Laporan KLT - Profesi Manajemen
Laporan KLT - Profesi Manajemen
DESIMINASI AWAL
MANAJEMEN KEPERAWATAN
UPTD PUSKESMAS KECAMATAN SANANWETAN
Disusun Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Segala Puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan desiminasi akhir di UPTD
Puskesmas Kecamatan Sananwetan.
Laporan ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan tugas Praktek Profesi
Manajemen Keperawatan STIKes Patria Husada Blitar di UPTD Puskesmas Kecamatan
Sananwetan. Dalam penyusunan laporan ini kami mendapatkan bimbingan serta motifasi dari
berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1. dr Trianang Setyawan selaku Kepala UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan
2. Ns. Ulfa Husnul Fatah, M.Kep., selaku Dosen Departemen Manajemen STIKes Patria
Husada Blitar.
3. Seluruh perawat UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan yang telah banyak
mendukung dalam pelaksanaan kegiatan peraktek MAKP.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan baik isi maupun
kalimat. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kami mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ners STIKes Patria Husada Blitar pada khususnya dan semua pihak rumah sakit pada
umumnya.
Kelompok Manajemen
ii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Agar dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu
prinsip dasar mutu dan peningkatan kinerja perlu dipahami oleh manajer
puskesmas dan staff, salah satu diantaranya juga penyusunan
standar prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan
5
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi dan mengatasi masalah manajemen keperawatan di UPTD
Puskesmas Kecamatan Sananwetan terutama pada Unit Gawat Darurat (UGD)
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tahap perencanaan puskesmas
2. Menganalisa data sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan dan program
puskesmas
3. Memanfaatkan data kesehatan dan hasil evaluasi kinerja untuk menyusun
rencana kegiatan puskesmas
4. Menyusun Rencana Usulan Puskemas (RUK)
5. Menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
1.3 MANFAAT
a. Bagi Puskesmas
Optimalisasi manajemen Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan
puskesmas sehingga dapat meningkatkan citra Puskesmas
b. Bagi Mahasiswa
Usaha mengoptimalkan manajemen puskesmas diharapkan dapat meningkatkan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor mahasiswa dalam penyusunan pelaksanaan
kegiatan puskesmas
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif
berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi yang
akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas
memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya kesehatan
sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan target kinerja
yang telah ditetapkan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
diwilayah kerjanya dan berfungsi menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat
pertama diwilayah kerjanya. Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, merupakan bagian dari dinas kesehatan kabupaten/kota sebagai
UPTD dinas kesehatan kabupaten/kota. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan
tugas dinas kesehatan kabupaten/kota yang dilimpahkan kepadanya, antara lain
kegiatan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kabupaten/kota dan upaya kesehatan yang secara spesifik dibutuhkan masyarakat
setempat (local specific).
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas harus
melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien. Siklus manajemen
Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian kegiatan rutin berkesinambungan,
yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara
bermutu, yang harus selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan
dikendalikan sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan
dalam satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
Untuk menjamin bahwa siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas
berjalan secara efektif dan efisien, ditetapkan Tim Manajemen Puskesmas yang juga
dapat berfungsi sebagai penanggungjawab manajemen mutu di Puskesmas. Tim
terdiri atas penanggung jawab upaya kesehatan di Puskesmas dan didukung
sepenuhnya oleh jajaran pelaksananya masing-masing. Tim ini bertanggung jawab
terhadap tercapainya target kinerja Puskesmas, melalui pelaksanaan upaya kesehatan
yang bermutu.
Upaya kesehatan bermutu merupakan upaya yang memberikan rasa puas
sebagai pernyataan subjektif pelanggan, dan menghasilkan outcome sebagai bukti
7
objektif dari mutu layanan yang diterima pelanggan. Oleh karena itu Puskesmas
harus menetapkan indikator mutu setiap pelayanan yang dilaksanakannya atau
mengikuti standar mutu pelayanan setiap program/pelayanan yang telah ditetapkan,
yang dikoordinasikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Untuk terselengaranya upaya kesehatan bermutu bagi masyarakat di wilayah
kerjanya, maka Tim Manajemen Puskesmas harus mampu bekerja dengan baik dan
profesional, dibawah koordinasi dan supervisi kepala Puskesmas yang menjalankan
fungsi kepemimpinannya yang baik dan tepat sesuai situasi dan kondisi. Upaya
kesehatan yang diberikan harus selalu memperhatikan kepentingan, kebutuhan dan
harapan masyarakat sebagai konsumen eksternal, kepentingan dan kepuasan dari
seluruh staf Puskesmas sebagai konsumen internal, serta pemerintah daerah
kabupaten/kota sebagai pemilik/owner.
Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara merata dan bermutu
sesuai standar, diwujudkan dengan bukti adanya perbaikan dan peningkatan
pencapaian target indikator kesehatan masyarakat dan perseorangan. Seperti
menurunnya angka-angka kesakitan penyakit yang menjadi prioritas untuk
ditangani, menurunnya angka kematian balita, angka gizi kurang dan atau gizi buruk
balita dan maternal, menurunnya jumlah kematian maternal, teratasinya masalah-
masalah kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya, dan lainnya.
Diperlukan dukungan sumber daya yang memadai baik dalam jenis, jumlah
maupun fungsi dan kompetensinya sesuai standar yang ditetapkan, dan tersedia tepat
waktu pada saat akan digunakan. Dalam kondisi ketersediaan sumber daya yang
terbatas, maka sumber daya yang tersedia dikelola dengan sebaik-baiknya, dapat
tersedia saat akan digunakan sehingga tidak menghambat jalannya pelayanan yang
akan dilaksanakan terutama pada kondisi pasien dengan gawat darurat
Keberhasilan penanggulangan pasien gawat darurat antara lain ditentukan
oleh tersedianya sumber daya yang sesuai dengan standar dan terlaksananya
sistem penanggulangan gawat darurat, karena bilamana keadaan tersebut
memerlukan waktu tanggap (respon time) yang sangat terbatas.
Keadaan gawat darurat medik merupakan suatu peristiwa yang dapat menimpa
seseorang atau kelompok orang dengan tiba-tiba yang dapat membahayakan jiwa
sehingga memerlukan tindakan yang cepat dan tepat agar dapat meminimalkan
angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kami menyusun Laporan Pelayanan Unit
Gawat Darurat di UPTD Puskesmas Kecamatan Sanawetan. Diharapkan dengan
tersusunnya laporan ini dapat meningkatkan pelayanan gawat darurat, baik pra
puskesmas maupun di dalam puskesmas sesuai dengan standar yang ditentukan
8
2.2 PERENCANAAN MANAJEMEN PUSKESMAS
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara tepat
berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan dalam waktu yang tepat,
maka akan dapat mengarahkan upaya kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam
mencapai sasaran dan tujuannya. Dalam upaya mencakup seluas mungkin sasaran
masyarakat yang harus dilayani, serta mengingat ketersediaan sumber daya yang terbatas,
maka pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas
program maupun lintas sektor. Kepala Puskesmas harus mampu membangun kerjasama
dan mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di eksternal dengan mitra
lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat diperlukan, karena faktor penyebab
dan latar belakang masalah kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh
mitra lintas sektor.
