Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2442-5419 Vol. 3, No.

2 (2014) 1-9

EFEKTIVITAS BAHAN AJAR BANGUN RUANG SISI DATAR


MENGGUNAKAN 5E INSTRUCTIONAL MODEL
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

Swaditya Rizki1, Syutaridho2


1,2
FKIP Universitas Muhammadiyah Metro
E-mail: swaditya.rizki@gmail.com 1)
syutaridho@ymail.com 2)

Abstract

The aims of this study were to know the effectiveness of teaching materials solids
with flat side which was developed using the 5E instructional model against the
activities and learning outcomes in eighth grade students in Junior High School
State 2 Batanghari. In this study using the methodology of development research
with formative type according to Tessmer (1993), namely the development of
teaching materials of solids with flat side. Research procedure using 4 stages
namely self evaluation, expert review and one-to-one, small group, and field tests.
The results showed that the teaching material included in the category of valid and
good for use. Then the average of class activity from the observation obtained a
score of 10.3, it’s means that the category scores included into the active category,
and then the average of learning outcomes was 71.38 where the scores included into
the good category .

Keywords: Research and Development, Formative Research, 5E Instructional Model

PENDAHULUAN pembelajaran; 3) Learning to be, dan 4)


Learning to live together yang
Perkembangan dunia mengarah pada pembentukan karakter
pendidikan di era sekarang ini menuntut siswa. Kemudian pandangan lain yang
perbaikan kualitas pendidikan secara berkembang saat ini bahwasanya ada
menyeluruh yang terlihat pada proses perubahan paradigma yaitu paradigma
pembelajaran yang mengacu pada pengajaran ke paradigma pembelajaran
empat pilar pendidikan yaitu 1) yang memacu untuk mampu
Learning to know yang mempunyai menciptakan inovasi dalam
makna bahwasanya belajar harus pembelajaran.
bermakna; 2) Learning to do yaitu “Keadaan riil di lapangan yang
berkaitan dengan kebermaknaan dari tidak terlepas dari kondisi bahwasanya

Aksioma |1
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

siswa akan belajar secara efektif jika secara utuh, memerlukan penyelidikan,
mereka benar-benar tertarik terhadap membutuhkan bimbingan untuk
pelajarannya‟ (Sobel dan Maletsky, memahami dan memunculkan ide-ide
2004:30). Ada satu anggapan dari masalah matematik, dan juga hal-
bahwasanya kebermaknaan dalam hal lain yang berkaitan dengan
proses pembelajaran menjadi sesuatu pemecahan masalah, jika melihat
yang harus dihadirkan. Menghasilkan keseluruhan kegiatan di atas maka, 5E
produk bahan ajar untuk menjawab instructional model menjadi alternatif
tantangan tersebut menjadi suatu yang sesuai dan dapat dijadikan pilihan
pilihan dikarenakan dengan dalam pembelajaran materi bangun
mengembangkan bahan ajar tentu akan ruang sisi datar.
mengarahkan siswa untuk Bahan ajar yang akan
mengembangkan pemahamannya, dikembangkan menggunakan “payung”
menciptakan masyarakat belajar dan 5E instructional model yang
mengajak siswa untuk memahami didalamnya ada 1) Engage; 2)
aplikasi dari kegiatan belajarnya, hal Exploration; 3) Explanation; 4)
lain yang menjadi alasan yaitu akan Elaboration; 5) Evaluation (Bybee,
adanya kesesuaian dengan aplikasi yang R.W., et. al. 2006). 5E merupakan
lebih familiar pada kondisi siswa. model pembelajaran yang kegiatannya
Sebuah fakta bahwa sebagian buku teks memfokuskan siswa pada engage
yang beredar dalam lingkungan sekolah (mengikutsertakan), eksplorasi,
adalah buku ajar yang dominan memuat menjelaskan, elaborasi, dan evaluasi
informasi tentang suatu definisi, alur dalam pembelajaran. Model
proses terbentuknya suatu kosep dan pembelajaran ini menganut paradigma
soal-soal yang abstrak. Sehingga pembelajaran, siswa tidak sebagai
menjadi wajar jika siswa menghafal penerima pasif dan tentu dengan model
rumus karena bahan ajar tersebut dapat ini, siswa dipacu untuk melakukan
“dibaca”, situasi ini akan berbeda jika proses pembelajaran dan informasi atau
buku teks tersebut dikemas menjadi pengetahuan yang didapat oleh siswa
bahan ajar yang didesain agar siswa sebagian besar merupakan usaha siswa
menemukan sendiri rumusnya, sehingga itu sendiri. Keunggulan lain dari 5E
ini akan mempunyai kebermaknaan Instructional Model dimana point
bagi siswa. Keterlibatan, eksplorasi, penjelasan,
Materi bangun ruang sisi datar elaborasi, dan evaluasi bukan
dominan memuat pengayaan dalam merupakan tahapan melainkan sesuatu
memahami konsep sehingga dalam yang saling terikat dan bersifat
mempelajari materi bangun ruang sisi interaktif, sebagai contoh dalam point
datar memerlukan keterlibatan siswa
2 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

