Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL

MANAJEMEN KEPERAWATAN
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI IGD UPT PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR

OLEH :

1. Dita Yanuar Ekapuspitasari 1912050


2. Aang Ferid Hermawan 1912051
3. Ichlasul Amal Shohib 1912052

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


STIKes PATRIA HUSADA BLITAR
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas adalah


Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab atas kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas
kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan
mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan
kabupaten/kota.
Unit Gawat Darurat (IGD) merupakan unit pelayanan Puskesmas yang
memberikan pelayanan pertama pada pasien dengan ancaman kematian dan
kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi disiplin (Depkes RI,
2005). Dengan alasan ini, Depkes RI menjadikan IGD sebagai salah satu fokus
pengamatan terlaksana atau tidaknya penggunaaan APD (Alat Pelindung Diri),
karena perawat memiliki risiko tertular penyakit yang jauh lebih besar dibanding
perawat-perawat dibagian lain karena mereka merawat pasien sakit berat yang
diagnosis penyakitnya masih belum ditegakkan. Kadang- kadang penyakit tersebut
menular dan dapat membawa akibat yang mengancam jiwa. Sedangkan APD
merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau
kecelakaan kerja (Under Teknosehat, 2008).
Tenaga kesehatan terutama perawat berisiko tinggi terinfeksi kuman ataupun
tertular berbagai macam penyakit, perawat merupakan tenaga kesehatan di garis
terdepan yang 24 jam berinteraksi dengan pasien dalam memberikan asuhan
keperawatan (Elvia, 2013). Salah satu dampak dari tidak menggunakan APD
diantaranya adalah terkena Infeksi Nosokomial (Putra, 2012).
Perawat berisiko terpajan penularan penyakit infeksi seperti HIV, Hepaptitis B dan
Hepatitis C, yang berasal dari sumber infeksi yang di ketahui atau tidak di ketahui
seperti benda terkontaminasi, jarum suntik bekas pakai dan benda tajam lainnya.
Secara global, lebih dari 35 juta petugas kesehatan menghadapi risiko perkutan akibat
terkena benda tajam yang terkontaminasi (Sahara, 2012). Perawat yang bekerja di
fasilitas kesehatan sangat berisiko terpapar infeksi yang secara potensial
membahayakan jiwanya, karena perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien akan kontak langsung dengan cairan tubuh atau darah pasien dan dapat
menjadi tempat dimana agen infeksius dapat hidup dan berkembang biak yang
kemudian menularkan infeksi dari pasien satu ke pasien yang lainnya. Tingginya
prevalensi penyakit seperti HIV/AIDS, Hepatitis tipe B dan TB Paru serta penyakit
menular lainnya berarti meningkat pula risiko tenaga kesehatan yang dapat tertular
penyakit penyakit infeksi, khususnya bila kewaspadaan terhadap darah dan cairan
tubuh tidak dilaksanakan terhadap semua pasien (Ismail, 2012). Penggunaan APD
merupakan salah satu bagian dari usaha perawat menyediakan lingkungan yang bebas
dari infeksi sekaligus sebagai upaya perlindungan diri dan pasien terhadap penularan
penyakit (Putra, 2012). Seorang perawat diharapkan mempunyai motivasi untuk
berperilaku mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Penyusunan prosedur tetap atau
standart operasional prosedur yang mengatur tentang APD di rumah sakit, 4 akan
mengurangi risiko seorang perawat tertular oleh penyakit sehingga keselamatan kerja
perawat akan lebih terjamin dan pemberian asuhan keperawatan akan lebih bermutu
karena dilakukan sesuai standart operasional yang ada selain itu juga dapat
memberikan sanksi tegas bagi perawat yang tidak patuh terhadap kebijakan yang
ditetapkan.
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum

Mengidentifikasi dan mengatasi masalah kedisiplinan dalam pemakaian APD di


UPTD Puskesmas Kecamatan Sananwetan terutama pada Unit Gawat Darurat (IGD)
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Petugas IGD lebih disiplin dalam menggunakan APD
2. Program pengendalian infeksi bisa terlaksana
1.3 MANFAAT
a. Bagi IGD Puskesmas
Meminimalkan resiko penyebaran infeksi di Puskesmas pada umumnya dan
IGD pada khususnya
b. Bagi Mahasiswa
Dapat membantu mengoptimalkan standart prosedur operasional program
pengendalian infeksi di IGD Puskesmas Sananwetan
BAB 2
KONSEP DASAR

2.1 Pengertian

Alat Pelindung Diri ( APD ) adalah Alat yang digunakan sebagai teknik pencegahan
mikroorganisme patogen dari seseorang ke orang lain yang disebut “carrier”. Barrier yang
umum digunakan masker, kacamata pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup kepala,
pelindung kaki (Kepmenkes RI Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015).
2.2 Tujuan

Sebagai acuan petugas untuk melakukan prosedur menggunakan alat pelindung diri sehingga
dapat melindungi tenaga kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan transmisi material infeksius