Peran pemerintah daerah sangat besar dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan
di masyarakat, oleh karenanya Puskesmas perlu mencari dukungan dari pemerintah daerah
yang dimulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota. Proses
perencanaan Puskesmas harus terintegrasi kedalam sistem perencanaan daerah melalui
forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) yang disusun secara top
down dan bottom-up.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan
pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya disusun pada
tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Perencanaan Puskesmas yang diperlukan terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan
diusulkan melalui kecamatan ke pemerintah daerah kabupaten/kota.
9
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan program kesehatan
nasional lainnya
Keterangan:
Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When,
Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena
10
masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi,
kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).
b. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan dalam mengatasi
masalah, ketidaktersediaan teknologi yang memadai atau adanya
keterkaitan satu masalah dengan masalah lainnya, maka perlu dipilih
masalah prioritas dengan jalan kesepakatan tim. Bila tidak dicapai
kesepakatan dapat ditempuh dengan menggunakan kriteria lain. Dalam
penetapan urutan prioritas masalah dapat mempergunakan berbagai
macam metode seperti metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan
sebagainya.
Metode USG:
Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya
dengan menentukan tingkat urgensi,keseriusan, dan perkembangan isu
dengan menentukan skala nilai 1 – 5 atau 1 – 10. Isu yang memiliki total
skor tertinggi merupakan isu prioritas. Untuk lebih jelasnya, dapat
diuraikan sebagai berikut:
(1) Urgency:
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan
waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu tadi. Urgency
dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah
tersebut diselesaikan.
(2) Seriousness:
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-
masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang
dapat menimbulkan masalah lain adalah lebih serius bila
dibandingkan dengan suatu masalah lain yang berdiri sendiri.
Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, dan
membahayakan sistem atau tidak.
(3) Growth:
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan.
c. Mencari Akar Penyebab Masalah
11
Setelah ditentukan masalah yang menjadi prioritas, selanjutnya dicari akar
penyebab dari masalah tersebut. Penyebab masalah agar dikonfirmasi
dengan data di Puskesmas. Beberapa metode yang dapat dipergunakan
dalam mencari akar penyebab masalah yaitu:
d. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan kesepakatan
di antara anggota tim dengan didahului brainstorming (curah pendapat). Bila
tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan masalah.
Langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut:
12
f. RPK dirinci menjadi RPK bulanan bersama dengan target
pencapaiannya, dan direncanakan kegiatan pengawasan dan pengendaliannya.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan bulanan dibuat sesuai contoh format 6
terlampir.
g. RPK dimungkinkan untuk dirubah/disesuaikan dengan kebutuhan saat
itu apabila dalam hasil analisis pengawasan dan pengendalian kegiatan
bulanan dijumpai kondisi tertentu (bencana alam, konflik, Kejadian Luar
Biasa, perubahan kebijakan mendesak, dll) yang harus dituangkan
kedalam RPK. Perubahan RPK dilakukan dengan pendampingan dinas
kesehatan kab/kota, dan tidak mengubah pagu anggaran yang ada.
h. Untuk semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung dokumen
yang relevan. Dengan tuntunan dokumen yang dibuat, dipastikan bahwa
kegiatan yang dimaksud dapat diselesaikan, sehingga sasaran dan tujuan akan
tercapai. Dokumen tersebut antara lain berupa:
1) Peraturan/Keputusan Kepala Puskesmas;
2) Kerangka Acuan Kegiatan;
3) Standar Operasional Prosedur; dan
4) Dokumen lain yang dibutuhkan.
13
Dalam rangka penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan, Kepala
Puskesmas dapat melakukan pengorganisasian ulang petugas di Puskesmas dalam
rangka penguatan dan pemantapan organisasi.
15
Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota,
Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
19
2.5.4. Pelayanan False Emergency
Pasien tidak akut dan gawat adalah pasien yang mengalami sakit lama, tidak
mengancam nyawa (false emergency). Langkah- langkah dalam memberikan
pelayanan false emergency adalah sebagai berikut :
1). Pelayanan diberikan terlebih dahulu kepada pasien yang mengalami penyakit
akut dan gawat “True Emergency” bukan berdasarkan urutan kedatangan pasien.
2). Kasus-kasus yang tidak tergolong akut dan gawat “False Emergency” akan
mendapatkan pelayanan setelah kasus gawat darurat terlayani.
3). Pada jam kerja (08.00-14.00) setiap hari Senin – Sabtu, kasus-kasus false
emergency akan dialihkan ke rawat jallan, atau
4). Dokter rawat jalan dimintakan bantuannya untuk melayani pasien false
emergency di UGD bila Dokter UGD sedang menangani pasien true
emergency.
20
2.5.6. PELAYANAN DOA (Death On Arrival)
DOA (Death on arrival) merupakan kejadian kematian pada
saat pasien sampai di UGD . Pasien yang datang dalam
keadaan DOA langsung disalurkan/ ditempatkan di kamar jenazah.
Syarat pengambilan jenazah :
1. Pengambil jenazah menyerahkan foto copy bukti diri yang
syah kepada petugas.
2. Pengambil jenazah menyerahkan Surat Pengambil
Jenazah kepada petugas.
21
BAB III
22
Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Sananwetan
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar terbagi dalam 7 kelurahan yaitu ;
Kelurahan Sananwetan dengan luas wilayah : 2,127 Km2
Kelurahan Bendogerit dengan luas wilayah : 1,955 Km2
Kelurahan Gedog dengan luas wilayah : 2.650 Km2
Kelurahan Karangtengah dengan luas wilayah : 1.795 Km2
Kelurahan Plosokerep dengan luas wilayah: : 1.248 Km2
Kelurahan Klampok dengan luas wilayah : 1,530 Km2
Kelurahan Rembang dengan luas wilayah: : 0.844 Km2
3.2 VISI
Untuk mendukung pencapaian Visi Misi dan Tujuan Pemerintah Kota Blitar
sesuai RPJMD Pemerintah Kota Blitar 2016-2021, dan tujuan meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat berdasar Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Blitar 2016-
2021, UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan, menetapkan Visi ”Terwujudnya
Masyarakat Sehat dan Mandiri di Wilayah Kecamatan Sananwetan”
3.3 MISI
Untuk dapat mewujudkan Visi tersebut diatas maka Misi dari UPTD
Puskesmas Kecamatan Sananwetan Kota Blitar adalah :
1. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan Dasar yang bermutu.
