Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari sifat materi dan perubahannya.
Materi merupakan setiap objek atau bahan yang membutuhkan ruang yang
jumlahnya diukur oleh suatu sifat yang disebut massa. Sifat-sifat materi dapat
digolongkan menjadi dua kategori yaitu fisik dan kimia. Sifat fisik adalah
karakteristik suatu zat yang membedakan dari zat-zat lain dan tidak melibatkan
perubahan apapun ke zat lain. Contoh : titik leleh, titik didih, rapatan, viskositas,
kalor jenis, kekerasan. Sifat kimia adalah kualitas yang khas dari suatu zat yang
menyebabkan zat itu berubah, baik sendirian maupun dengan berantaraksi dengan zat
lain, berubah menjadi bahan yang berbeda (yang lain). Contoh: besi berkarat, kayu
melapuk, pembakaran kertas dan lain sebagainya.
Sifat Intrinsik ialah kualitas yang bersifat khas (dari) tiap contoh zat, tak
perduli bentuk dan ukuran. Sifat Ekstrinsik ialah sifat yang tidak khas dari zat itu
sendiri misalnya ukuran, bentuk panjang, bobot dan temperatur.
Perubahan fisik adalah perubahan bentuk dari objek, bukan perubahan yang
dapat merubah identitas dari bahan. Contoh : air menjadi es, campuran pasir dan
kerikil, dan lain-lain.
Perubahan kimia adalah perubahan yang menyangkut struktur, identitas atau
sifat dari bahan yang berbeda. Contoh : kayu dibakar dan kayu melapuk
2. Klasifikasi Materi
perubahan kimia
unsur senyawa
ZAT
perubahan fisika
campuran
homogen heterogen
1. Sinar katoda dipancarkan oleh katoda dalam sebuah tabung hampa bila melewati
arus listrik
2. Sinar katoda berjalan dalam garis lurus
3. Sinar tersebut bila membentur gelas atau benda lainnya akan menyebabkan
fluoresensi (mengeluarkan cahaya)
4. Sinar katoda dibelokkan oleh medan listrik dan magnet, diperkirakan partikel-
partikel bermuatan negatif.
Pada tahun 1874 Stoney mengusulkan bahwa bentuk partikel dasar harus dipunyai
oleh setiap atom (sinar katoda) dengan istilah elektron.
b. Proton
c. Netron
Unsur adalah zat yang tidak dapat dibuat menjadi zat yang lebih sederhana
baik secara fisik maupun secara kimia. Senyawa adalah zat yang terbentuk dari
kombinasi secara kimia dari dua unsur atau lebih. Campuran homogen adalah
campuran zat yang mempunyai komposisi dan sifat-sifat yang sama untuk
keseluruhan contoh campuran seperti ini disebut juga larutan. Contoh air teh, udara
dll. Campuran heterogen adalah campuran yang beraneka ragam. Contoh air dan
pasir, dinding beton dan lain sebagainya.
3. Sistem Pengukuran
Pengukuran Massa
Massa menunjukkan jumlah bahan dalam sebuah objek yang diukur di laboratorium
adalah berat. Satuan yang digunakan untuk massa dan berat adalah kilogram (kg).
W = g.m (1)
dimana: w adalah berat, g adalah tetapan percepatan gravitasi, dan m adalah massa.
Pengukuran volume
Satuan dasar volum dalam sistem metrik adalah meter kubik (m 3) atau liter (L).
Volum dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. 1 liter = 1000 mL ; 1L = 1 dm 3 ; 1 dm3 =
1000 cm3.
Pengukuran Suhu
Suhu dapat diukur karena pengaruhnya pada sifat yang diukur. Alat yang umum
dipakai sebagai pengukur suhu adalah termometer.
Pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke -19 telah ditemukan beberapa
reaksi kimia secara kuantitatif yang dikenal sebagai hukum-hukum persenyawaan
kimia atau hukum-hukum pokok reaksi kimia yaitu: Hukum kekekalan massa,
Lavoisier, 1774; Hukum Perbandingan Tetap, Proust, 1797 dan Hukum Kelipatan
Perbandingan, Dalton, 1803. Untuk menerangkan hukum-hukum tersebut, Dalton
mengemukakan hipotesis bahwa zat tidak bersifat kontinue melainkan terdiri atas
partikel-partikel kecil yang disebut atom.
a. Elektron
Michael Faraday (1791-1867) melaporkan hasil percobaannya tentang
muatan listrik melalui gas-gas. Ia menggunakan alat dimana lempeng logam yang
disebut elektron ditempatkan di ujung tabung gelas yang mempunyai sebuah lengan
sisi terbuka. Salah satu elektron katoda dihubungkan dengan sumber arus negatif dan
satu lagi dengan sumber arus positif (anoda) dengan tegangan beberapa ribu volt.