keterlibatan memungkinkan adanya SMP Negeri 2 Batang Hari Lampung


kegiatan eksplorasi dan penjelasan. Timur. Dalam penelitian ini
Bybee, R.W., et. al (2006:2) menggunakan metode penelitian
menjelaskan bahwa 5E Instructional pengembangan atau development
Model meliputi: research tipe formative research, yaitu
1. Engage (mengikutsertakan) pengembangan bahan ajar pokok
Pada point ini adanya sebuah bahasan bangun ruang sisi datar.
keikutsertaan siswa untuk Berikut ini langkah-langkah
menangkap sebuah permasalahan, pengembangan bahan ajar:
mengarahkan siswa untuk berfikir
High
yang arahnya pada pengkonstruksian Resistance Field Test
pemahaman siswa. to Revision User Acceptance,
Implementability
2. Eksplorasi Organizational Acceptance
Wilayah eksplorasi yaitu adanya
dorongan untuk menggali informasi, Revise
melakukan penyelidikan terhadap Small Group
Effectiveness, Appeal
suatu masalah yang disajikan. Implementability
3. Explain (menjelaskan)
Yaitu berkaitan dengan memberikan Revise
penekanan, dan juga pandangan Expert Review One-to-One
Content, Design, Clarity, Appeal
terhadap suatu masalah dari ide-ide Technical Obvious errors
siswa itu sendiri Quality
4. Elaborasi Revise
Point ini menekankan pada Low
Self-
pemecahan masalah dan juga Resistance
Evaluation
to Revision
menerapkannya ke situasi dunia Obvious errors
nyata
5. Evaluasi
Berkaitan dengan perkembangan Gambar 1. Alur desain formative research
pemahaman siswa sebagai (Tessmer, 1993:35)
pertimbangan tindaklanjutnya.
Prosedur penelitian ini dibagi dalam 4
tahapan, meliputi :
METODE PENELITIAN
1. Self Evaluation
Penelitian dilakukan pada semester a. Analisis
genap tahun ajaran 2013/2014. Subjek Tahap ini merupakan tahap
penelitian adalah siswa kelas VIII.1 dimana dilakukan analisis terhadap
karakteristik siswa dengan tujuan