3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
3.4 MOTTO
Disiplin dalam bekerja Prima dalam pelayanan
23
3.5 TATA NILAI
Tata nilai UPTD Puskesmas Kec. Sananwetan adalah “ SMART”
1. Santun : Kami senantiasa memperlakukan pengguna layanan dengan baik dan
sopan
2. Mudah : Pengguna layanan kesehatan secara cepat dan efisien
3. Adil : Kami memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan adil
tanpa membedakan status sosial
4. Respek : Kami senantiasa menghormati, merespon dengan cepat dan
mengharapkan keterlibatan masyarakat
5. Tepat : Kami dalam memberikan pelayanan kepada masuarakat sesuai dengan
kebutuhan dan prosedur yang berlaku
24
d). Terwujudnya peningkatkan dan pendayagunaan sumberdaya kesehatan. Tercukupinya
sumberdaya kesehatan guna mengatasi masalah-masalah spesifik daerah maupun
komitmen-komitmen yang ada seperti pelayanan kesehatan miskin dan rentan, KLB,
bencana serta masalah kesehatan lainnya. Upaya pemerintah untuk terus memperluas
cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitasnya harus dibarengi
dengan peningkatan dan pendayagunaan sumberdaya yang memadai.
Sasaran
a). Untuk mewujudkan tujuan “Terwujudnya pembangunan daerah yang berwawasan
kesehatan serta pencegahan, penanggulangan penyakit yang berpotensi wabah dan
PD3I”maka ditetapkan sasaran:
b). Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular
1) Pencegahan penyakit yang berpotensi wabah atau KLB
2) Peningkatan jumlah rumah, TTU dan TPM yang memenuhi syarat.
c). Untuk mewujudkan tujuan ”Terwujudnya berperilaku hidup bersih dan sehat serta
kemandirian masyarakat dalam peran serta dalam pembangunan kesehatan”, maka
ditetapkan sasaran:
1) Peningkatan budaya dalam pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dan UKBM
2) Peningkatan kesehatan anak usia sekolah, usia lanjut dan status gizi
masyarakat
3) Peningkatan mutu pelayanan KIA dan kesehatan reproduksi.
d). Untuk mewujudkan tujuan ”Terwujudnya pemberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, dan terjangkau serta berkualitas”, maka ditetapkan sasaran:
1) Ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.
2) Peningkatan sistem pengamanan obat di seluruh sarana kesehatan di Kota
Blitar.
3) Menjamin pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
4) Meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai peserta pada sistem
penjaminan kesehatan.
5) Terselenggaranya pelayanan dasar dan rujukan. Puskesmas dengan
pelayanan poli jiwa, indra dan olahraga.
6) Adanya kesiapsiagaan penanganan bencana bidang kesehatan.
7) Penyediaan dan pengamanan alat kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.
25
8) Terselenggaranya standar pelayanan sarana kesehatan di Puskesmas dan
jaringannya, rumah sakit, apotik dan laboratorium.
e). Untuk mewujudkan tujuan ”Terwujudnya peningkatkan dan pendayagunakan
sumberdaya kesehatan”, maka ditetapkan sasaran:
“Mengembangkan kebijakan dan regulasi bidang kesehatan, sistem informasi
kesehatan dan hukum kesehatan serta pembiayaan kesehatan”
26
BAB IV
PENGKAJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 MAN
1.1.1 Struktur Organisasi
KOORDINATOR IGD
Zainun N, A.Md.Kep
DOKTER JAGA
Dr. Nunik chusniati Susanah
Dr. Dianingrum Anggraeni
Dr. Azhar Anwar
Dr. Trianang Setiawan
1.1.2 Ketenagaan
a. Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. S1 2 22,2 %
Keperawatan
2. DIII 7 77,8 %
Keperawatan
Jumlah 9 100%
27
b. Non keperawatan
No. Kualifikasi Jumlah Prosentase
1 Dokter Umum 4 50%
2 Dokter Gigi 2 25%
3 Driver Ambulan 2 25%
Total 8 100%
28
c. Jadwal Dinas Perawat IGD Puskesmas Sananwetan.
JADWAL DINAS (REVISI)
PERAWAT IGD UPT PUSKESMAS KECAMATAN SANANWETAN
BULAN AGUSTUS 2021
TANGGAL
NO Nama Perawat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 Dita Yanuar M M L L L P P L S/M M P L M P P P M P L L L P P P M M L L P P L
2 Ermi Yulianis L L S S S S M P L L L S S S M M L L L P S S M M L L P P S S M
3 Irene Cosmalinda A. S M M L L S S S S M M L L S S S S M M L L P L S S M M L L L S
4 Wachid Daroni S S M M L L L S/M L S M M L L P S S L M M L L S S S S M M L L P
5 Jefri Arditya P L S S M M L L L S S S M M L L P S S S M M L L L S S S M M L
6 Wahyu Lusiawati P P P M M L L P P P P M P L L L P M P M M L L L P P P M M L L
7 Zainun Nikmah L S L L P M M L L P S P S M M L L S S S S M M L L L S S S M M
8 Aang Ferid Hermawan M L L P S P S M M L L L P P S M M L L P P S S M M L L L P S S
9 Trio Widigdo L P P P P P P L P P L P P P L P L P P P P L P P P P P P L P P
dr. TRIANANG SETYAWAN IKE MAGDALENA, S. Kep. ZAINUN NIKMAH Amd. Kep
NIP.1983 0111 201001 1 011 NIP. 1984 0218 200901 2 006 NIP. 1980 0407 200604 2 026
Data diatas merupakan jadwal dinas petugas IGD yang dibagi menjadi 3 shif, dimana rata-rata jumlah jam kerja petugas dalam 1 bulan adalah
168 jam
29
1.1.3 Kualitas Tenaga
Berdasarkan hasil data yang didapat di IGD Puskesmas Sananwetan didapatkan kualifikasi tenaga keperawatan sebagai berikut:
No NAMA/GOL/TMT NIP TGL JENIS JABATAN PENDIDIKAN STATUS MASA PENGALAMAN KERJA DIKLAT YG
LAHIR TENAGA KERJA URAIAN TAHUN DIIKUTI
1 Wahyu Lusiawati 19880714 14/07/1988 Perawat Ka Ruangan S1 Kep PNS
S.Kep.Ns 201001 2 003
2 Zainun Nikmah 19800407 02/09/1983 Perawat Staf D III Kep PNS
A.Md.Kep 200604 2 026
3 Trio Widigdo, 19860529 29/05/1986 Perawat Staf S1 Kep PNS
S.Kep.Ns 201001 1 003
30
4.1.5 Jumlah Kunjungan Pasien dan Diagnosis Penyakit Terbanyak
Jumlah Kunjungan Pasien
Jumlah kunjungan pasien UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan Kota
Blitar dibedakan menjadi Kunjungan Umum (untuk pasien dari luar Kota Blitar),
Kunjungan BPJS, Kunjungan SPM, Kunjungan Gratis (untuk pasien warga Kota
Blitar) dan Kunjungan Permintaan Surat Keterangan Sehat
KUNJUNGAN
No Bulan Jamkesmas/J TOTAL
Umum BPJS SPM
amkesda
1. Januari 2.506 2.394 26 17 4.943
2. Pebruari 2.409 2.287 20 6 4.722
3. Maret 2.292 2.280 15 37 4.624
4. April 2.108 2.088 22 86 4.304
5. Mei 2.156 2.358 12 21 4.547
6. Juni 1.633 1.774 11 24 3.442
7. Juli 2.154 2.500 15 9 4.678
8. Agustus 1.849 2.540 14 4 4.407
9. September 2.041 2.688 8 5 4.742
10. Oktober 2.183 2.900 7 4 5.094
11. Nopember 1.958 2.723 8 8 4.697
12. Desember 1.802 2.681 8 8 4.499
Total 25.091 29.213 166 229 54.699
Keterangan : satu tahun = 52 minggu
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien di UPTD Puskesmas
Kecamatan Sananwetan Kota Blitar pada tahun 2019 sebanyak 54.699 orang, atau
dalam satu minggu jumlah kunjungan sebanyak 1.051 orang yang berarti rata-rata
kunjungan sehari sebanyak 175 orang.