2.3 Tahapan Penggunaan APD


1. Petugas menyiapkan alat/APD
 Pelindung kaki
 Apron/gaun
 Topi/pelindung kepala
 Masker
 Kacamata
 Sarungtangan
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas memakai pelindung kaki
 Kriteria pelindung kaki yang digunakan adalah sepatu karet atau plastik yang
menutupi seluruh ujung dan telapak kaki bisa di gunakan sepatu boot dari bahan
kulit
 Sepatu harus selalu bersih
 Tidak dianjurkan memakai sandal, sepatu terbuka dan telanjang kaki
4. Petugas memakai Gaun/Apron
 Kriteria gaun/apron yang digunakan adalah apron/gaun dapat menutupi badan
sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian pergelangan tangan dan
selubungkan kebelakang punggung
5. Petugas mengikat tali apron di bagian belakang leher dan pinggang
6. Petugas memakai penutup kepala dengan kriteria :
 Pelindung kepala sesuai ukuran sehingga menutup semua rambut
7. Petugas memakai masker
8. Petugas mempererat tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
9. Petugas mengepaskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
10. Petugas mengepaskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat
dengan baik
11. Petugas memeriksa ulang pemasangan masker
12. Petugas memakai kacamata pelindung
13. Petugas memakai sarung tangan sesuai dengan ukuran tangan
 Jika petugas akan memakai sarung tangan steril maka petugas harus
mempertahankan prinsip – prinsip steril, menghindarkan sarung tangan
terkontaminasi obyek tidak steril
 Petugas menggunakan jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan
sarung tangan bagian atas dan masukkan tangan non dominan dengan posisi
telentang, masukkan jari secara pelan – pelan.
 Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri petugas menggunakan empat jari
tangan dominan untuk memasukkan kedalam lipatan sarung tangan (bagian luar)
secara perlahan – lahan
2.4 Pelepasan APD

Langkah - langkah melepaskan APD adalah sebagai berikut:


1. Lepaskan sepasang sarung tangan
2. Lakukan kebersihan tangan
3. Lepaskan apron
4. Lepaskan perisai wajah (goggle)
5. Lepaskan gaun bagian luar
6. Lepaskan penutup kepala
7. Lepaskan masker
8. Lepaskan pelindung kaki
9. Lakukan kebersihan tangan
1) Melepas sarung tangan

Gambar . Melepaskan Sarung Tangan

2) Melepas Goggle atau Perisai Wajah

Gambar. Melepaskan Goggle atau Perisai Wajah


3) Melepas Gaun Pelindung

Gambar Melepas Gaun Pelindung

4) Melepas Masker

Gambar. Melepas Masker


2.5 Alur pemakaian APD

Petugas menyiapkan
APD

Petugas mencuci tangan

Petugas memakai pelindung kaki

Petugas memakai APRON/GAUN

Petugas memakai topi/pelindung


kepala

Petugas memakai masker

Petugas memakai pelindung


mata/kacamata

Petugas memakai sarung


tangan
1.7 Mekanisme penggunaan APD
TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA
Pemasangan 1. Petugas menyiapkan Ruang IGD 10 menit Koordinator
APD alat/APD IGD/ Ketua
2. Petugas mencuci tangan Mutu
3. Petugas memakai pelindung Perawat
kaki
4. Petugas memakai
Gaun/Apron
5. Petugas mengikat tali apron
di bagian belakang leher dan
pinggang
6. Petugas memakai penutup
kepala dengan kriteria :
7. Petugas memakai masker
8. Petugas mempererat tali atau
karet elastis pada bagian
tengah kepala dan leher
9. Petugas mengepaskan klip
hidung dari logam fleksibel
pada batang hidung
10. Petugas mengepaskan dengan
erat pada wajah dan di bawah
dagu sehingga melekat
dengan baik
11. Petugas memeriksa ulang
pemasangan masker
12. Petugas memakai kacamata
pelindung
13. Petugas memakai sarung
tangan sesuai dengan ukuran
tangan
Pelepasan 1. Lepaskan sepasang sarung Ruang IGD 10 menit Koordinator
APD tangan IGD/ Ketua
2. Lakukan kebersihan tangan Mutu
3. Lepaskan apron Perawat
4. Lepaskan perisai wajah
(kacamata goggle/faceshield)
5. Lepaskan gaun bagian luar
6. Lepaskan penutup kepala
7. Lepaskan masker
8. Lepaskan pelindung kaki
9. Lakukan kebersihan tangan

1.8 Evaluasi
Evaluasi struktur
1. Tersedia sarana dan prasarana yang menunjang antara lain tempat memakai dan
melepas APD
2. Petugas memeriksa ketersediaan APD

Evaluasi proses
1. Petugas menyiapkan kelengkapan APD
2. Petugas memakai dan melepas APD dengan urut dan benar

Evaluasi hasil
1. Petugas disiplin dalam penggunaan APD sesuai kebutuhan (level I, II, III)
2. Standart Prosedur Operasional (SPO) penggunaan APD
2.9 Pelaksanaan Kegiatan
Hari/ Tanggal : Rabu, 15 September 2021
Pukul : 08.00 - sampai selesai
Pelaksana : Koordinator IGD, Ketua mutu dan perawat pelaksana
Topik : Pemakian APD
Tempat : Ruang IGD UPTD Puskesmas Sanawetan
Sasaran : Perawat pelaksana

2.10 Pengorganisasian
Koordinator IGD : ZainunNikmah, Amd Kep
Ketua Mutu : Wahyu Lusiawati, S.Kep Ns
Perawat pelaksana : Trio Widigdo, S.Kep Ns

2.11 Metode
1. Penjelasan
2. Diskusi / Tanya jawab
3. Observasi

2.12 Media
1. Menyiapkan APD
2. Menyiapkan cheklist kepatuhan penggunaan APD
3. Menyiapkan cheklist pemakaian APD
4. Menyiapkan cheklist pelapasan APD
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama

Anda mungkin juga menyukai