Aksioma |3
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

untuk menentukan kelas penelitian, menelaah conten, konstruks dan


dan sebagai acuan dan bahasa dari masing-masing
pertimbangan dalam membuat prototipe. Saran-saran
bahan ajar yang cocok sesuai panelis/validator digunakan untuk
dengan karakteristik siswa kelas merevisi bahan ajar.
penelitian.
b. One-to-one
b. Desain Pada tahap one-to-one,
Tahap desain yang memanfaatkan dua orang sebagai
dimaksud adalah mendesain bahan testee dan diminta untuk
ajar pada pokok bahasan bangun mengamati, mengkomentari bahan
ruang sisi datar. Mendesain bahan ajar yang didesain. Hasil komentar
ajar didasarkan atas pemikiran dan dari bahan ajar akan dijadikan
disesuikan dengan 5E instructional dasar untuk merevisi bahan ajar
model. yang didesain.
Penelitian ini Hasil uji pakar (expert
menghasilkan prototipe bahan ajar judgement) dan one-to-one
pertama (hasil self evaluation) dan menjadi dasar untuk merevisi
prototipe kedua (revisi dari expert bahan ajar yang didesain (prototipe
review). pertama). Hasil revisi dari uji
pakar (expert judgement) dan one-
2. Expert Review dan One-to-one to-one menghasilkan prototipe
Hasil desain pada prototipe kedua.
pertama yang dikembangkan atas dasar
self evaluation diberikan pada pakar 3. Small Group (kelompok kecil )
(expert review) dan dua orang siswa Hasil prototipe kedua
(one-to-one) untuk mengamati, diujicobakan pada lima orang siswa non
mengkomentari, dan memberikan subjek penelitian. Tahap ini siswa
saran. diminta untuk menyelesaikan dan
mengomentari bahan ajar yang telah
a. Uji Pakar (expert judgement) direvisi berdasarkan masukan dari
Pada tahap uji pakar, expert judgement dan one-to-one
bahan ajar yang telah didesain (prototipe kedua). Hasil dari uji small
akan dicermati, dinilai dan group akan dijadikan dasar untuk
dievaluasi oleh panelis. Panelis merevisi bahan ajar prototipe kedua.
terdiri dari tiga orang dalam Hasil revisi tersebut dinamakan
bidang ilmu pendidikan prototipe ketiga (produk).
matematika. Panelis akan
4 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

4. Field Test ( Uji lapangan ) 2. Hasil Expert review dan One-to-one


Pada pelaksanaan field test, Tahap ini juga dapat dikatakan
prototipe ketiga (produk) diujikan ke sebagai tahap penyempurnaan bahan
subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII ajar, dimana pada tahap ini masukan ide
SMP Negeri 2 Batang Hari. dan wawasan yang membuka peluang
Pelaksanaan field test melihat untuk memahami bahan ajar secara
kepraktisan dan efektivitasnya. lebih luas. Masukan dari validator atau
Kepraktisan yang dimaksud dalam bisa disebut panelis menjadi salah satu
penelitian ini yaitu produk mudah dasar untuk menyempurnakan bahan
digunakan (dimengerti) oleh pengguna ajar. Validasi expert fokus pada konten,
dalam hal ini guru dan siswa. konstruk dan bahasa.
Efektivitas berarti tercapainya tujuan
pembelajaran yang tercermin dalam 3. Small Group
hasil belajar siswa. Pada tahap small group ini
beberapa yang menjadi catatan di
lapangan diantaranya yaitu masih
HASIL DAN PEMBAHASAN banyak siswa dimana dalam
perhitungannya tidak memperhatikan
1. Hasil Self Evaluation satuan yang diminta baik pada soal
Harapan dari tahapan ini adalah maupun pada jawaban. Kemudian
menghasilkan prototipe pertama yang untuk kasus pemahaman siswa
siap untuk proses expert review. Proses mengenai apa pendapat mereka
yang dilakukan untuk menghasilkan mengenai perbedaaan prisma dengan
prototipe pertama tersebut yaitu dengan limas, maka beragam pendapat yang
menelaah kurikulum, menelaah berbeda mulai dari identifikasi bentuk,
karakteristik siswa dan lingkungannya. kemudian melihat definisi dari buku
Itu artinya bahan ajar yang didesain paket. Siswa menganggap sebagian soal
tentu mengacu pada kurikulum namun memiliki penafsiran ganda.
bahan ajar tersebut dikemas dan Berdasarkan catatan diatas maka dapat
disesuaikan dengan karakteristik siswa disajikan permasalahannya dalam tabel
dan lingkungan, ini dilakukan agar dibawah ini.
siswa berkembang dalam hal
menganalis masalah dan menyimpulkan 4. Field Test
sesuatu dengan memanfaatkan Situasi dalam pelaksanaan
informasi yang kompleks dalam bahan pembelajaran siswa dikelas dipengaruhi
ajar yang didesain. oleh faktor-faktor berikut ini yaitu: 1)
pemahaman siswa yang tidak homogen,
2) penampilan konteks dalam bahan