Tahun 2019
No Jenis Penyakit
L P Total
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penyakit terbanyak dari pasien yang
berkunjung ke UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan Kota Blitar tahun 2019
adalah Common cold yaitu sebanyak 3002 penderita.
32
4.2 METODE
4.2.1 Alur pelayanan pasien
Semua pasien yang datang di igd dilakukan Triage/ pemilahan kegawatan oleh petugas triage:
perawat / dokter jaga. Pasien datang petugas melakukan survey primer (Primary survey) yaitu
dengan melihat tanda-tanda vital berdasarkan prioritas A-B-C (Airway- Breathing_circulation).
Survey primer paling lama 2 menit:
a. Melakukan Primary survey
Tindakan untuk mencari keadaan yang mengancam nyawa adalah:
1. Airway dengan kontrol servical
a. Penilaian :
• Mengenal keadaan airway dengan: inspeksi, auscultasi,dan palpasi
• Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi
b. Pengelolaan airway
• Lakukan chin lift dan atau jaw trust dengan kontrol servikal
• Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning
• Pasang gudel.
c. Fiksasi leher
33
d. Menganggap kemungkinan adanya fraktur servical pada semua pasien dengan Multi
trauma terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan diatas klavicula.
2. Breathing dan Ventilasi oksigen
a. Penilaian :
• Buka leher dan dada penderita dengan tetap memperhatikan kontrol servical
• Hitung dan perhatikan dalamnya pernapasan
• Inspeksi dan palpas leher dan thoraks untuk mengenali kemungkinan terdapat deviasi
trakhea, ekspansi thoraks simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-tanda
cidera lainya.
• Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
• Auskultasi thoraks bilateral.
b. Pengelolaan,
• Pemberian oksigen konsentrasi tinggi dengan pemakaian NRBM 10-12 ltr/mnt
• Ventilasi dengan bag valve mask
• Menghilangkan tension pneumothoraks
• Menutup open pneumothoraks
• Memasang Saturasi oksigen.
c. Evaluasi
3. Circulation dengan kontrol perdarahan
a. Penilaian.
• Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
• Mengetahui sumber perdarahan yang internal
• Periksa nadi pasien: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsusparadoksus. Tidak di
ketemukanya pulsasi dari arteri besar yang merupakan tanda untuk memerlukan resusitasi
massif segera.
• Periksa warna kulit, kenali tanda tanda sianosis.
• Periksa tekanan darah.
b. Pengelolaan
• Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
• Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta konsultasi pada ahli
bedah
• Pasang iv canule 2 jalur ukuran besar sekaligus untuk mengambil sampel darah untuk
pemeriksan laboratorium dan Analisa gas darah
• Beri cairan kristaloid dengan tetesan cepat
34
• Cegah hypothermia
4. Disability ( Penilaian Status Neurologis )
a. Tentukan tingkat kesadaran memakai skor GCS
Eye: 4. buka mata spontan
3 Buka mata dengan panggilan
2 Buka mata dengan rangsangan nyeri
1 Tidak ada respon
Verbal: 5 Orientasi baik
4 Berbicara bingung
3 Berbicara tidak jelas
2 Hanya merintih
1 Tidak ada respon
Motorik: 6 Bergerak mengikuti perintah
5 Bergerak terhadap nyeri
4 Leks inormal( menarik anggota yg dirangsang)
3 Fleksi abnormal
2 Extensi abnormal
1 Tidak ada respon
b. Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak, refleks cahaya dan awasi tanda tanda
lateralisasic.
c. Evaluasi dan Re evaluasi airway, oksigenasi, ventilasi dan circulation.
Exposure
a. Buka pakaian pasien untuk melihat dengan jelas apakah ada cedera yang lain.
b. Cegah hipothermia : beri selimut hangat dan tempatkan pada ruangan yang
hangat
b. Petugas memberikan label atau tanda sesuai klasifikasi tingkat kegawatan dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Merah : Pasien harus di periksa dan di tangani sesegera mungkin untuk dilakukan
diagnosis dan terapi fungsi vital dilanjutkan dengan persiapan dan terapi definitif.
2. kuning : Pasien perlu dievaluasi secara menyeluruh dan ditangani oleh dokter
untuk dilakukan stabilisasi dan diagnosis serta terapi definitive
3. Hijau :Pasien tidak memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera, dapat menunggu
sesuai antrian sambil tetap dilakukan observasi longgar
4. Hitam :Pasien datang sudah dalam keadaan meninggal (DOA : Dead On Arrival)
35
c. Setelah dilakukan primary survey dan ditentukan kategori kegawatannya pasien
kemudian di beri tanda dengan memasang label triase berupa striker pada lengan kanan
pasien.
d. Pasien dengan kategori label hijau diarahkan untuk menunggu untuk mendapatkan
giliran pelayanan sesuai antrian.
e. Pasien dengan kategori Label Merah dan Label Kuning dibawa ke Ruang Pemeriksaan
atau Ruang Tindakan lebih dulu untuk mendapatkan pelayanan selanjutnya sesuai dengan
kondisi (Label)
f. Pasien Label Merah dan Puskesmas tidak memiliki sumberdaya yang cukup, maka pasien
dirujuk setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien (Ikuti SPO Rujukan)
g. Pasien Label Hitam ikuti SPO Penangan Pasien Meninggal di IGD.
h. Setelah semua di lakukan tindakan petugas mengarahkan keluarga atau pengantar pasien
untuk melakukan pendaftaran (ikuti SPO pelayanan rekam medik)
i. Pelayanan Triage selesai
Untuk pelayanan pasien yang bisa di tangani di IGD selanjutnya akan di beri resep obat
yang bisa di ambil di bagian farmasi jika pasien datang di jam kerja. Jika pasien datang di
luar jam kerja akan di beri pengobatan dari depo obat yang ada di IGD yang di beri oleh
perawat jaga saat itu. Untuk biaya administrasi selama mendapat perawatan di IGD di
selesaikan oleh perawat jaga. Dan setelah itu pasien sudah bisa pulang.
