Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Judul : Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien Perilaku Kekerasan


Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
Media : leaflet
Waktu : 30 menit
Tempat : ruang IPCU
Hari/Tanggal : Kamis, 13 Januari 2022

A. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah melakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga
mengerti cara merawat pasien perilaku kekerasan
B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus)
Setelah proses penyuluhan tentang peran merawat pasien perilaku kekerasan
keluarga mampu :
1. Memahami definisi perilaku kekerasan
2. Memahami penyebab perilaku kekerasan
3. Memahami tanda gejala perilaku kekerasan
4. Memahami akibat perilaku kekerasan
5. Memahami peran keluarga dalam merawat pasien perilaku kekerasan
C. Sasaran
Keluarga pasien
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1 3 menit Pembukaan Memperhatikan
2 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan definisi
perilaku kekerasan
2. Menjelasakan penyebab
perilaku kekerasan
3. Menjelaskan tanda gejala
Memperhatikan
perilaku kekerasan
4. Menjelaskan akibat
perilaku kekerasan
5. Menjelaskan peran
keluarga dalam merawat
pasien perilaku kekerasan
3 10 menit Evaluasi : Memperhatikan dan
Tanya Jawab bertanya
4 2 menit Terminasi :
1. Mengucapkan
terimakasih atas
Memperhatikan
perhatiannya
2. Mengucapkan salam
penutup

G. Materi

1. Definisi Perilaku kekerasan


Perilaku kekerasan adalah tindakan kekerasan yang ditunjukan pada
diri sendiri/orang lain secara verbal maupun non verbal dan pada lingkungan.
Hal ini terjadi karena adanya suatu perasaan tertentu yang biasanya disebut
dengan perasaan marah (Siti, 2019). Perilaku kekerasan terhadap diri sendiri
merupakan perilaku seorang individu bisa menunjukan atau
mendemonstrasikan tindakan yang membahayakan dirinya sendiri, baik secara
fisik, emosional, maupun seksual selain itu yang sama juga berlaku untuk
risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain, hanya saja ditujukan kepada
orang lain. Perilaku kekerasan pada diri sendiri dapat berupa bunuh diri atau
melukai diri atau menelantarkan diri dan berupa tindakan agresif yang
ditujukan untuk melukai dan membunuh orang lain (Putri, 2018)
Perilaku kekerasan pada lingkungan merupakan perilaku merusak
lingkungan seperti memecah kaca genting, membanting, melempar semua hal
yang ada di lingkungan. Sehingga bahwa perilaku kekerasan merupakan
respon emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang meningkat
dan dirasakan sebagai ancaman dan ungkapan perasaan terhadap keadaan
yang tidak menyenangkan (kecewa, keinginan tidak tercapai, tidak puas) (Siti,
2019).
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor psikologis
a) Rasa frustasi. Rasa frustasi akan terjadi apabila keinginan
individu untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat.
Keadaan tersebut dapat mendorong individu berprilaku agresif
karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku
kekerasan.
b) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga, atau
lingkungan.
c) Teori psikoanalitik. Teori ini menjelaskan bahwa tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang
rendah. Perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan
pengungkapan secara terbuka terhadap rasa
ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak
kekerasan.
d) Imitation, modeling, and information processing theory
Menurut teori ini perilaku kekerasan bisa berkembang dalam
lingkungan yang mentolelir kekerasan. Adanya contoh, model
dan perilaku yang ditiru dari media atau lingkungan sekitar
memungkinkan individu meniru perilaku tersebut.
e) Learning theory
Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap
lingkungan terdekatnya. Ia mengamati bagaimana respon ayah
saat menerima kekecewaan dan mengamati bagaimana respon
ibu saat marah.
b. Faktor Presipitasi
1) Klien: Kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kehidupan
yang penuh dengan agresif, dan masa lalu yang tidak menyenangkan.
2) Interaksi: Penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien
sendiri maupun eksternal dari lingkungan.
3) Kesulitan kondisi sosial ekonomi
4) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah, dan cenderung
melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
5) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat ananknya dan ketidak
mampuan dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa.
6) Klien mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan
obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat
menghadapi rasa frustasi.
7) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.
3. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala klien dengan perilaku kekerasan yaitu sebagai
berikut:
a. Fisik
Muka merah dan tegang, mata melotot atau pandangan tajam, tangan
mengepal, rahang mengatup, serta postur tubuh kaku.
b. Verbal
Mengancam secara verbal atau fisik, mengumpat dengan kata-kata kotor,
berbicara dengan nada keras, kasar, ketus, suara tinggi, serta membentak
atau berteriak.
c. Perilaku
Melempar atau memukul benda/orang lain, menyerang orang lain, melukai
diri sendiri atau orang lain, merusak lingkungan, jalan mondar mandir,
serta amuk atau agresif.
d. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam,
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan, dan menuntut.
e. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, suka berdebat, meremehkan, dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar
g. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, dan sindiran.
h. Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan sosial.
3. Akibat Perilaku Kekerasan
Akibat dari perilaku kekerasan yaitu adanya kemungkinan mencederai
diri, orang lain dan merusak lingkungan. Keadaan ini membuat seorang
individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik
pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungannya. Kondisi ini biasanya
akibat ketidakmampuan mengendalikan marah secara konstruktif.
4. Peran Keluarga Dalam Merawat Pasien Perilaku Kekerasan
a. Mencegah Terjadinya perilaku kekerasan.
- Jalin komunikasi yang efektif
- Saling beri dukungan
- Saling menghargai pendapat
- Saling memaafkan
b. Mengontrol perilaku kekerasan.
- Menarik nafas dalam
- Pukul bantal
- Komunikasi bvaik
- Tekun sembahyang
- Damping minum obat

Daftar Pustaka
Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:
Refika Aditama
Dermawan, Deden & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka
Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publising
Putri. K . K. (2018). Penerapan indakan Asertif Pada Pasien Dengan Resiko
Perilaku Kekerasan Di Bangsal Maintenance RSJ Grahasia Yogyakarta.
Yogyakarta 2018.
Siti. M. (2019). Asuhan Keperaatan Jiwa Pada Klien Resiko Perilaku Kekerasan
Terintergrasi Dengan Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Sempaja
Samarinda. Samarinda 2019.

Anda mungkin juga menyukai