Aksioma |5
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

ajar yang dianggap tidak familiar bagi Hal yang sama dilakukan siswa
siswa dan juga 3) situasi pembelajaran ketika siswa diminta pendapat untuk
yang dikondisikan selayaknya kelas mengungkapkan perbedaan prisma dan
penelitian menyebebkan beberapa siswa limas. Jawaban yang beragampun
merasa diawasi. Namun untuk proses muncul ada siswa yang mencoba
pembelajaran secara utuh dapat mendefinisikan dengan memperhatikan
dikatakan berjalan secara aktif dan bentuk secara keseluruhan, ada siswa
proses pembelajaran mendapatkan yang memodifikasi definisi dari buku
respon yang baik bagi siswa. Keaktifan paket dan ada juga siswa
siswa dan proses berpikir siswa dalam mengidentifikasi dari bentuk alas dan
pembelajaran dideskripsikan dalam tutup bangun tersebut.
jawaban-jawaban siswa. Pendapat siswa
mengenai perbedaaan kubus dan balok
dimana, dari jawaban diatas terlihat DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
siswa mendeskripsikan perbedaan
dilihat dari rumus volume masing- 1. Data Observasi Aktivitas Siswa
masing bangun ruang. Aktivitas siswa yang diamati
Selanjutnya ada juga siswa dalam penelitian ini adalah 1) Visual
yang berusahan menjawab dengan cara activities dengan deskriptor, a).
memodifikasi redaksi yang baku dari Memperhatikan dan memahami pola
buku paket. Ketiga contoh jawaban pembentukan konsep yang tersedia
diatas dianggap baik karena mereka dalam bahan ajar, b). Memperhatikan
berusaha mengidentifikasi suatu penjelasan teman dalam kelompok
masalah dengan mencoba ataupun kelompok lain terkait dengan
menggunakan bahasa mereka sendiri, informasi yang diberikan.. 2) Oral
kemudian juga karena topik ini activities dengan deskriptor, a).
merupakan materi awal yang dihadirkan Menjelaskan kemungkinan solusi atau
dengan maksud untuk memancing jawaban kepada teman dalam kelompok
imajinasi siswa untuk berpendapat ataupun kelompok lain, b).
sesuai apa yang mereka pikirkan. Mendiskusikan alternatif penyelesaian
Masalah ini disajikan di awal juga baik penyelesaian soal maupun
dengan maksud untuk nantinya dapat penyelesaian masalah dalam bahan ajar.
membedakan pemahaman siswa 3) Listening activities dengan
sebelum dan sesudah pembelajaran, deskriptor, a). Mendengarkan dan
apakah nantinya siswa benar-benar mencoba memahami penjelasan yang
paham mengenai perbedaan kubus dan diberikan oleh guru maupun teman
balok. dalam kelompok atau kelompok lain,
b). Mendengarkan dan mencoba

6 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

mengkritisi penjelasan dari teman Menggunakan pengamatan dicatat


kelompok maupun kelompok lain. 4) dalam penjelasan. 6). Mental activities
Writing activities dengan deskriptor, a). dengan deskriptor. a). Menarik
Membuat catatan penting dalam bahan kesimpulan. b). Menyelesaikan soal
ajar, b). Membuat pola atau kerangka dengan strategi tertentu. 7). Emotional
ide dari permasalahan untuk activities dengan deskriptor. a).
menemukan solusi dari permasalahan Menunjukkan sikap gembira dalam
yang ada. 5) Motor activities dengan belajar, b). Bersemangat melakukan
deskriptor, a). Kegiatan memprediksi kegiatan dalam belajar.
atau membuat hipotesis. b).