Sewaktu tabung masih berisi udara, tidak terjadi arus listrik. tabung gelas dapat
dihampakan dengan menggunakan pompa vakum. Selanjutnya terlihat gejala dimana
akan terjadi ruangan yang gelap dalam tabung dan akan terlihat pancaran sinar dari
katoda,sedangkan tabung gelas memancarkan fosforecensi.
Sifat-sifat sinar katoda antara lain:
Kalau RH punya satuan m1, energi dalam satuan yang sama satuan bilangan
gelombang (1).
Contoh:
Hitung panjang gelombang (nm), rekuensi (det 1) dan energi (J) dan foton emisi jika
elektron turun dari orbital n = 4 kepada orbital n = 2.
Bilangan kuantum utama, n menentukan orbital utama dgn tingkat energi yang
mempunyai harga positif dan bulat, tidak termasuk nol yaitu 1,2,3,4,5, 6,7.
Bilangan kuantum ini dengan lambang ml, menentukan orientasi dari orbital
dalam ruang. Nilainya boleh positif, negatif, nol dan berkisar dari -1 sampai 1.
Untuk l = 0 ada satu harga ml (ml =0), hasilnya ada satu orbital s untuk tiap nilai
(kulit) n, namanya 1s (n=1, l=0), 2s (n=2, l=0), dst. .
Untuk l =1 ada tiga harga ml (ml = -1; ml = 0; ml = +1), hasilnya ada 3 sub-
orbital p untuk tiap kulit n 2, namanya 2p (n = 2, l = 1, 3 sub-orbital 2p), 3p (n
= 3, l = 1, 3 sub-orbital 3p), dst. .
Untuk l = 2 ada lima harga ml (ml = -2; ml = -1; m = 0; m = +1; m = +2), hasilnya
ada 5 sub-orbital d untuk tiap kulit n 3, namanya 3d (n = 3, l = 2, 5 sub-orbital
3d), 4d (n = 4, l = 2, 5 suborbital 4d, 5 sub-orbital 4d), dst. .
Untuk l = 3 ada 7 harga ml (-3, -2, -1, 0, +1, +2, +3), hasilnya ada 7 sub-orbital f
untuk tiap kulit n 4, namanya 4f (n = 4, l = 3,7 sub-orbital), 5f (n = 5, l = 3, 7
sub-orbital) dan seterusnya.
Bilangan kuantum ini dengan lambang ms, menentukan rotasi elektron yang
dapat memiliki nilai +1/2 dan -1/2.
4. KONFIGURASI ELEKTRON
1. Prinsip Aufbau
n 1 2 2 3 3 4 3 4 5 4 5 6
l 0 0 1 0 1 0 2 1 0 2 1 0
(n+l) 1 2 3 3 4 4 5 5 5 6 6 6
untuk (n+l) yang harganya sama, yang mempunyai energi terbesar yaitu
orbital dengan bilangan kwantum utama terbesar misalnya 3s > 2p, 4s > 3p,
4p > 3d > 4s, 6s > 5p > 4d.
3. Aturan Hund
2. Jika dua elektron terdapat dalam dua orbital yang berbeda maka energi
terendah dicapai jika spinnya sejajar.
1. Nyatakan apakah tiap contoh materi yang tertera termasuk zat atau campuran dan
bila campuran apakah homogen atau heterogen!
1. Pengolongan Unsur
Sejak mula, para ahli kimia telah mengamati bahwa sekelompok unsur
tertentu menunjukkan sifat-sifat yang mirip. Mula-mula orang menggolongkan
unsur-unsur dalam dua kelompok yaitu logam dan non logam. Logam memiliki
sifat kilap logam, dapat ditempa menjadi lempeng tipis, dapat dibuat kawat, dapat
menghantar panas dan listrik, membentuk senyawa dengan oksigen yang bersifat
basa. Unsur non logam tidak mempunyai sifat khas, tidak menghantar panas dan
listrik (kecuali grafit) dan membentuk oksida asam.
Unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip mempunyai sifat-sifat
kimia yang mirip. Jadi sifat unsur ada hubungannya dengan konfigurasi elektron
yaitu:
1. Elektron-elektron tersusun dalam orbital
2. Hanya dua elektron saja yang dapat mengisi setiap orbital
3. Orbital-orbital dikelompokkan dalam kulit
4. Hanya n2 orbital yang dapat mengisi kulit ke -n
5. Ada berbagai macam orbital dengan bentuk yang berbeda.
(a) orbital -s ; satu orbital setiap kulit
(b) orbital -p; tiga orbital setiap kulit
(c) orbital -d; lima orbital setiap kulit
(d) orbital -f; tujuh orbital setiap kulit
6. Elektron dibagian terluar dari atom yang paling menentukan sifat kimia.
Elektron ini disebut elektron valensi.
7. Unsur dalam suatu jalur vertikal mempunyai struktur elektron terluar yang
sama, oleh karena ini mempunyai sifat kimia yang mirip termasuk dalam satu
golongan.
8. Pada umumnya dalam satu golongan sifat unsur berubah secara teratur.
9. Selain daripada itu ada perubahan teratur sifat kimia dalam suatu jalur
horisontal dalam sistem periodik; jalur ini disebut perioda.
a. Kemiripan Vertikal
b. Kemiripan Horisontal
Yaitu unsur-unsur yang mempunyai sifat yang mirip dalam satu perioda
misalnya;
1. macam kulit terluar; makin jauh kulit terluar dari inti makin besar volume
atomnya
2. tarikan kulit oleh inti; makin besar muatan inti makin kuat tarikan
3. tolakan antara elektron-elektron dalam atom; makin banyak elektron di kulit
terluar, makin besar gaya tolakan dari elektron.
b. Titik Leleh dan Titik Didih
Titik leleh bergantung kepada kekuatan relatif dari ikatan. Kekuatan ikatan
logam bergantung pada jumlah elektron valensi oleh karena itu kekuatan ini
bertambah dari kiri ke kanan dalam satu periode. Atom-atom unsur alkali terikat
dalam struktur terjejal oleh ikatan logam lemah, karena setiap atom hanya
mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah jika jari-jari bertambah
besar. Oleh sebab itu titikleleh berkurang dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Keperiodikan titik didih mirip dengan keperiodikan titik leleh.
c.Energi Ionisasi
Besarnya energi ionisasi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: muatan inti
efektif, jarak antara elektron dan inti dan, sekatan yang diberikan orbital berenergi
rendah. Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron
dari atom dalam keadaan gas dan terionisasi pada tingkat dasar.
d. Afinitas Elektron
golongan dari atas ke bawah harga afinitas elektron makin kecil sedangkan dalam
satu perioda dari kiri ke kanan, afinitas elektron bertambah.
e.Jari-jari atom
Dari kiri ke kanan dalam satu perioda jari-jari makin kecil sedangkan dalam
satu golongan dari atas ke bawah jari-jari makin bertambah besar. Untuk unsur
logam digunakan definisi jari-jari logam sebagai setengah jarak terpendek antara
dua inti dalam padatan. Untuk non logam digunakan definisi jari-jari kovalen
sebagai panjang ikatan kovalen tunggal antara dua inti atom yang identik.
f.Ke-elektronegatifan
g.Bilangan Oksidasi
Oksidasi adalah proses kehilangan elektron. Atom netral mempunyai
bilangan oksidasi (BO)=0. Contoh: Na, H2, O2, S8 dan lain sebagainya. Sedangkan
ion atom positif atau negatif mempunyai bilangan oksidasi sama muatan ion.
Contoh: Na+, BO = +1, Mg2+ BO = +2, Fe3+ BO = +3, S2 BO = 2, dan lain
sebagainya. Ditinjau bilangan oksidasi unsur unsur dapat dikelompokkan dengan
berbagai cara:
1. Logam yang ionnya mempunyai konfigurasi elektron gas mulia.
Misalnya: ion alkali.
2. Unsur logam yang membentuk ion positif tetapi orbital-orbital belum
terisi penuh, misalnya Fe3+, Mn2+.
3. Unsur-unsur yang bukan logam dapat mempunyai bilangan oksidasi
postif, jika bersenyawa dengan unsur lebih elektronegatif, misalnya P
dalam PCl3, BO(P) = +3.