4.2.2 Standart pelayanan unit IGD
Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan proses penyampaian pelayanan
NO KOMPONEN URAIAN
1 Persyaratan Pelayanan Kondisi pasien darurat
2 Sistem, Mekanisme dan Prosedur 1. Pasien datang
2. Keluarga pasien atau penanggung jawab
mendaftarkan pasien
3. Petugas melakukan anamnesis
4. Petugas melakukan pemeriksaan dan
tindakan medis yang sesuai
5. Apabila diperlukan, petugas merujuk
pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih tinggi
3 Jangka Waktu Penyelesaian Sesuai Kasus
4 Biaya/Tarif 1. Pasien Umum : Sesuai dengan Peraturan
36
Daerah Kota Blitar Nomor 7 Tahun
2017 tentang Retribusi Jasa Umum
2. Pasien JKN : Sesuai dengan Permenkes
No 64 Tahun 2016
5 Produk Pelayanan Penanganan Kegawatdaruratan
6 Penanganan Pengaduan, Sarana dan 1. Telepon/Wa : 082337990788
Masukan 2. Website : http://ulpim.blitarkota.go.id
3. Secara tertulis : kotak saran
7 Jam Pelayanan 24 jam
Komponen standar pelayanan yang terkait dengan proses pengelolaan pelayanan di internal
organisasi
NO KOMPONEN URAIAN
1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas
3. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
2 Sarana, Prasarana dan/atau fasilitas 1. Ruang IGD
2. Komputer dan jaringannya
3. Telepon
4. Peralatan medis pendukung
5. Ambulans untuk rujukan pasien
3 Kompetensi Pelaksana 1. Dokter Umum yang memiliki Surat
Ijin Praktek
2. DIII/S1 Keperawatan yang memiliki
Surat Tanda Register Perawat dan
Surat Ijin Praktik Perawat
4 Pengawasan Internal 1. Supervisi oleh atasan langsung
37
2. Dilakukan sistem pengendalian mutu
internal oleh auditor internal
puskesmas
5 Jumlah Pelaksana 1. Dokter Umum : 1 orang on call per
shift
2. Perawat : minimal 2 orang per shift
jaga
6 Jaminan Pelayanan Pelayanan yang diberikan secara cepat,
aman, dan dapat dipertanggungjawabkan
(sesuai dengan standar pelayanan)
7 Jaminan Keamanan dan Keselamatan 1. Informasi tentang rekam medis pasien
Pelayanan dijamin kerahasiaanya
2. Peralatan medis yang digunakan
sesuai standar sterilitas masing-
masing alat
3. Obat digunakan dijamin masa berlaku
penggunaannya (tidak kadaluarsa)
38
Triage %
Suatu mekanisme transfer informasi tentang pasien, tanggung jawab utama dan kewenangan
dari petugas jaga sebelumnya ke petugas jaga selanjutnya yang akan melanjutkan perawatan.
Untuk unit IGD mempunyai depo obat sendiri di bawah tanggung jawab farmasi.
Petugas yang mengeluarkan obat dari depo obat IGD adalah perawat / petugas jaga saat
itu. Dengan menulis resep yang akan di laporkan setiap bulan ke penanggung jawab
farmasi. Petugas yang melaporkan resep dan stok obat di depo obat IGD adalah salah
satu perawat IGD.
Data pelaporan obat yang terpakai di tulis di buku rekam medis dan simpustronik.
Untuk stok obat sisa akan di hitung juga oleh penanggung jawab obat. Pelaporan di
serahkan ke farmasi setiap akhir bulan. Dan setiap permintaan stok obat untuk bulan
selanjutnya selalu di dokumentasikan di buku bon obat.
Untuk logistic di IGD akan di lakukan pengecekan setiap hari, jika ada barang yang
habis atau stok menipis akan melakukan pengajuan permintaan barang ke bagian
logistic. Setiap pengajuan tidak selalu di realisasi di hari itu juga tergantung dari
ketersediaan stok. Untuk permintaan barang di dokumentasikan di buku khusus
permintaan. Dan untuk barang habis pakai tidak pernah ada pelporan jumlah di akhir
bulan.
40
4.3 MATERIAL
4.3.1 Denah lokasi (temenku)
LEMARI ARSIP
SAMPING
PINTU
MEJA
PETUGAS
KAMAR
HEPA FILTER MANDI
PETUGAS
RUANG
STERILISASI
TRIAGE 3
KAMAR
MANDI
TROLI
TRIAGE 2 TROLI
TROLI
TRIAGE 1
PINTU MASUK
41
4.3.2 Peralatan di unit IGD
a) Pinset Anatomi
pinset adalah alat medis yang terbuat dari besi anti karat atau plastik sekali pakai.
Pinset mempunyai banyak bentuk, tapi secara umum terbagi menjadi dua bentuk
utama yaitu:
1. Pinset yang terdiri dari dua bilah yang salah satu ujungnya saling menempel
dan ujung lainnya dapat bergerak bebas satu sama lain. Cara kerjanya
hampir mirip dengan sumpit makan.
2. Pinset yang berbentuk seperti gunting, tetapi tidak ada mata pisaunya, pipih
saja. Pinset seperti ini biasanya mempunyai alat pengunci di bagian
gagangnya, hal ini dibutuhkan saat perlu menjepit benda atau jaringan
dalam waktu yang lama.
Alat pengunci tersebut berbentuk dua besi yang saling terkait. Kekuatan
penguncian biasanya ada tiga, kuat, sedang, dan lemah. Untuk membuka kunci
cukup menekan gagang saling mendekat kemudian menggeser ke samping
berlawanan satu sama lain, lalu melepaskan kedua gagang tersebut.
Fungsi utama pinset adalah untuk menjepit, baik benda kecil atau jaringan. Dalam
hal ini, pinset menggantikan fungsi jari manusia misalnya karena benda sangat
kecil untuk dipegang. Selain itu pada operasi pinset digunakan untuk mengurangi
paparan mikroba pada luka operasi sehingga kemungkinan infeksi dapat
dikurangi.
Fungsi pinset lainnya adalah untuk menjepit kasa, menjepit jaringan lunak
sewaktu melakukan jahitan atau membuka jahitan luka, membantu menyingkap
kulit sehingga lapangan pandang operasi menjadi lebih luas, serta untuk memberi
tanda sebelum sayatan operasi dimulai.
b) Gunting jaringan
Gunting sendiri memiliki dua sistem pemakaian. Ada yang digunakan untuk
mencukur dan juga memotong atau membedah. Sebagai contoh untuk gunting
dengan fungsi mencukur adalah teknik yang digunakan yaitu dengan
menentangkan ibu jari dan jari-jari lain agar menghasilkan tekanan yang lebih
halus. Sedangkan untuk melakukan teknik pemotongan atau irisan atau
membedah, antara ibu jari dengan jari-jari yang tersisa menyokong instrumen agar
bisa menghasilkan pemotongan yang baik dan tidak salah pemotongan tersebut.
