur dalam suatu jalur vertikal mempunyai struktur elektron terluar yang
sama, oleh karena ini mempunyai sifat kimia yang mirip termasuk dalam satu
golongan.
8. Pada umumnya dalam satu golongan sifat unsur berubah secara teratur.
9. Selain daripada itu ada perubahan teratur sifat kimia dalam suatu jalur
horisontal dalam sistem periodik; jalur ini disebut perioda.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 13


Materi dan Struktur Atom

Tabel 1.1. Pengolongan unsur.


Konfigurasi
Lambang
Nama Golongan Elektron
Golongan
Terluar
Alkali ns1 1
Alkali tanah ns2 2
Transisi (n-1)d1ns2 3
Transisi (n-1)d2ns2 4
3 2
Transisi (n-1)d ns 5
Transisi (n-1)d5ns1 6
Transisi (n-1)d5ns2 7
Transisi (n-1)d6ns2 8
Transisi (n-1)d7ns2 9
Transisi (n-1)d8ns2 10
10 1
Transisi (n-1)d ns 11
Transisi (n-1)d10ns2 12
Boron, Aluminium ns2np1 13
Karbon, Silikon ns2np2 14
Nitrogen, Fosfor ns2np3 15
oksigen, Belerang ns2np4 16
2 5
Halogen ns np 17
Gas mulia ns2np6 18

2. Kemiripan Sifat Unsur

a. Kemiripan Vertikal

Dalam satu golongan unsur-unsur mempunyai sifat yang mirip, karena


mempunyai elektron valensi yang sama.

b. Kemiripan Horisontal

Yaitu unsur-unsur yang mempunyai sifat yang mirip dalam satu perioda
misalnya;

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 14


Materi dan Struktur Atom

Fe, Co, Ni (triade besi)


Ru, Rh, Pd (triade platina ringan)
Os, Ir, Pt (triade platina berat)
Hal ini dapat dijelaskan dengan jari-jari atom yang hampir sama besarnya.

3. Beberapa sifat unsur


a.Volume Atom

Volume atom bergantung pada tiga faktor:

1. macam kulit terluar; makin jauh kulit terluar dari inti makin besar volume
atomnya
2. tarikan kulit oleh inti; makin besar muatan inti makin kuat tarikan
3. tolakan antara elektron-elektron dalam atom; makin banyak elektron di kulit
terluar, makin besar gaya tolakan dari elektron.
b. Titik Leleh dan Titik Didih

Titik leleh bergantung kepada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan
logam bergantung pada jumlah elektron valensi oleh karena itu kekuatan ini
bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode. Atom-atom unsur alkali terikat
dalam struktur terjejal oleh ikatan logam lemah, karena setiap atom hanya
mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah
besar. Oleh sebab itu titikleleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Keperiodikan titik didih mirip dengan keperiodikan titik leleh.

c.Energi Ionisasi

Besarnya energi ionisasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: muatan inti
efektif, jarak antara elektron dan inti dan, sekatan yang diberikan orbital berenergi
rendah. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
dari atom dalam keadaan gas dan terionisasi pada tingkat dasar.

d. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan atom bila elektron


ditambahkan pada atom netral berupa gas pada tingkat dasar. Dalam satu

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 15


Materi dan Struktur Atom

golongan dari atas ke bawah harga afinitas elektron makin kecil sedangkan dalam
satu perioda dari kiri ke kanan, afinitas elektron bertambah.

e.Jari-jari atom

Dari kiri ke kanan dalam satu perioda jari-jari makin kecil sedangkan dalam
satu golongan dari atas ke bawah jari-jari makin bertambah besar. Untuk unsur
logam digunakan definisi jari-jari logam sebagai setengah jarak terpendek antara
dua inti dalam padatan. Untuk non logam digunakan definisi jari-jari kovalen
sebagai panjang ikatan kovalen tunggal antara dua inti atom yang identik.

f.Ke-elektronegatifan

Keelektronegatifan suatu unsur adalah kemampuan relatif atomnya untuk


menarik elektron kedekatnya dalam suatu ikatan kimia. Dalam satu perioda, dari
kiri ke kanan harga keelektronegatifan makin besar. Dalam satu golongan, dari
atas ke bawah harga ke-elektronegatifan makin kecil.