4. Unsur bukan logam, dengan bilangan oksidasi negatif mempunyai
konfigurasi elektron gas mulia, misalnya S2, O2, Cl.
Interaksi antara zat dan medan magnit ada dua yaitu diamagnetik dan
paramagnetik. sifat diamagnetik tertolak oleh medan magnit (struktur elektron
dimana semua elektron berpasangan) sedangkan sifat paramagnetik tertarik ke
dalam bidang magnit (mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak
berpasangan.
1. PENDAHULUAN
Atom-atom tidak ditemukan dalam keadaan bebas (kecuali pada temperatur
tinggi), melainkan sebagai molekul atau senyawamerupakan petunjuk bahwa secara
energi, molekul atau senyawa itu merupakan keadaan yang lebih stabil daripada
atom-atom dalam keadaan bebas.
Dua atom dapat berantaraksi dan membentuk molekul. Antaraksi ini selalu
disertai dengan pengeluaran energi. Gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam
molekul disebut ikatan. Ikatan ini merupakan ikatan kimia, apabila antaraksi atom itu
menyangkut pengeluaran energi lebih dari 42 kJ per mol atom. Dalam hal ini akan
terbentuk zat baru dengan sifat-sifat yang khas. Pengetahuan tentang ikatan ini
adalah penting sekali dalam hubungannya dengan struktur molekul dan sifat-sifat
lainnya.
Atom-atom dapat saling terikat dengan cara:
Misalnya, atom natrium melepaskan elektron membentuk ion positif. Atom klor
menerima elektron membentuk ion negatif. Kedua ion ini yang muatannya
berlawanan saling tarik menarik secara elektrostatik dalam kisi ion. Ikatan
macam ini disebut ikatan ion. Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik antara dua
ion yang berkawanan muatan yang terbentuk melalui perpindahan elektron.
Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen.
2. IKATAN ION
Ikatan ion timbul sebagai akibat dari gaya tarik menarik antara ion yang bermuatan
positif dan ion yang bermuatan negatif yang dihasilkan karena perpindahan elektron.
Cl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p5) + eCl (1s2 2s2 2p6 3s2 3p6)
Na + Cl Na+ Cl
Contoh di atas menggambarkan pembentukan pasangan ion dalam keadaan gas dari
atom-atom dalam keadaan bebas. Pada proses ini perubahan ini perubahan energi
menyangkut energi ionisasi (pada pembentukan kation), afinitas elektron (pada
pembentukan anion) dan energi antaraksi coulomb antara kedua jenis ion.
a) Hantaran Listrik. Padatan senyawa ion tidak terdapat elektron yang bebas
bergerak dan tidak menghantar listrik karena tidak terdapat partikel bermuatan
yang bergerak. Ion-ion terikat erat pada kisi, sehingga tidak menghantar muatan
melalui kisi.
e) Kelarutan. Pada umumnya senyawa ion melarut dalam pelarut polar dan tidak
melarut dalam pelarut non-polar.
3. IKATAN KOVALEN
1. Pembentukan ikatan
Pada senyawa-senyawa, seperti misalnya H2, HCl, O2, C2H6, HgCl2 dan
sebagainya, tidak terjadi perpindahan elektron dari atom yang satu ke atom yang lain,
sehingga ikatan pada senyawa-senyawa ini jelas bukan ikatan ion. Senyawa-senyawa
ini merupakan pengelompokkan yang stabil dari atom-atom. Pada H2, misalnya,
kurva energi potensial memperhatikan harga minimum pada jarak antar nuklir 75
ppm, hal mana menunjukkan terjadinya suatu ikatan, pemutusan ikatan ini
memerlukan energi 435 kJ/mol
Jumlah ikatan kovalen yang dapat dibentuk oleh suatu atom disebut
kovalensi. Beberapa harga kovalensi untuk unsur-unsur yang umum adalah hidrogen
dan halogen = 1; oksigen dan belerang = 2; nitrogen dan fosfor = 3; karbon dan
silikon = 4.
Energi
r H+H
energi ikatan
D = 435 kj mol-1
H2
75 pm
Angka yang disebut di atas untuk kovalensi sama dengan jumlah elektron yang
diperlukan atom agar menjadi isoelektronik (struktur elektron yang sama) dengan gas
mulia. Di bawah ini terdapat rumus bangun beberapa senyawa di mana digunakan
garis untuk menyatakan ikatan kovalen.