Gunting yang digunakan untuk alat operasi memiliki peran dan fungsi yang
berbeda antara satu dengan yang lain dan menyesuaikan dengan keperluan dari
operasi tersebut. Jenis gunting alat operasi yang pertama adalah gunting lurus atau
gunting bedah.
Nama lain dari gunting bedah adalah gunting jaringan. Ada dua macam bentuk
dari gunting jaringan. Bentuk pertama adalah memiliki ujung yang tumpul dan
yang kedua adalah ujungnya berbentuk bengkok. Fungsi dari gunting jaringan
dengan ujung yang tumpul adalah untuk membentuk bidang jaringan tubuh
dengan tekstur yang lembut dan yang bisa di potong secara tajam.
42
Kemudian gunting jaringan dengan ujungnya yang bengkok dibuat dengan bahan
dasar logam datar dengan kecermatan yang tinggi. Beberapa kasus operasi yang
dilakukan dengan menggunakan gunting ini adalah kasus lipoma maupun kista.
Pemotongan untuk kasus tersebut biasanya sampai garis batas lesi. Pemotongan
yang melebihi garis batas lebih beresiko menyebabkan kerusakan.
c) Cucing
Cucing / Iodine Cup adalah wadah untuk meletakkan sementara cairan antiseptik
iodine (obat merah) selama proses tindakan operasi, heacting (penjahitan luka),
dll. Kassa dan kapas dicelupkan ke dalam wadah tersebut lalu dioleskan sesuai
dengan kebutuhan medis pasien.Wadah ini kadang digunakan untuk menampung
cairan lain seperti alkohol untuk sterilisasi alat dan bahan heacting seperti jarum
atau benang operasi selama proses heacting. Terbuat dari bahan stainless stell
yang ringan, awet dan mudah dibersihkan.
d) Nierbeken
Nierbeken, Waskom Bengkok, Nierbeken Besar , Nierbeken Adalah, Nierbeken
dan Fungsinya, Nierbeken Plastik, Nierbekenonsteking, Nierbeken Onsteking,
Harga Nierbeken, Harga Nierbeken, Gambar Nierbeken, Manfaat Nierbeken, Arti
Nierbeken
Nierbeken adalah Wadah instrumen dan disposible operasi minor yang biasa
digunakan oleh dokter,bidan dan perawat pada saat melakukan tindakan kepada
pasien.
Fungsi Nierbeken adalah sebagai wadah atau penampung muntahan pasien. Alat
ini juga digunakan untuk membuang kapas bekas pakai, nanah.
e) Tromol kasa
Alat yang digunakan untuk tempat kasa, baik yang steril maupun tidak, sebagian
besar di gunakan untuk menyimpan kassa steril dan kadang juga di bawa di saat
melakukan tindakan , jikalau membutuhkan kassa denga jumlah banyak
f) THT SET
THT SET adalah peralatan standard yang digunakan oleh Dokter Spesialis THT,
untuk memeriksa bagian tubuh yaitu telinga, hidung dan tenggorokan.
g) Korentang
Korentang adalah suatu alat/instrumen untuk keperluan medis yang biasa
digunakan oleh dokter ataupun paramedis lainnya. Korentang berupa gunting
tumpul dengan ujung bergerigi.
43
Fungsi korentang adalah untuk memegang atau mengambil alat dan bahan medis
steril supaya tetap terjaga dalam kondisi steril, jika diambil dengan tangan
kemungkinan menjadi tidak steril. Suatu benda yang steril, dipandang dari sudut
mikrobiologi, artinya bebas mikroorganisme hidup yang tidak diinginkan. Suatu
benda atau subtansi hanya dapat steril atau tidak steril tidak akan mungkin setengah
steril atau hampir steril
Tanggal Kondisi
Nama Nama Alat Terakhir Alat
NO Ruangan Kesehatan Merk Type/ Model Nomor Seri Kalibrasi Kesehatan
Regal clock
1 IGD Tensimeter ABN aneroid 00040000 27/11/2020 Baik
Rusak
2 IGD NIBP Omron HBP-1100 01021006LF 26/10/2020 Ringan
44
4.4 MONEY
4.4.1 Tarif tindakan IGD
45
NO TINDAKAN SARANA JASPEL JUMLAH
46
45 Gliserin Spuit 15,000 15,000 30,000
47
4.5 MUTU
4.5.1. Persyaratan Pelayanan
1. Penerimaan rawat jalan/UGD.
Penerimaan dari rawat jalan/UGD adalah penerimaan jasa pelayanan rawat jalan
kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa tinggal dirawat inap yang dinyatakan dalam bentuk karcis harian sesuai
layanan yang dituju.
Prosedur :
48
h. Apabila menurut dokter yang memeriksanya penderita masih perlu
dikonsultasikan kepada dokter lain yang tidak dapat dilakukan di puskesmas,
maka kepada pasien diberi surat pengantar ke dokter pada fasilitas kesehatan
lanjutan dengan dibuatkan surat rujukan
2. Penerimaan obat-obatan (farmasi)
Penerimaan jasa pelayanan kesehatan dari obat-obatan/farmasi merupakan
penerimaan dari penjualan dan atau pemakaian barang farmasi / alat kesehatan pakai
habis dari pelayanan rawat inap maupun rawat jalan untuk pasien umum serta peserta
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Prosedur:
3. Penerimaan Laboratorium
Penerimaan jasa pelayanan kesehatan dari laboratorium merupakan penerimaan
pembayaran/tarif atas pelayanan pemeriksaan penunjang diagnostik yang meliputi
pemeriksaan laboratorium kepada pasien dari dalam Puskesmas (pasien rawat
jalan/IGD dan rawat inap) dan dari luar atas permintaan sendiri untuk melengkapi
penegakan diagnosis atau terapi.
Prosedur :
a. Untuk pasien dari dalam Puskesmas (pasien rawat jalan/ IGD dan rawat inap)
mendapat surat pengantar dari dokter yang memeriksanya dan langsung menuju
laboratorium.
b. Pasien menuju ruang laboratorium dengan membawa surat pengantar dan
kemudian mendapatkan pelayanan.
