Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT TEKNOLOI PENDIDIKAN KEPERAWATAN

DAN
KESEHATAN BALI
Jln. Tukad Balian No. 180,
Denpasar-Bali
Tanggal Terbit Ditetapkan
28-04-2013 Rektor ITEKES Bali Dosen Akademik
SOP PEMBERIAN
INJEKSI INTRA Tanggal Revisi
MUSKULAR 04-06-2021
IGD Pt Darma Suyasa, Ns. Gst. Kade Adi Widyas
S.Kp., M.Ng., Ph.D. Pranata, S.Kep., M.S.
1. PENGERTIAN Memberikan injeksi secara Intra Muskuler (IM) terhadap klien sebagai
bentuk tindakan kolaborasi dengan dokter dengan cara memasukkan obat
ke jaringan otot pada lokasi paha (vastus lateralis), bokong (ventrogluteal
dan dorsogluetal) atau lengan atas (deltoid).

2. TUJUAN/MANFAAT A. Memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan


melalui subcutan.
B. Memberikan reaksi obat yang lebih cepat dari pada per oral, IC,
ataupun SC

3. INDIKASI A. Pasien yang


memungkinkan memberikan obat secara oral
B. Sebagai subsitusi pengganti pemberian obat oral atau beberapa obat
yang dapat dirusak oleh getah lambung atau tidak direarbsorbsi oleh
usus
C. Daerah untuk anastesi

4. PERSIAPAN KERJA FASE PRE INTERAKSI


A. Persiapan Petugas
1. Memahami dan mampu melakukan prosedur injeksi
intramuscular
2. Memeriksa intervensi yang akan dilakukan dengan perencanaan
yang telah disusun
3. Mempersiapkan diri sebelum ke pasien (pengetahuan dan
penampilan)
B. Persiapan Alat
1. Troli/ baki obat
2. APD
3. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan
4. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-
27 G dan panjang 1 inci untuk anak-anak)
5. Bak spuit
6. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya) atau alcohol swab
7. Obat sesuai program terapi
8. Plester
9. Gunting plester
10. Buku catatan obat
11. Bengkok
12. Pinset dan tempatnya
13. Perlak dan pengalas

FASE INTERAKSI
C. Persiapan Pasien
1. Beri salam dan perkenalkan diri
2. Mengidentifikasi identitas pasien (nama, tanggal lahir)
3. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4. Menjelaskan langkah/prosedur yang akan dilakukan
5. Meminta persetujuan tindakan
6. Melakukan kontrak waktu
7. Memeriksa daftar pemberian obat

D. Persiapan Lingkungan
1. Meminta pengunjung/keluarga untuk meninggalkan ruangan
selama tindakan
2. Menjaga privasi pasien dengan memasang sampiran/ tirai atau
menutup pintu dan jendela

5. TAHAPAN KERJA 1. Cuci tangan dan memakai APD


2. Identifikasi pasien dengan prinsip benar (benar obat, dosis, pasien,
cara pemberian dan waktu)
3. Kaji riwayat alergi
4. Siapkan obat
5. Atur posisi klien pada posisi nyaman: meminta klien berbaring lurus,
miring atau pronasi, tergantung area yang dipilih
6. Pilih tempat penusukan dan bebaskan area injeksi dari benda yang
menghalangi dengan membuka pakaian klien pada daerah yang akan
diinjeksi. Lokasi penyuntikan harus bebas dari tanda-tanda infeksi
(seperti bengkak, gatal, merah, atau meradang), aberasi kulit atau
jaringan nekrosis, jaringan parut, serta ada tidaknya serat saraf di
bawah otot. Catat integritas dan ukuran otot, palpasi adanya atrofi
atau kekakuan

7. Tandai area penyuntikan dengan menggunakan tanda anatomic


8. Letakkan perlak dan pengalas di bawah daerah yang akan di injeksi
9. Letakkan bengkok di dekat pasien
10. Desinfeksi permukaan kulit dengan kapas antiseptic mulai dari tengah
area dengan gerakan sirkuler kearah luar sekitar 5 cm
11. Buka penutup jarum dengan menarik langsung dan memegang spuit
antara ibu jari dan telunjuk tangan dominan : memegang seperti panah
telapak tangan ke bawah
12. Posisikan tangan non dominan pada tanda anatomik yang benar. Jika
pasien kurus, tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan non dominan. Jika pasien gemuk, reganggkan kulit
dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan dominan
13. Dengan lobang jarum menghadap ke atas, tusukkan jarum secara
tegak lurus dengan sudut 900 menggunakan tangan dominan. Pegang
ujung bawah spuit barrel dengan tangan non dominan. Pindahkan
tangan dominan pada ujung plunger.

14. Lakukan aspirasi dengan cara tangan non dominan menahan barrel
dan tangan dominan menarik bagian plunger spuit. Obat boleh
disuntikkan bila tidak terdapat darah saat aspirasi. Bila terdapat darah
saat aspirasi, cabut spuit, ganti jarum yang terdapat darah dengan
jarum baru, pilih
lokasi penusukan yang berbeda dan ulangi langkah diatas sampai
tidak terdapat darah saat aspirasi
15. Suntikkan obat secara perlahan-lahan. Dosis yang diberikan
umumnya sedikit
16. Setelah obat masuk seluruhnya, jarum ditarik keluar dengan cepat
dengan sudut yang sama saat penyuntikan. Bekas suntikan kemudian
ditekan dan dimassage menggunakan kapas alcohol dengan tangan
non dominan. Plester daerah suntikan bila perlu
17. Tutup jarum yang telah digunakan dengan prinsip jarum mencari
penutup dan buang spuit yang telah digunakan pada bengkok/ tempat
sampah medis khusus spuit
18. Observasi efek pengobatan baik lokal (seperti kemerahan, bengkak,
dan gatal) maupun sistemik
19. Kembalikan posisi pasien dan berikan posisi nyaman
20. Rapikan lingkungan, alat dan buka sarung tangan
21. Cuci tangan

6. EVALUASI 1. Evaluasi keadaan dan perasaan pasien


2. Sampaikan hasil tindakan secara umum
3. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
4. Dokumentasikan prosedur dan hasil

7. DAFTAR REFRENSI Rebeire, G. Jack,L.Scully,N. Wilson,D. Novieastari,E. Supartini,Y. (2015).


Keperawatan Dasar : Manual Ketrampilan Klinis, 1ed. Singapura:
Elsevier
Potter, A. dan Perry, Anne G..2010. Fundamental Keperawatan Buku 2
edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.
Hilton, P.A (2004). Fundamental Nursing Skills. London and Philadelphia
: Whurr Publishers

Anda mungkin juga menyukai