Disusun Oleh :
Nim: 2011011324
Dosen Pembimbing :
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, dan tak lupa pula kami mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi
Muhammad SAW yang telah membawakan kami suatu ajaran yang benar yaitu agama
Islam, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Adapun makalah ini ditulis dari hasil penyusunan yang diperoleh dari berbagai
sumber yang berkaitan dengan media pembelajaran serta infomasi dari media internet ,
buku, dan jurnal yang berhubungan dengan tema.
Penulis berharap, makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, dapat
menambah wawasan mengenai perkembangan ilmu dalam kehidupan modern. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan
filsafat dan juga sebaliknya,perkembangan ilmu dapat memperkuat keberadaan
filsafat. Filsafat telah berhasil merubah pola pikir bangsa Yunani dan umat
manusia dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Awalnya bangsa
Yunani dan bangsa lain di dunia beranggapan bahwa semua kejadian di alam ini
dipengaruhi para dewa. Karena itu para dewa harus dihormati dan sekaligus
ditakuti kemudian disembah. Dengan filsafat pola pikir yang selalu tergantung
pada dewa diubah menjadi pola pikir yang bergantung pada rasio. Kejadian alam
seperti gerhana tidak lagi dianggap sebagai kegiatan dewa yang tertidur, tetapi
merupakan kejadian alam yang disebabkan oleh matahari, bulan, dan bumi pada
garis yang sejajar, sehingga bayang-bayang bulan menimpa sebagian permukaan
bumi.
Pembahasan filsafat ilmu sangat penting karena akan mendorong manusia untuk
lebih kreatif dan inovatif. Filsafat ilmu memberikan spirit bagi perkembangan
dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai-nilai moral yang terkandung pada setiap
ilmu baik pada tataran ontologis, epistemologis maupun aksiologi.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui Pengertian dan Tujuan Filsafat Ilmu
2. Untuk mengetahui Cara kerja filsafat ilmu
3. Untuk mengetahui Kebenaran Ilmiah sebagai Masalah Filsafat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ungkapan-ungkapan dalam sebuah tema dengan konsep yang dalam bahasa
arabnya misalnya kalimat ‘wa qala min ba’di al hukama….” dan juga sejajar
dengan kata al-hakim yang mengandung arti bijaksana.
Perkataan filsafat dalam bahasa Inggris digunakan istilah philosophy
yang juga berarti filsafat yang lazim diterjemahkan sebagai cinta kearifan.
Unsur pembentuk kata ini adalah kata philos dan sophos. Philos
maknanya gemar atau cinta dan sophos artinya bijaksana atau arif (wise).
Menurut pengertiannya yang semula dari zaman Yunani Kuno itu filsafat berarti
cinta kearifan. Namun, cakupan pengertian sophia ternyata luas sekali,sophia
tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan meliputi pula kebenaran pertama,
pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian
pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam memutuskan soal-soal praktis yang
bertumpu pangkal pada konsep-konsep aktivitas –aktivitas awal yang disebut
pseudoilmiah dalam kajian ilmu.
Secara lughowi (bahasa) filsafat berarti cinta kebijaksanaan dan
kebenaran. Maksud sebenarnya adalah pengetahuan tentang ada dari kenyataan-
kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat manusia
dalam segala aspek perilakunya seperti: logika, etika, estetika dan teori
pengetahuan. Maka problem pengertian filsafat dalam hakekatnya memang
merupakan problem falsafi yang kaya dengan banyak konsep dan
pengertian.berkenaan dengan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tidak hanya
dipahami atas dasar kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan serta atas dasar
pandangan-pandangan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, melainkan
perlu dipahami atas dasar pembahasan yang rasional (kritis, logis, dan
sistematis), obyektif, menyeluruh dan mendalam. Filsafat Ilmu Pengetahuan
tidak membahas ilmu pengetahuan atas perkiraan-perkiraan yang ada pada
subyek, melainkan langsung mengarah pada ilmu pengetahuan itu sendiri
sebagai obyeknya. Filsafat Ilmu Pengetahuan tidak membatasi pembahasannya
hanya pada beberapa unsur serta hanya dari satu segi saja, melainkan berusaha
untuk membahasnya secara menyeluruh, sehingga diperoleh pemahaman yang
utuh. Dan Filsafat Ilmu Pengetahuan tidak hanya membahas hal-hal yang secara
4
aksidental nampak di permukaan, melainkan perlu membahas secara radikal
(mendalam) untuk dapat memperoleh unsur-unsur hakiki yang menjadi ciri khas
dari ilmu pengetahuan.
5
C. Cara Kerja Filsafat Ilmu
6
D. Kebenaran Ilmiah Sebagai Masalah Filsafat
Dari pengertian ilmiah di atas terlihat jelas bahwa kebenaran ilmiah itu dapat
diaktualisasikan atau dimanifestasikan dalam pengetahuan ilmiah. Atau dengan
kata lain, suatu pengetahuan disebut ilmiah justeru karena di dalam pengetahuan
tersebut terdapat suatu kebenaran yang bersifat ilmiah. Pengetahuan ilmiah bertitik
tolak dari kekaguman terhadap pengalaman biasa atau harian, misalnya saja air jika
dipanaskan akan mendidih. Kekaguman terhadap pengalaman, kebenaran,
pengetahuan biasa (common sense), menimbulkan berbagai ketidakpuasan dan
bahkan keraguan terhadap kebenaran harian tersebut. Ketidakpuasan dan keraguan
tersebut akan melahirkan keingintahuan yang mendalam yang diwujudkan dalam
berbagai pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya diikuti dengan
dilakukannya sejumlah penyelidikan. Serangkaian proses ilmiah tersebut
melahirkan kebenaran ilmiah yang dinyatakan dalam pengetahuan atau sain (lihat
Hardono Hadi, 1994: 13- 27).
Kebenaran ilmiah yang diwujudkan dalam ilmu pengetahuan atau sain dapat
disebut sebagai ilmu jika memenuhi berbagai syarat. Syaratsyarat tersebut adalah
objektivitas, metodologis, universal, dan sistematis (Bandingkan Poedjawijatna,
1967; 14). Lebih lanjut Beerling (1986; 6-7) menegaskan bahwa kemandirian ilmu
pengetahuan ilmiah sesungguhnya berkaitan dengan tiga norma ilmiah. Pertama
pengetahuan ilmiah merupakan pengetahuan yang memiliki dasar pembenaran.
Kedua pengetahuan ilmiah bersifat sistematis. Ketiga pengetahuan ilmiah bersifat
intersubjektif.
7
Dari berbagai pemahaman mengenai kebenaran ilmiah yang telah diuraikan
di atas, dapat dibuat suatu kerangka pemahaman bahwa kebenaran ilmiah adalah
sebagai kebenaran yang memenuhi syarat atau kaidah ilmiah atau kebenaran yang
memenuhi syarat atau kaidah ilmu pengetahuan. Sedemikian rupa sehingga
kebenaran ilmiah tidak dapat dipisahkan dari ilmu atau pengetahuan ilmiah atau
sains sebagai a higher level of knowlwdge justeru karena ilmu atau pengetahuan
ilmiah merupakan aktualisasi dari kebenaran ilmiah.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
10