Setelah melakukan tindakan pelayanan, petugas laboratorium membuat rincian
tindakan (pasien umum non kepesertaan BPJS) untuk diserahkan ke petugas laborat
dan menghitung biaya yang harus dibayar pasien
49
4.5.2. Tinjauan Manajemen
WAKTU
NILAI PENAN
HASIL REKAP VARIABEL KESENJANGAN/ TINDAKAN PENYE HASIL KETER
NO TARGET CAPA ANALISIS GGUNG
TIM EVALUASI KETIDAKSESUAIAN PERBAIKAN LESAIA VERIFIKASI ANGAN
IAN JAWAB
N
1 HASIL RTM LOKET Waktu tunggu 100% 99.67 Petugas loket sedikit, pasien
SEBELUMNYA pendaftaran rekam % banyak Penambahan petugas dr. Sudah dilakukan
YANG SUDAH medis lebih dari 10 3 bulan
loket menjadi 2 orang Nunik C perbaikan
DI TINDAK menit
LANJUTI
2 HASIL RTM FARMASI Waktu pengerjaan 100% 85.15 Petugas farmasi yang sedikit dan Pengajuan penambahan
dr. Sudah dilakukan
SEBELUMNYA resep puyer 15 menit % jumlah pasien yang banyak tenaga kesehatan 3 bulan
Nunik C perbaikan
YANG BELUM
OPTIMAL Koordinasi dengan unit dr. Sudah dilakukan
3 bulan
PERBAIKAN terkait Nunik C perbaikan
3 INDIKATOR UKP Waktu pengerjaan 100% 85.15 Petugas farmasi yang sedikit dan Pengajuan penambahan
dr. Sudah dilakukan
MUTU YANG resep puyer 15 menit % jumlah pasien yang banyak tenaga kesehatan 3 bulan
Nunik C perbaikan
BELUM
SESUAI Koordinasi dengan unit dr. Sudah dilakukan
3 bulan
TARGET terkait Nunik C perbaikan
4 HASIL AUDIT FARMASI Waktu pengerjaan 100% 85.15 Pasien sering menanyakan kapan Memberikan informasi Belum dilakukan
INTERNA resep puyer 15 menit % obat selesai tertulis kepada pasien dr.
3 bulan
(YANG tentang proses Nunik C
BELUM pengerjaan obat
OPTIMAL Petugas kurang, pasien banyak Mengusulkan
dr.
PERBAIKAN) penambahan tenaga 3 bulan Sudah dilakukan
Nunik C
farmasi
5 KPP UNIT Pasien gangguan jiwa 0 kejadian 1 Kurang pendampingan untuk Penyusunan/revisi SOP Aang 3 bulan Belum dilakukan
jatuh dari bed kejadi petugas/perawat saat melakukan pengkajian resiko pasien Ferid
an injeksi jatuh
50
Kesalahan penulisan 0 kejadian 1 Petugas kurang cermat dan tidak Sosialisasi 6 sasaran Aang 3 bulan Belum dilakukan
identitas kejadi kukan ricek keselamatan di minlok Ferid
an
Lantai akses jalan 0 kejadian 1 Tidak ada persiapa/pengecekan Memperbaiki atap bocor Rudi 3 bulan Belum dilakukan
pasien licin karena kejadi sarana saat musim hujan Purnom
atap jebol saat hujan an o
Keset terbuka dan 0 kejadian 1 Hanya ditempel /lem Pemberian paku besi Rudi 3 bulan Belum dilakukan
licin risiko pasien jatuh kejadi yang lebih awet Purnom
saat lewat an daripada lem o
Benar identifikasi 100% 99% Kurangnya ketelitian petugas Audit KPP Aang 3 bulan Belum dilakukan
pasien menulis dokumentasi identitas dan Ferid
mengecek kembali
Petugas tidak menanyakan Berkoordinasi dengan Aang 3 bulan Belum dilakukan
identitas terlebih dahulu sebelum tiap kepala unit dan Ferid
tindakan petugas untuk
membiasakan
melakukan identifikasi
dengan tepat sebelum
melakukan pelayananan
kesehatan
Benar obat 100% 99% Terjadinya Human Error sehingga Menempelkan stiker “7 Aang 3 bulan Belum dilakukan
obat double Benar” didekat lemari Ferid
obat/rak injeksi
Mengatur jarak Aang 3 bulan Belum dilakukan
peletakan/ memisahkan Ferid
obat kategori High Alert
Hand hygiene 100% 96% Belum bisa berurutan mencuci Sosialisasi cuci tangan Aang 3 bulan Belum dilakukan
tangan dengan benar dengan benar Ferid
Penempelan stiker 6 Aang 3 bulan Belum dilakukan
langkah cuci tangan Ferid
ditiap wastafel
Penyediaan sabun Aang 3 bulan Sudah
tangan dan hand scrub Ferid dilakukan
di tiap unit dan kamar
perawatan pasien
Penempelan stiker 5 Aang 3 bulan Belum dilakukan
moment cuci tangan Ferid
Pasien jatuh 100% 98% Banyak pagar pengaman bed Perbaikan/pembaharuan Rudi 3 bulan Belum dilakukan
rusak, tidak bisa ditegakkan bed yang layak Purnom
keamanannya o
Tidak adanya form skala jatuh Membuat form risiko Aang 3 bulan Belum dilakukan
51
khusus anak dan lansia jatuh pada anak Ferid
“Humpty Dumpty”,
dewasa “Skala Risiko
Jatuh Morse” dan lansia
“Skala Geriantric”
Tidak pernah memasang Pembuatan Aang 3 bulan Belum dilakukan
gelang/gantungan risiko jatuh gelang/gantungan risiko Ferid
jatuh
6 MANAJEMEN UNIT Pengaturan kabel Belum tertata kabel yang sesuai Penataan kabel PC dan Rudi 3 bulan Belum dilakukan
RISIKO DAN computer yang tidak standart LAN Purnom
K3 standar di unit poli o
PKPR, poli TB, Penataan kabel listrik Rudi 3 bulan Belum dilakukan
halaman depan, IGD, Purnom
farmasi, poli umum, o
poli gizi, loket dan Perbaikan saklar listrik Rudi 3 bulan Belum dilakukan
ruang vaksin Purnom
o
Penataan instalasi kabel Rudi 3 bulan Belum dilakukan
listrik Purnom
o
Saklar lampu Kerusakan saklar Perbaikan saklar listrik Rudi 3 bulan Belum dilakukan
rusak/konslet di IGD Purnom
o
Atap berjamur dan Lembab dan rembasan air Perbaikan atap Rudi 3 bulan Belum dilakukan
tembok berjamur di Purnom
IGD dan dapur o
Dinding di cat ulang Rudi 3 bulan Belum dilakukan
Purnom
o
Karet pijakan hilang Karet terlupas dan belum Mengganti pijakan yang Rudi 3 bulan Belum dilakukan
rawan terpeleset di dilaporkan baru Purnom
KIA/KB o
Jumlah APAR di Tidak mencungkupi untuk pustu Diajukan ke RUK tahun Zainun 3 bulan Belum dilakukan
UPTD Puskesmas dan puskesmas 2021 Nikmah
Kec. Sananwetan ada
2
Belum memiliki Tim Belum terbentuk tim code blue Pembentukan tim Code Zainun 3 bulan Belum dilakukan