g.Bilangan Oksidasi
Oksidasi adalah proses kehilangan elektron. Atom netral mempunyai
bilangan oksidasi (BO)=0. Contoh: Na, H2, O2, S8 dan lain sebagainya. Sedangkan
ion atom positif atau negatif mempunyai bilangan oksidasi sama muatan ion.
Contoh: Na+, BO = +1, Mg2+ BO = +2, Fe3+ BO = +3, S2 BO = 2, dan lain
sebagainya. Ditinjau bilangan oksidasi unsur unsur dapat dikelompokkan dengan
berbagai cara:
1. Logam yang ionnya mempunyai konfigurasi elektron gas mulia.
Misalnya: ion alkali.
2. Unsur logam yang membentuk ion positif tetapi orbital-orbital belum
terisi penuh, misalnya Fe3+, Mn2+.
3. Unsur-unsur yang bukan logam dapat mempunyai bilangan oksidasi
postif, jika bersenyawa dengan unsur lebih elektronegatif, misalnya P
dalam PCl3, BO(P) = +3.
4. Unsur bukan logam, dengan bilangan oksidasi negatif mempunyai
konfigurasi elektron gas mulia, misalnya S2, O2, Cl.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 16


Materi dan Struktur Atom

5. Dalam senyawa, BO O selalu 2 (kecuali senyawa peroksida BO


(O) = 1), F selalu 1, H +1 (kecuali hidrida, H = 1, seperti H dalam
NaH). Untuk senyawa netral, jumlah BO atom = 0, untuk ion
molekuler, jumlah BO atom = muatan ion.
Contoh:
1. BO S dalam molekul SO3 ? Jawab: O = 2, BO(S) + 3x(2) = 0, 
BO(S) = +6.
2. BO S dalam ion sulfat, SO42? Jawab: BO(S) + 4x(2) = 2,  BO(S)
= +6.
3. BO S dalam molekul H2S? Jawab: H = +1, BO(S) =2x(+1) = 0, 
BO(S) = 2.
h. Sifat Magnetik

Interaksi antara zat dan medan magnit ada dua yaitu diamagnetik dan
paramagnetik. sifat diamagnetik tertolak oleh medan magnit (struktur elektron
dimana semua elektron berpasangan) sedangkan sifat paramagnetik tertarik ke
dalam bidang magnit (mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 17


Materi dan Struktur Atom

III IKATAN KIMIA

1. PENDAHULUAN
Atom-atom tidak ditemukan dalam keadaan bebas (kecuali pada temperatur
tinggi), melainkan sebagai molekul atau senyawamerupakan petunjuk bahwa secara
energi, molekul atau senyawa itu merupakan keadaan yang lebih stabil daripada
atom-atom dalam keadaan bebas.
Dua atom dapat berantaraksi dan membentuk molekul. Antaraksi ini selalu
disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia, apabila antaraksi atom itu
menyangkut pengeluaran energi lebih dari 42 kJ per mol atom. Dalam hal ini akan
terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini
adalah penting sekali dalam hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat
lainnya.
Atom-atom dapat saling terikat dengan cara:

a) Perpindahan elektron dari satu atom ke atom yang lain

Misalnya, atom natrium melepaskan elektron membentuk ion positif. Atom klor
menerima elektron membentuk ion negatif. Kedua ion ini yang muatannya
berlawanan saling tarik menarik secara elektrostatik dalam kisi ion. Ikatan
macam ini disebut ikatan ion. Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik antara dua
ion yang berkawanan muatan yang terbentuk melalui perpindahan elektron.
Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen.

b) Pemakaian bersama elektron oleh dua atom


Dalam hal ini, kulit elektron terluar kedua atom bertindihan dan terbentuk
pasangan-elektron ikatan, yang digunakan bersama oleh kedua atom. Ikatan ini
disebut ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah gaya tarik-menarik antara dua atom
sebagai akibat pemakaian bersama pasangan elektron.