Tabel 1. Data Aktivitas Siswa pada Setiap Pertemuan


Skor Frekuensi Frekuensi Frekuensi Tingkat
aktivitas siswa pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 aktivitas siswa
11,3 - 14 5 10 15 Sangat aktif
8,5 - 11,2 28 24 19 Aktif
5,7 - 8,4 6 5 5 Cukup aktif
2,9 - 5,6 0 0 0 Tidak aktif
0 - 2,8 0 0 0 Sangat tidak aktif
Jumlah 39 39 39
Rata-rata skor
9,9 10 11
aktivitas siswa

Dari data diatas terlihat bahwa nilai 0 dan nilai maksimum yang
pembelajaran didominasi siswa yang diperoleh siswa adalah nilai 100. Data
aktif, dan secara keseluruhan jika hasil tes siswa dapat dilihat pada tabel
dilihat sebagai aktivitas kelas, maka berikut ini:
aktivitas kelas tergolong pada katagori
aktif yaitu dengan skor 10,3.

2. Data Hasil Tes


Pada akhir pembelajaran siswa
diberikan soal tes untuk melihat efek
potensial terhadap hasil belajar siswa.
Soal tes yang diujikan sebanyak 5 soal.
Nilai yang bisa diperoleh siswa yaitu
interval dari 0 - 100, artinya nilai
minimum yang diperoleh siswa yaitu

Aksioma |7
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

Tabel 2. Data Hasil Tes


Nilai hasil tes Frekuensi Kategori
86-100 12 Sangat baik
71-85 9 Baik
56-70 9 Sedang
41-55 6 Rendah
≤40 3 Sangat rendah
Jumlah 39
Rata-rata nilai hasil tes 71.38 Kategori baik

Dari tabel diatas nilai didominasi kelas VII, untuk itu bahan ajar ini
kategori sangat baik dan jika dilihat dapat dikategorikan praktis.
rata-rata kelas maka nilai hasil tes 2. Rata-rata aktivitas kelas yang
adalah 71,38 maka hasil belajar siswa disimpulkan dari data observasi
masuk dalam kategori baik. didapatkan skor 10,3 itu artinya
berdasarkan kategori maka skor
KESIMPULAN tersebut masuk dalam kategori
kategori aktif, selanjutnya rata-rata
Dari penelitian ini dapat hasil belajar siswa yaitu 71,38
disimpulkan bahwa pengembangan dimana skor tersebut masuk dalam
bahan ajar menggunakan 5E kategori baik.
Instructional model dapat menjadikan
solusi alternatif dalam pembuatan SARAN
bahan ajar yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi pembelajaran Adapun saran dari penelitian ini
khususnya dalam penelitian ini yaitu adalah bahan ajar yang sudah
bangun ruang sisi datar dikarenakan dikembangkan ini agar dapat
sebagai berikut: dilanjutkan untuk membuat bahan ajar
1. Berdasarkan proses dan ujicoba bangun ruang sisi datar yang berbasis
dilapangan dimana telah melalui ICT seperti animasi maupun
rangkaian dalam proses multimedia interaktif.
pengembagan bahan ajar maka
dapat dikatakan bahwa bahan ajar
yang dikembangkan masuk dalam
kategori valid, dan dilihat dari
hasil kerja siswa maka bahan ajar
ini layak digunakan bagi siswa

8 | Aksioma
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro
ISSN 2442-5419 Vol. 3, No. 2 (2014) 1-9

DAFTAR PUSTAKA

Bybee, R.W., et. al. 2006. The BSCS 5E Sobel, Max A. dan Maletsky, Evan M..
Instructional Model: Origins, 2004. Mengajar Matematika,
Effectiveness, and Applications, Jakarta: Erlangga.
(Online),
http://theonlinepd.files.wordp Tessmer, Martin. 1993. Planing and
ress.com/2008/02/executivesu Conducting Formative
mmary5emodel.pdf , di akses Evaluations. London: Kogen
27 Mei 2013. page.

Aksioma |9
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro

Anda mungkin juga menyukai