Code Blue Blue Nikmah
Pustu belum memiliki Belum ada pengajuan di tahun Diajukan ke RUK tahun Zainun 3 bulan Belum dilakukan
spillkit sebelumnya 2021 Nikmah
Tidak ada kartu Rawan terjadi pencurian dan Pengadaan kartu Wahyu 3 bulan Belum dilakukan
52
penunggu pasien penculikan bayi penunggu rawat inap Lusiawat
(untuk keluarga i
pasien) di RI-PONED
Belum ada pelaporan Belum ada form pelaporan K3 Penyusunan form Zainun 3 bulan Belum dilakukan
keselamatan dan pelaporan K3 Nikmah
kesehatan kerja di
UPTD Puskesmas
Kec. Sananwetan
untuk karyawan
7 PPI UNIT Ketepatan cuci tangan 100% 93% Belum berurutan tahap cuci Audit PPI tiap bulan Novia 3 bulan Belum dilakukan
6 langkah tangan tetap rutin dilakukan Christin
Sosialisasi cuci tangan Novia 3 bulan Belum dilakukan
di apel pagi minlok Christin
Pengadaan tempat tisu Novia 3 bulan Belum dilakukan
di beberapa unit yang Christin
belum ada
Membuat video cuci Novia 3 bulan Belum dilakukan
tangan untuk sosialisasi Christin
Kebersihan ruangan 100% 96,5% Kabel tidak rapi Koordinasi pihak Novia 3 bulan Belum dilakukan
(5R) manajemen untuk Christin
penataan/perapian kabel
di tiap ruangan
Dokumen tidak ditata rapi Koordinasi coordinator Novia 3 bulan Belum dilakukan
unit Christin
Langit-langit ruangan wastafel Koordinasi dengan Novia 3 bulan Belum dilakukan
kurang bersih manajemen CS Christin
membersihkan wastafel,
langit-langit ruangan
secara rutin
Audit PPI tiap bulan Novia 3 bulan Belum dilakukan
Christin
Kepatuhan petugas 100% 93% Kacamata (googles) kurang Mengusulkan Novia 3 bulan Belum dilakukan
terhadap prosedur dibeberapa unit (PONED, IGD) pengadaan APD yang Christin
penggunaan APD masih kurang
Diajukan ke RUK tahun Novia 3 bulan Belum dilakukan
2021 Christin
Spillkit di pustu belum ada Audit PPI setiap bulan Novia 3 bulan Belum dilakukan
Christin
Pengadaan spillkit di Novia 3 bulan Belum dilakukan
pustu Christin
Diajukan ke RUK tahun Novia 3 bulan Belum dilakukan
53
2021 Christin
Ketepatan 5 moment 100% 70% Belum memahami 5 moment cuci Audit PPI rutin setiap Novia 3 bulan Belum dilakukan
cuci tangan tangan bulan Christin
Sosialisasi 5 moment Novia 3 bulan Belum dilakukan
cuci tangan di apel pagi, Christin
minlok
Ketepatan 100% 97,5% Ada spuit yang dibuang recapping Audit PPI rutin tiap bulan Novia 3 bulan Belum dilakukan
pembuangan limbah Christin
benda tajam Sosialisasi PPI di minlok Novia 3 bulan Belum dilakukan
Christin
Menertibkan laporan Novia 3 bulan Belum dilakukan
pembuangan limbah Christin
benda tajam perbulan
Sterilisasi pusat bisa 100% 80% Masih berjalan di poli KIA, poli Mulai bulan Februari Novia 3 bulan Belum dilakukan
terlaksana gigi, VCT 2020 untuk IGD dan Christin
PONED sterilisasi
terpusat
Belum ada tempat Kurang fasilitas tempat sampah di Diajukan ke sarana dan Rudi 3 bulan Belum dilakukan
sampah medis di ruangan prasarana Purnom
Pustu Plosokerep o
Belum ada wastafel di Petugas kesulitan cuci tangan Diajukan ke RUK tahun Novia 3 bulan Belum dilak
Pustu Klampok harus ke kamar mandi 2021 Christin ukan
Belum ada tempat tisu Petugas selama ini memakai Diajukan ke RUK tahun Rudi 3 bulan Belum dilakukan
di Rawat Jalan, handuk kecil 2021 Purnom
PONED dan Pustu o
Belum ada exhauncer Rawan terjadi penularan infeksi Diajukan ke RUK tahun Novia 3 bulan Belum dilakukan
di IGD, PONED 2021 Christin
8 PKPKM UNIT Antrian lama di Unit Jumlah pasien yang banyak Penerapan mesin Arik 3 bulan Belum dilakukan
Loket antrian
Petugas dalam Petugas menggunakan bahasa Koordinasi dengan unit Dita 3 bulan Sudah dilakukan
menjelaskan kurang medis terkait Yanuar perbaikan
jelas kadang terkesan
mbulet tidak pada
intinya
Petugas kurang Jumlah pasien yang banyak Peningkatan kualitas Ike 3 bulan Sudah dilakukan
ramah alias judes pelayanan, sosialisasi di Magdale perbaikan
apel pagi penerapan 5S na
Ada penutupan Adanya kegiatan yang melibatkan Pengaturan ulang jam Ike 3 bulan Sudah dilakukan
beberapa poli petugas bersamaan dengan jam buka poli Magdale perbaikan
sehingga pasien buka poli Koordinasi manajemen na
menumpuk di satu poli pengaturan petugas
54
Toilet kurang bersih Petugas CS tidak memantau Meningkatkan Ike 3 bulan Sudah dilakukan
dan belum disediakan kamar mandi disiang hari Kebersihan toilet Magdale perbaikan
sabun cuci tangan na
Koordinasi dengan Ike 3 bulan Sudah dilakukan
manajemen terkait Magdale perbaikan
jadwal kebersihan na
Kamar mandi
Tidak ada pantauan petugas Pemberian stiker Ike 3 bulan Sudah dilakukan
Air kamar mandi tidak
anjuran mematikan Magdale perbaikan
dimatikan sampai
keran air na
siang
55
4.5.3 Media Informasi
Belum tersedia media informasi (promkes) untuk pasien maupun petugas
seperti lealflet, poster dan rol up banner di area uit IGD Puskesmas
Sananwetan .
4.6 MARKETING
Berdasarkan dari analisa di UPTD Puskesmas Sananwetan, didapatkan hasil bahwa
para pasien maupun keluarga yang berobat ke UPTD Puskesmas Sananwetan adalah pasien
yang mempunyai BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) dan pasien umum. Hal
tersebut dikarenakan UPTD Puskesmas Sananwetan merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat I
(FasKes Tk. I) di wilayah Kecamatan Sananwetan. Selain itu pasien yang berdomisili di luar
Kecamatan Sananwetan juga berobat ke UPTD Puskesmas Sananwetan.
56
-57-
57
-58-
58