2. IKATAN ION

Ikatan ion timbul sebagai akibat dari gaya tarik menarik antara ion yang bermuatan
positif dan ion yang bermuatan negatif yang dihasilkan karena perpindahan elektron.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 18


Materi dan Struktur Atom

Pada pembentukan natrium klorida, misalnya Na melepaskan elektron valensinya


dan berubah menjadi ion Na+; elektron ini diterima oleh atom Cl yang berubah
menjadi ion Cl-. Antaraksi antara ion Na+ dan ion Cl- kemudian menghasilkan
pasangan ion Na+ Cl- yang mempunyai energi potensial lebih rendah dari kedua ion
secara terpisah.

Na (1s2 2s2 2p6 3s1)  Na+ (1s2 2s2 2p6) + e

Cl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p5) + eCl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6)

Na + Cl  Na+ Cl

Contoh di atas menggambarkan pembentukan pasangan ion dalam keadaan gas dari
atom-atom dalam keadaan bebas. Pada proses ini perubahan ini perubahan energi
menyangkut energi ionisasi (pada pembentukan kation), afinitas elektron (pada
pembentukan anion) dan energi antaraksi coulomb antara kedua jenis ion.

Sifat Senyawa Ion

a) Hantaran Listrik. Padatan senyawa ion tidak terdapat elektron yang bebas
bergerak dan tidak menghantar listrik karena tidak terdapat partikel bermuatan
yang bergerak. Ion-ion terikat erat pada kisi, sehingga tidak menghantar muatan
melalui kisi.

 Dalam keadaan lebur, ion-ion bergerak dan dapat menghantar listrik.


 Dalam larutan air, ion-ion dikelilingi air dan bebas bergerak sehingga dapat
menghantar listrik.
b) Titik Leleh dan Titik Didih. Titik leleh dan titik didih senyawa ion tinggi,
karena memerlukan energi thermal yang besar untuk memisahkan ino yang
terikat erat dalam kisi.
c) Kekerasan. Kebanyakan senyawa ion keras. Permukaan kristalnya tidak mudah
digores. Hal ini disebabkan ion-ion erat terikar dalam kisi sehingga sukar
bergerak dari kedudukannya.
d) Kegetasan. Kebanyakan senyawa ion getas (brittle). Distorsi menyebabkan tolak-
menolak antara ion yang muatannya sama.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 19


Materi dan Struktur Atom

e) Kelarutan. Pada umumnya senyawa ion melarut dalam pelarut polar dan tidak
melarut dalam pelarut non-polar.

3. IKATAN KOVALEN

1. Pembentukan ikatan

Pada senyawa-senyawa, seperti misalnya H2, HCl, O2, C2H6, HgCl2 dan
sebagainya, tidak terjadi perpindahan elektron dari atom yang satu ke atom yang lain,
sehingga ikatan pada senyawa-senyawa ini jelas bukan ikatan ion. Senyawa-senyawa
ini merupakan pengelompokkan yang stabil dari atom-atom. Pada H2, misalnya,
kurva energi potensial memperhatikan harga minimum pada jarak antar nuklir 75
ppm, hal mana menunjukkan terjadinya suatu ikatan, pemutusan ikatan ini
memerlukan energi 435 kJ/mol
Jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk oleh suatu atom disebut
kovalensi. Beberapa harga kovalensi untuk unsur-unsur yang umum adalah hidrogen
dan halogen = 1; oksigen dan belerang = 2; nitrogen dan fosfor = 3; karbon dan
silikon = 4.

Energi

r H+H

energi ikatan
D = 435 kj mol-1
H2

75 pm

Gambar 2.1. Diagram energi pembentukan H2 dari dua atom H

Angka yang disebut di atas untuk kovalensi sama dengan jumlah elektron yang
diperlukan atom agar menjadi isoelektronik (struktur elektron yang sama) dengan gas
mulia. Di bawah ini terdapat rumus bangun beberapa senyawa di mana digunakan
garis untuk menyatakan ikatan kovalen.

Buku Ajar Kimia Dasar Jurusan Farmasi 20

Anda mungkin juga menyukai